Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Introverted Boss Episode 2 Part 1
-= Episode 2 -- Aku Menyesal, Aku
Tidak Bisa Minta Maaf =-
Episode 2
awalnya berjudul “Aku Menyesal, Aku Minta Maaf” tapi brhubung Ro Woon
mengganggu aksi Hwan Gi berlatih mengucapkan maaf jadi berubah menjadi “Aku Menyesal, Aku Tidak Bisa Minta Maaf”
Ro Woon mencegah Hwan Gi membuang bunganya, ia tahu kalau itu untuknya.
"Ya.
Um, itu...Aku... aku adalah..." Hwan Gi bersusah payah mengatakannya
sambil terus menyembunyikan wajahnya tapi Ro Woon malah bertanya, dimana Mr. Smith?
Hwan Gi tak mengerti. Ro Woon menjelaskan, Mr. Smith adalah orang yang mengirim bunga itu padanya. Siapa dia? tanya Ro Woon.
"Um,
masalahnya... Sebenarnya, aku..."
Ro Woon tak
sabar ia melepaskan bunganya dan membuat Hwan Gi jatuh. Hwan Gi segera berdiri
sambil kembali menutupi wajahnya dengan bunya.
"Aku
tahu kau tidak bisa memberitahukannya padaku meski kutanya. Aku tahu itu. Tapi,
aku harus mengetahuinya hari ini. Seperti apa sosoknya? Beritahu aku. Siapa
dia?"
Hwan Gi mulai berjalan, Ro Woon tak melepaskannya, ia meminta bunga itu darinya dan terus menboba melihat wajahnya serta memaksanya untuk mengatakan siapa itu Mr. Smith.
"Kau
tidak boleh pergi sampai mengatakannya padaku." Ancam Ro Woon.
Hwan Gi
minta maaf, ia memberikan paksa bunga itu lalu kabur. Ro Woon menarik hodie-nya
hingga ia terjatuh, ia mencoba berdiri tapi Ro Woon menarik kakinya, tapi
beruntung ia bisa lolos.
Ia terus berlari dan salah masuk ke toilet cewek, ia berlari keluar lagi dan masuk ke toilet cowok, disana ada trio pegawai Park Doo Kyung (Another Oh Hae Young).
Hwan Gi
mengatur nafasnya, ia memasukkan air ke mulutnya. Belum sempat ia telan, Ro
Woon muncul menuntut ingin bertemu dengan Mr. Smith. Hwan Gi kaget, ia
menyemprotkan air ke Ro Woon.
Hwan Gi bingung mau kabur kemana askhirnya masuk ke salah satu bilik toilet. Ro Woon menggedornya, ia mengatakan kalau ini adalah hari terakhir. Ia ingin bertemu dengan Mr. Smith karena hari ini pertunjukan terakhir.
"Tolong
antar aku pada Mr. Smith. Tolonglah. Kumohon?"
Trio pegawai
Doo Kyung keluar dari sana. Sementara Hwan Gimasih belum menjawab. Ro Woon
mulai melemah, jika memang tidak bisa mengantarnya pada Mr. Smith, paling tidak
sampaikan pesannya.
"Katakan padanya, aku berterima kasih atas segalanya. Berkat Mr. Smith, aku bisa melalui waktu-waktu sulit. Mengerti? Tolong sampaikan pesanku."
Ro Woon lalu pamit dengan lesu, ia melangkah tapi cuma beberapa langkah saja, menunggu jawaban Hwan Gi. Sementara itu, Trio pegawai Doo Kyung mengintip mereka.
Hwan Gi
akhirnya bicara, apa ia boleh bertanya satu hal pada Ro Woon? Ro Woon
tersenyum, bagaimana Hwan Gi tahu ia belum pergi?
Ro Woon mendekat kembali ke pintu bilik, ia mempersilahkan Hwan Gi bertanya. Hwan Gi ingin tahu alasan Ro Woon tiba-tiba berhenti dari pertunjukan. Ro Woon menjawab itu rahasia meskipun Mr. Smith yang bertanya.
"Kenapa
kau terus saja memanggil dia Mr. Smith?"
