Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 14 Part 1
Jin Suk pulang dari sidney. Ia akan memencet bel rumah Mi Jin tapi tidak jadi. Ia langsung masuk ke dalam rumah. Jin Suk awalnya melemparkan jas nya begitu saja tapi kemudian menatanya di kursi.
Jin Suk
berjalan ke beranda untuk mengambil ramen. Ia melihat frame yang Soo Ah
letakkan di samping mesincuci. Ia memungutnya dan menempatkannya di sofa depan.
Jin Suk siap
menyantap ramennya, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Telfon dari Nyonya Kim, yang bertanya apa Jin SUk sudah menerima telfon dari Soo Ah. Jin Suk heran, telfon apa.
"Kamu
tidak akan kesana walaupun Ibu memintamu, kan?"
Jin Suk akan
segera ke sana.
Jin Suk saat ini sudah berada di rumah ibunya, ia menyantap masakan rumah ibunya. Nyonya Kim berkata kalau karena itulah keluarga menjadi lebih penting seiring pertambahan usia.
"Ibu
sangat membenci ayahmu, tapi ibu senang telah bertahan."
Jin Suk
tiba-tiba mengakhiri makannya setelah mendengar omongan ibunya. Jin Suk akan
segera pergi setelah minum tapi ibunya menahannya, lagi pula Jin Suk
jugamenganggur di rumah.
"Aku
harus beristirahat setelah penerbanganku semalam." Alasan Jin Suk.
Nyonya Kim
sudah memutuskan untuk tinggal di tempat lain. Ia akan memberikan rumah ini
kepada Jin Suk. Sebagai gantinya ia meminta deposit rumahJin Suk.
"Ibu
akan pindah ke Selandia Baru untuk tinggal bersama Jin Sook. Jadi, bawa semua
anggota keluargamu dari Pulau Jeju dan tinggal bersamalah di sini."
Jin Suk
mengatakan kalau mereka bisa pindah setelah rekonstruksi selesai, Saat itu Hyo
Eun sudah tamat SMA. Nyonya Kim memaksa untuk menjemput mereka sekarang.
"Kapten
Park, kamu tidak mengerti? Menurutmu kenapa Soo Ah pindah jauh-jauh ke Pulau
Jeju setelah berhenti bekerja? Apa karena Hyo Eun? Tidak. Soo Ah tinggal jauh
darimu."
Jin Suk
teringat perkataan Mi Jin bahwa Soo Ah tahu segalanya tentang hubungan mereka.
Jin Suk menjelaskan pada ibunya kalau ia tidak ingin tinggal bersama Soo Ah,
jadi ini sempurna.
"Kamu
tidak ingin tinggal bersamanya? Kalian berdua akan bercerai?"
"Astaga.
Tidak semua orang seperti kami akan bercerai. Ada orang yang hidup seperti ini
saja. Dia hanya membutuhkan udara segar sampai Hyo Eun masuk asrama."
Nyonya Kim
mengatakan kebenarannya kalau Hyo Eun tidak belajar di sekolah internasional
hanya belajar di sekolah lokal.
Jin Suk kembali ke rumahnya, ia baru menyadari kalau kepindahan Hyo Eun memang janggal. Ia juga teringat kembali perkataan Mi Jin bahwa SOo AH mengetahui segalanya.
"Choi
Soo Ah. Itu yang membuatmu sangat percaya diri."
Jin Suk
mengeluarkan ponselnya mungkin akan menghubungi Soo Ah tapi keduluan SMS Hye
Won yang masuk.
"Halo.
Aku ibunya Annie. Aku ingin berkunjung. Kamu ada di rumah?"
Jin Suk
heran, ada apa dengan Ahjumma (Hye Won) itu.
Hye Won ada di luar gedung apartemen Jin Suk. Ia melihat Do Woo masuk ke dalam lalu menelfonnya.
"Aku
sudah mengabari terlebih dahulu untuk memberi tahu kamu akan datang. Kamu sudah
ditunggu. Kamu berutang budi kepada orang itu. Seharusnya kamu sudah
mengunjunginya."
Do Woo akan
menjawab tapi Hye Won buru-buru memutusnya.
Jin Suk minum bir, ia berpikir, jika ia membicarakan mengenai sekolah Hyo Eun, maka Soo Ah akan membalasnya mengenai Mi Jin.
