-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 2 Part 1

- Januari 19, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Introverted Boss Episode 2 Part 1



-= Episode 2 -- Aku Menyesal, Aku Tidak Bisa Minta Maaf =-

Episode 2 awalnya berjudul “Aku Menyesal, Aku Minta Maaf” tapi brhubung Ro Woon mengganggu aksi Hwan Gi berlatih mengucapkan maaf jadi berubah menjadi “Aku Menyesal, Aku Tidak Bisa Minta Maaf” 

 


Ro Woon mencegah Hwan Gi membuang bunganya, ia tahu kalau itu untuknya.

"Ya. Um, itu...Aku... aku adalah..." Hwan Gi bersusah payah mengatakannya sambil terus menyembunyikan wajahnya tapi Ro Woon malah bertanya, dimana  Mr. Smith?


Hwan Gi tak mengerti. Ro Woon menjelaskan, Mr. Smith adalah orang yang mengirim bunga itu padanya. Siapa dia? tanya Ro Woon.

"Um, masalahnya... Sebenarnya, aku..."

Ro Woon tak sabar ia melepaskan bunganya dan membuat Hwan Gi jatuh. Hwan Gi segera berdiri sambil kembali menutupi wajahnya dengan bunya.

"Aku tahu kau tidak bisa memberitahukannya padaku meski kutanya. Aku tahu itu. Tapi, aku harus mengetahuinya hari ini. Seperti apa sosoknya? Beritahu aku. Siapa dia?"


Hwan Gi mulai berjalan, Ro Woon tak melepaskannya, ia meminta bunga itu darinya dan terus menboba melihat wajahnya serta memaksanya untuk mengatakan siapa itu Mr. Smith.


"Kau tidak boleh pergi sampai mengatakannya padaku." Ancam Ro Woon.

Hwan Gi minta maaf, ia memberikan paksa bunga itu lalu kabur. Ro Woon menarik hodie-nya hingga ia terjatuh, ia mencoba berdiri tapi Ro Woon menarik kakinya, tapi beruntung ia bisa lolos.


Ia terus berlari dan salah masuk ke toilet cewek, ia berlari keluar lagi dan masuk ke toilet cowok, disana ada trio pegawai Park Doo Kyung (Another Oh Hae Young).

Hwan Gi mengatur nafasnya, ia memasukkan air ke mulutnya. Belum sempat ia telan, Ro Woon muncul menuntut ingin bertemu dengan Mr. Smith. Hwan Gi kaget, ia menyemprotkan air ke Ro Woon.


Hwan Gi bingung mau kabur kemana askhirnya masuk ke salah satu bilik toilet. Ro Woon menggedornya, ia mengatakan kalau ini adalah hari terakhir. Ia ingin bertemu dengan Mr. Smith karena hari ini pertunjukan terakhir.

"Tolong antar aku pada Mr. Smith. Tolonglah. Kumohon?"

Trio pegawai Doo Kyung keluar dari sana. Sementara Hwan Gimasih belum menjawab. Ro Woon mulai melemah, jika memang tidak bisa mengantarnya pada Mr. Smith, paling tidak sampaikan pesannya.


"Katakan padanya, aku berterima kasih atas segalanya. Berkat Mr. Smith, aku bisa melalui waktu-waktu sulit. Mengerti? Tolong sampaikan pesanku."


Ro Woon lalu pamit dengan lesu, ia melangkah tapi cuma beberapa langkah saja, menunggu jawaban Hwan Gi. Sementara itu, Trio pegawai Doo Kyung mengintip mereka.

Hwan Gi akhirnya bicara, apa ia boleh bertanya satu hal pada Ro Woon? Ro Woon tersenyum, bagaimana Hwan Gi tahu ia belum pergi?


Ro Woon mendekat kembali ke pintu bilik, ia mempersilahkan Hwan Gi bertanya. Hwan Gi ingin tahu alasan Ro Woon tiba-tiba berhenti dari pertunjukan. Ro Woon menjawab itu rahasia meskipun Mr. Smith yang bertanya.

"Kenapa kau terus saja memanggil dia Mr. Smith?"