Trio pegawai Doo Kyung tiba-tiba membuat suara gaduh karena tak sengaja. Itu menarik perhatian Ro Woon lalu Ro Woon masuk ke bilik toilet disebelah Hwan Gi. Barulah Ro Woon menjawab Hwan Gi,
"Itu
nama samaran yang dipakai oleh "Paman Berkaki Panjang" (Sebutan untuk
sosok rahasia yang selalu menolong). John Smith."
Ro Woon bercerita kalau kakaknya bunuh diri tiga tahun lalu. Kakaknya, selalu mengirim buket bunga setiap kali ia tampil. Meskipun... dia sudah tidak ada lagi di dunia ini, ia masih menerima buket seperti itu.
"Aku
jadi merasa dia masih hidup. Mr. Smith... pasti teman kakakku... atau mungkin
mantan kekasihnya. Atau..."
Hwan Gi mendesah setelah mengingat kejadian itu, dimana ia hanya menemukan sepatu Ji Hye (Kakak Ro Woon) di ruangannya.
Ro Woon berhenti, ia mengetuk dinding bilik memastikan Hwan Gi masih disana atau tidak. Hwan Gi bertanya, sungguh Ro Woon ingin tahu siapa Mr. Smith.
Ro Woon
melarang Hwan Gi mengatakannya. Sebenarnya, ia ingin tahu, tapi takut
mendengarnya. Jadi, biar saja ia terus penasaran dan membuat hatinya berdebar.
Sebab ia bisa membayangkan apa saja.
"Meskipun
kakakku sudah tiada, aku akan bersikap seolah ia masih hidup."
Ro Woon
menyesal, padahal ia tidak akan mengatakan pada siapa pun soal ini. Tai ia
malah berakhir menceritakan semuanya di toilet pria seperti sekarang.
"Ditambah
lagi, aku bicara pada orang super pendiam. "Apa kau baik-baik saja?"
"Pasti berat sekali untukmu". Kau bahkan tidak mengerti cara
menghibur seseorang begitu."
Hwan Gi
akhirnya duduk. Ro Woon menjelaskan kalau kakaknya juga sama seperti Hwan Gi,
ibirnya terkunci rapat seperti kerang.
Hwan Gi
teringat bagaimana Ji Hye berkata padanya sebelum kejadian itu.
Ro Woon melanjutkan, seharusnya kan bilang saja kalau sedang kesulitan. Kakaknya sangat terluka, tapi a tidak mendengar sepatah katapun darinya. Selama tiga tahun terakhir, itulah bagian tersulitnya.
"Tidak
mengetahui... alasan kakakku meninggal. Aku selalu ada di sampingnya. Kami
bahkan berbagi kamar tidur. Kenapa dia tidak mengatakan apa-apa?"
Ro Woo tidak
bisa lagi menahan airmatanya, ia berharap saat itu kakaknya... mengatakan
sesuatu. Ro Woon terisak, Hwan Hee mengulurkan tangannya tepat dibilik yang
disandari Ro Woon.
"Aku harus mengatakan padanya... agar tragedi itu tidak terulang dengan sendirinya."
Hwan Gi
pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Gyo Ri. Saat itu Gyo Ri baru selesai copot
infus. Hwan Gi sampai dan bertanya pada suster yang mencopot infus Gyo Ri
dimana Gyo Ri. Suster mengatakan kalau Gro Yi ada di balik tirai.
"Eun
Daepyo-nim? Apa aku mendengar suara gaib sekarang?" Ujar Gyo Ri.
Hwan Gi
akhirnya memanggil Gyo Ri, Gyo Ri akan menyibak tirainya tapi Hwan Gi melarang,
dengarkan saja apa yang akan ia katakan. Hwan Gi membuka topi dan hodie-nya, ia
menelan ludah sebelum bicara, namun ia masih terbata dalam mengatakannya.
"Sebenarnya, Aku... punya sedikit masalah. Um... aku mengidap penyakit yang membuatku sulit berinteraksi... Maksudku, aku memiliki kesulitan ekstrim berinteraksi dengan orang lain. Kalau orang lain mengetahuinya, aku akan dapat masalah. Tolong rahasiakan untuk dirimu sendiri."
