Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 15 Part 1
Kevin berlari ke hotel karena Jin Suk menelfon. Jin Suk kelihatan sangat marah, ia minta pada Kevin untuk mengantarnya ke rumah Soo Ah malam itu juga.
Kevin diam
saja, ia menyuruh Jin Suk untuk istirahat di hotel itu saja malam ini dan akan
menjemput Jin Suk besok.
"Berikan
aku alamat Soo Ah!"
Kevin
menjawab kalau ia akan kembali besok pagi, ia tidak menghiraukan Jin Suk yang
terus memaksanya. Ia malah pergi setelah memberi hormat.
Jin Suk menghubungi ibunya yang saat ini tengah berkemas. Jin Suk menanyakan alamat Soo Ah. Nyonya Kim mencari surat Hyo Eun di laci dan memberitahukan alamatnya pada Jin Suk.
Do Woo membawa Soo Ah masuk ke rumahnya. Soo Ah bertanya, apa Do Woo tidak sedih (karena perceraiannya).
"Rasanya
dingin. Istriku tiba-tiba menjadi orang lain. Aku bertanya-tanya, apa ini? Tapi
kemudian aku memiliki pikiran. Aku hanya memiliki Kim Hye Won dalam
hidupku. Dia bukan istriku tapi bukan
orang asing juga, Hanya Kim Hye Won.
Dia mungkin
tidak ingin menjadi temanku. Dia wanita yang pernah aku cintai, dan pernah
tinggal bersamaku. Kita berpisah setelah kejadian sulit tapi mungkin kami bisa
tersenyum dan nyaman kembali suatu hari nanti."
Semua
hubungan memiliki jalan masing-masing dan berakhir dengan jalan masing-masing
juga. Do Woo merasa nyaman jika berpikir demikian.
Karena Do Woo menamai hubungannya dengan Hye Won seperti itu, kedengarannya sangat special. Ia yakin Hye Won akan sangat berterimakasih.
Do Woo
melihat tangan Soo Ah yang ditempeli koyo. Soo Ah menyembunyikannya dan berkata
kalau ia tampaknya harus segera pergi. Do Woo memegang tangan Soo Ah untuk
memijitnya.
Do Woo
meminta Soo Ah tinggal 5 menit lagi.
Hyo Eun mendengar suara gedoran. Ia terbangun dan memanggil ibunya tapi ibunya tidak ada disampingnya. Hyo Eun lalu turun ke kamar mandi tapi Soo Ah juga tidak ada di sana. Ia menuju jendela dan ternyata ayahnya ada di luar.
Jin Suk meminta Hyo Eun untuk membukakan pintu, setelah di dalam, Jin Suk bertanya dimana Soo Ah,
“Mungkin Ibu
keluar sebentar. Aku tidak tahu kenapa ibu tidak ada. Mungkin di dekat sini.”
Jin Suk
hampir mempercayai Hyo Eun. Hyo Eun memastikan kalau ibunya tidak pernah
meninggalkannya sendirian di rumah.
Jin Suk melihat meja makan baru, ia teringat kalau itu buatan Do Woo juga teringat saat Soo Ah ngotot Cuma ingin meja makan. Lalu Jin Suk menyuruh Hyo Eun naik ke kamarnya.
Hyo Eun
menghubungi Soo Ah tapi tidak kunjung diangkat. Hyo Eun cemas, dimana ibunya?
Kemudian Hyo Eun mendengar suara benturan dari luar.
Hyo Eun keluar, ternyata ayahnya sedang merusah meja makan itu dengan batu. Puas menggunakan batu, Jin Suk mengambil pot Bungan Lizzie Hyo Eun. Hyo Eun mencoba melarang ayahnya tapi tidak berhasil.
Ayahnya
melembarkan Lizzie ke atas meja hingga pecah berantakan. Hyo Eun menangis
keras.
“Aku bersalah Ayah. Aku minta maaf.”
Jin Suk
hanya menyuruh Hyo Eun untuk kembali masuk ke dalam. Hyo Eun terus menangis
dan minta maaf. Jin Suk berteriak kesal
lalu membalik meja.
Do Woo membukakan pintu Soo Ah, ia akan mengantar Soo Ah tapi Soo Ah menolaknya, mungkin Hyo Eun bangun dan Do Woo mengerti.
Soo Ah mendapat pesan dari Kevin yang mengatakan kalau Jin Suk ada di Jeju Hotel, Jin Suk sangat marah, ia akan menjemput Jin Suk besok pagi. Soo Ah bergegas ke rumahnya.