Trio pegawai Doo Kyung tiba-tiba membuat suara gaduh karena tak sengaja. Itu menarik perhatian Ro Woon lalu Ro Woon masuk ke bilik toilet disebelah Hwan Gi. Barulah Ro Woon menjawab Hwan Gi,

"Itu nama samaran yang dipakai oleh "Paman Berkaki Panjang" (Sebutan untuk sosok rahasia yang selalu menolong). John Smith."


Ro Woon bercerita kalau kakaknya bunuh diri tiga tahun lalu. Kakaknya, selalu mengirim buket bunga setiap kali ia tampil. Meskipun... dia sudah tidak ada lagi di dunia ini, ia masih menerima buket seperti itu.

"Aku jadi merasa dia masih hidup. Mr. Smith... pasti teman kakakku... atau mungkin mantan kekasihnya. Atau..."


Hwan Gi mendesah setelah mengingat kejadian itu, dimana ia hanya menemukan sepatu Ji Hye (Kakak Ro Woon) di ruangannya.


Ro Woon berhenti, ia mengetuk dinding bilik memastikan Hwan Gi masih disana atau tidak. Hwan Gi bertanya, sungguh Ro Woon ingin tahu siapa Mr. Smith. 

Ro Woon melarang Hwan Gi mengatakannya. Sebenarnya, ia ingin tahu, tapi takut mendengarnya. Jadi, biar saja ia terus penasaran dan membuat hatinya berdebar. Sebab ia bisa membayangkan apa saja.

"Meskipun kakakku sudah tiada, aku akan bersikap seolah ia masih hidup."

Ro Woon menyesal, padahal ia tidak akan mengatakan pada siapa pun soal ini. Tai ia malah berakhir menceritakan semuanya di toilet pria seperti sekarang.

"Ditambah lagi, aku bicara pada orang super pendiam. "Apa kau baik-baik saja?" "Pasti berat sekali untukmu". Kau bahkan tidak mengerti cara menghibur seseorang begitu."

Hwan Gi akhirnya duduk. Ro Woon menjelaskan kalau kakaknya juga sama seperti Hwan Gi, ibirnya terkunci rapat seperti kerang.

Hwan Gi teringat bagaimana Ji Hye berkata padanya sebelum kejadian itu.


Ro Woon melanjutkan, seharusnya kan bilang saja kalau sedang kesulitan. Kakaknya sangat terluka, tapi a tidak mendengar sepatah katapun darinya. Selama tiga tahun terakhir, itulah bagian tersulitnya.

"Tidak mengetahui... alasan kakakku meninggal. Aku selalu ada di sampingnya. Kami bahkan berbagi kamar tidur. Kenapa dia tidak mengatakan apa-apa?"

Ro Woo tidak bisa lagi menahan airmatanya, ia berharap saat itu kakaknya... mengatakan sesuatu. Ro Woon terisak, Hwan Hee mengulurkan tangannya tepat dibilik yang disandari Ro Woon. 


"Aku harus mengatakan padanya... agar tragedi itu tidak terulang dengan sendirinya."

Hwan Gi pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Gyo Ri. Saat itu Gyo Ri baru selesai copot infus. Hwan Gi sampai dan bertanya pada suster yang mencopot infus Gyo Ri dimana Gyo Ri. Suster mengatakan kalau Gro Yi ada di balik tirai.

"Eun Daepyo-nim? Apa aku mendengar suara gaib sekarang?" Ujar Gyo Ri.

Hwan Gi akhirnya memanggil Gyo Ri, Gyo Ri akan menyibak tirainya tapi Hwan Gi melarang, dengarkan saja apa yang akan ia katakan. Hwan Gi membuka topi dan hodie-nya, ia menelan ludah sebelum bicara, namun ia masih terbata dalam mengatakannya.


"Sebenarnya, Aku... punya sedikit masalah. Um... aku mengidap penyakit yang membuatku sulit berinteraksi... Maksudku, aku memiliki kesulitan ekstrim berinteraksi dengan orang lain. Kalau orang lain mengetahuinya, aku akan dapat masalah. Tolong rahasiakan untuk dirimu sendiri."