Hwan Gi
minta maaf, benar-benar minta maaf karena memberi Gyo Ri waktu yang sulit. Ia
akan memberi Gyo Ri ijin serta gaji tambahan, jadi gunakanlah untuk istirahat.
"Pastikan
kau dilayani dengan baik. Tentu, aku juga akan membayar biaya rumah sakitnya.
Juga, jika kau mau, aku bisa memperkenalkanmu pada seorang psikiater. Meskipun,
aku tidak bisa menjamin soal kemampuannya. Dia... sudah gagal menyembuhkan
aku."
Gyo Ri tersentuh, ia meneteskan airmata. Karena telah menyulitkan Gyo Ri, Hwan Gi sungguh minta maaf, ia bahkan membungkuk.
Gyo Ri akhirnya
membuka tirai dan menemukan bunga yang ditanggalkan Hwan Gi.
Hwan Gi menelfon psikiaternya, ia mengatakan kalau sepedanya sudah melaju. Psikiater tidak mengerti. Hwan Gi mengulangi kalau ia sudah melakukannya, Maksudnya adalah...
Psikiater
menyuruh Hwan Gi rileks dan bernafas dahulu baru bicara.
"Aku
akhirnya... Aku akhirnya mengatakan padanya. Aku mengatakan padanya."
Psikiater
masih belum mengerti tapi Hwan Gi malah memutus telfon.
Yi Soo dan ibunya di rumah. Ibunya sedang main golf. Yi Soo melihat internet, dimana CEO Brain menjadi daftar pencarian teratas sekarang di internet. Ibunya senang lalu mendekat tapi langsung berubah terkejut saat melihat beritanya.
kalimatnya, "Pria Bertudung Itu Merupakan Bos Super
Kasar".
Ayah juga sedang main golf tapi dilapangan bersama teman-temannya. Salah satunya mendapat pesan, itu adalah artikel soal Hwan Gi. Ayah melihatnya dengan marah,
Kalimat
dalam artikel itu, "Putera Anggota
Dewan Menyalahgunakan Kekuasaan. CEO Brain Memperlakukan Sekretarisnya Dengan
Buruk".
Kantor langsung diserbu oleh penelfon dari media masa, para karyawan sibuk mengangkatnya, mereka menjawab sama pada setiap penelfon.
"Kami
belum dapat menghubungi beliau. Kami sedang menyiapkan pernyataan resmi. Kami
akan mengungkapkan segalanya."
Ketua Tim
bingung, dimana Woo Il. Yang lain mengatakan kalau Woo Il tidak bisa dihubungi.
Eum Sun Bong akhirnya muncul, ia yang paling santai diantara semuanya,
"kemana dia pada saat begini?" gerutunya setelah itu menyeruput kopi.
Hwan Gi ke kantor tanpa mengetahui apapun dan di sana banyak wartawan mencarinya. Pihak keamanan mengatakan kalau Hwan Gi tidak ada di tempat.
Mereka
melihat Hwan Gi dan langsung menyerbu halangan dari pihak keamanan. Hwan Gi
panik, ia menjauh dari kerumuman wartawan tapi malah dihadang para karyawan
termasuk Ro Woon. Hwan Gi memalingkan wajahnya kembali menghadap wartawanagar
Ro Woon tidak melihatnya.
Tapi tiba-tiba kerumunan wartawan itu berjalan kearahnya, Hwan Gi kebingungan menutupi mukanya. Tapi anehnya, mereka hanya melewatinya saja.
Ternyata
mereka menuju ke Woo Il yang baru saja turun dan langsung memberondongnya
dengan berbagai pertanyaan soal artikel itu.
"Saya
CEO Brain, Kang Woo Il. Kalian sudah jauh-jauh datang kemari, tapi saya
menyesal belum dapat memberikan pernyataan apa pun untuk saat ini. Kami akan
segera menyiapkan pernyataan resmi secepatnya. Tolong kembali saat sudah
siap."
Para
karyawan memujinya yang pandai dalam mengatasi masalah. Sementara Ro Woon hanya
menatapnya saja.
