Detektif Kwon mengajak Jin Ah bicara berdua. Jin Ah menjelaskan kalau pria yang selama ini ditemuinya namanya Cheol Soo, seorang pemadam kebakaran di wilayah Gachon.
"Sekarang
dimana dia?"
"Di
terminal bis."
Jin Ah
menjelaskan, orang bernama Kang Cheol Soo ini... sama sekali tidak mirip
pencuri atau pembunuh. Mereka harus pikirkan kemungkinan ada orang yang mirip
dengannya.
"apakah
orang itu... punya luka parut seperti yang Kau lihat dulu?"
Sung Jin menguping pembicaraan mereka. Jin Ah masih diam saja. Detektif Kwon mengulagi lagi, ada atu tidak?
"Ada."
Detektif
Kwon membenarkan, Jin Ah hanya perlu katakan yang sejujurnya. Jin Ah sepertinya
tidak setuju dengan Detektif Kwon tapi Detektif Kwon tidak membiarkannya. Ia
mengingatkan Jin Ah, sudah berkali-kali ia memperingatkan Jin Ah untuk menjauh
dari Song Ja, apa perkataannya salah?
Jin Ah diam saja. Detektif Kwon menyentuh pundaknya, menyuruhnya untuk pulang karena sudah larut.
"Apa
yang akan Anda lakukan?"
"PNS
melakukan pencurian dan menggunakan identitas palsu. Bukankah harusnya kita
tangkap?"
"Apa?"
Sebenarnya yang dilihat Sung Jin malam kebakaran itu adalah Detektif Kwon yang meloncat pagar. Karena memakai seragam SMA Gachon, topi biru dan sepatu putih, ia mengira itu adalah Cheol Soo makanya saat di sungai Han ia sampai mati pun tidak akan mengatakan apa yang dilihatnya malam itu.
Cheol Soo galau, ia ingin mengaku tapi ragu, padahal sudah menulis pesan pengakuan untuk Jin Ah tapi ia hapus kembali. Kemudian ia melihat toko aksesoris.
Cheol Soo masuk ke sana dengan canggung. Pelayan bertanya, apa Cheol Soo mencari sesuatu. Cheol Soo menjawab, ia ingin minta maaf pada seorang wanita.
"Pacarmu?"
"Ah,
tidak."
"Kalau
begitu gebetan?"
"Bukan
begitu?"
"Dia
cantik?"
Spontan
Cheol Soo membenarkan. Pelayan mengatakan, belakangan ini ada benda yang sering
dibelikan laki-laki untuk pacarnya. Mau lihat? Cheol Soo tetap mengelak kalau
wanita itu bukan pacarnya tapi ia mau melihat barang itu.
Pelayan
membawakannya, bentuknya seperti parfum. Cheol Soo membukanya untuk mencium
aromanya tapi pelayan melarangnya.
"Ah,
kalau mau dicium... panggil ambulan lebih dulu." Jawab pelayan.
Cheol Soo
tak mengerti maksudnya tapi ia tetap memebelinya.
Cheol Soo siap naik bisa, Sung Jin menelfonnya. Setelah diangkat, Sung Jin marah-marah karena Cheol Soo lama sekali menangkatnya. Cheol Soo menjawab kalau ia sibuk, memangnya kenapa?
Sung Jin
menyuruhnya melihat ke sekitar, ada gak lelaki 40an, hampir 180cm, jaket hitam,
sepatu dan celana hitam? Cheol Soo melihatnya, dan dia berjalan mendekatinya.
Cheol Soo
masih santai bertanya, siapa orang itu. Sung Jin menyuruhnya lari karena kalau
sampai orang itu menangkapnya maka habislah. Cheol Soo tak mengerti kenapa ia
harus lari.
"Nanti
kujelaskan. Lari saja dulu!" Bentak Sung Jin.
Detektif
Kwon makin mendekatinya, Cheol Soo panik dan berbalik. Ia bertanya pada Sung
Jin, kenapa orang itu mengikutinya? Masalah apalagi sekarang?