Hwan Gi minta maaf, benar-benar minta maaf karena memberi Gyo Ri waktu yang sulit. Ia akan memberi Gyo Ri ijin serta gaji tambahan, jadi gunakanlah untuk istirahat.

"Pastikan kau dilayani dengan baik. Tentu, aku juga akan membayar biaya rumah sakitnya. Juga, jika kau mau, aku bisa memperkenalkanmu pada seorang psikiater. Meskipun, aku tidak bisa menjamin soal kemampuannya. Dia... sudah gagal menyembuhkan aku."


Gyo Ri tersentuh, ia meneteskan airmata. Karena telah menyulitkan Gyo Ri, Hwan Gi sungguh minta maaf, ia bahkan membungkuk.

Gyo Ri akhirnya membuka tirai dan menemukan bunga yang ditanggalkan Hwan Gi.


Hwan Gi menelfon psikiaternya, ia mengatakan kalau sepedanya sudah melaju. Psikiater tidak mengerti. Hwan Gi mengulangi kalau ia sudah melakukannya, Maksudnya  adalah...

Psikiater menyuruh Hwan Gi rileks dan bernafas dahulu baru bicara.

"Aku akhirnya... Aku akhirnya mengatakan padanya. Aku mengatakan padanya."

Psikiater masih belum mengerti tapi Hwan Gi malah memutus telfon.


Yi Soo dan ibunya di rumah. Ibunya sedang main golf. Yi Soo melihat internet, dimana CEO Brain menjadi daftar pencarian teratas sekarang di internet. Ibunya senang lalu mendekat tapi langsung berubah terkejut saat melihat beritanya.

kalimatnya, "Pria Bertudung Itu Merupakan Bos Super Kasar".


Ayah juga sedang main golf tapi dilapangan bersama teman-temannya. Salah satunya mendapat pesan, itu adalah artikel soal Hwan Gi. Ayah melihatnya dengan marah,

Kalimat dalam artikel itu, "Putera Anggota Dewan Menyalahgunakan Kekuasaan. CEO Brain Memperlakukan Sekretarisnya Dengan Buruk".


Kantor langsung diserbu oleh penelfon dari media masa, para karyawan sibuk mengangkatnya, mereka menjawab sama pada setiap penelfon.

"Kami belum dapat menghubungi beliau. Kami sedang menyiapkan pernyataan resmi. Kami akan mengungkapkan segalanya."

Ketua Tim bingung, dimana Woo Il. Yang lain mengatakan kalau Woo Il tidak bisa dihubungi. Eum Sun Bong akhirnya muncul, ia yang paling santai diantara semuanya,


"kemana dia pada saat begini?" gerutunya setelah itu menyeruput kopi.



Hwan Gi ke kantor tanpa mengetahui apapun dan di sana banyak wartawan mencarinya. Pihak keamanan mengatakan kalau Hwan Gi tidak ada di tempat.

Mereka melihat Hwan Gi dan langsung menyerbu halangan dari pihak keamanan. Hwan Gi panik, ia menjauh dari kerumuman wartawan tapi malah dihadang para karyawan termasuk Ro Woon. Hwan Gi memalingkan wajahnya kembali menghadap wartawanagar Ro Woon tidak melihatnya.



Tapi tiba-tiba kerumunan wartawan itu berjalan kearahnya, Hwan Gi kebingungan menutupi mukanya. Tapi anehnya, mereka hanya melewatinya saja.

Ternyata mereka menuju ke Woo Il yang baru saja turun dan langsung memberondongnya dengan berbagai pertanyaan soal artikel itu.

"Saya CEO Brain, Kang Woo Il. Kalian sudah jauh-jauh datang kemari, tapi saya menyesal belum dapat memberikan pernyataan apa pun untuk saat ini. Kami akan segera menyiapkan pernyataan resmi secepatnya. Tolong kembali saat sudah siap."

Para karyawan memujinya yang pandai dalam mengatasi masalah. Sementara Ro Woon hanya menatapnya saja.


