-->

Sinopsis Naked Fireman Episode 3 Part 2

- Januari 24, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari KBS2

Sinopsis Naked Fireman Episode 3 Part 2


Detektif Kwon mengajak Jin Ah bicara berdua. Jin Ah menjelaskan kalau pria yang selama ini ditemuinya namanya Cheol Soo, seorang pemadam kebakaran di wilayah Gachon.

"Sekarang dimana dia?"

"Di terminal bis."

Jin Ah menjelaskan, orang bernama Kang Cheol Soo ini... sama sekali tidak mirip pencuri atau pembunuh. Mereka harus pikirkan kemungkinan ada orang yang mirip dengannya.

"apakah orang itu... punya luka parut seperti yang Kau lihat dulu?"


Sung Jin menguping pembicaraan mereka. Jin Ah masih diam saja. Detektif Kwon mengulagi lagi, ada atu tidak?

"Ada."

Detektif Kwon membenarkan, Jin Ah hanya perlu katakan yang sejujurnya. Jin Ah sepertinya tidak setuju dengan Detektif Kwon tapi Detektif Kwon tidak membiarkannya. Ia mengingatkan Jin Ah, sudah berkali-kali ia memperingatkan Jin Ah untuk menjauh dari Song Ja, apa perkataannya salah?


Jin Ah diam saja. Detektif Kwon menyentuh pundaknya, menyuruhnya untuk pulang karena sudah larut.

"Apa yang akan Anda lakukan?"

"PNS melakukan pencurian dan menggunakan identitas palsu. Bukankah harusnya kita tangkap?"

"Apa?"


Sebenarnya yang dilihat Sung Jin malam kebakaran itu adalah Detektif Kwon yang meloncat pagar. Karena memakai seragam SMA Gachon, topi biru dan sepatu putih, ia mengira itu adalah Cheol Soo makanya saat di sungai Han ia sampai mati pun tidak akan mengatakan apa yang dilihatnya malam itu.


Cheol Soo galau, ia ingin mengaku tapi ragu, padahal sudah menulis pesan pengakuan untuk Jin Ah tapi ia hapus kembali. Kemudian ia melihat toko aksesoris.


Cheol Soo masuk ke sana dengan canggung. Pelayan bertanya, apa Cheol Soo mencari sesuatu. Cheol Soo menjawab, ia ingin minta maaf pada seorang wanita.

"Pacarmu?"

"Ah, tidak."

"Kalau begitu gebetan?"

"Bukan begitu?"

"Dia cantik?"

Spontan Cheol Soo membenarkan. Pelayan mengatakan, belakangan ini ada benda yang sering dibelikan laki-laki untuk pacarnya. Mau lihat? Cheol Soo tetap mengelak kalau wanita itu bukan pacarnya tapi ia mau melihat barang itu.

Pelayan membawakannya, bentuknya seperti parfum. Cheol Soo membukanya untuk mencium aromanya tapi pelayan melarangnya.

"Ah, kalau mau dicium... panggil ambulan lebih dulu." Jawab pelayan.

Cheol Soo tak mengerti maksudnya tapi ia tetap memebelinya.


Cheol Soo siap naik bisa, Sung Jin menelfonnya. Setelah diangkat, Sung Jin marah-marah karena Cheol Soo lama sekali menangkatnya. Cheol Soo menjawab kalau ia sibuk, memangnya kenapa?

Sung Jin menyuruhnya melihat ke sekitar, ada gak lelaki 40an, hampir 180cm, jaket hitam, sepatu dan celana hitam? Cheol Soo melihatnya, dan dia berjalan mendekatinya.

Cheol Soo masih santai bertanya, siapa orang itu. Sung Jin menyuruhnya lari karena kalau sampai orang itu menangkapnya maka habislah. Cheol Soo tak mengerti kenapa ia harus lari.

"Nanti kujelaskan. Lari saja dulu!" Bentak Sung Jin.

Detektif Kwon makin mendekatinya, Cheol Soo panik dan berbalik. Ia bertanya pada Sung Jin, kenapa orang itu mengikutinya? Masalah apalagi sekarang?

