Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 3 Part 2
Dr. Nam dan Kim Sabu selesai melakukan operasi. Ini tidak seperti perkiraan Dr. Nam, tidak ada antrian pasien jumat ini.
"Bagaimana
si pemula? Menurutmu dia akan berguna?"
Kim Sabu
mengatakan kalau Dong Joo itu sampah. Dr. Nam kecewa karena tampaknya Dong Joo
itu baik.
"Tunggu.
Aku lupa. Aku dengar Kau menyuruh Seo Jung untuk meninggalkan rumah sakit ini.
Kau tidak serius, kan?"
Kim Sabu
serius, ia takkan membiarkan orang seperti Seo Jung bersama pasien.
Kim Sabu kembali ke ruangannya, disana sudah ada direktur Yeo yanga meletakkan satu anggerk lokal di ruangannya.
Kim Sabu
bertanya, apa ada yang ingin direktur katakan. Direktur garuk kepala lalu
pelan-pelan menyinggung mengenai Seo Jung.
"Kau
tidak akan mengusirnya, bukan? Kau tidak serius, kan?"
Direktur Yeo
juga mendengar kabar itu dari Perawat Oh seperti Dr, Nam.
Kim Sabu
hanya menghela nafas.
Suster Oh celingukan di depan ruangan Kim Sabu. Saat Kim Sabu keluar, ia pura-pura sedang mengerjakan sesuatu. Kim Sabu tidak menegur Perawat Oh, sehingga perawat Oh yang menegurnya.
"Anda
mau keluar?"
Kim Sabu
memebenarkan, ia akan keluar untuk menikmati hobinya. Perawat Oh mengingatkan
kalau ini hari jumat. Kim Sabu menjelaskan kalau ia sudah menugaskan Dong Joo
di UGD.
"Tetap
saja, ini hari Jumat. Bukankah sulit baginya untuk kerja sendirian?"
"Terkadang,
tidak buruk untuk mengerjakan banyak tugas. Dia dapat menambah
pengalaman."
Pada
akhirnya, Perawat Oh bertanya mengenai Seo Jung, Kim Sabu tidak serius, kan?
"Ya,
aku serius. Kali ini, Direktur Yeo atau Do Il (Dr. Nam) tidak akan merubah
pikiranku. Jadi, kau juga harus menyerah."
Seo Jung masih di tempatnya tadi, ia meyakinkan dirinya kalau Kim Sabu tidak serius. Kim Sabu takkan mengusirnya. Ia harus memohon pada Kim Sabu lagi.
"Aku
tidak keberatan untuk berlutut."
Seo Jung kembali masuk ke dalam rumah sakit, ia melihat ada wanita yang celingukan di setiap ruangan, lalu ia memutuskan untuk mengikuti wanita itu.
Kim Sabu melihat kesibukan di UGD sebelum pergi. Ia mengamati kecakapan Dong Joo. lalu ia mendapat pesan "VIP telah tiba."
Kepala Jang
melihat Kim Sabu keluar, ia bertanya mau kemana Kim Sabu tapi Kim Sabu tetap
geloyor pergi sementara Kepala Jang sibuk dengan urusan administrasi dengan
para wali pasien.
Wanita tadi sampai di ruang ICU. Ia ternyata adalah wali dari pria pelaku tabrak lari. Perawat Woo lalu mengijinkan wanita itu untuk menjenguk.
Seo Jung
memperhatikan, perawat menyuruh wanita itu untuk mencuci tangan dan memakai
masker tapi ia cuma amemakai masker saja lalu masuk ke ruangan. Maka Seo Jung
pun pergi.
Perawat Woo
meninggalkan wanita itu sendiri di ruangan karena ia harus mengangkat telfon di
luar. Wanita itu lalu membuka maskernya dan menatap tajam si pasien.
Kilas
balik...
Wanita itu kembali dari belanja, di seberang putranya yang baru pulang sekolah memanggilnya, puntanya bersama temannya. Setelah lampu hijau menyala, putranya menyebrang tapi mobil kencang melaju ke arah putranya.
Itu adalah
mobil yang dikendarai oleh pasien itu. Pasien itu tak melihat lampu lalu lintas
karena sibuk dengan ponselnya.
Ia menabrak
dua pelajar itu lalu menabrak sebuah kedai di pinggir jalan. Setelah itu ia
menjalankan mobilnya dengan kasar ke rumah sakit Doldam.
Kilas balik
selesai...
Wanita itu lalu mencekik si pasien karena sudah membunuh anaknya. Perawat Woo menyadari hal itu lalu berlari masuk ke dalam untuk menjauhkan wanita dari si pasien tapi ia kalah kuat.