Woo Ilmelanjutkan jalannya dengan kerumuman wartawan dibelakangnya yang masih ngotot bertanya. Ia terhenti saat melihat Hwan Gi. Hwan Gi segera menutupi wajahnya dari para wartawan.
"Tolong
katakan sesuatu. Beritahu kebenarannya pada kami." Desak wartawan.
Woo Il berbalik untuk memberikan pernyataan.
"Brain
tidak pernah menyembunyikan atau menghindari apa pun. Kami tidak akan membuat
permintaan maaf secara gegabah. Kami membutuhkan sedikit waktu. Jika kami
memang melakukan kesalahan, kami akan mengakui... lalu merencanakan perbaikan.
Tolong beri kami sedikit waktu."
Woo Il
kembali mengakhirinya dengan bungkukan hormat. Lalu ia mengobrol santai dan
akrab dengan para wartawan. Hwan Gi menggunakan kesempata ini untuk naik ke
atas. Ro Woon melihatnya dan mengikutinya.
Hwan Gi masuk lift buru-buru menutup pintunya tapi tiba-tiba Ro Woon datang menghalangi pintu tertutup.
"Eun
Hwan Gi Daepyo-nim."
Lagi-lagi
Hwan Gi menyembunyikan wajahnya, ia membati, bagaimana Ro Woon bisa ada di
sana. Ro Woon mengingatkan kalau mereka sudah pernah bertemu. Secara teknis,
sih... ia tidak melihat wajah Hwan Gi. Jadi, ia tidak bisa mengatakan mereka
pernah benar-benar bertemu.
"Tetap
saja, aku sudah melihat lebih banyak bagian tubuhmu daripada wajahmu.
"Dia mengikutiku sampai ke kantor. Apakah
semuanya dimulai dari sana (saat Ro Woon menerobos ruangannya)?" Batin
Hwan Gi.
Hwan Gi tahu
kalau Gyo Ri tidak mungkin melakukannya sendiri. Apa mungkin Ro Woon terlinat
dalam masalah ini?
Ro Woon terus saja bicara, sepertinya Hwan Gi mengingatnya. Ro Woon mendekat, bertanya apa Hwan Gi baik-baik saja. Tapi seseorang tiba-tiba mendorongnya keluar.
Woo Il minta
maaf, ia menyuruh Ro Woon untuk menggunakan lift lain. Ro Woon memaksa masuk
tapi Woo Il tetap tidak mengijinkannya, maaf.
"Tetaplah diam. Aku akan mengurus..." Ujar Woo Il.
Hwan Gi
bertanya, apa Woo Il mengenal Ro Woon. Woo Il menjelaskan bahwa Ro Woon adalah
pegawai baru. Hwan Gi terkejut, pegawai baru?!
"Kenapa?
Dia mengatakan sesuatu padamu."
"Tidak,
bukan apa-apa." jawab Hwan Gi.
Hwan Gi
membatin, apakah Ro Woon tiba-tiba mundur dari musikal untuk bekerja di
perusahaannya? Apa yang dia coba lakukan di perusahaannya?
Woo Il
bertanya, apa Hwan Gi sudah membaca artikelnya.
Sesampainya di ruangan, Hwan Gi langsung membuka internet untuk membaca artikelnya, intinya soal ia yang memperlakukan sekertaris dengan buruk.
Woo Il
mengatakan, ia masih tidak bisa menghubungi Gyo Ri.Gyo Ri menghilang setelah
keluar dari rumah sakit. Oh ya.. pegawai rumah sakit bilang ada seorang pria
yang mengunjungi Gyo Ri sebelum keluar RS.
Hwan Gi tahu, pasti yang dimaksud adalah dirinya tapi Woo Il tidak tahu. Woo Il menebak ini semua adalah perbuatan Gyo Ri karena Gyo Ri butuh uang, Gyo Ri adalah tulang punggung keluarga.
"Dia
bukan orang seperti itu." Bantah Hwan Gi.
"Kau
kan tidak mengenal dia dengan baik. Aku lebih mengenal dia daripada kau."
Woo Il memberi
Gyo Ri uang sebelum Gyo Ri ke rumah sakit. Ia memaksa dengan lembut agar Gyo Ri
menerimanya.