Cheol Soo terus berjalan kedepan tapi sesekalimelihat kebelakang dan Detektif Kwon terus mengikutinya. Sung Jin menyuruhnya sembunyi di tempat aman lalu menelfonnya, nanti ia jelaskan.


Cheol Soo menutup telfonnya lalu lari kencang. Detektif Kwon mengejarnya. Beberapa saat kemudian Cheol Soo tidak melihat Detektif Kwon, ia memutuskan untuk masuk toilet. Tapi ternyata Detektif Kwon melihatnya dari atas,dan dengan mudah mengetahui dimana Cheol Soo sekarang.


Cheol Soo masuk ke salah satu bilik toilet, ia menelfon Sung Jin lagi. Cheol Soo mengira kalau Sung Jin menggunakan namanya untuk meminjam pada lintah darat.

"Orang itu polisi." Kata Sung Jin.

Cheol Soo kaget, kenapa polisi mencarinya. Sung Jin masih belum mau menjelaskannya, ia bertanya keberadaan Cheol Soo. Cheol Soo menjawab kalau ia ada di toilet.


Detektif Kwon masuk toilet, ia mengecek bilik demi bilik dan hanya satu yang tertutup. Ia mengetok bilik tersebut memanggil nama Cheol Soo. Cheol Soo menjawab,  hah? apa?
Detektif Kwon mengatakan kalau dirinya polisi dan menyuruh Cheol Soo membuka pintunya. Cheol Soo tidak percaya, ia minta bukti. Detektif Kwon menunjukkan tanda pengenalnya. Cheol Soo mengatakan di telfon pada Sung Jin kalau orang yang mengikutinya benar-enar polisi.


Sung Jin kesal, "Sudah kubilang dia polisi! Dia tahu perbuatanmu, jadi kau mau ditangkap!"

Detektif Kwon mengatakan kalau Jin Ah melaporkannya atas tuduhan penipuan. mendengar itu Cheol Soo menutup telfonnya.


Cheol Soo akhirnya membuka pintunya. Ia menegaskan lagi, apa benar Jin Ah yang melaporkannya. Detektif Kwon tidak menjawab, ia meminta tas Cheol Soo katanya itu prosedur.

Cheol Soo menahan tasnya. Setelah melihat-lihat Detektif Kwon, a rasa pernah bertemu sebelumnya. Ah, tadi di apartemen atap. Iyakan?! Bajunya pun sama dan saat Cheol Soo menutup wajah Detektif Kwon, matanya sama. Cheol Soo heran, kenapa Detektif Kwon tadi melarikan diri padahal seorang Detektif.

Detektif Kwon lalu mendesak Cheol Soo kembali ke dalam bilik, ia menodong Cheol Soo dengan pistolnya.


"Kau melihatku dimana?"

"Tadi... di apartemen atap."

"Yaa..."

"Aku yakin itu Anda."

Detektif Kwon menjejali mulutnya dengan saputangan. Cheol Soo bingung, mau apa Detektif Kwon. Detektif Kwon membenturkan kepalanya sendiri ke dinding hingga darah keluar banyak. Selanjutnya, ia menembakkan pistolnya ke atas 3 kali membuat orang yang di toilet keluar semua.

Detektif Kwon mengambil saputangan dari mulutnya dan kembali menodongkan pistolnya ke Cheol Soo.

"Kau tahu... kali ini peluru sungguhan. Bukan cuma menolak ditangkap, kau juga melukai polisi, mengambil senjatanya dan mengancam. Kenapa begitu?"

"Aku... kapan aku begitu? Anda melakukannya sendiri."

"Sekarang, setelah bergulat pistolnya tidak sengaja meletus, dan pelurunya disana."

"Kenapa kau begini padaku? Kenapa begini padaku?"

"Lalu kau sendiri? Kenapa kau harus mengenaliku?"


Detektif Kwon siap menembakkan pistolnya. Cheol Soo teringat dengan hadiahnya untuk Jin Ah. Ia menyemprotkannya ke mata Detektif Kwon sehingga ia berhasil melarikan diri.


