Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 1 Part 1
-=Sebuah era
ketidakadilan=-
Seorang anak berteriak di rumah sakit, minta ayahnya ditangani karena ayahnya datang terlebih dahulu. Sementara itu ibunya menggenggam tangan ayahnya yang tak sadarkan diri
"Apakah
kalian akan membiarkan Ayahku meninggal meskipun dia yang lebih dulu sampai di
sini?" Geram anak itu.
-= Sebuah era
ketidakseimbangan. =-
-= Sebuah era yang
dipenuhi pelanggaran dan pengkhianatan =-
Ayah anak itu dintayakan meninggal oleh dokter pukul 20:23. Anak itu dan ibunya manangis.
Sementara
itu, seorang dokter menemui keluarga pasien, ia menyampaikan kalau operasi
berjalan dengan baik. Ketua dewan dapat diselamatkan.
Anak itu semakin geram melihatnya, ia menyerbu dokter itu namun ditahan oleh beberapa orang. Ia cuma bisa berteriak frustasi.
"Ayahku
yang sampai lebih dulu di sini. Ayahku... sampai di sini duluan dibanding orang
itu! Ayahku seharusnya mendapat perawatan terlebih dahulu! Ayahku... "
Tapi dokter tadi tidak menanggapi anak itu, ia malah pergi dengan santainya. Karena terus meronta anak itu menjatuhkan name tage-nya.
-= Sebuah era di
mana pasien pun didiskriminasi, berdasarkan kekuasaan dan kekayaan yang mereka
miliki. =-
Di lain hari, anak itu kembali lagi, ia marah-marah, dengan tongkat baseball yang dibawanya ia menghancurkan apapun yang ada di depannya.
"Kenapa
kalian mempermainkan nyawa manusia, huh? Rumah sakit dan para dokter tidak
boleh melakukannya!"
Semua orang
tidak berani mendekati anak itu karena takut kena pukul. Hanya satu orang
dokter yang perlahan mendekat, ia mampu melumpuhkan anak itu lalu menyuntikkan
obat penenang.
-= Tapi, pada saat
itu... dia muncul dengan penuh percaya diri. =-
Anak itu
tetap meronta minta dilepaskan. Dokter menghitung sampai tiga. Anak itu menutup
matanya tak sadarkan diri, pengaruh obat penenang bereaksi.
Anak tadi mulai sadarkan diri. Ia melihat nama "Bu Yong Joo" di jas dokter yang merawatnya (juga dokter yang melumpuhkannya tadi).
Dokter
bertanya, apakah merasa sedikit lebih baik sekarang, setelah datang dan membuat
kekacauan?
"Bukan
urusanmu, Paman." Jawab anak itu kesal.
"Jangan
bodoh. Hanya karena kau menumpahkan amarahmu, bukan berarti kau telah membalas dendam.
Bahkan meski kau datang dan memukulkan tongkat baseball di sini selama 100 hari
pun, orang-orang itu bahkan tidak akan mengingat wajahmu.
Jika kau
sungguh ingin membalas dendam, jadilah manusia yang jauh lebih baik dari
mereka. Jangan membalas dendam menggunakan amarah, tapi dengan kemampuan.
Mengerti?
Jika kau
tidak berubah, maka hal lain pun akan tetap sama."
Setelah mengatakannya dokter Bu Yong Joo pergi. Setelah menelaah kata-kata Dokter Bu ia bangkit, ia keluar tapi tak menemukan sosok Dokter Bu.
"Dokter!
Dokter."
Anak itu
mengingat-ingat kata-kata Dokter Bu, Jangan membalas dendam menggunakan amarah,
tapi dengan kemampuan.
Anak itu
menangis, bagaimana seseorang bisa mewujudkan hal seperti itu? Terutama,
seseorang seperti dirinya?
Ia teringat
ayah dan ibunya juga wajah dokter yang mengabaikan ayahnya.
Anak itu menghapus airmatanya, ia menatap sekeliling dimana semua orang sedang sibuk dengan tugas masing-masing.
Ia
mengepalkan tangannya erat-erat dan melangkah maju dengan yakin menuju pintu.
Ia mendorong pintu itu dengan kedua tangannya.
{ September,
2011 }
Kang Dong Joo, nama anak itu sekarang sudah menjadi seorang dokter. Dokter di rumah sakit yang menelantarkan ayahnya dulu.