Woo Il
mengatakan pada Hwan Gi akan mengurus semuanya. Jadi jangan kuatir.
"Aku
semestinya tidak memberikan uang di saat seperti itu. Bagaimanapun, dia pasti
segera ditemukan. Kalau dia menginginkan lebih banyak uang, hanya perlu
berikan."
Dan benar saja, Gyo Ri menelfon. Woo Il menjawabnya dengan ramah, ia malah berterimakasih Gyo Ri sudah menelfonnya dan ia akan menjemput Gyo Ri.
Woo Il
mengatakan pada Hwan Gi kalau Gyo Ri ada di depan kantor. Hwan Gi berdiri, mau
ikut bersama Woo Il tapi Woo Il melarangnya.
"Tidak,
Hwan Gi. Kau tidak perlu terlibat. Reporter mungkin akan berkerumun lagi,
tetaplah di sini. Aku akan segera kembali."
Hwan Gi khawatir kalau Ro Woon terlibat dalam masalah ini maka dia akan ada dalam bahaya. Hanya masalah waktu sampai Gyo Ri mengatakan kalau Ro Woon terlibat.
"Dia dalam bahaya."
Ro Woon naik ke atap, ia bahkan berdiri di tepi sampai melihat kebawah juga. Dan saat ia melihat ke samping, ada kakaknya disana balik menatapnya.
"Unnie.
Aku akan membuat dia... jatuh sampai titik terendah. Aku akan menunjukkan padamu."
Janji Ro Woon.
Woo Il turun dari lift, disana ada ayah Hwan Gi yang masih memakai baju golf dan tongkat golf di tangan. Ayah sangat marah bertanya dimana Hwan Gi. Woo Il meminta Tuan Eun tenang, ia akan menjelaskan..
"Dia
pasti gemetar ketakutan di ruangannya sekarang. Tunjukkan jalannya!"
Jadilah Woo
Il kembali naik ke atas bersama Tuan Eun dan asistennya. Woo Il minta maaf
karena tidak bisa mengendalikan situasi lebih cepat. Tapi, hal itu bukan bocor
akibat...
"Dimana
sekretaris itu?"
Gyo Ri mengintip mereka dari balik tiang, ia bisa mendengar kemarahan Tuan Eun. Woo Il menjelaskan kalau ia sedang berusaha menghubunginya.
Tapi Tuan
Eun tidak sabar, "Bawa dia sekarang juga! Mulut berbisanya! Aku akan
memotongnya... kalau perlu mengirisnya tipis-tipis, dan memajangnya di toples
kaca."
Gyo Ri ngeri
mendengarnya, ottoke..
Maka Gyo Ri kembali ke luar, ia tak menyangka Tuan Eun mengelikan sekali begitu. Berani taruhan, dia tidak akan ragu membakarnya hidup-hidup.
"Mampus
aku!"
Gyo Ri
menoleh kebelakang, karena merasa ada yang mengikutinya tapi tidak ada
siapa-siapa namun saat ia kembali menghadap kedepan seseorang menutup mukanya
dengan kain hitam.
Tuan Eun sampai di ruangan Hwan Gi namun Hwan Gi tidak ada disana.
Iya, Hwan Gi lah yang menutup muka Gyo Ri dan saat ini Gyo Ri gemetar tatkala menatap matanya.
Woo Il meminta Tuan Eun pulang dan membiarkannya saja yang mengatasi masalah ini. bukti fakta bahwa "Eun Hwan Gi merupakan putera Anggota Dewan Eun" akan membuat para reporter senang jika dapat menemukannya.
"Anda
harus menghindari mereka semampunya."
Tuan Eun
melemparkan tongkat golf-nya kesal. Woo Il menenagkan, ia memiliki rencana yang
dapat mengubah krisis ini menjadi kesempatan berharga.
"Proyek yang tempo hari kau katakan padaku?" tebak Tuan Eun.
Woo Il
membenarkan, ia menegaskan kalau tujuan satu-satunya adalah untuk membantu Hwan
Gi.
"Biar
aku urus dia." Ujar Tuan Eun dan keluar dari sana.
