Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 14 Part 2
Jin Suk melihat pengumuman tentang dibutuhkannya tenaga kerja untuk ditempatkan di Oakland.
Ia menhubungi ibunya untuk pergi ke Selandia Baru besok saja. Nyonya Kim merasa kalau itu terlalu mendadak.
"Aku
akan memesan tiketnya. Tunggu kami. Aku akan membawa Soo Ah dan Hyo Eun
bersamaku. Aku berusaha membantu Ibu."
Nyonya Kim
setuju jika memang Jin Suk harus melakukan hal itu.
Hyo Eun melihat Soo Ah bekerja dan beberapa kali Soo Ah harus menyeka keringatnya dan kelihatan sekali kalau pekerjaan Soo Ah itu sangat berat.
Saat
istirahat Hyo Eun bicara pada ibunya, menurutnya pekerjaan ini terlalu berat
untuk Ibunya. Soo Ah menjelaskan kalau pekerjaan ini tidak seberat saat ia
menjadi pramugari.
"Kita
harus mempertimbangkan kembali keputusan untuk menetap di sini." Ujar Hyo
Eun.
"Kenapa?
Tidak perlu."
Hyo Eun iri melihat Mi Jin yang tampak cantik dan rapi bekerja di Seoul. Soo Ah memastikan kalau ia juga masih cantik, masih kuat bahkan bisa bekerja dua sift.
Jin Suk menekan bel rumah Mi Jin tapi tidak ada tanggapan.
Mi Jin masih
di jeju dan Kevin baru akan mengantarnya ke bandara. Mi Jin sudah pamitan pada
Soo Ah dan berjalan bersama Kevin tapi kemudian ia meminta Kevin jalan duluan.
Mi Jin kembali pada Soo Ah, ia mengatakan kalau Do Woo ke Seoul untuk bercerai, ternyata Hye Won berbohong telah membesarkan Annie.
"Singkatnya,
hubungan mereka tidak bisa dipertahankan. Hubunganmu dengannya tidak berkaitan
dengan hal itu. Menurutku kamu harus mengetahuinya. Aku tahu kamu tidak
melakukan ini karena dia baru saja berpisah. Aku tahu itu. Kamu punya alasan
untuk melakukan yang kamu lakukan. Aku bisa memastikannya. Kamu bekerja keras
sepanjang hidupmu. Choi Soo Ah. Ini awalnya. Jangan kehilangan kendali. Fokus
kepada dirimu sendiri."
Soo Ah
teringat jawaban Do Woo saat ia bertanya apa Do Woo datang sendirian. Do Woo
menjawab kalau ia akan memberitahu Soo Ah lusa.
"Jadi,
karena itu dia mengatakan 'lusa'."
Kevin mengajak Mi Jin mampir makan dahulu karena penerbangan Mi Jin masih lama. Kevin bertanya, kapan Mi Jin libur lagi.
Mi Jin
menjawab kalau ia sudah menggunakan semua jatah liburnya. Kevin minta ijin
menemuia Mi Jin di Seoul jika Mi Jin punya waktu luang.
"Kevin,
kamu pria yang baik. Kamu pantas mendapatkan wanita yang baik."
Kevin
membenarkan. Ia menyukai wanita yang percaya bahwa dirinya bisa menjadi baik.
Ia menyuruh Mi Jin menelfonnya jika Mi Jin merasa seperti wanita itu.
Do Woo mengunjungi Annie. Ia membawa foto depan rumahnya. Ia mengatakan kalau itu adalah pemandangannya setiap pagi.
Foto itu
adalah hadiahnya untuk Annie, ia menempelkan foto itu disamping foto Annie.
"Jangan
mengkhawatirkan ibumu. Ayah tidak akan memperlakukannya seperti orang asing.
Jika ibumu bertemu dengan pria lain, kami akan menjadi seperti orang asing.
Ayah juga mengetahuinya. Ibumu akan benar-benar bahagia mulai sekarang. Awasi
dia terus."
Soo Ah mengiriminya pesam dan gambar depan rumah Do WOo hari ini.
"Semangat. Langitnya indah
sekali."
Do Woo
menjajarkan foto kiriman Soo AH dan foto yang ditempelnya.
Do Woo
membalas, "Ada banyak hal yang ingin kukatakan. Sampai jumpa besok."