Hye Won
menghubungi Jin Suk, pertama ia mengenalkan diri sebagai ibunya Annie yang
mengirim pesan tadi. Jin SUk beralasan kalau ia baru saja membaca pesan Hye
Won.
"Aku
ingin menunjukkan rasa terima kasih kami."
Jin Suk
beralasan kalau Hye Won sudah berterima kasih sebelumnya. Jika berterima kasih
kepada istrinya, semuanya sudah beres.
"Ini
sesuatu yang membuat aku dan suamiku sangat berterima kasih. Istrimu mentraktir
ibu mertuaku sebelum beliau meninggal."
Jin SUk
heran, bagaimana mereka bisa saling mengenal? Hye Won menjawab kalau itu
hubungan yang luar biasa, ia juga sulit memercayainya.
"Terima
kasih atas niatmu, tapi istriku sedang tidak di rumah."
Hye Won
tahu. Tapi ia juga memiliki urusan lain. Hanya Do Woo yang akan datang.
"Siapa?"
"Suamiku.
Seo Do Woo."
Jin Suk
memuji suami Hye Won yang pasti sangat baik. Hye Won meminta Jin Suk menerima
apa yang telah mereka siapkan.
"Tolong
bukakan pintu untuknya. Sampai jumpa."
Do WOo sampai di lantai 5, Hye WOn kembali menghubunginya. Do Woo bertanya siapa orang itu.
"Orang
yang telah membantu kita. Orang yang membelikan patjuk untuk ibumu sebelum dia
meninggal."
Tepast saat
itu Jin Suk keluar dan mempersilahkan DO Woo masuk.
Jin Suk minta maaf karena rumahnya berantakan, istri dan anaknya tidak tinggal di rumah soalnya.
Do Woo
melihat hadiah dari ibunya tergeletak begitu saja di sofa (frame yang tadi).
Jin Suk menjawab kalau istrinya meninggalkan itu di beranda. Jin SUk mengambilnya
dan meletakkannya di atas meja.
Do Woo
memberikan bingkisan yang dibawanya pada Jin Suk,
"Sebelum
ibuku meninggal, istrimu mentraktirnya makan. Maaf karena aku terlambat
berkunjung."
Saat menatap
Jin Suk, Do Woo teringat percakapan Soo AH dengan Mi Jin di telfon. Do Woo
kemudian pamit tapi sebelum itu, ia meletakkan frame itu disamping TV.
"Sebaiknya
kamu menempatkan ini di tempat yang terlihat jelas."
Jin Suk
mengatakan kalau ini aneh. Do Woo sudah tegang, lalu Jin Suk melanjutkan,
maksudnya mengenai siapa yang berkunjung. Jin Suk tersenyum, ia janji pada Do
Woo kalau ia akan bilang ke Hye Won kalau Do Woo melakukannya dengan baik.
Dengan
polos, Jin Suk menasehati Do Woo kalau tidak baik selalu melakukan apa yang
istrinya inginkan karena itu tidak akan pernah ada akhirnya.
"Aku
pergi dahulu." Jawab Do Woo.
Do Woo keluar dari gedung. Hye Won menghubunginya, ia menunjukkan dimana tempatnya berada saat ini. Do Woo menghampirinya.
"Bagaimana
tadi? Mungkin kamu tidak bisa mengatakan atau melakukan apa pun. Kenapa kamu
harus bersikap seperti ini? Kenapa orang sepertimu harus hidup seperti ini?
Kamu tahu alasanku pergi ke Pulau Jeju? Aku pergi ke sana untuk menceraikanmu.
Perceraian yang sangat kamu inginkan."
Jin Suk melihat keduanya bertengkar dari balkon rumahnya, ia bertanya-tanya, apa itu istri atau kekasih Do Woo?
"Bisakah
kamu bertengkar di tempat lain, Do Woo?" Gumamnya.
Jin Suk
teringat pertemuannya dengan HyeWOn di Sydney, saat itu Hye Won menyebut nama
suaminya, Seo Do Woo. Ia mengingat sikap aneh Soo Ah saat di toko perabot.
Laporan Joo Hyun bahwa Soo AH bicara serius dengan seorang pria di pesawat.
Perkataan Mi Jin yang menyuruhnya sadar sebelum ia menghancurkan keluarganya.