-= Episode
1: Cara Meletakkan Seekor Gajah dalam Lemari Es
=-
Dua orang dokter berjalan di dalam rumah sakit. Dokter yang satu (Ah Ra) mengabarkan pada rekannya kalau ada "salju istimewa" di antara dokter magang yang baru. Tidak peduli soal senioritas dan memperlakukan para seniornya seperti sampah. Bersikap kurang ajar pada para senior dan bahkan kadang memukul wajah mereka!
"Senior
Lee mengatakan bahwa tekanan darahnya terus saja naik akibat ulah anak baru
itu. Sampai-sampai, dia merasa hampir mati! Dan, anak baru itu tidak pernah
melewatkan satupun kelas seumur hidupnya. Selain itu, dia juga seorang jenius
yang ditakdirkan untuk menjadi dokter bedah. Dengan kata lain, dia tidak
tersentuh!"
"Tetap
saja, statusnya masih dokter magang." Tanggapan Yoon Seo Jung.
Si "Salju Istimewa" (Baca : Kang Dong Joo) sedang berdebat dengan senior, ia tidak menjadi dokter magang untuk membuatkan para senior kopi.
"Kalau
begitu, apa tujuanmu?" Tantang si senior.
"Memperbaiki
karakter manusia." jawab Dong Joo mantap.
Tapi hal itu
malah menjadi bahan candaan bagi para seniornya. Seo Jung juga ada di sana
mendengarkan.
Si Senior
menyarankan, dari pada memperbaiki karakter manusia, lebih baik perbaiki dulu
perilaku angkuhnya.
"Apa
kau pikir perilakumu yang tidak menghormati para senior akan bisa membuatmu memperlakukan
pasien dengan baik?"
Dong Joo
menjawab, Jangan menghubungkan dua hal yang sama sekali tidak ada kaitan.
Membuatkan kopi dan merawat pasien dengan baik adalah dua hal yang benar-benar
berbeda.
Seo Jung tersenyum mendengar jawaban Dong Joo itu, tapi berbeda dengan senior yang geram dengan sikap sok Dong Joo.
"Kalau
begitu, jangan menyuruhku membuatkanmu kopi. Aku tidak akan mematuhi sebuah
perintah bodoh kecuali hal itu berhubungan dengan tugasku sebagai dokter."
Setelah
mengatakannya, Dong Joo pergi membawa buku-bukunya. Senior kesal dan akan
mengejarnya namun dihalangi oleh Seo Jung dan Ah Ra. Ah Ra mengatakan untuk
mengabaikan anak baru angkuh itu.
Tak berapa lama kemudian perawat datang mengabarkan kalau telah terjadi kecelakaan besar di lokasi konstruksi. 4 orang pasien cidera akan tiba dalam 2 menit.
"Cepat
hubungi Dokter Moon!" Perintah Seo Jung lalu bergegas menuju UGD diikuti
yang lainnya.
Seo Jung memeriksa pasien yang tiba dengan mendengarkan penjelasan dari petugas ambulan. Seteah itu, ia memerintahkan anak magang untuk melakukan tes-tes yang perlu.
Senior yang
tadi memarahi Dong Joo kembali marah-marah karena para anak magang tidak muncul
di UGD. Dong Joo muncul kemudian, ada seorang anak SMA yang mengadu kalau
ibunya datang duluan daripada para pekerja konstruksi itu.
Perawat mengatakan kalau para senior membutuhkan bantuan Dong Joo. Anak itu kekeh kalau ibunya datang duluan. Mungkin Dong Joo teringat dirinya yang dulu. Ia melihat keadaan ibu anak SMA itu.
Dong Joo lalu melapor pada Seo Jung kalau ada seorang pasien dengan masalah pernafasan serius. Seo Jung tidak menghiraukannya, ia tetap fokus merawat pasien yang sekarang ditanganinya.
Setalah
mendapat penjelasan dari Ah Ra mengenai tanda vital pasien itu. Seo Jung memerintah
Dong Joo untuk memasang kateter.
"Ada
seorang pasien yang sedang kritis. Dia memiliki riwayat COPD (penyakit paru
obstruktif kronis), dan saat ini memiliki masalah SIRS (gangguan respon
terhadap rangsangan klinis). Aku kuatir dia mungkin juga mengidap pneumonia
sepsis."
Seo Jung
menanyakan tanda-tanda vital pasien itu. Dong Joo menjelaskan kalau semuanya
stabil untuk saat ini tapi...
"Kalau
begitu, pasangkan dulu kateter untuk pasien ini!" bentak Seo Jung.