Jin Suk menghubungi Mi Jin tapi tidak ada jawaban. Mi Jin saat ini sedang makan daging bersama Jae Ah. Mi Jin bercerita kalau ia pergi ke Jeju dan sudah baikan dengan Soo Ah. Disana ia memikirkan Jae Ah maka sekarang ia mentraktir Jae Ah makan daging.
Jae Ah lebih menyukai uang dibandingkan makanan. Mi Jin tersenyum, ia menjawab kalau ia lagi ingin minum.
"Apakah
ini... Aku hanya bertanya untuk memastikan. Ada banyak wanita lebih tua yang mengantre
untukku. Maaf, tapi antreannya sudah penuh."
Soo Ah masih
ingat saat Jae Ah menjalani wajib militer. Sekarang Jae Ah sudah dewasa
rupanya. Mi Jin mengacak rambut Jae Ah bangga tapi Jae AH melarangnya karena
banyak orang yang melihat.
Mi Jin cerita
kalau ia menyukai seseorang, dia baik. Jae Ah heran. lalu apa masalahnya?
"Dia
terlalu mengenalku. Aku menginginkan seseorang yang sama sekali tidak
mengenalku. Aku lelah menjelaskan dan membuat alasan. Aku sudah muak dengan itu
karena Soo Ah."
Jae Ah asal
nyeplos, ia menyuruh Mi Jin untuk mencari pria seperti itu di luar negeri saja.
Mi Jin tersenyum lalu menyuruh Jae Ah untuk makan saja.
Mi Jin akhirnya pulang ke rumah. Ia naru masuk rumah dan Jin Suk sudah menelfonnya. Mi Jin langsung menolakpanggilan Jin Suk.
"Apa
kamu tidak pernah tidur, Jin Seok? Kenapa kamu meneleponku terus sepanjang
hari?" Gerutu Mi Jin.
"Kamu
harus menjawabnya." Jawab Jin Suk.
Ternyata Jin Suk ada di dalam, ia menunggu Mi Jin pulang. Jin Suk bertanya dari mana saja Mi Jin. Mi Jin jujur kalau ia pergi menemui Soo Ah.
"Apa
yang dia katakan tentang kita? Apa dia marah?"
Mi Jin
membenarkan. Jin Suk yakin pasti Soo Ah marah pada Mi Jin karena sudah ditusuk
dari belakang oleh seseorang yang sangat dipercaya.
"Aku
akan memperjelas sesuatu. Aku bersahabat dengan Soo Ah. Kamu hanya pria yang
tidak kucintai lagi. Sekarang kita hanya rekan kerja. Apa aku sudah memperjelas
hal itu untukmu? Pergilah. Aku harus beristirahat, Kapten Park."
"Yang
benar saja sudah jelas."
Jin Suk bertanya,
apa Mi Jin bertemu Hyo Eun. Mi Jin menjawab iya. Jin SUk bertanya lagi, Hyo Eun
yang belajar di sekolah internasional?
"Itu..."
Mi Jin tak bisa menjawabnya.
Jin Suk akan
memeriksanya sendiri. Jin Suk selanjutnya berkata kalau istri Do Woo
menelfonnya kemarin. Mi Jin sangat terkejut. Jin Suk heran, kenapa begitu, Mi
Jin lebih terkejut daripada saat ia bertanya tentang sekolah.
"Tidak
benar. Kenapa aku harus terkejut? Kenapa?" Elak Mi Jin.
Jin Suk
menjelaskan kalau istri Do Woo hanya menelepon dan Seo Do Woo datang ke
rumahnya.
"Dia
datang?"
"Dia
datang untuk berterima kasih kepadaku. Dia berkunjung. Sendiri. Hubunganku
denganmu bukan apa-apa dibandingkan masalah ini."
"Park
Jin Suk"
"Sesuatu
yang lama kubayangkan... Benarkah itu?"
Mi Jin diam saja. Jin Suk tertawa karena sudah mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. Ia bangkit, ia menghitung berapa kali mereka berterimakasih padanya.
"Seo Do
Woo. Seo Do Woo! Kenapa aku terus mendengar nama pria yang tidak kukenal? Kau.
Ceritakan semuanya kepadaku. Semua yang kamu ketahui. Ceritakan kepadaku
semuanya seperti kamu menceritakan hubungan kita kepadanya!" Teriak Jin
Suk.