Sampai
disana ia mendapati halamannya berantakan dan tidak ada siapun disana. Soo Ah
menghubungi Hyo Eun.
Ia bertanya, dimana Hyo Eun, apa Hyo Eun bersama ayahnya. Hyo Eun menjawab kalau ia akan ke Seoul sekarang bersama ayahnya.
“Kau
baik-baik saja?”
Hyo Eun diam
saja tanda iya. Soo AH bernafas lega lalu meminta Hyo Eun memberikan ponselnya
pada Jin Suk.
Soo Ah menyuruh Jin Suk menjauh dari Hyo Eun. Jin Suk melangkah menjauh, apa Soo Ah sudah mengerti situasinya saat ini?!
“Kamu bisa
mengatakan apapun kepadaku sekehendakmu. Tapi minta maaflah pada Hyo Eun
dahulu. Hyo Eun ketakutan!”
Jin Suk menoleh
ke Hyo Eun dan benar saja apa yang dikatakan Soo Ah, Hyo Eun ketakutan. Soo Ah meminta Jin Suk untuk memeluk Hyo Eun
dan bilang kalau semua baik-baik saja.
Cepat!
“Choi Soo
Ah!”
Soo Ah
meminta Jin Suk menunggu, ia akan kesana sekarang. Jin Suk menyindir, apa Soo
Ah mempunyai keberanian untuk datang kesana?
“Aku pergi,
aku tidak peduli apa yang akan kau lakukan padaku. “
Jin Suk menghampiri Hyo Eun, memintanya berdiri karena waktu keberangkatan sudah tiba. Jin Suk mengulurkan tangannya lembut. Hyo Eun menanyakan ibunya.
Jin Suk
mengambil tangan Hyo Eun, jika mereka pergi maka Soo Ah juga harus pergi. Hyo
Eun mengerti, ia hampir menangis lagi. Jin Suk mengenggam tangan Hyo Eun dengan
kedua tangannya. Hyo Eun masih
menunjukkan tatapan ketakutan.
Jin Suk
melingkarkan tangannya di pundak Hyo Eun. Saat tiba di Seoul nanti, ia janji
untuk membelikan Hyo Eun pot bunga baru. Hyo Eun malah menangis. Jin Suk
memeluknya, melarangnya menangis.
Soo Ah sampai di bandara, ia menghubungi Hyo Eun tapi tidak ada jawaban.
Pagi hari, Do Woo ke rumah Soo Ah tapi gerbangnya tidak tertutup dan meja terbalik di luar. Do Woo menuju pintu tapi terkunci, ia menggedor memanggil-manggil Soo Ah.
Do Woo lalu
menghubungi Soo Ah. Dan ia bergegas menuju Soo Ah berada saat itu juga.
Soo Ah masih ada di bandara, Do Woo datang, Soo Ah mengatakan kalau ia hanya memiliki beberapa jam tersisa. Ia harus ke Seoul dengan penerbangan 11 tepat hari ini.
Jin Suk membawa Hyo Eun yang tertidur ke rumah ibunya, ia menitipkan Hyo Eun pada ibunya karena akan ada penerbangan . Nyonya Kim mengerti, jangan cemaskan Hyo Eun pastikan untuk tidur dahulu sebelum terbang, kalau perlu ia bisa menunda kepergiannya ke Selandia baru.
“Pergi saja.
Karena itu akan membuat Soo Ah pulang.” Ujar Jin Suk.
Nyonya Kim
mengerti, ia tidak ada dan Jin Suk di pesawat, ia yakin Soo Ah tidak punya
pilihan lain selain pulang. Jin Suk
menghawatirkan ibunya yang harus terbang sendiri. Nyonya Kim tersenyum, memangnya
ia anak kecil?
Nyonya Kim
menyuruh Jin Suk untuk tidur, ia akan menyiapkan tempat tidur. Jin Suk
mengatakan kalau ia akan ke bandara.
Nyonya Kim
mengatakan ini murni karena kepedulianku. Jangan mengirim Soo Ah layaknya orang
asing lagi. Jin Suk menegaskan kalau ini bukan kesalahannya, sedikitpun bukan.
“bagaimanapun
juga, baik-baiklah pada Soo Ah jika dia pulang.”
Do Woo membalik meja di halaman. Ia memunguti pecahan pot dan bunga Lizzie Hyo Eun. Lalu ia memasukkan mejanya kembali. Soo Ah sedang mengepak beberapa pakaian.
Do Woo bertanya, apa suami Soo Ah memang selalu garang. Tidak, tidak sama sekali, jawab Soo Ah.