Woo Ilmelanjutkan jalannya dengan kerumuman wartawan dibelakangnya yang masih ngotot bertanya. Ia terhenti saat melihat Hwan Gi. Hwan Gi segera menutupi wajahnya dari para wartawan.

"Tolong katakan sesuatu. Beritahu kebenarannya pada kami." Desak wartawan.


Woo Il berbalik untuk memberikan pernyataan.

"Brain tidak pernah menyembunyikan atau menghindari apa pun. Kami tidak akan membuat permintaan maaf secara gegabah. Kami membutuhkan sedikit waktu. Jika kami memang melakukan kesalahan, kami akan mengakui... lalu merencanakan perbaikan. Tolong beri kami sedikit waktu."

Woo Il kembali mengakhirinya dengan bungkukan hormat. Lalu ia mengobrol santai dan akrab dengan para wartawan. Hwan Gi menggunakan kesempata ini untuk naik ke atas. Ro Woon melihatnya dan mengikutinya.


Hwan Gi masuk lift buru-buru menutup pintunya tapi tiba-tiba Ro Woon datang menghalangi pintu tertutup.

"Eun Hwan Gi Daepyo-nim."

Lagi-lagi Hwan Gi menyembunyikan wajahnya, ia membati, bagaimana Ro Woon bisa ada di sana. Ro Woon mengingatkan kalau mereka sudah pernah bertemu. Secara teknis, sih... ia tidak melihat wajah Hwan Gi. Jadi, ia tidak bisa mengatakan mereka pernah benar-benar bertemu.

"Tetap saja, aku sudah melihat lebih banyak bagian tubuhmu daripada wajahmu.

"Dia mengikutiku sampai ke kantor. Apakah semuanya dimulai dari sana (saat Ro Woon menerobos ruangannya)?" Batin Hwan Gi.

Hwan Gi tahu kalau Gyo Ri tidak mungkin melakukannya sendiri. Apa mungkin Ro Woon terlinat dalam masalah ini?


Ro Woon terus saja bicara, sepertinya Hwan Gi mengingatnya. Ro Woon mendekat, bertanya apa Hwan Gi baik-baik saja. Tapi seseorang tiba-tiba mendorongnya keluar.

Woo Il minta maaf, ia menyuruh Ro Woon untuk menggunakan lift lain. Ro Woon memaksa masuk tapi Woo Il tetap tidak mengijinkannya, maaf.


"Tetaplah diam. Aku akan mengurus..." Ujar Woo Il.

Hwan Gi bertanya, apa Woo Il mengenal Ro Woon. Woo Il menjelaskan bahwa Ro Woon adalah pegawai baru. Hwan Gi terkejut, pegawai baru?!

"Kenapa? Dia mengatakan sesuatu padamu."

"Tidak, bukan apa-apa." jawab Hwan Gi.

Hwan Gi membatin, apakah Ro Woon tiba-tiba mundur dari musikal untuk bekerja di perusahaannya? Apa yang dia coba lakukan di perusahaannya?

Woo Il bertanya, apa Hwan Gi sudah membaca artikelnya.


Sesampainya di ruangan, Hwan Gi langsung membuka internet untuk membaca artikelnya, intinya soal ia yang memperlakukan sekertaris dengan buruk.

Woo Il mengatakan, ia masih tidak bisa menghubungi Gyo Ri.Gyo Ri menghilang setelah keluar dari rumah sakit. Oh ya.. pegawai rumah sakit bilang ada seorang pria yang mengunjungi Gyo Ri sebelum keluar RS.


Hwan Gi tahu, pasti yang dimaksud adalah dirinya tapi Woo Il tidak tahu. Woo Il menebak ini semua adalah perbuatan Gyo Ri karena Gyo Ri butuh uang, Gyo Ri adalah tulang punggung keluarga.

"Dia bukan orang seperti itu." Bantah Hwan Gi.

"Kau kan tidak mengenal dia dengan baik. Aku lebih mengenal dia daripada kau."

Woo Il memberi Gyo Ri uang sebelum Gyo Ri ke rumah sakit. Ia memaksa dengan lembut agar Gyo Ri menerimanya.