Mi Jin juga
berdiri, ia juga membentak, kenapa Jin Suk hidup bersama Soo Ah?
"Kau
tidak peduli dengannya. Dia istri yang tidak kau butuhkan. Kau mengencani
wanita lain."
Jin Suk
kesal tapi ia cuma bisa mengepalkan kedua tangannya. "Soo Ah dan Hyo Eun
hidup bahagia di Pulau Jeju. Tidak ada yang terjadi sampai aku
mengonfirmasinya. Berbeda dari orang lain, aku tidak akan pindah ke sebuah
pulau dengan anakku karena suamiku pernah berpacaran dengan temanku. Jika dia
memastikannya terlebih dahulu, semua ini hanya akan menjadi lelucon."
"Benar.
Lelucon. Lebih lucu lagi karena kami mempertengkarkan hal itu."
Jin Suk ingin
menghapus masa lalu itu. Mi Jin membentak kalau ia sudah melakukannya, ia muak
merasa stres karena memacari pria yang salah. ia sudah jera dan ia tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Jin Suk
memberitahu kalau Mi Jin masih membuat kesalahan. Semua hal yang Mi Jin lakukan
itu salah. Lalu Jin Suk keluar dari tumah Mi Jin dengan kesal.
Mi Jin syok
setelah pertengkaran itu,
Jin Suk keluar gedung apartemen. Ia meredakan emosinya dengan menhembuskan nafas dalam-dalam.
Hyo Eun berharap akan ada tamu lagi hari ini karena itu berarti ibunya akan tinggal di rumah. Tapi kemudian bisnya datang dan ia mengucapkan sampai jumpa pada Soo Ah.
Soo Ah
heran, kenapa Hyo Eun tiba-tiba berkata seperti itu.
Jin SUk sudah ada di Jeju. ia menelfon sekolah internasional yang disebutkan Soo Ah untuk bertanya apa ada siswa bernama Park Hyo Eun tapi ternyata tidak ada.
Jin Suk ada di sekolah Hyo Eun. Saat itu Hyo Eun sedang bermain sepak bola dan ia berhasil mencetak goal.
Jin Suk
kemudian menghampiri Hyo Eun. Hyo Eun sangat gembira dan memamerkan keahliannya
pada ayahnya. Saking semangatnya ia lupa kalau ia sekolah di sekolah
internasional. Karena ketahuan, Hyo Eun pun melarikan diri.
Jin Suk bicara berdua dengan Hyo Eun, ia menjelaskan kalau ia sudah memeriksa bahwa Hyo Eun benar-benar sekolah di sana. Ia tidak pernah percaya segala sesuatu sebelum memastikannya sendiri.
"Ayah,
begini... Maafkan aku. Aku memohon kepada Ibu agar aku boleh tinggal di
sini."
"Jadi,
semua ini terjadi karenamu? Tahukah kau bahwa berbohong itu tidak baik?"
"Ibu
bilang akan menjelaskan semuanya kepada Ayah. Temui Ibu nanti. Ibu melewati
banyak kesulitan karena aku."
"Apa?
Hyo Eun. Ayah sangat kesal sehingga sebaiknya Ayah tidak menemui ibumu. Kami
hanya akan bertengkar. Itu bukan pertengkaran biasa. Itu pasti menakutkan.
Kenapa melakukan itu jika kamu akan kembali ke Seoul? Kemasi barang-barangmu
besok dan..."
Hyo Eun
memotong, ia merasa kalau besok itu terlalu mendadak. Jin Suk sudah membeli
tiket pesawat yang akan berangkat dua jam lagi. Jin Suk mengatakan besok karena
memikirkan Hyo Eun. Hyo Eun mengerti, ia akan menanyakannya kepada ibunya.
"Ayah
tidak menyuruhmu menanyakannya kepada ibumu. Ini pemberitahuan. Sampaikan
persis kepada Ibu."
"Baik,
Ayah."
Hyo Eun langsung menghubungi ibunya. Hyo Eun merasa kalau mereka harus secepatnya berkemas. Soo Ah menenangkan, itu ayah, ayah yang dahulu sangat menyayangi Hyo Eun.
"Ayah
pernah menyayangiku?" Tanya Hyo Eun.
"Tentu
saja. Jangan konyol. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir."