Jin SUk
mulai mencurigai sesuatu tapi ia meyakinkan dirinya sendiri kalau semua ini
tidak masuk akal.
Hye Won dan Do Woo sekarang ada di dalam mobil. Hye Won melanjutnya bicara,
"Kamu
melihatnya sendiri. Dia terlihat bahagia, bukan? Pria itu tidak tahu kehidupan
seperti apa yang dijalani istrinya. Kamu tidak bisa melawannya. Aku tidak ingin
dia melukaimu. Kamu masih suamiku. Aku tidak akan membiarkanmu dibenci oleh
siapa pun. Kenapa harus menjadi seperti ini? Bukan ini alasanku mengabulkan
permintaanmu untuk bercerai."
Do Woo tidak
menjawabnya. Hye Won melanjutkan,
"Kini
kamu mengkhawatirkannya, bukan? Mungkin kamu berpikir aku menghinanya. Benar.
Dia menerimanya dariku. Lalu? Lalu? Itu tidak menjadi masalah lagi. Aku tidak
ingin kamu ditempatkan di posisi yang sama dengannya. Aku tidak bisa menerimanya
lagi. Sadarlah, Do Woo."
Hye Won
tidak bisa menahan tangisnya. Do Woo memegang pundaknya untuk menenangkan.
Saat di rumah, Hye Won kembali mengajaknya bicara. Hye Won menjelaskan kalau Nyonya Hong sudah mengetahui semuanya. Seperti biasanya. Nyonya Hong bisa menghapus keberadaannya cukup dengan satu telepon. Jadi, ia lari kepada Do Woo. Tapi malah bertemu Soo Ah.
"Aku
bilang dia akan menghantuimu sepanjang hidupmu. Itu yang kukatakan kepadanya.
Setelah menyelesaikan sekolah dan melahirkan Eun Woo, kami tinggal bersama
hanya selama dua hari. Ini kali pertama, bukan? Akhirnya aku mengutarakan isi
hatiku.
Hye Won
melahirkan Annie atas dasar cinta. Tapi setelah itu, ia merasa takut.
Orang-orang bilang Annie akan menjadi pusat hidupnya, tapi itu tidak terjadi
kepadanya. Ia merasa itu akhir hidupnya. Ia bahkan tidak bisa membicarakan hal
itu dengan ibunya. Ia sangat depresi.
"Saat
itu ayahnya Eun Woo mengatakan dia akan membesarkannya. Dia bilang aku bisa
melupakan semuanya jika menginginkannya. Aku langsung menyetujuinya.
Pekerjaanku membantuku melupakan semuanya. Bagian hidupku itu terhapus
seluruhnya dari ingatanku.
Saat ayahnya
Eun Woo didiagnosis mengidap kanker dan bilang peluang hidupnya hanya 50
persen. Ia baru saja memulai pekerjaan impiannya dengan bekerja untuk Nyonya
Go. "Kenapa sekarang"? Ia menyalahkan Ayah Annie.
"Lalu
terjadi sesuatu yang luar biasa. Kali pertama aku bertemu dengan Eun Woo, kamu
mendatangiku dan menyapaku. Hari itu, aku mengingat satu bagian dari hidupku
yang kupikir sudah hilang selamanya. Dia putriku. Aku menyesal telah
memberitahumu bahwa dia putriku. Aku tahu kamu tetap akan menerimaku. Aku
menyesalinya. Tapi... Setelah kupikirkan, menurutku itu hal terbaik yang pernah
kulakukan untuknya, dengan menyebutnya putriku.
Setelah bertemu Soo Ah Hye Won melihat foto annie bersanding dengan foto Nyonya Go. Ia mengambil foto Annie lalu foto Nyonya Go dan menangis tersedu memeluknya.
"Pendapatmu benar tentangku. Aku selalu gelisah dan tidak sabar. Aku selalu sangat menginginkan sesuatu. Mulai saat ini, aku tidak akan hidup seperti itu lagi. Karena itu aku tidak akan memintamu untuk tetap tinggal. Aku tidak akan melakukannya."
Hye Won menunjukkan pada Seok tentang hal-hal yang harus Seok ketahui tentang mengelola galeri juga memberi informasi terkait rumah tua. Ada inspeksi tahunan, jadi Seok harus ingat itu. Ada evaluasi setiap 10 tahun sekali, tapi tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Selanjutnya Hye Won memberi surat perceraian pada Do Woo. Lalu kembali pada Seok,
"Aku
tahu sudah terlambat untukku mengatakan hal ini, tapi terima kasih sudah
mengurus Eun Woo."