Woo Il mengatakan pada Hwan Gi akan mengurus semuanya. Jadi jangan kuatir. 

"Aku semestinya tidak memberikan uang di saat seperti itu. Bagaimanapun, dia pasti segera ditemukan. Kalau dia menginginkan lebih banyak uang, hanya perlu berikan."


Dan benar saja, Gyo Ri menelfon. Woo Il menjawabnya dengan ramah, ia malah berterimakasih Gyo Ri sudah menelfonnya dan ia akan menjemput Gyo Ri.

Woo Il mengatakan pada Hwan Gi kalau Gyo Ri ada di depan kantor. Hwan Gi berdiri, mau ikut bersama Woo Il tapi Woo Il melarangnya.

"Tidak, Hwan Gi. Kau tidak perlu terlibat. Reporter mungkin akan berkerumun lagi, tetaplah di sini. Aku akan segera kembali."


Hwan Gi khawatir kalau Ro Woon terlibat dalam masalah ini maka dia akan ada dalam bahaya. Hanya masalah waktu sampai Gyo Ri mengatakan kalau Ro Woon terlibat.

"Dia dalam bahaya."


Ro Woon naik ke atap, ia bahkan berdiri di tepi sampai melihat kebawah juga. Dan saat ia melihat ke samping, ada kakaknya disana balik menatapnya.

"Unnie. Aku akan membuat dia... jatuh sampai titik terendah. Aku akan menunjukkan padamu." Janji Ro Woon.


Woo Il turun dari lift, disana ada ayah Hwan Gi yang masih memakai baju golf dan tongkat golf di tangan. Ayah sangat marah bertanya dimana Hwan Gi. Woo Il meminta Tuan Eun tenang, ia akan menjelaskan..

"Dia pasti gemetar ketakutan di ruangannya sekarang. Tunjukkan jalannya!"

Jadilah Woo Il kembali naik ke atas bersama Tuan Eun dan asistennya. Woo Il minta maaf karena tidak bisa mengendalikan situasi lebih cepat. Tapi, hal itu bukan bocor akibat...

"Dimana sekretaris itu?"


Gyo Ri mengintip mereka dari balik tiang, ia bisa mendengar kemarahan Tuan Eun. Woo Il menjelaskan kalau ia sedang berusaha menghubunginya.

Tapi Tuan Eun tidak sabar, "Bawa dia sekarang juga! Mulut berbisanya! Aku akan memotongnya... kalau perlu mengirisnya tipis-tipis, dan memajangnya di toples kaca."

Gyo Ri ngeri mendengarnya, ottoke..


Maka Gyo Ri kembali ke luar, ia tak menyangka Tuan Eun mengelikan sekali begitu. Berani taruhan, dia tidak akan ragu membakarnya hidup-hidup.

"Mampus aku!"

Gyo Ri menoleh kebelakang, karena merasa ada yang mengikutinya tapi tidak ada siapa-siapa namun saat ia kembali menghadap kedepan seseorang menutup mukanya dengan kain hitam.


Tuan Eun sampai di ruangan Hwan Gi namun Hwan Gi tidak ada disana.


Iya, Hwan Gi lah yang menutup muka Gyo Ri dan saat ini Gyo Ri gemetar tatkala menatap matanya.


Woo Il meminta Tuan Eun pulang dan membiarkannya saja yang mengatasi masalah ini. bukti fakta bahwa "Eun Hwan Gi merupakan putera Anggota Dewan Eun" akan membuat para reporter senang jika dapat menemukannya.

"Anda harus menghindari mereka semampunya."

Tuan Eun melemparkan tongkat golf-nya kesal. Woo Il menenagkan, ia memiliki rencana yang dapat mengubah krisis ini menjadi kesempatan berharga.


"Proyek yang tempo hari kau katakan padaku?" tebak Tuan Eun.

Woo Il membenarkan, ia menegaskan kalau tujuan satu-satunya adalah untuk membantu Hwan Gi.

"Biar aku urus dia." Ujar Tuan Eun dan keluar dari sana.