“Apa kau
tahu apa hal terbodoh yang telah aku lakukan?”
Do Woo
menyesal telah mempercayai semua kata-kata Annie, “Aku bertemu ayah”, “ibu dan
ayah seperi ini”, Do Woo percaya itu semua.
Soo Ah
selesai dan ia turun menemui Do Woo, Soo Ah menjelaskan kalau suaminya bukanlah
pria kasar, ia tidak menyembunyikan apapun.
“Dia bisa
saja berubah kasar jika kehilangan kendali diri. Aku tahu ia akan begitu jika
kaku kembali.” Do Woo memaksa.
Soo Ah kekeh
kalau suaminya tidak begitu. Ia sudah mensimulasikan situasi ini berulang kali
di kepalanya. Dan kesimpulan yang diambilnya adalah… ini adalah masalah antara
dirinya, Hyo Eun dan suaminya.
“Ini adalah
masalah keluarga kami.”
Soo Ah tidak
ingin membuka semuanya khususnya pada Do Woo. Ia bisa mengatasi semua ini
sendiri.
Do Woo
teringat keputusannya dulu, ia juga menyembunyikan masalah keluarganya pada Soo
Ah, ia mengatasinya sendiri. Dan sekarang Do Woo tidak bisa menjawab Soo Ah.
Soo Ah tahu
Do Woo menderita di Seoul sebelum berakhir di lingkungan ini. Tapi dia tidak
tahu banyak. Apa iaa kesal karena Do Woo tidak memberitahunya secara detail.?
Jawabannya tidak, sudah sulit untuknya membuat tebakan kedua.
“Jika aku
tahu detailnya, kita tidak akan bersama seperti ini. Kau tahu betapa
bersyukurnya aku. Kau menghadapi semuanya dengan berani. Aku ingin melakukan
hal yang sama. Jangan langsung menyimpulkan situasi barusan. Aku akan kembali.
Bukalah pameran ibumu dan tunggu saja. Hanya akan memakan waktu beberapa hari.”
Do Woo mengetuk-ngetuk meja dengan cemberut lalu ia keluar duluan disusul Soo Ah. Soo Ah merasa kalau lebih baik ia ke bandara sendirian.
“Kupikir
lebih baik aku menyampaikan sampai jumpa dari sini, aku akan kembali.”
Do Woo masih
cemberut, ia merebut koper Soo Ah, ia yang akan mengantar Soo Ah. Soo Ah melihat jam, masih ada 1,5 jam
tersisa, enaknya mereka ngapain ya.?
“Kita tidak
tidak melakukan banyak hal saat bersama.” Gerutu Do Woo.
Do Woo
berkata kalau ia akan membuatkan secangkir teh.
Mereka ke rumah Do Woo dan Do Woo benar-benar membuatkan Soo Ah secangkir teh. Soo Ah langsung meminumnya.
Bagi Do Woo,
situasi saat ini rasanya sama seperti saat ia bertemu suami Soo Ah, dimana ia
tidak bisa berkata apapun padanya.
Seperti itu perasaannya saat ini. Soo Ah juga teringat pertemuaanya
dengan Hye Won, ia tahu betul rasanya.
Do Woo
merasa kalau hubungan mereka semakin sulit, bagaimana mereka bisa berakhir
seperti ini.
“Kita
sekarang… bertengkar, kan? Pertengkaran pertama kita.” Ujar Soo Ah.
Do Woo tidak
setuju, bagaimana ini bisa dibilang pertengkaran. Tidak ah. Soo Ah tahu kalau
Do Woo tipe orang yang tidak bertengkar, ia juga begitu dan bagi orang tipe
mereka berargumen seperti tadi adalah bertengkaran besar.
“Aku akan
bertengkar jika memang harus, tapi ini bukan.” Tegas Do Woo.
Soo Ah hanya
tersenyum, ia baru saja melakukan sesuatu yang belum pernah dicobanya. Masih
ada lagi hal yang tidak pernah dicobanya, sesuatu yang sangat ingin
dilakukannya.
Soo Ah
melihat jamnya lagi, masih ada 1 jam 10 menit tersisa, lalu ia keluar dan Do
Woo mengikutinya.
Soo Ah ingin berjalan lurus ke depan dengan bergandengan tangan. Ia tidak akan peduli pada orang-orang yang melihat mereka atau melintasi mereka. Do Woo pun mengabulkan keinginan Soo Ah itu.
Tiba-tiba
teman Do Woo datang, Soo Ah sudah panic tapi Do Woo tetap menggenggam tangannya
malah semakin erat. Teman Do Woo pun melintas saja tanpa menegur atau yang
lain, Do Woo kemudian merangkul Soo Ah.