Selanjutnya
Seo Jung masuk, ia menahan si wanita dan menyuruh perawat Woo untuk memanggil
orang.
Tapi malah Seo Jung yang menjadi sasaran amukan dari wanita itu karena sudah menyelamatkan pembunuh putranya.
Tak lama
kemudian Perawat Park datang dengan satu perawat pria, mereka memegangi wanita
itu, sementara Perawat Woon memegangi Seo Jung.
Seo Jung
mengatakan kalau pasien itu bukan orang yang menabrak putra wanita itu.
Pengendara tabrak lari dipindahkan ke kamar rawat inap tadi.
"Dia
baru dibawa ke rumah sakit karena kecelakaan motor. Anda hampir membunuh orang
yang tidak bersalah."
Lalu Seo
Jung memerintahkan dua perawat itu untuk membawa wanita itu keluar.
Seo Jung ngos-ngosan kepalanya pening. Tapi ia memastikan pada perawat Woo kalau ia baik-baik saja. Tapi kemudian ia jatuh pingsan karena tidak bisa menahan diri.
Dong Joo menatap pintu keluar,
-= Kang Dong Joo..
Kau harus pergi. Kau harus keluar dari pintu itu sekarang. =-
Dong Joo
melepaskan stetoskopnya dan melangkah pasti menuju pintu keluar. Perawat Oh
melihatnya tapi diam saja.
Pasien darurat datang. Usianya 48 tahun, keracunan setelah minum pestisida. Perawat Oh memanggil-manggil Dong Joo.
-= Tidak. Jangan
menengok ke belakang. Segera setelah aku berbalik, hidupku akan hancur. =-
Dong Joo
memantapkan hatinya untuk kembali melangkah tapi Perawat Oh kembali
memanggilnya. Dong Joo menghentikan langkahnya, lalu terdengar suara ibu si pasien
"Tolong
selamatkan anakku. Tolong selamatkan anakku. Dokter, kumohon. Selamatkan
anakku, Dokter. Aku mohon. Selamatkan anakku."
Dong Joo
berbalik menatap nenek itu, ia teringat ayah dan ibunya di rumah sakit dahulu.
Dong Joo mengepalkan tangannya.
-= Sial! =-
Ia kembali,
ia melepas adsinya lalu meraih stetoskop. Perawat Oh lega melihatnya, ia lalu
menjelaskan kondisi pasien.
Dong Joo
mengomando untuk melakukan pertolongan pertama dan menyuruh perawat untuk
memindahkan pasien ke ruang Hybrid.
Dr. Song dan Direktur Do serta satu orang lagi sudah ada di restaurant, mereka sudah mulai minum. Direktur Do bertanya, siapa lagi yang akan datang?
"Dr.
Kang Dong Joo akan datang. Bukan berarti dia kompeten. Tapi kami butuh dokter
seperti dia di Departemen Bedah Umum. Anda tahu apa yang terjadi di bedah umum.
Dokter muda saat ini tidak ingin menjadi dokter bedah. Rumah sakit penuh pasien
tapi kekurangan dokter. Ini bukan untuk Kang Dong Joo. Ini untukku, Direktur
Do."
"Bagaimana
dengan dokter kardiotoraks untuk operasi ketua?"
"Jangan
khawatir. Kami akan kerahkan dokter bedah kardiotoraks terbaik untuk
operasi."
"Kau
tahu akan ada rapat dua bulan lagi, kan?
"Tentu
Saya tahu. Saya akan lakukan semua yang Saya bisa untuk jangka kedua Anda
berturut-turutmu."
Dong Joo memompa isi perut pasien, ia mendapat 7 liter cairan. Lalu perawat lain menunjukkan hasil tes analisis gas darah arteri, PH nya 6,8. Dong Joo minta 5 ampul natrium bikarbonat pada perawat Oh, sementara ia akan melakukan intubasi.
Dr. Song mulai cemas karena Dong Joo tidak datang-datang.
pasien Dong Joo kehilangan detak jantung, Dong Joo melakukan CPR dan menggunakan alat kejut jantung. Ia berusaha semaksimal mungkin.
Sudah hampir jam 9. Dr. Song menelfon Dong Joo tapi tidak ada jawaban. Akhirnya ia meninggalkan pesan suara.
"Dong
Joo. Kau pikir apa yang kau lakukan? Ini hampir jam 9. Kenapa kau tidak datang?
Kau mengalami kecelakaan mobil atau apa? Atau kau berlagak cerdas di
depanku?"