Dong Joo
tidak mengiyakan. ia tetap meminta Seo Jung untuk melakukanABGA (pemeriksaan
gas darah) pada pasien yang ia sebutkan.
"Kau
tidak lihat tekanan darah pasien ini terus turun? Masih belum mengerti siapa
yang harus didahulukan?"
"Sudah
kubilang, pasien tadi mungkin mengidap pneumonia sepsis!"
Karena Dong
Joon tidak mau menurut, ia memanggil anak magang lain dan menyuruh Dong Joo
pergi.
Pasien yang datang terakhir menarik perhatian semua orang. Pasien itu tertuduk galah besi dari punggung sampai tembus ke perut depan. Salah satu sisi besi ada betonnya.
Seo Jung
melapor pada Dokter Moon yang saat ini sedang melakukan operasi. Mendengar
penjelasan Seo Jung semua anggota Dokter Moon terkejut. Dokter Moon membentak
semuanya untuk kembali berkonsentrasi.
"Bagaimana tanda-tanda vitalnya?"
"Untungnya,
tekanan darahnya 119, jadi masih normal. denyut nadinya 130/menit. Tidak ada
pendarahan berlebih."
"Mungkin
saja terjadi pendarahan internal, jadi lakukan FAST (pemeriksaan sonografi yang
difokuskan pada luka) padanya. dan tetap jaga stabilitas tanda-tanda vitalnya.
Aku akan merawatnya setelah ini."
Dokter Moon
mengamondo tim-nya untuk tetap fokus, mereka harus menyelesaikan operasi
dalam30 menit.
Seo Jung melakukan apa yang diperintahkan Dokter Moon. Tapi kecelakaan terjadi. galah besi yang tertusuk di perut pasien tiba-tiba lepas karena ketidak sengajaan menyebabkan darah menyembur dari bekas tusukan galah besi.
Senior yang
ada di sana segera menekan sumber pendarahan itu, ia memerintahkan yang lain
untuk segera menghubungi dokter Nam. Tekanan darah pasien semakin menurun,
senior mengomando untuk memberikan transfusi darah secepat mungkin.
Di saat itu,
Seo Jung malah seperti orang linglung.
Dokter Moon kembali mendapat telfon dari UGD, ia memarahi semuanya dan mencari Seo Jung. Seo Jung masih syok ia tidak bisa mendengar apapun, bahkan jika rekan-rekannya berteriak memanggil namanya.
Untunglah
Seo Jung cepat bisa kembali menguasai dirinya. Dokter Moon mengatakan kalau ia
akan kesana dalam 10 menit. Jadi, rawat pasien itu dengan benar sampai ia
datang!
Senior
kembali memarahi anak magang, ia menyuruh mereka untuk mengambilkan lebih
banyak kasa. Seo Jung memandangi rekan-rekannya yang sedang sibuk dengan tubuh
gemetar lalu ia memakai jubah operasi dan sarung tangan
Seo Jung memutuskan untuk membedah perut pasien guna mencari sumber pendarahan, mungkin saja dia mengelami cedera aorta.
"Jika
kita menyia-nyiakan lebih banyak waktu lagi, pendarahan internalnya bisa lebih
parah. Lalu, semuanya akan terlambat. Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk
menghentikan pendarahannya." Tegas Seo Jung.
Semua
rekan-rekannya melarang tapi Seo Jung keras kepala. Ia menghembuskan nafas
dalam-dalam sebelum mulai membedah pasien.
Dong Joo dan
para interen lain berjejer di pintu untuk melihat aksi Seo Jung.
Seok Jung lalu memasukkan tangannya ke perut pasien, yang lain was-was dan mencoba untuk menghentikan Seo Jung. Seo Jung malah membentak mereka untuk diam, sementara ia terus berkonsentrasi untuk mencari sumber pendarahan.
"Tunggu,
apakah dia... sedang mencari arterinya?" Gumam Dong Joo.
Seo Jung
terus mencari dan akhirya ia menemukan sember pendarahan. Bukan berasal dari
arteri utama tapi sepertinya arteri limpa. Pendarahan berhenti dan tanda vital
pasien perlahan membaik.
Dokter Moon menghubungi lagi. Seo Jung melapor kalau tanda vital pasien sudah stabil kembali.
"Tentang
pendarahannya?"
"Terjadi
pendarahan dari arteri limpa, tapi saya sudah menekannya."
"Apa
maksudmu menekannya? Menggunakan apa?"
"Dengan
jari saya."