Cheol Soo
terus berjalan kedepan tapi sesekalimelihat kebelakang dan Detektif Kwon
terus mengikutinya. Sung Jin menyuruhnya sembunyi di tempat aman lalu
menelfonnya, nanti ia jelaskan.
Cheol Soo menutup telfonnya lalu lari kencang. Detektif Kwon mengejarnya. Beberapa saat kemudian Cheol Soo tidak melihat Detektif Kwon, ia memutuskan untuk masuk toilet. Tapi ternyata Detektif Kwon melihatnya dari atas,dan dengan mudah mengetahui dimana Cheol Soo sekarang.
Cheol Soo masuk ke salah satu bilik toilet, ia menelfon Sung Jin lagi. Cheol Soo mengira kalau Sung Jin menggunakan namanya untuk meminjam pada lintah darat.
"Orang
itu polisi." Kata Sung Jin.
Cheol Soo
kaget, kenapa polisi mencarinya. Sung Jin masih belum mau menjelaskannya, ia
bertanya keberadaan Cheol Soo. Cheol Soo menjawab kalau ia ada di toilet.
Detektif Kwon masuk toilet, ia mengecek bilik demi bilik dan hanya satu yang tertutup. Ia mengetok bilik tersebut memanggil nama Cheol Soo. Cheol Soo menjawab, hah? apa?
Detektif
Kwon mengatakan kalau dirinya polisi dan menyuruh Cheol Soo membuka pintunya.
Cheol Soo tidak percaya, ia minta bukti. Detektif Kwon menunjukkan tanda
pengenalnya. Cheol Soo mengatakan di telfon pada Sung Jin kalau orang yang
mengikutinya benar-enar polisi.
Sung Jin kesal, "Sudah kubilang dia polisi! Dia tahu perbuatanmu, jadi kau mau ditangkap!"
Detektif
Kwon mengatakan kalau Jin Ah melaporkannya atas tuduhan penipuan. mendengar itu
Cheol Soo menutup telfonnya.
Cheol Soo akhirnya membuka pintunya. Ia menegaskan lagi, apa benar Jin Ah yang melaporkannya. Detektif Kwon tidak menjawab, ia meminta tas Cheol Soo katanya itu prosedur.
Cheol Soo
menahan tasnya. Setelah melihat-lihat Detektif Kwon, a rasa pernah bertemu
sebelumnya. Ah, tadi di apartemen atap. Iyakan?! Bajunya pun sama dan saat
Cheol Soo menutup wajah Detektif Kwon, matanya sama. Cheol Soo heran, kenapa
Detektif Kwon tadi melarikan diri padahal seorang Detektif.
Detektif
Kwon lalu mendesak Cheol Soo kembali ke dalam bilik, ia menodong Cheol Soo
dengan pistolnya.
"Kau
melihatku dimana?"
"Tadi...
di apartemen atap."
"Yaa..."
"Aku yakin
itu Anda."
Detektif
Kwon menjejali mulutnya dengan saputangan. Cheol Soo bingung, mau apa Detektif
Kwon. Detektif Kwon membenturkan kepalanya sendiri ke dinding hingga darah
keluar banyak. Selanjutnya, ia menembakkan pistolnya ke atas 3 kali membuat orang
yang di toilet keluar semua.
Detektif
Kwon mengambil saputangan dari mulutnya dan kembali menodongkan pistolnya ke
Cheol Soo.
"Kau
tahu... kali ini peluru sungguhan. Bukan cuma menolak ditangkap, kau juga
melukai polisi, mengambil senjatanya dan mengancam. Kenapa begitu?"
"Aku...
kapan aku begitu? Anda melakukannya sendiri."
"Sekarang,
setelah bergulat pistolnya tidak sengaja meletus, dan pelurunya disana."
"Kenapa
kau begini padaku? Kenapa begini padaku?"
"Lalu
kau sendiri? Kenapa kau harus mengenaliku?"
Detektif Kwon siap menembakkan pistolnya. Cheol Soo teringat dengan hadiahnya untuk Jin Ah. Ia menyemprotkannya ke mata Detektif Kwon sehingga ia berhasil melarikan diri.