Jin Suk
menemui Kevin, ia minta ponsel Kevin. Ia minta Kevin untuk mengantarkannya
kesuatu tempat.
Soo Ah menelfon kevin, Jin Suk sudah menduga hal itu makanya ia meminta ponsel Kevin tadi. Jadinya tefon Soo Ah diabaikan.
Kevin
mengatakan kalau Soo Ah kemungkinan tidak ada di rumah jika tidak menelepon
dahulu. Jin Suk bertanya, memangnya ada dimana wanita yang menganggur siang
hari begini?
"Dia
bekerja untuk mendapatkan penghasilan harian."
"Choi
Soo Ah melakukan itu?"
Kevin menjelaskan
kalau para wanita di sana tangguh. Hampir tidak ada yang tinggal di rumah.
"Dia
berhenti menjadi pramugari, menyekolahkan anak kami ke sekolah lokal, dan
bekerja untuk mendapat penghasilan harian? Soo Ah. Kamu sudah gila."
Kevin mengantar Jin Suk ke tempat Soo AH bekerja. Jin Suk hanya melihat Soo Ah dari kejauhan bahkan Soo Ah tidak menyadari kehadirannya.
Jin Suk
kelihatan kasihan dengan Soo Ah. Tak berapa lama mereka berada disana Jin Suk
mengajak Kevin untuk kembali ke Bandara.
"Kamu akan
memberitahunya aku datang ke sini meskipun kularang..." Ujar Jin Suk.
Kevin tidak akan memberitahu Soo Ah, ia bersungguh-sungguh. Ia sudah membulatkan tekadnya saat melihat cara Jin Suk menatap Soo Ah.
Kevin
menjelaskan kalau Soo Ah masih sekuat dahulu. Jin Suk membanatah, Soo Ah hanya
kuat di pesawat, Rasa tanggung jawab yang menjadikan Soo Ah kuat.
"Sebenarnya
dia rapuh. Dia menyiksa dirinya sendiri, jadi, biarkan saja. Selama sehari
lagi."
Malam hari sebelum terbang kembali ke Seoul. Jin Suk menghubungi Soo Ah. Soo Ah minta maaf karena sudah berbohong. Ia hendak memberitahu Jin Suk setelah kembali ke Seoul.
"Itu
bukan alasan. Aku... Kudengar kamu sudah tahu tentang Mi Jin dan aku."
"Itu..."
"Anggap
semua ini seri. Kamu berbohong tentang sekolah Hyo Eun dan aku tidak bercerita
pernah memacari sahabatmu sebelum pernikahan kita. Skor kita seri. Kebohonganku
di masa lalu, kebohonganmu terjadi sekarang. Aku kalah telak, tapi ini kali
terakhir aku akan berbaik hati. Aku ada di bandara sekarang dan aku akan pergi.
Pulanglah bersama Hyo Eun besok. Semuanya akan baik-baik saja."
"Bagaimana
denganmu?"
Jin Suk
buru-buru memutus telfon. Ia menenagkan diri sendiri, pertama ia akan membawa
istri dan anaknya kembali ke Seoul.
Hyo Eun berdiskusi dengan Soo Ah, bagaimana jika mereka minta waktu tiga hari pada Jin Suk. Soo Ah menjawab kalau itu tidak perlu, Hyo Eun bisa tetap tinggal disana, ia yang akan membujuk Jin Suk.
"Ibu
mengatakan sesuatu saat kita pulang dari Malaysia. Ibu bilang pendapatku
penting. Bahwa aku harus bisa mempertanggungjawabkannya. Aku akan memikirkannya
dengan serius. Di sini menyenangkan, tapi Ayah sudah mengetahuinya. Aku tidak
mau Ibu mengalami masalah."
"Ibu
tidak akan mengalami masalah. Kenapa kamu berpikir begitu?"
"Mari
minta tiga hari kepada Ayah."
Hyo Eun lalu menelfon ayahnya. Hyo Eun basa basi awalnya baru menuju intinya, ia minta waktu 3 hari
"Pulanglah
besok." Jawab Jin Suk.
"Aku
juga tergesa-gesa pulang dari Malaysia."
"Karena
kamu terus-menerus..." Jin Suk tidak melanjutkan kata-katanya karena ia
melihat Do Woo berjalan menuju keluar Bandara.