Do Woo mengantar Hye Won keluar. Do Woo berpesan agar Hye Won menghubunginya jika menhadapi masalah.
"Aku
akan melakukannya." Jawab Hye Won sedikit bergurau.
Do Woo
memberi Hye Won sesuatu katanya itu ada di dalam kotak barang berharga Annie.
Jika tidak salah ingat, itu adalah milik Hye Won.
Setelah Hye
Won pergi, Do Woo minta maaf pada Annie karena ini harus terjadi pada ayah dan
ibunya.
Hye Won di kantornya, ia mengeluarkan barang pemberian Do Woo tadi. Itu adalah saputangan miliknya.
Do Woo
mengirim pesan, "Ada seseorang yang
ingin dilindungi Eun Woo. Sekarang aku tahu persis siapa orang itu. Orang itu
adalah kamu."
Hye Won
teringat saat ia menggunakan saputangan itu. Itu adalah saat mereka di kafe,
saat mereka mengarang segala tantang Annie. Saat itu Annie tak sengaja
menumpahkan air.
Hye WOn
menangis mengingat itu, ia sangat menyesal.
Narasi
Annie: Tahukah Ayah yang paling aku takuti? Tidak bisa melindungi sesuatu yang
berharga. Itu yang paling aku takuti.
Do Woo kembali berjalan, Hyun Woo bertanya, apa yang membuatnya berjalan sejauh itu ke tempatnya?
"Ada
beberapa hal yang ingin kulakukan setelah aku dan Hye Won bercerai. Tapi
setelah kami bercerai, aku benar-benar bingung."
Hyun Woo
memberi Do Woo segelas bir. Do WOo berkata kalau perasaannya kacau balau
sekarang. Ia pikir ia akan bahagia jika melakukan ini. Ia pikir semuanya akan
membaik jika ia melakukannya. Ia pikir beberapa hal akan membuatnya sedih.
"Tapi
setelah aku melakukan semua itu, semuanya terasa berbeda. Aku tidak mengira
akan merasa seperti ini sekarang. Aku tidak yakin apa aku bisa meminta Soo Ah
untuk merasa seperti ini juga."
Mi Jin melanjutkan curhatnya pada Soo Ah saat Hyo Eun sudah tertidur. Ia pikir, ia tidak akan pernah bisa melupakan Jin Suk. Jin SUk adalah pacar pertamanya dan ia masih muda. Jin Suk memperlakukannya seperti sampah dan ia membiarkannya. Tapi Soo Ah telah menghancurkan lingkaran setan itu.
"Kamu
pasti sangat berterima kasih." Tanggap Soo Ah.
"Tapi
kamu tampak sepertiku saat kembali dari cuti kehamilanmu."
Soo Ah
cerita kalau Jin Suk pernah menerima pesan teks dan ternyata isinya adalah
foto. Foto yang diambil Jin Suk dengan juniornya. Setelah itu, ia tidak pernah
menyentuh ponsel Jin Suk lagi.
"Kenapa
kamu tidak memberitahuku?" Protes Mi Jin.
"Saat
itu aku ingin bertahan dengan Jin Suk. Bagaimana pun caranya."
Soo Ah
bahkan tidak bertengkar dengan Jin Suk karena takut Jin Suk akan
meninggalkannya. Lagu Mi Jin telah menjadi lagunya juga.
Tiba-tiba mereka sudah ada di ruang karaoke dan menyanyikan lagu tema mereka. Seusai menyanyi Soo Ah berteriak keras-keras kalau ia akan hidup disana bersama Hyo Eun.
"Apa Do
Woo akan bercerai?" tanya Mi Jin.
Soo Ah ragu
karena istri Do Woo melihatnya, ia yakin istri Do Woo tidak akan mengijinkan DO
WOo bercerai.
"Kau
tidak pernah tahu. Mungkin harga dirinya hancur setelah melihatmu dan dia akan
langsung menceraikannya."
Mereka
tertawa, lalu Mi Jin menanyakan tentang Soo Ah, bisakah Soo Ah menceraikan Jin
Suk? Soo Ah mengangguk. Mi Jin menyimpulkan, jadi artinya Soo Ah bisa tinggal
disana bersama Do Woo tanpa takut dengan Jin Suk.