Sampai di luar Cheol Soo masih linglung. Untung Sung Jin sampai tepat waktu, ia menyuruh Cheol Soo cepat masuk ke dalam mobilnya.
"Dia
mau membunuhku. Dia sungguh mau membunuhku. Ayo ke kantor polisi. Ayo."
Pinta Cheol Soo dengan muka pucat.
Sung Jin
malah meminta ponselnya. Cheol Soo bertanya untuk apa tapi Sung Jin tak
menjawabnya cuma terus memaksa. Akhirnya Cheol Soo memberikannya dan Sung Jin
malah melemparnya keluar.
"Kenapa
ponselku dibuang?"
Sung Jin
menyuruh Cheol Soo membuka kotak di depannya. Cheol Soo mesih menuntut jawaban
Sung Jin, kenapa ponselnya dibuang. Sung Jin membentaknya, Lakukan saja! Buka!
Cheol Soo
membukanya dan ada ponsel disana. Sung Jin mengatakan kalau ponsel itu tak
terlacak, sementara Cheol Soo gunakan itu.
"Buat
apa?"
"Han
Jin Ah dan polisi itu sudah menjebakmu. Mereka berusaha menciptakan bukti untuk
menangkapmu. Model bugil itu cuma rekaan. Mereka berusaha memenjarakanmu!"
Cheol Soo
tak mengerti, memangnya ia melakukan apa? Apa yang ia lakukan?!
Sung Jin meminggirkan mobilnya,
"Kau
melakukannya. 10 tahun lalu. Pasangan yang terbunuh di vila itu..."
"Apa?"
"Kau
tidak perlu bohong padaku. Aku lihat semuanya."
"Lihat
apa?"
"Malam
itu. Aku melihatmu pergi...dari vila terbakar.
"Dasar
gila. Jangan bercanda."
"Kau
harus sembunyi. Aku akan mencarikanmu kapal."
"Jadi
maksudmu... Han Jin Ah sengaja mencariku? Buat apa?"
Sung Jin
menjelaskan kalau Han Jin Ah adalah putri pasangan itu. Jin Ah bilang dia
melihat Cheol Soo. Lebih tepatnya, luka parutnya. "Jika mereka
menangkapmu, mereka akan menjadikanmu pembunuh."
Cheol Soo tidak tahu mau bicara apa. Ia membuka pintu mobil dan berjalan dengan langkah pasti. Sung Jin menghentikannya, mau kemana? Cheol Soo akan ke kantor polisi.
"Ini
sudah selesai! Mereka menjebakmu!" bentak Sung Jin.
"Bukan
aku! Bukan aku." Tegas Cheol Soo.
Sung Jin tak
percaya, lalau siapa yang ia lihat. Cheol Soo menjawab kemungkinan Sung Jin
salah lihat.
Dan
perhatian mereka terakih ke layar besar menayangkan berita penyerangan terhadap
Detektif Kwon.
"Polisi
yang bertarung melawan penjahat bersenjata dilarikan ke rumah sakit dalam
keadaan hidung patah dan luka lainnya."
Jin Ah mengusir Song Ja. Song Ja memelas, aoa Jin Ah sungguh akan melakukannya, ia mengaku salah dan minta maaf.
"Aku
mana bisa hidup serumah dengan pencuri yang mencuri dariku?"
"Kau
lebih perduli pada uang daripada keluargamu satu-satunya? Hmm?"
"Siapa
yang tahu? Mungkin tidak selesai hanya dengan mencuri. Kalau aku mati, semuanya
akan jadi milik bibi. Jadi tidak perlu
kau curi. "
Song Ja tak
menyangka Jin Ah memiliki pikiran itu. Ia menjadi semakin mantap untuk pergi
kalau begitu caranya. ia sudah tahu akan seperti ini. Makanya ia melakukannya.
Mengambil milik Jin Ah sebelum Jin Ah mengusirnya!
Jin Ah masuk ke dalam, TV menyala memberitakan soal penyerangan Detektif Kwon. Ia berbalik menyaksikannya.