Ia sampai
tidak fokus saat Hyo Eun mengatakan apa. Jin Suk teringat saat di toko
perabotan, Soo AH ngotot tidak mau beli apa-apa karena sudah memesan meja
makan. Lalu saat rekan Do Woo datang, katanya Do Woo memerintahkannya untuk
melihat ukuran meja yang pas. Dan yang terakhir, saat Do Woo datang ke rumah.
Hyo Eun
memohon pada ayahnya untuk memberi mereka waktu. Jin Suk tidak dengar apa itu,
ia hanya mengiyakan saja. Hyo Eun sangat senang karenanya.
Jin Suk
segera keluar menyusul Do Woo. Ia mengejarnya hingga ke parkiran. Tapi ia
terlambat, di parkiran ada dua mobil yang keluar. Satu mobil pick up Do Woo dan
satunya lagi mobil hitam mewah.
Jin Suk
memutuskan untuk mengikuti mobil hitam mewah yang dikiranya mobil yang
dikendarai Do Woo.
Do Woo menghentikan mobilnya di depan gang rumah Soo Ah. Ia menelfon Soo Ah mengajak Soo Ah bertemu. Soo Ah mengatakan kalau suaminya mendadak datang hari ini.
"Dia
memberi kami ultimatum. Kami harus pulang besok. Aku harus tinggal di
rumah."
"Ultimatum?
Apa kamu akan menuruti perkataannya?"
"Tidak.
Aku akan meneleponmu besok. Kamu pasti lelah. Selamat malam."
"Jangan
pergi."
"Aku
tidak akan pergi."
Jin Suk terus mengikuti mobil hitam mewah itu. Do Woo kembali ke rumahnya. Di luar ada mobil berhenti, Do Woo keluar dan itu adalah supir yang mengantarkan mobilnya dari Seoul.
Hyo Eun
sudah menyelesaikan PR-nya. ia minta ijin untuk tidur.
"Baiklah."
"Ibu
bisa beristirahat sekarang."
Soo Ah pamit
pada Hyo Eun akan jalan-jalan sebentar tapi suaranya pelan sekali mungkin Hyo
Eun tidak mendengarnya.
Soo Ah
berlari ke rumah Do Woo. Setelah memeriksa mobilnya ia menatap ke arah rumah
Soo Ah.
Jin Suk mengikuti mobil hitam mewah hingga berhenti dan ia kesal karena yang keluar dari mobil itu bukan Do Woo.
"Seo Do
Woo, kenapa kamu ada di sini? Kenapa?" Teriaknya geram.
Ternyata yang dilihat Do Woo itu adalah Soo Ah. Soo Ah sampai disana dengan nafas ngos-ngosan. Ia memastikan, Do Woo baik-baik saja kan? Do Woo menangguk.
"Menurutku...
Begini... Sekeras apa pun aku berusaha..."
"Sekeras
apa pun mencobanya, kamu tidak bisa melakukan itu. Sejauh apa perjalanan kita,
kita selalu berakhir di sini. Tepat di sini. Itu terjadi begitu saja. Untuk aku
dan kamu.
Do Woo
memeluk Soo Ah, "Aku sudah kembali. Sekarang aku merasa seperti berada di
rumah."
Bonus Preview: Jin Suk memaksa Hyo Eun dan Soo Ah untuk kembali malam itu juga ke Seoul. Tapi di Bandara Jin Suk hanya berdua bersama Hyo Eun. Mungkin Soo Ah tidak ada di rumah saat Jin Suk datang.
Lalu ia
menyuruh Hyo Eun untuk menelfon seseorang
"Kau
tidak mengerti? Kau berani datang ke sini?"
Soo Ah
bergegas ke bandara sembari bicara dengan seseorang di telfon.
Soo Ah berkata kalau ia akan pergi ke Seoul dengan penerbangan pukul 23.00.
Do Woo: Kita bisa pergi dan pulang bersama.
Soo Ah: Aku
harus mengurus ini sendiri.
Do Woo dan Soo Ah keluar dari rumah, dimana Soo Ah membawa koper gede.
Do Woo:
Sekarang, aku merasa hubungan kita sangat berat.
Soo Ah dan Do Woo bergandengan.
Soo Ah: Ada
satu hal lain yang tidak pernah kucoba. Sesuatu yang ingin sekali aku lakukan.
Do Woo:
Siapa pun yang melihat atau mengetahui...
>
EmoticonEmoticon