"Dae... Daepyo-nim!" Ujar Gyo Ri gemetar, ia langsung memunggungi Hwan Gi.
"Husss..
Jangan kaget. Dengarkan saja." Jawab Hwan Gi.
Gyo Ri
bersumpah, bukan ia yang melakukannya. Tolong percaya padanya. Hwan Gi menyuruh
Gyo Ri memelankan suaranya.
Gyo Ri
bersumpah lagi, ia tidak pernah menceritakan apa pun pada keluarga atau teman
mengenai Hwan Gi. Ia tidak pernah lalai. Ia hanya menceritakannya pada
seseorang, tapi tidak menyangka akan bocor seperti ini.
"Kalau begitu, memang ulahnya?" Batin Hwan Gi.
Gyo Ri
memitar tubuhnya lagi, ia menatap mata Hwan Gi tapi tidak sanggup maka ia
memunggungi Hwan Gi lagi. Ia sungguh minta maaf,
"Saya
akan menceritakan segalanya. Saya akan katakan dengan siapa saya
membicarakannya. Tolong biarkan saya tetap hidup. Itu..."
"Diamlah
kalau kau ingin hidup. Sekretaris Kim, kau tidak melakukan kesalahan apapun.
Kau tidak membuka rahasia apa pun."
"Maaf?"
"Kau
tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun. Mengerti?"
"Itu
berarti... maksudnya..."
"Tidak
peduli siapa pun mendorongmu mengaku, bersikukuh saja kau tidak bersalah. Hanya
dengan begitu, kau bisa selamat."
Gyo Ri
kembali tersentuh, jadi Hwan Gi mencemaskannya. Namun saat ia berbalik, Hwan Gi
sudah tidak ada di sana.
Woo Il datang kemudian. Gyo Ri tidak berani menatapnya.
"Kenapa
kau lama sekali? Aku sangat kuatir padamu."
Woo Il
menyentuh pundak Gyo Ri, ia mengatakan semuanya dengan lembut, ia merasa
kasihan Gyo Ri harus melalui semua ini. Iasebenarnya ingin Gyo Ri
menghubunginya lebih cepat.
"Bagaimanapun
juga, kau sudah menandatangani perjanjian tutup mulut ketika bergabung dengan
perusahaan. Jika kau pergi seperti ini, kau akan dianggap sebagai penyebar
gosip dan tidak akan mendapatkan pekerjaan lain."
"Saya...
saya tidak pernah mengatakan apa pun... pada orang lain."
Woo Il
memaksanya dengan lembut untuk jujur, pria yang menemuinya di rumah sakit, siapa
dia. Gyo Ri jujur kalau dia adalah Hwan Gi.
"Anda
sulit memercayainya, kan? Saya pun begitu. Dia bahkan membawakan bunga untukku.
Lalu, kenapa aku harus berbuat jahat padanya? Aku sungguh tidak melakukannya.
Tolong percaya padaku."
Woo Il
melihat di bawah kaki Gyo Ri ada mantel, itu adalah mantel Hwan Gi.
Hwan Gi naik ke atap. Ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya, kartu nama yang sudah usang "Bos Bunga--Layanan Pesan Antar".
3 Tahun
lalu.
Ji Hye gelisah melihat jam, sudah hampir jam 8. Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Hwan Gi.
"Maaf
menginterupsi, Daepyo-nim. Jika tidak ada hal lain yang Anda ingin untuk saya
lakukan, maka..."
Tapi Hwan Gi
malah menyuruhnya masuk.
Seperti biasa, Hwan Gi sedang meraut pensil.Ji Hye sampai disana,
"Maaf,
Daepyo-nim. Apakah ada yang ingin Anda katakan pada saya?" Ji Hye
melonggarkan bajunya yang menutupi leher, baru ia melanjutkan dengan sangat
hati-hati, "Kelihatannya suasana hati Anda sedang buruk hari ini. Jika
Anda memberitahukan kesalahan saya, maka saya..."
Hwan Gi tiba-tiba berhenti. Ia meletakkan sesuatu di meja. Ia mengatakan kalau ia kelihalang salah satu kemejanya jadi ia sekarang hanya punya satu. Ia menyuruh Ji Hye untuk membelikannya yang sama persis.