Sampai di luar Cheol Soo masih linglung. Untung Sung Jin sampai tepat waktu, ia menyuruh Cheol Soo cepat masuk ke dalam mobilnya.

"Dia mau membunuhku. Dia sungguh mau membunuhku. Ayo ke kantor polisi. Ayo." Pinta Cheol Soo dengan muka pucat.

Sung Jin malah meminta ponselnya. Cheol Soo bertanya untuk apa tapi Sung Jin tak menjawabnya cuma terus memaksa. Akhirnya Cheol Soo memberikannya dan Sung Jin malah melemparnya keluar.

"Kenapa ponselku dibuang?"

Sung Jin menyuruh Cheol Soo membuka kotak di depannya. Cheol Soo mesih menuntut jawaban Sung Jin, kenapa ponselnya dibuang. Sung Jin membentaknya, Lakukan saja! Buka!

Cheol Soo membukanya dan ada ponsel disana. Sung Jin mengatakan kalau ponsel itu tak terlacak, sementara Cheol Soo gunakan itu.

"Buat apa?"

"Han Jin Ah dan polisi itu sudah menjebakmu. Mereka berusaha menciptakan bukti untuk menangkapmu. Model bugil itu cuma rekaan. Mereka berusaha memenjarakanmu!"

Cheol Soo tak mengerti, memangnya ia melakukan apa? Apa yang ia lakukan?!


Sung Jin meminggirkan mobilnya,

"Kau melakukannya. 10 tahun lalu. Pasangan yang terbunuh di vila itu..."

"Apa?"

"Kau tidak perlu bohong padaku. Aku lihat semuanya."

"Lihat apa?"

"Malam itu. Aku melihatmu pergi...dari vila terbakar.

"Dasar gila. Jangan bercanda."

"Kau harus sembunyi. Aku akan mencarikanmu kapal."

"Jadi maksudmu... Han Jin Ah sengaja mencariku? Buat apa?"

Sung Jin menjelaskan kalau Han Jin Ah adalah putri pasangan itu. Jin Ah bilang dia melihat Cheol Soo. Lebih tepatnya, luka parutnya. "Jika mereka menangkapmu, mereka akan menjadikanmu pembunuh."


Cheol Soo tidak tahu mau bicara apa. Ia membuka pintu mobil dan berjalan dengan langkah pasti. Sung Jin menghentikannya, mau kemana? Cheol Soo akan ke kantor polisi.

"Ini sudah selesai! Mereka menjebakmu!" bentak Sung Jin.

"Bukan aku! Bukan aku." Tegas Cheol Soo.

Sung Jin tak percaya, lalau siapa yang ia lihat. Cheol Soo menjawab kemungkinan Sung Jin salah lihat.

Dan perhatian mereka terakih ke layar besar menayangkan berita penyerangan terhadap Detektif Kwon. 
"Polisi yang bertarung melawan penjahat bersenjata dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan hidung patah dan luka lainnya."


Jin Ah mengusir Song Ja. Song Ja memelas, aoa Jin Ah sungguh akan melakukannya, ia mengaku salah dan minta maaf.

"Aku mana bisa hidup serumah dengan pencuri yang mencuri dariku?"

"Kau lebih perduli pada uang daripada keluargamu satu-satunya? Hmm?"

"Siapa yang tahu? Mungkin tidak selesai hanya dengan mencuri. Kalau aku mati, semuanya akan jadi milik bibi.  Jadi tidak perlu kau curi. "

Song Ja tak menyangka Jin Ah memiliki pikiran itu. Ia menjadi semakin mantap untuk pergi kalau begitu caranya. ia sudah tahu akan seperti ini. Makanya ia melakukannya. Mengambil milik Jin Ah sebelum Jin Ah mengusirnya!


Jin Ah masuk ke dalam, TV menyala memberitakan soal penyerangan Detektif Kwon. Ia berbalik menyaksikannya.