"Dae... Daepyo-nim!" Ujar Gyo Ri gemetar, ia langsung memunggungi Hwan Gi.

"Husss.. Jangan kaget. Dengarkan saja." Jawab Hwan Gi.

Gyo Ri bersumpah, bukan ia yang melakukannya. Tolong percaya padanya. Hwan Gi menyuruh Gyo Ri memelankan suaranya.

Gyo Ri bersumpah lagi, ia tidak pernah menceritakan apa pun pada keluarga atau teman mengenai Hwan Gi. Ia tidak pernah lalai. Ia hanya menceritakannya pada seseorang, tapi tidak menyangka akan bocor seperti ini.


"Kalau begitu, memang ulahnya?" Batin Hwan Gi.

Gyo Ri memitar tubuhnya lagi, ia menatap mata Hwan Gi tapi tidak sanggup maka ia memunggungi Hwan Gi lagi. Ia sungguh minta maaf,

"Saya akan menceritakan segalanya. Saya akan katakan dengan siapa saya membicarakannya. Tolong biarkan saya tetap hidup. Itu..."

"Diamlah kalau kau ingin hidup. Sekretaris Kim, kau tidak melakukan kesalahan apapun. Kau tidak membuka rahasia apa pun."

"Maaf?"

"Kau tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun. Mengerti?"

"Itu berarti... maksudnya..."

"Tidak peduli siapa pun mendorongmu mengaku, bersikukuh saja kau tidak bersalah. Hanya dengan begitu, kau bisa selamat."

Gyo Ri kembali tersentuh, jadi Hwan Gi mencemaskannya. Namun saat ia berbalik, Hwan Gi sudah tidak ada di sana.


Woo Il datang kemudian. Gyo Ri tidak berani menatapnya.

"Kenapa kau lama sekali? Aku sangat kuatir padamu."

Woo Il menyentuh pundak Gyo Ri, ia mengatakan semuanya dengan lembut, ia merasa kasihan Gyo Ri harus melalui semua ini. Iasebenarnya ingin Gyo Ri menghubunginya lebih cepat.

"Bagaimanapun juga, kau sudah menandatangani perjanjian tutup mulut ketika bergabung dengan perusahaan. Jika kau pergi seperti ini, kau akan dianggap sebagai penyebar gosip dan tidak akan mendapatkan pekerjaan lain."

"Saya... saya tidak pernah mengatakan apa pun... pada orang lain."

Woo Il memaksanya dengan lembut untuk jujur, pria yang menemuinya di rumah sakit, siapa dia. Gyo Ri jujur kalau dia adalah Hwan Gi.

"Anda sulit memercayainya, kan? Saya pun begitu. Dia bahkan membawakan bunga untukku. Lalu, kenapa aku harus berbuat jahat padanya? Aku sungguh tidak melakukannya. Tolong percaya padaku."

Woo Il melihat di bawah kaki Gyo Ri ada mantel, itu adalah mantel Hwan Gi.


Hwan Gi naik ke atap. Ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, kartu nama yang sudah usang "Bos Bunga--Layanan Pesan Antar".

3 Tahun lalu.


Ji Hye gelisah melihat jam, sudah hampir jam 8. Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Hwan Gi.

"Maaf menginterupsi, Daepyo-nim. Jika tidak ada hal lain yang Anda ingin untuk saya lakukan, maka..."

Tapi Hwan Gi malah menyuruhnya masuk.


Seperti biasa, Hwan Gi sedang meraut pensil.Ji Hye sampai disana,

"Maaf, Daepyo-nim. Apakah ada yang ingin Anda katakan pada saya?" Ji Hye melonggarkan bajunya yang menutupi leher, baru ia melanjutkan dengan sangat hati-hati, "Kelihatannya suasana hati Anda sedang buruk hari ini. Jika Anda memberitahukan kesalahan saya, maka saya..."


Hwan Gi tiba-tiba berhenti. Ia meletakkan sesuatu di meja. Ia mengatakan kalau ia kelihalang salah satu kemejanya jadi ia sekarang hanya punya satu. Ia menyuruh Ji Hye untuk membelikannya yang sama persis.