"Sekarang
juga?" Tanya Ji Hye.
"Sekarang
juga."
"Anda
jarang memakai kemeja. Jika Anda memberitahu kapan berencana memakainya... Saya
pikir..."
"Kubilang...
sekarang."
Ji Hye
mengerti, ia mengerti dan mengambil benda itu dari meja.
Ji Hye menghubungi Ro Woo kalau ia tidak bisa datang lagi hari ini. Tapi ia tetap berharap Ro Woon melakukan yang terbaik walaupun ia tidak datang,
"Tentu
saja. Aku tahu. Kau bekerja di perusahaan iklan terbaik di negara ini. Kau juga
melayani CEO dari perusahaan terbaik itu. Mencoba pamer, ya? Ibu dan Ayah hanya
peduli padamu, mereka tidak peduli pada pertunjukanku. Aku tidak butuh bunga.
Aku ingin kau datang."
Tiba-tiba ada yang menabraknya, seorang pria yang menggandeng wanita. Akibat dari tabrakan itu Ro Woon menjatuhkan ponselnya hingga baterenya terlepas.
Pria itu
minta maaf dan mengambilkan ponsel Ro Woon. Tunggu... walaupun tidak disorot
mukanya tapi aku yakin pria itu adalah Woo Il.
Ro Woon
menyatukan kembali ponselnya dengan sedih.
Ji Hye mendesah karena Ro Woon menutup ponselnya tiba-tiba. Lalu ia mengeluarkan kartu nama sama persis seperti milik Hwan Gi atau milik Hwan Gi sekarang itu adalah miliknya yang dulu?
Ji Hye
menelfon untuk mengirim bunga ada adiknya. Hwan Gi mengintip itu dan ia jadi
sedih.
Hwan Gi kembali ke ruangannya, ia duduk di tangga. Tangannya yang terkepal dibukanya, ternyata ia menggenggam benda yang sama dengan yang diberikannya untuk Ji Hye, artinya ia hanya berbohong kalau kemejanya hilang.
Ia
menggenggam erat kembali benda itu.
Kembali ke
atap...
Hwan Gi berlatih minta maaf, tenggorokannya sakit saat ia mengucapkannya seperti saat Ji Hye melonggarkan kerah bajunya.
Tapi Hwan Gi
terus saja mengucapkan kata maaf. ia bahkan membungkuk dan mengucapkannya
dengan keras. Ro Woo yang ada dibawahnya mendengar lalu ia naik ke atas
menghampiri.
"Kau minta maaf untuk apa?" Tanya Ro Woon.
Hwan Gi
menoleh ke arahnya dan mata mereka bertemu. Hwan Gi kaget sehingga ia oleh dan
hampir terjatuh. Ia membayangkan saat Ji Hye meloncat dari atas.
Ro Woon menariknya, sadar kalau ia akan jatuh diatas Ro Woon maka ia membalik tubuh Ro Woon sehingga Ro Woon yang jatuh diatasnya. Mata mereka bertemu kembali.
Hwan Gi
cepat-cepat menghadap ke arah lain. Ro Woon khawatir,
"Kau
baik-baik saja? Bahaya. Apa sih yang kau lakukan? Jangan katakan kau hendak
meloncat! Jangan pernah melakukannya lagi, oke? Kau terluka?"
"Lenganku...
Lenganku."
Ro Woon baru sadar lalu ia menjauh. Hwan Gi akan kabur tapi Ro Woon menarik lengan bajunya, Ro Woon menemukan kartu nama yang dijatuhkan Hwan Gi.
"Layanan
Pesan Antar Bunga?" Gumam Ro Woon.
Hwan Gi lalu
merebut kartu nama itu dan mengambil topinya untuk segera melarikan diri.
Hwan Gi
menuruni tangga, ia berhenti menoleh ke atas,
"Baik. Kita lakukan seperti yang dia
inginkan. Dengan begitu, segala sesuatu akan kembali pada tempatnya."
Batinnya.
>
1 komentar:
Jadi motivasi roo won masuk perusahaan ,eun hwan gi?
EmoticonEmoticon