Mereka berhenti, Do Woo menatap Soo Ah, “Siapapun yang melihat atau mengetahui… “ Lalu ia memeluk Soo Ah.
Do Woo mengantarkan Soo Ah ke bandara, mereka tidak bicara apapun selama di mobil. Saat berpisah di bandara pun mereka tidak mengucapkan apa-apa hanya saling memandang dan tersenyum.
Jin Suk mengambil selebaran pengumuman lowongan pekerjaan di Oakland, lalu meremasnya sambil jalan.
Hyo Eun mengantar neneknya naik naik taksi. Nyonya Kim memberikan pelukan perpisahan, ia memastikan kalau Hyo Eun tetap hangat.
“Fighting!!”
Hyo Eun
mengantar neneknya dengan senyum.
Hyo Eun kembali ke rumah, ia melihat foto rumah bibinya di Selandia baru dan teringat percakapannya dengan Nyonya Kim tadi.
Hyo Eun
cerita kalau ia membuat janji dengan Soo Ah, ia akan memikirkan matang-matang
lalu memutuskan dimana ia akan tinggal. Ibunya sudah menderita di Jeju karena
dirinya.
Hyo Eun
tersenyum, ia akan memikirkannya masak-masak lalu membuat keputusan.
Nyonya Kim menunggu pesawatnya, ia mengirim pesan untuk Soo Ah.
“Soo Ah, kau pulang, kan? Hyo Eun saat ini
sendirian. Aku akan tinggal dengan Jin Sook. Aku berharap kau akan datang
kesini bersama Hyo Eun. Soo Ah, mari kita hidup dengan baik. Pokoknya harus
pulang!!!”
Nyonya Kim
mendesah, hidup dengan baik? Bagaimana caranya hidup dengan baik?
Do Woo kembali ke rumahnya. Ia melihat giok Anni di rak, ia lalu mengambilnya.
Ternyata
tadi Soo Ah yang meletakkannya disana. Soo Ah memenuhi janjinya untuk
mengembalikan giok itu.
Do Woo memesang papan yang menunjukkan kalau pameran sudah dibuka.
Teman Do Woo
datang, ia merasa taka da pembukaan tanpa adanya pesta. Ia menyarankan pesta
tapi Do Woo menolaknya.
Si teman
kelihatannya akan menanyakan sesuatu tapi tidak keluar dari mulutnya, ia pergi
saja. Do Woo menatap laut jauh ke depan.
Soo Ah sudah sampai di Seoul, ia berjalan menuju rumahnya setelah turun dari bis.
Di rumah Hyo
Eun dan Jae Ah berdebat saat akan memasak nasi goreng kimchi. Soo Ah datang
lalu Jae Ah menyerahkan nasi gorengnya pada kakaknya itu.
Saat makan, Jae Ah bertanya, apa Soo Ah benar-benar kembali. Tidak, Soo Ah datang untuk menjemput Hyo Eun kembali ke Jeju karena Hyo Eun sangat suka di sana.
Jae Ah
bertanya apa yang terjadi. Nyonya Kim menelfonnya katanya Soo Ah dan Hyo Eun akan tinggal di
Selandia baru. Soo Ah membantahnya, ia dan Hyo Eun akan kembali ke Jeju. Lalu
Soo Ah menawari Hyo Eun, haruskah meraka kembali besok?
“Ada
kandidat baru. Seoul, jeju dan rumah bibi. Aku akan berpikir matang-matang
sebelum memutuskan mau memilih tinggal dimana.” Jawab Hyo Eun.
Jae Ah
bertanya, apa kriteria Hyo Eun. Hyo Eun juga masih memikirkan itu.
>
5 komentar
Seruu bgittt
D tunggu part 2 bgmna ksh selanjutt'a
Seruu bgittt
D tunggu part 2 bgmna ksh selanjutt'a
Trimakasih kkak,dtunggu kelanjutanny.jgn pk lama y hehe..��
Final episode nya bikiin meweekk.. ����
Tapi teteep happy endiing
Thanks sinobsis nyaa...walo udh nnton tp tetep seneng baca sinobsisnya ��
Fighting !!!
iya betul mba, happy ending siihh. tp sedih bgt saat hyo eun memilih selandia baru...pokoknya sediihh tp seneng. menyakitkan tp membahagiakan...gitu deh. berawal di bandara berakhirnya jg di bandara....huuuaaaa....harusnya jgn tamat duluuu
EmoticonEmoticon