"Benar!
Aku akan hidup bahagia di sini selamanya bersama Hyo Eun!" Teriak Soo Ah.
Mereka
sangat bahagia jika memikirkan akan segera lepas dari Jin Suk.
Mereka pulang setelah bersenang-senang. Dan mereka meminta Kevin untuk menjaga Hyo Eun sementara mereka pergi.
Soo Ah
sengaja mendekatkan Mi Jin dengan Kevin, dengan bilang kalau mereka pasangan
yang serasi dan menyarankan agar mereka pergi minum bersama.
Mi Jin tak
mau karena ini sudah larut, ia memilih untuk masuk duluan.
"Rebut hatinya." Usul Soo Ah.
Kevin hanya
tersenyum. Soo Ah mengaku kalau ia menyuruh Mi Jin kesana demi Kevin. Kevin
menjawab tidak apa-apa dan berkata kalau Hyo Eun tidak bangun sama sekali.
Soo Ah
berterimakasih, ia menyuruh Kevin untuk menjemput Mi Jin besok pagi dan bisa
menghabiskan waktu bersamanya dalam perjalanan.
"Kamu
mendengarku berbicara dengan Mi Jin di telepon, bukan? Dia tidak melakukan
kesalahan. Aku menyalahkannya tanpa dasar yang jelas." Jelas Soo Ah.
Do Woo menghubungi Soo Ah setelah Kevin pergi. Do Woo menjelaskan kalau ia saat ini ada di tempat Hyun Woo. Ia mengingatkan Soo Ah,
"Apa
kamu ingat saat aku mengatakan ini di telepon? 'Aku tidak yakin ini akan menghiburmu.'"
Soo Ah ingat
betul itu, karena itu adalah kali pertama Do Woo menghiburnya. Saat itu ia baru
melepas Hyo Eun untuk tinggal di
Malaysia.
Do Woo
bertanya kapan yang kedua. Soo Ah menjawab
"Itu pujian terbaik yang pernah kuterima."
Kilas balik...
Itu adalah saat Soo Ah mendatangi Do Woo setelah menerima hadiah dari ibu Do Woo. Waktu itu Soo Ah berkata,
"Saat
kekhawatiranmu sirna seiring tiupan angin, dan kamu mulai berpikir, 'Tidak ada
yang penting dalam hidup ini. Aku hanya perlu menikmati setiap momen.' Itu
adalah momen saat kita merasa dikuatkan. Kamu seperti momen itu, Do Woo."
Dan Do Woo
menjawabnya, "Itu pujian terbaik yang pernah kuterima."
Kilas balik
selesai...
Do Woo
bertanya lagi, lalu Kapan kali ketiga?
"Kamu
ingat Seoul di bulan November? Itu saat kita mengakhiri semuanya. Itu musim
saat kita tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru.
Jangan kembali."
"Kamu
pasti sangat bingung di sana.
"Sedikit.
"Apa
yang kamu pikirkan saat ini mungkin benar. Ini tempat yang istimewa. Itu tempat
kamu menjalani kehidupan sehari-harimu. Apa pun yang kamu rasakan di sana dan
kebingunganmu mungkin benar. Mungkin bukan karena November yang sepi. Do Woo.
Aku akan baik-baik saja, jadi..."
"Karena
itu jangan kembali."
Soo Ah
mengaku kalau ia bertemu istri Do Woo. Do Woo tahu itu, ia juga melihatnya, ia
melihat Soo Ah meninggalkan karya ibunya di beranda.
Soo Ah
terkejut, jadi Do Woo ke rumahnya. Do Woo menjawab kalau semuanya terjadi
begitu saja.
"Aku
bertemu dengan suamimu. Jangan khawatir. Dia pikir aku datang untuk berterima
kasih karena kamu memberi patjuk untuk ibuku sebelum dia meninggal. Apa yang
harus kulakukan untuk mengurangi penderitaan ini bagimu? Aku tidak tahu apakah
kamu akan merasa lebih baik, tapi untuk saat ini, hanya itu yang kupikirkan.
Sepertinya itu tidak berhasil. Kita harus berbicara lebih lama saat aku tiba di
sana. Kali ini, aku benar-benar akan pergi lusa."
>
EmoticonEmoticon