Direktur Do
pulang karena sudah merasa lelah, mereka melewati Dr. Song.
"Dong
Joo. Dasar bodoh. Kau sudah tamat sekarang, mengerti?!"
Dong Joo masih terus melakukan CPR tapi detak jantung pasien tetap tidak mau kembali. Semua yang ada di ruangan itu terdiam. Dong Joo masih ngos-ngosan,
"Anda
harus menyatakan dia meninggal. Sekarang... Jam 9:29 malam."
-= Kenapa juga aku
harus... =-
Dong Joo keluar untuk menemui ayah dan ibu pasien. Ia mengatakan kalau anakmereka meninggal tapi mereka tidak bisa mendengar Dong Joo karena lupa membawa alat bantu dengar.
"Aku
bilang anakmu telah meninggal dunia." Ulang Dong Joo.
Mereka tetap
tidak mendengarnya.
"Dokter.
Aku tahu anakku sudah tua, tapi dia harus bertemu wanita baik dan segera
menikah. Tolong rawatlah dia. Tolonglah, Dokter.
-= Kenapa aku
harus melakukan ini? =-
"Anakmu
telah meninggal dunia. Anakmu meninggal. Dia sudah meninggal." Ulang Dong
Joo dengan suara lebih keras.
Si Ibu
memegang tangan Dong Joo, ia ingin melihat menantunya sebelum meninggal. Ia
memohon agar Dong Joo menyelamatkan putra satu-satunya.
Dong Joo
hanya mampu minta maaf. Si Ibu menangis karena sudah kehilangan puntanya.
-= Kenapa aku...
=-
Dong Joo mendengarkan pesan suara Dr. Song, ia mendesah. Lalu ibunya menelfon kali ini ia mengangkatnya.
"Kau
sibuk seharian, ya? Kau tidak meneleponku."
Dong Joo
tidak menjawabnya, ia menahan tangisnya. Ibunya tahu kalau Dong Joo pasti
merasa berat. Akhirnya Dong Joo tak kuat menahan tangisnya, ia menangis
sendirian di sana hanya ibunya yang mendengar melalui telfon.
Ibunya pun
tak mengatakan apa-apa, ia membiarkan Dong Joo menangis, ibunya hanya
mendengar..
Perawat Oh mengabari Kim Sabu kalau hari jumat ini berlalu dengan lancar berkat Dong Joo. Tapi tetap saja ia meminta Kim Sabu untuk kembali segera.
"Masih
ada hal yang harus kukerjakan. Aku akan kembali setelah aku selesai."
Jawab Kim Sabu.
Setelah
menutup telfon, ia melihat VIP yang dimaksid di pesannya tadi.
Dong Joo mengunjungi Seo Jung. Ia sudah mendengar kejadian yang dialami Seo Jung tadi. Ia mengecek suhu tubuh Seo Jung, tidak demam dan tangannya juga ada pembengkakan. Tidak ada sensasi panas.
"Kau
sedang apa sekarang?"
Dong Joo menjawab kalau ia hanya memeriksa pasien. Seo Jung ingin dokternya diganti. Dong Joo mengingatkan kalau di RS mereka tidak ada dokter lain, atau Seo Jung ingin dipanggilakn Kim Sabu?
"Pasti
canggung, kan? Dia mendiskualifikasimu di depan wajahmu."
"Kau
mau mati?"
Dong Joo
mengira kalau mereka itu sangat dekat tapi ternyata ia salah.
Seo Jung
membentaknya, kenapa Dong Joo di RS Doldam? Kenapa Dong Joo muncul dalam
hidupnya lagi?
Dong Joo menjelaskan kalau ia ke RS Doldam bukan karena ia ingin, dan kebetulan saja Seo Jung juga ada di sana.
"Bukankah
ini sangatlah salah? Kau dan aku... Di rumah sakit yang sama?"
"Tidak,
kau salah. Kau bahkan tidak bekerja di sini lagi."
Seo Jung tak
menyangka dengan perubahan ekstrim Dong Joo ini. Dong Joo menegaskan kembali
kalau ia selalu seperti itu mungkin Seo Jung saja yang tidak ingat. Ia selalu
berterus terang.
"Kenapa
kau minum obat penenang?"
Seo Jung tidak mau menjawabnya, ia meminta Dong Joo meninggalkannya sendirian karena ia mau istirahat.
Seo Jung
berbaring dan Dong Joo berdiri, tapi hanya sampai disana sampai Seo Jung harus
mengulangi lagi, ia ingin istirahat dan ingin Dong Joo pergi.