"Dasar
gadis sinting. Baiklah. Bawa dia ke ruang operasi sekarang juga."
Maka pasien
dipindahkan ke ruang operasi dengan Seo Jung yang terus menekan arteri limpa si
pasien. Dong Joo terpesona melihat Seo Jung.
Dokter Moon selesai melakukan operasi dan menyerahkan sisanya kepada anggota tim-nya. Ia bersiap untuk melakukan operasi berikutnya. Beberapa saat kemudian Seo Jung tiba di ruang operasi, Dokter Moon menatapnya.
Seo Jung minta
maaf karena terjadi sampai terjadi insiden. Dokter Moon tidak apa-apa, sekarang
ia yang akan menangani pasien.
"Kerja
bagus."
Seo Jung makan bersama rekannya, Ah Ra dan Senior. Ah Ra memuji Seo Jung yang sangat luar biasa hari ini. Seo Jung mengelak, ia hanya sedang beruntung.
"Hei,
Paus Gila! Aku punya julukan baru untukmu. Ratu Jari Penahan!"
Ketiganya
tertawa dan menyatukan jari telunjuk mereka.
Tiba-tiba seorang dokter spesialis masuk. Menegur Seo Jung karena mengabaikan seorang pasien yang mengidap pneumonia sepsis. Seo Jung beralasan kalau ia harus menangani pasien yang tertusuk besi dan mengantarnya ke ruang operasi.
"Tapi
pasien pneumonia itu datang lebih dulu dibanding pekerja konstruksi itu!"
Seo Jung
menjawab lagi, tapitanda vital pasien pneumonia normal dan hanya sedikit demam,
jadi...
"Jadi,
sedikit demam itu bukan kondisi darurat bagimu? Apakah seseorang harus
mengalami pendarahan parah baru kau menyebutnya dalam kondisi kritis, Dokter
Yoon?"
"Tidak,
bukan seperti itu maksud saya."
"Pasien
itu mengalami ARDS (indikasi kerusakan paru). Dia bisa meninggal kalau saja
Kang Dong Joo terlambat sebentar saja! Kudengar bahwa dia memintamu memeriksa
pasien itu dan melakukan ABGA! Dua kali! Kenapa kau tetap mengabaikan
dia?"
Seo Jung
tidak mau dililang mengabaikan. Dokter spesial membentak, lalu Seo Jung sebut
apa tindakannya itu. Seo Jung bahkan tidak menyadari kondisi pasien dan kalah
dari seorang dokter magang?
"Maafkan
saya."
"Pergi
sana dan minta ampun pada pasien itu, dasar idiot!"
Ah Ra kesal karena mereka basru saja makan. Senior kesal pada Dong Joo yang bahkan berani melaporkan seniornya sekarang
"Apa
yang sebaiknya kita lakukan padanya? Kau punya ide, Seo Jung?"
Seo Jung langsung menemui Dong Joo. Ia memanggil Dong Joo "anak magang". Dong Joo mengatakan namanya "kang Dong Joo". Seo Jung tidak peduli, ia tetap memanggil Dong Joo "anak magang".
"Kudengar,
kau melaporkan aku pada Dokter Park."
Dong Joo
mengelak, ia menelepon beliau karena situasinya darurat, dan Seo Jung juga
tidak bisa diganggu, karena sibuk dengan pendarahan pasien dan lainnya.
"Jadi?
Pasienmu itu sekarang baik-baik saja?" Sindir Dong Joo.
"Untunglah,
dia mulai pulih dan sedang dirawat inap."
"Wow,
luar biasa. Kau bahkan menyelamatkan nyawa seorang pasien padahal masih
berstatus dokter magang. Kau sungguh melakukan sesuatu yang luar biasa.
Kelihatannya, aku bisa sedikit bersantai, berkat dirimu. Benar, kan?"
Dong Joo
menjawab kalau ia akan melakukan yang terbaik, ia tidak menangkap kalau dalam
intonasi Seo Jung ada unsur sindiran.
Seo Jung mengulangi kata Dong Joo pada yang lain, ia menyarankan untuk menyerahkan semua pasien MA pada
Dong Joo.
Dong Joo tak
mengerti apa maksudnya tapi yang lain tahu betul dan hanya tersenyum. Seo Jung
menjelaskan pada Dong Joo kalau banyak sekali pasien MA yang datang ke UGD.
Jadi, pengalaman tersebut akan benar-benar membantu Dong Joo berkembang sebagai
seorang dokter.