"Sekarang juga?" Tanya Ji Hye.

"Sekarang juga."

"Anda jarang memakai kemeja. Jika Anda memberitahu kapan berencana memakainya... Saya pikir..."

"Kubilang... sekarang."

Ji Hye mengerti, ia mengerti dan mengambil benda itu dari meja.


Ji Hye menghubungi Ro Woo kalau ia tidak bisa datang lagi hari ini. Tapi ia tetap berharap Ro Woon melakukan yang terbaik walaupun ia tidak datang,

"Tentu saja. Aku tahu. Kau bekerja di perusahaan iklan terbaik di negara ini. Kau juga melayani CEO dari perusahaan terbaik itu. Mencoba pamer, ya? Ibu dan Ayah hanya peduli padamu, mereka tidak peduli pada pertunjukanku. Aku tidak butuh bunga. Aku ingin kau datang."


Tiba-tiba ada yang menabraknya, seorang pria yang menggandeng wanita. Akibat dari tabrakan itu Ro Woon menjatuhkan ponselnya hingga baterenya terlepas.

Pria itu minta maaf dan mengambilkan ponsel Ro Woon. Tunggu... walaupun tidak disorot mukanya tapi aku yakin pria itu adalah Woo Il.

Ro Woon menyatukan kembali ponselnya dengan sedih.




Ji Hye mendesah karena Ro Woon menutup ponselnya tiba-tiba. Lalu ia mengeluarkan kartu nama sama persis seperti milik Hwan Gi atau milik Hwan Gi sekarang itu adalah miliknya yang dulu?

Ji Hye menelfon untuk mengirim bunga ada adiknya. Hwan Gi mengintip itu dan ia jadi sedih.


Hwan Gi kembali ke ruangannya, ia duduk di tangga. Tangannya yang terkepal dibukanya, ternyata ia menggenggam benda yang sama dengan yang diberikannya untuk Ji Hye, artinya ia hanya berbohong kalau kemejanya hilang.

Ia menggenggam erat kembali benda itu.

Kembali ke atap...


Hwan Gi berlatih minta maaf, tenggorokannya sakit saat ia mengucapkannya seperti saat Ji Hye melonggarkan kerah bajunya.

Tapi Hwan Gi terus saja mengucapkan kata maaf. ia bahkan membungkuk dan mengucapkannya dengan keras. Ro Woo yang ada dibawahnya mendengar lalu ia naik ke atas menghampiri.


"Kau minta maaf untuk apa?" Tanya Ro Woon.

Hwan Gi menoleh ke arahnya dan mata mereka bertemu. Hwan Gi kaget sehingga ia oleh dan hampir terjatuh. Ia membayangkan saat Ji Hye meloncat dari atas.


Ro Woon menariknya, sadar kalau ia akan jatuh diatas Ro Woon maka ia membalik tubuh Ro Woon sehingga Ro Woon yang jatuh diatasnya. Mata mereka bertemu kembali.

Hwan Gi cepat-cepat menghadap ke arah lain. Ro Woon khawatir,

"Kau baik-baik saja? Bahaya. Apa sih yang kau lakukan? Jangan katakan kau hendak meloncat! Jangan pernah melakukannya lagi, oke? Kau terluka?"

"Lenganku... Lenganku."


Ro Woon baru sadar lalu ia menjauh. Hwan Gi akan kabur tapi Ro Woon menarik lengan bajunya, Ro Woon menemukan kartu nama yang dijatuhkan Hwan Gi.

"Layanan Pesan Antar Bunga?" Gumam Ro Woon.

Hwan Gi lalu merebut kartu nama itu dan mengambil topinya untuk segera melarikan diri.

Hwan Gi menuruni tangga, ia berhenti menoleh ke atas, 

"Baik. Kita lakukan seperti yang dia inginkan. Dengan begitu, segala sesuatu akan kembali pada tempatnya." Batinnya.


>

1 komentar:

avatar

Jadi motivasi roo won masuk perusahaan ,eun hwan gi?


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search