"Aku merindukanmu.
Aku serius." Ujar Dong Joo.
Seo Jung
malah menutupi kepalanya dengan selimut. Dong Joo melihat kali Seo Jung yang
tidak tertutup selimut, ia menarik selimut untuk menutupi kaki Seo Jung.
Ia akan mendekati Seo Jung tapi tuba-tiba ada telfon dari UGD katanya ada pasien luka bakar, 4 pasien.
Seo Jung
langsung bangun mendengar ada pasien luka bakar, berapa pasien, tanyanya pada
Dong Joo.
Pasien sudah
tiba dan Perawat Oh meminta Dong Joo untuk bergegas. Dong Joo ingin menjelskan
tapi perawat Oh keburu menutup telfon.
Seo Jung
menyuruh Dong Joo untuk bergegas. Dong Joo mengaku kalau ia tidak pernah
menangani pasien luka bakar.
"Apa?"
Pasein tiba. Perawat Oh menyuruh tim penyelamat untuk membawa pasien tingkat 3 ke ruang Hybrid dan yang lainnya di UGD saja.
Dong Joo
tiba, perawat Oh menyuruhnya untuk menangani pasien tinggat 3 dulu. Dong Joo
bingung. Seo Jung menyuruhnya untuk ke ruang Hybrid. Mereka berhubungan lewat
telfon.
Dong Joo mual melihat keadaan pasien yang melepuh. Seo Jung memerintahkannya untuk mengamankan jalan nafas terlebih dahulu, lalukan intubasi.
Dong Joo
minta alat intubasi pada perawat Park, ia sudah mencoba melakukannya tapi
Trakea pasien membengkak.
"Lakukan
krikotiroidotomi." Perintah Seo Jung.
Tapi setelah
melihat lebih lanjt, DOng Joo memutuskanuntuk menggunakan tube. Seo Jung panik,
untuk apa tube? Apa yang sedang Dong Joo coba lakukan?
Tapi Dong Joo berhasil, Seo Jung memutuskan untuk melihat lebih dekat. DOng Joo melapor pada Seo Jung kalau ia sudah berhasil.
Seo Jung
selanjutnya menyuruh Dong Joo untuk menggunakan IV dengan 2L hidrasi. Dong Joo
memerintahkan perawat Woo untuk mengambil cairan itu.
"Kau
bagus sejauh ini. Kau harus tutupi luka bakar. Jangan lupa mengukur daerah luka
bakar di bagian belakang."
Dong Joo
mengerti.
Dokter Nam dan Perawat Oh mengangani pasien yang lain.
Ada satu
pasien yang kondisinya memburuk, Dr. Nam akan melakukan intubasi tapi Kim Sabu
tiba dan ia mengambil alih tugasitu.
Kim Sabu
datang dengan wajah babak belur, semua heran, kenapa dengan wajah Kim Sabu itu,
tapi Kim Sabu tidak menjawabnya, sambil melakukan intubasi ia menyuruh perawat
untuk menutup luka nakar pasien.
Kim Sabu
menanyakan pasien dengan luka bakar tingkat 3. Perawat Oh menjelaskan kalau
pasien itu ada di ruang Hybrid sedang ditangani oleh Dong Joo.
"Dia harus dirawat, setidaknya 4 minggu. Dia habis dipikuli dimana?"Tanya Dr. Nampada perawat Oh.
"Entahlah."
Kim Sabu
menuju ruang Hybrid dan ia melihat Seo Jung mengendalikan Dong Joo lewat
telfon. Dr. Nam dan Perawat Oh was-was.
Perawat Park menemukan ada yang aneh, setelah Dong Joo mengeceknya ternyata sirkulasi darah pasien tidak baik, menyebabkan tangan pasien membiru.
"Kontraktur
telah dimulai. Lakukan escharotomy segera." Ujar Seo Jung.
"Escharotomy?"
"Bedah
kulitnya."
Tapi kemudian seluruh mata di ruang Hy brid tertuju pada satu arah. Seo Jung panik, apa yang coba merak lakukan saat ini?
"Bila
tidak, kulitnya akan menyusut dan memblokir sirkulasi darah. Bisa terjadi
necrosis." Peringatan Seo Jung.
Kemudian iamengikuti pandangan mereka dan melihat Kim Sabu tepat berdiri di hadapannya.
"Dokter.."
-= Jumat malam
kita... masih belum berakhir. =-
>
1 komentar:
gumawo sinopsisnya..Ditunggu eps selanjutnya min.. Fighting💪
EmoticonEmoticon