"Senjata yang ditemukan dalam tas DamKar Kang Cheol Soo merupakan senjata yang digunakan untuk membunuh seniman ternama Han Gyeong Soo di vilanya 10 tahun lalu. "


Kantor DamKar diserbu wartawan. Rekan Cheol Soo tidak ada yang mau memberi komentar.

Bapak dan Ibu Jang juga menyaksikan berita itu. Soal Cheol Soo yang selalu kasar diungkit-ungkit apa lagi penuturan saksi yang dilebih-lebihkan.


Jung Soon bebersih di kamar Jin Ah sambil menggerutu soal perbuatan Cheol Soo. Memang tidak akanpernah tahu hati orang, wajah juga bisa menipu. Jin Ah membenarkan apa yang dikatakan Jung Soon itu.

Lalu Jung Soon akan membuka jendela tapi macet. Jung Soon menyarankan untuk memanggil tukang agar memperbaikinya. Tiba-tiba Jin Ah melihat aspirin di lantai.

"Kau tahu dirumah tidak boleh ada itu, kan?"

Jung Soon mengambil aspirin itu, ia mengatakan kalau itu miliknya, belakangan ini kepalanya sakit jadi ia membelinya, mungkin itu terjatuh tadi.

"Tolong keluar. Aku merasa sangat tidak nyaman. Ada satu ruangan dengan orang yang sangat mengenalku."


Jin Ah kesepian, ia turun ke bawah. Disana ada tablet, iseng ia membukanya dan menemukan artikel soal Detektif Kwon. Dimana luka di tangan Detektif Kwon itu katanya akibat berkelahi dengan Cheol Soo.


Jin Ah langsung ke rumah sakit. Di kursi tunggu ia melihat putri Detektif Kwon bermain boneka, menempel palester pada kepala boneka. Jin Ah tidak menghiraukannya, ia langsung masuk ke dalam.


Detektif Kwon beres-beres keluar rumah sakit karena disana tidak ada yang bisa dilakukannya, ia harus segera menangkap Cheol Soo.

Jin Ah melihat istri Detektif Kwon, mukanya penuh lebab jadi Jin Ah memandanginya dengan seksama. Jin Ah ingin bertanya soal Cheol Soou. jadi Detektif Kwon menyuruh istrinya pergi.


"Dia terjatuh di tangga. Aku sedih sekali. Duduklah." jelas Detektif Kwon.

Jin Ah tidak bertanya lebih jauh. Ia mulai bercerita kalau ia sedang kalut dan nyaris tidak bisa mengendalikannya bahkan ia mengusir bibi dan juga pelayannya. Detektif Kwon menengkan, jangan merasa bersalah. Saat ini Jin Ah butuh waktu sendirian.

"Ahjushi. Tangan kananmu, apakah terluka saat bertarung melawan Kang Cheol Soo? Kau bilang kau terjatuh. Tapi kenapa kau bilang ke wartawan kalau tanganmu luka saat melawan Kang Cheol Soo? Lalu malam itu, kau langsung ke terminal untuk mencari Kang Cheol Soo. Bagaimana kau mengenali wajahnya? Kau belum pernah melihatnya."

"Kau memang... sedang kalut. Wartawan cenderung suka melebih-lebihkan. Itu biasa. Aku mengenali wajahnya... karena ada yang mengirimkan aku fotonya. Puas? Meskipun kau merasa tidak tenang, kau tidak bisa mendesakku begini. Jika begitu... siapa yang akan ada disisimu?"


Saat keluar ruangan, Jin Ah menyapa putri Detektif Kwon. Ia bertanya, apa dia tahu siapa yang melukai ibunya. Putri Detektif Kwon melihat sekeliling sebelummenjawab, ia lalu berbisik pada Jin Ah setelah memastikan tidak ada siapa-siapa.

"Kalau kuberitahu, eonni bisa menyelamatkan ibuku? Aku... tahu semuanya. Eonni, tidak bisa mengalahkan ayahku."