"Senjata
yang ditemukan dalam tas DamKar Kang Cheol Soo merupakan senjata yang digunakan
untuk membunuh seniman ternama Han Gyeong Soo di vilanya 10 tahun lalu. "
Kantor DamKar diserbu wartawan. Rekan Cheol Soo tidak ada yang mau memberi komentar.
Bapak dan
Ibu Jang juga menyaksikan berita itu. Soal Cheol Soo yang selalu kasar
diungkit-ungkit apa lagi penuturan saksi yang dilebih-lebihkan.
Jung Soon bebersih di kamar Jin Ah sambil menggerutu soal perbuatan Cheol Soo. Memang tidak akanpernah tahu hati orang, wajah juga bisa menipu. Jin Ah membenarkan apa yang dikatakan Jung Soon itu.
Lalu Jung
Soon akan membuka jendela tapi macet. Jung Soon menyarankan untuk memanggil
tukang agar memperbaikinya. Tiba-tiba Jin Ah melihat aspirin di lantai.
"Kau
tahu dirumah tidak boleh ada itu, kan?"
Jung Soon
mengambil aspirin itu, ia mengatakan kalau itu miliknya, belakangan ini
kepalanya sakit jadi ia membelinya, mungkin itu terjatuh tadi.
"Tolong
keluar. Aku merasa sangat tidak nyaman. Ada satu ruangan dengan orang yang
sangat mengenalku."
Jin Ah kesepian, ia turun ke bawah. Disana ada tablet, iseng ia membukanya dan menemukan artikel soal Detektif Kwon. Dimana luka di tangan Detektif Kwon itu katanya akibat berkelahi dengan Cheol Soo.
Jin Ah langsung ke rumah sakit. Di kursi tunggu ia melihat putri Detektif Kwon bermain boneka, menempel palester pada kepala boneka. Jin Ah tidak menghiraukannya, ia langsung masuk ke dalam.
Detektif Kwon beres-beres keluar rumah sakit karena disana tidak ada yang bisa dilakukannya, ia harus segera menangkap Cheol Soo.
Jin Ah
melihat istri Detektif Kwon, mukanya penuh lebab jadi Jin Ah memandanginya
dengan seksama. Jin Ah ingin bertanya soal Cheol Soou. jadi Detektif Kwon
menyuruh istrinya pergi.
"Dia terjatuh di tangga. Aku sedih sekali. Duduklah." jelas Detektif Kwon.
Jin Ah tidak
bertanya lebih jauh. Ia mulai bercerita kalau ia sedang kalut dan nyaris tidak
bisa mengendalikannya bahkan ia mengusir bibi dan juga pelayannya. Detektif
Kwon menengkan, jangan merasa bersalah. Saat ini Jin Ah butuh waktu sendirian.
"Ahjushi.
Tangan kananmu, apakah terluka saat bertarung melawan Kang Cheol Soo? Kau
bilang kau terjatuh. Tapi kenapa kau bilang ke wartawan kalau tanganmu luka
saat melawan Kang Cheol Soo? Lalu malam itu, kau langsung ke terminal untuk
mencari Kang Cheol Soo. Bagaimana kau mengenali wajahnya? Kau belum pernah
melihatnya."
"Kau
memang... sedang kalut. Wartawan cenderung suka melebih-lebihkan. Itu biasa.
Aku mengenali wajahnya... karena ada yang mengirimkan aku fotonya. Puas? Meskipun kau
merasa tidak tenang, kau tidak bisa mendesakku begini. Jika begitu... siapa
yang akan ada disisimu?"
Saat keluar ruangan, Jin Ah menyapa putri Detektif Kwon. Ia bertanya, apa dia tahu siapa yang melukai ibunya. Putri Detektif Kwon melihat sekeliling sebelummenjawab, ia lalu berbisik pada Jin Ah setelah memastikan tidak ada siapa-siapa.
"Kalau
kuberitahu, eonni bisa menyelamatkan ibuku? Aku... tahu semuanya. Eonni, tidak
bisa mengalahkan ayahku."