Dong Joo lalu bertanya pada perawat, apa yang dimaksud "pasien MA oleh Seo Jung"
"(MA)
Major Asshole. Maksudnya adalah pasien yang berkelakuan seperti sampah."
Jawab si perawat.
Dong Joo mulai penanganannya untuk para pasien MA. Pertama pasien mabuk dengan cidera robek di kepala. Dong Joo akan mendesinfeksi dahulu menggunakan alkohol, tapi malah kena sikut dihidungnya.
Kedua!pasien
wanita yang menolak diperiksa dokter pria. Dong Joo memaksa dana khirnya ia
kena tampar plus dikatai cabul.
Ketiga!
pasien bos gengster yang takut jarum. Si anak buah mewanti-wanti Dong Joo untuk
melakukan infus dengan satu kali tusuk tapi Dong Joo gagal. Akhirnya ia
diserang.
Dong Joo membeli kopi di mesin minuman tapi tiba-tiba Sep Jung merebutnya. Seo Jung pura-pura bertanya, tidak berat, kan?
"Ya,
tidak terlalu buruk." Jawab Dong Joo mengikuti permainan Seo Jung.
Seo Jung
tersenyum, ia dengar Dong Joo yang terbaik dan menyelesaikan segala sesuatu
sampai tuntas. Jadi, tetap lakukan yang terbaik, oke? Dan, ia berterima kasih
untuk kopinya.
Dong Joo
kesal. Ia akan membeli kopi lagi tapi tak menemukan koin dalam sakunya. Kekesalannya
pun berlipat ganda.
Terakhir, Seo Jung menugaskan Dong Joo untuk mengeluarkan sesuatu dari pasien yang menghalangi BAB si pasien.
"Apa...
tepatnya yang harus dikeluarkan?" Tanya Dong Joo.
Seo Jung
membisikinya, lalu menjelaskan ada sekitar empat buah manik-manik sebesar bola
golf di dalam sana, tapi entah kenapa tidak mau keluar.
Dong Joo
terkejut dan jijik. Seo Jung malah bertanya, apa Dong Joo sudah makan. Dong Joo
hanya menatapnya. Seo Jung lalu berucap, Yeah, itu juga tidak akan membantu.
Pokoknya Seo Jung menyuruh Dong Joo untuk segera mengeluarkan saja.
"Tunggu.
Bagaimana caraku mengeluarkannya?"
"Coba
berpikirlah dengan keras. Apa yang kau butuhkan untuk mengeluarkan sesuatu yang
tersangkut?"
Seo Jung keluar dan sudah ada Senior dan Ah Ran yang menunggunya. Senior merasa kalau Seo Jung sudah terlalu keras pada Dong Joo, Ah Ran setuju, bagaimana jika Dong Joo akhirnya melarikan diri?
"Kalau
begitu, dia sudah selesai." Jawab Seo Jung.
Dong Joo mulai usahanya mengeluarkan itu dari pasien membuat Seo Jung dkk tertawa puas.
Dong Joo
berhasil mengeluarkan semuanya, tapi 'anu-nya' nyemprot ke wajahnya. Perawat
yang membantunya kabur mual-mual.
Dong Joo melapor pada Seo Jung kalau ia sudah mengeluarkan semuanya. Seo Jung menutup hidungnya baru kemudian mengoreksi, memang benar semua sudah keluar tapi pasien tetap berteriak keras.
Dong Joo
menjelaskan keadaan pasien secara menyeluruh barulah Seo Jung mengapresiasi
kerja Dong Joo itu.
Dong Joo
menyadari kalau Seo Jung mempermainkannya dengan memberinya para pasien yang
dapat membuatnya frustasi.
"Wow,
kurang ajar sekali. Kenapa kau begitu pemilih? Apakah kau mendiskriminasi
pasien karena kelakuan mereka?" Seo Jung mengembalikan kata-kata Dong Joo
yang dikatakannya waktu itu.
Dong Joo mengelak, ia komplain karena Seo Jung kelewatan. Ah Ra dan Senior memperhatikan perdebatan mereka berdua.
Seo Jung melontarkan satu pertanyaan untuk Dong Joo, Bagaimana cara Dong Joo untuk memasukkan seekor gajah ke dalam lemari es?
"Jawabannya
adalah... membiarkan para anak magang melakukannya. Di sini, anak magang harus
melakukan apa pun yang diperintahkan pada mereka. an kau, tidak boleh
mendiskriminasi pasien serta menolak merawat mereka. Itu berlaku untuk juga
untuk pasien tadi yang tidak bisa mengeluarkan manik-manik itu dari pantatnya
sendiri. Kau mengerti? Dan, kalau kau tidak bisa mengatasinya, pergilah. Aku
juga tidak memintamu bertahan, berengsek."