Cheol Soo ada di restoran yang tutup itu. Ia menghubungi Sung Jin. Saat ini Sung Jin tidak bisa kemana-mana karena polisi berjaga disekitar rumahnya, ia melarang Cheol Soo ke daerah rumahnya.

"Haruskah aku ke polisi? Kalau kesana, aku bisa bilang aku dijebak. "

"Kau yakin bisa mengalahkan wanita itu? Apa kau punya pengacara kelas tinggi? Bagaimana kalau butuh 10-20 tahun untuk membersihkan namamu? Kau sudah siap?"

Cheol Soo kesal, ia mendang keranjang yang ada disana. Kenapa ia harus mengalami semua ini?! Kenapa harus dirinya?!

"Tidak ada alasan untuk nasib buruk. Kau hanya kebetulan ada disana."

"Aku harus bagaimana?"

Sung Jin menyuruh Cheol Soo tetap bersembunyi. Lalu uang dari Jin Ah jangan sampai hilang, gunakan uang itu selama bersembunyi. Sung Jin menutup telfon karena sudah terlalu lama bicara.


Cheol Soo megang uang dari Jin Ah, ia teringat pada Pak jang.


Di rumah Pak Jang ada dua polisi. Ponsel pak Jang berbunyi dari nomor tak dikenal. Pak polisi mengijinkannya mengangkat. Pak Jang mengangkatnya dan agak menjauh.

"Kapten."

Pak Jang tahu kalau itu Cheol Soo dan ia pura-pura, "Oh, Bos Kim? Kau pakai nomor baru, aku tidak tahu."

Cheol Soo menangis mengatakan kalau itu bukan dirinya sungguh bukan dirinya. Pak Jang percaya. Cheol Soo makin terharu. Ia lalu bertanya soal kesehatan Pak Jang, tidak mendadak muntah darah, kan?

"Jangan khawatir. Mungkin karena sudah tua, kankerku ikut lemah. "


Cheol Soo bercerita, kenapa semua ini terjadi padanya. 10 tahun lalu, ia menyusup ke rumah kosong di hutan untuk mencuri. Saat itu ia semangat sekali karena tidak ketahuan. Tapi... dosa 10 tahun lalu... akhirnya menangkapnya. Maka ia layak mendapatkannya. Makanya ia  takut. Semua ini... adalah salahnya...

"Kapten. Anda tahu? Kapten adalah orang pertama... yang bilang kalau aku pandai. Selama ini aku tak sempat bilang ini padamu... aku sungguh berterimakasih."


"Bos Kim Jangan menyerah. Kalau menyerah, kau tidak dapat melihat. Kau bahkan tak bisa melihat yang kelihatan. Ada kabut tebal dan gelap. Panas 40°C seperti di dalam oven. Tubuhmu berat dan sulit untuk melangkah. Penolong yang seharusnya ada, tidak ada dimanapun. Apa yang kau lakukan? Menyerah dan pergi? Menyerah dan pergi?"

"Tidak. Aku harus mengatur ulang langkahku. Pasti ada cara."

"Sudah kukira bos Kim memang pandai. Kalau begitu, lakukan perlahan-lahan. Apakah ada yang kau lewatkan?"


Detektif Kwon menugaskan detektif lain untuk mencari rekaman di mobil malam itu. Tapi sayang pemiliknya sedang keluar kota besok baru pulang.

"Baiklah. Tetap bekerja. Jangan sampai kotak hitam mobil itu hilang."

Cheol Soo juga menyadari akan rekaman itu, ia berkata pada Pak Jang kalau ada yang harus dilakukannya. Pak Jang bertanya, apa ada yang bisa ia bantu.

"Jangan mati sampai aku kembali. Aku akan kembali agar Kapten bisa operasi."

"Baiklah. Aku menunggumu."

Cheol Soo menutup telfon, terpat saat itu ponselnya mati kehabisan  baterai.


Seseorang membuka pintu, Cheol Soo kaget. Dia.. Jin Ah.

"Tertangkap. Sebagai pelarian, bukankah kau terlalu mudah ditemukan? Kang Cheol Soo-ssi?"



>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search