Cheol Soo ada di restoran yang tutup itu. Ia menghubungi Sung Jin. Saat ini Sung Jin tidak bisa kemana-mana karena polisi berjaga disekitar rumahnya, ia melarang Cheol Soo ke daerah rumahnya.
"Haruskah
aku ke polisi? Kalau kesana, aku bisa bilang aku dijebak. "
"Kau
yakin bisa mengalahkan wanita itu? Apa kau punya pengacara kelas tinggi?
Bagaimana kalau butuh 10-20 tahun untuk membersihkan namamu? Kau sudah
siap?"
Cheol Soo
kesal, ia mendang keranjang yang ada disana. Kenapa ia harus mengalami semua
ini?! Kenapa harus dirinya?!
"Tidak
ada alasan untuk nasib buruk. Kau hanya kebetulan ada disana."
"Aku
harus bagaimana?"
Sung Jin
menyuruh Cheol Soo tetap bersembunyi. Lalu uang dari Jin Ah jangan sampai
hilang, gunakan uang itu selama bersembunyi. Sung Jin menutup telfon karena
sudah terlalu lama bicara.
Cheol Soo megang uang dari Jin Ah, ia teringat pada Pak jang.
Di rumah Pak Jang ada dua polisi. Ponsel pak Jang berbunyi dari nomor tak dikenal. Pak polisi mengijinkannya mengangkat. Pak Jang mengangkatnya dan agak menjauh.
"Kapten."
Pak Jang
tahu kalau itu Cheol Soo dan ia pura-pura, "Oh, Bos Kim? Kau pakai nomor
baru, aku tidak tahu."
Cheol Soo
menangis mengatakan kalau itu bukan dirinya sungguh bukan dirinya. Pak Jang percaya.
Cheol Soo makin terharu. Ia lalu bertanya soal kesehatan Pak Jang, tidak
mendadak muntah darah, kan?
"Jangan
khawatir. Mungkin karena sudah tua, kankerku ikut lemah. "
Cheol Soo bercerita, kenapa semua ini terjadi padanya. 10 tahun lalu, ia menyusup ke rumah kosong di hutan untuk mencuri. Saat itu ia semangat sekali karena tidak ketahuan. Tapi... dosa 10 tahun lalu... akhirnya menangkapnya. Maka ia layak mendapatkannya. Makanya ia takut. Semua ini... adalah salahnya...
"Kapten.
Anda tahu? Kapten adalah orang pertama... yang bilang kalau aku pandai. Selama
ini aku tak sempat bilang ini padamu... aku sungguh berterimakasih."
"Bos Kim Jangan menyerah. Kalau menyerah, kau tidak dapat melihat. Kau bahkan tak bisa melihat yang kelihatan. Ada kabut tebal dan gelap. Panas 40°C seperti di dalam oven. Tubuhmu berat dan sulit untuk melangkah. Penolong yang seharusnya ada, tidak ada dimanapun. Apa yang kau lakukan? Menyerah dan pergi? Menyerah dan pergi?"
"Tidak.
Aku harus mengatur ulang langkahku. Pasti ada cara."
"Sudah
kukira bos Kim memang pandai. Kalau begitu, lakukan perlahan-lahan. Apakah ada
yang kau lewatkan?"
Detektif Kwon menugaskan detektif lain untuk mencari rekaman di mobil malam itu. Tapi sayang pemiliknya sedang keluar kota besok baru pulang.
"Baiklah.
Tetap bekerja. Jangan sampai kotak hitam mobil itu hilang."
Cheol Soo juga menyadari akan rekaman itu, ia berkata pada Pak Jang kalau ada yang harus dilakukannya. Pak Jang bertanya, apa ada yang bisa ia bantu.
"Jangan
mati sampai aku kembali. Aku akan kembali agar Kapten bisa operasi."
"Baiklah.
Aku menunggumu."
Cheol Soo
menutup telfon, terpat saat itu ponselnya mati kehabisan baterai.
Seseorang membuka pintu, Cheol Soo kaget. Dia.. Jin Ah.
"Tertangkap.
Sebagai pelarian, bukankah kau terlalu mudah ditemukan? Kang Cheol Soo-ssi?"
>
EmoticonEmoticon