Dong Joo
ingin tahu, apa sebenarnya kesalahannya? Saat Seo Jung melakukan pertunjukan
dengan pasien pendarahan itu, ia menyelamatkan pasien lain yang datang sebelum
pasien Seo Jung. Di mana letak kesalahannya?
Seo Jung
mengulangi, apa? pertunjukkan?
"Kau
melakukan semua itu agar mendapat julukan seperti 'Paus Gila' dan 'Ratu Jari
Penahan,' kan? Kau memiliki ego yang besar, tapi masih begitu haus akan
pengakuan. Kondisi medis untuk pasien seperti itu disebut Histrionic
Personality Disorder [selalu ingin menjadi pusat perhatian]. Apakah aku
salah?"
Seo Jung
balik mengatai Dong Joo, istilah medis yang tepat untuk Dong Joo adalah
Narcissistic Personality Disorder [Kepercayaan diri berlebih]. Dong Joo adalah
b*****n psiko yang tidak punya sopan santun!
Dong Joo membersihkan diri, ia kuesal dikatai oleh Seo Jung tadi. Begitu pula dengan Seo Jung yang tak kalah kelasalnya dikatai Dong Jung.
Tapi Seo
Jung tidak bisa berlama-lama karena ia melihat para petinggi rumah sakit
melintas dihadapannya. Dokter yang mengabaikan Ayah Dong Joo dulu berjalan di
bagian terdepan, artinya ia yang memiliki kedudukan tertinggi.
Dokter itu menatap Seo Jung sekilas lalu menatap lurus ke depan. Donter Moon juga ada dalam barisan dokter-dokter itu. Dia tidak pernah mengakui kemampuanku.
Setelah
barisan dokter-dokter itu melintas, Seo Jung bergumam,
"Dia
(jangan-jangan ini ditujukan pada dokter pemimpin itu) tidak pernah mengakui
kemampuanku. Haus akan pengakuan, huh? Mungkin dia (Dong Joo) benar."
Seo Jung makan semeja dengan kawan-kawannya tapi ia melihat kalau Dong Joo sendirian. Dong Joo makan sambil membaca buku.
Seo Jung
lalu menghampiri Dong Joo,
"Kau bahkan tidak memiliki teman untuk makan bersama? Bagaimana dengan kekasih? Kau punya?
"Tidak.
Aku tidak memiliki waktu memikirkannya."
Seo Jung
heran, lalu bagaimana Dong Joo menjalani kehidupannya? pasti membosankan. Dong
Joo tidak memiliki kekasih maupun teman. Mungkin itu sebabnya Dong Joo selalu
berada di peringkat pertama. Dengan sikap arogan dan sok terhormat. Benar, kan?
"Di
UGD, bukan masalah mana pasien yang datang lebih dulu. Tapi, siapa yang lebih
membutuhkan penanganan. Hari itu, pasien pneumonia tidak berada dalam kondisi
kritis. Jadi, masalahnya adalah tentang penilaianku. Aku tidak mengabaikan
pasien itu agar bisa melakukan pertunjukan seperti katamu. Kau mengerti, anak
magang?"
Seo Jung menghabiskan yakult Dong Joo, ia berterimakasih karenanya. Seo Jung pergi tapi kembali lagi untuk memberi Dong Joo sekaleng kopi sebagai ganti kopi Dong Joo yang waktu itu. Soe Jung lalu mengacak-acak rambut Dong Joo.
Ah Ra menggoda Seo Jung, "Kau bersama dengan dia, kan?"
Ah Ra mengejutkan Seo Jung karena tiba-tiba muncul dengan membawa kopi. Ah Ra bertanya, Seo Jung itu sedang membalas dendam pada Dong Joo atau justru menggoda Dong Joo?
"Dia
mungkin berkelakuan seperti sampah, tapi hasil kerjanya mengagumkan."
Jujur Seo Jung.
"Mengagumkan,
huh? Meskipun dia mengataimu haus pengakuan?"
Seo Jung
salut melihat kegigihan Dong Joo yang bisa bertahan sampai saat ini. Tidak
banyak orang seperti itu di antara tenaga magang belakangan ini.
"Oh,
wow. Ada simbol hati di matamu." Goda Ah Ra.
>
EmoticonEmoticon