-->

Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 1 Part 1

- November 11, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Romantic Doctor, Kim Sabu Episode 1 Part 1


-=Sebuah era ketidakadilan=-


Seorang anak berteriak di rumah sakit, minta ayahnya ditangani karena ayahnya datang terlebih dahulu. Sementara itu ibunya menggenggam tangan ayahnya yang tak sadarkan diri

"Apakah kalian akan membiarkan Ayahku meninggal meskipun dia yang lebih dulu sampai di sini?" Geram anak itu.


-= Sebuah era ketidakseimbangan. =-

-= Sebuah era yang dipenuhi pelanggaran dan pengkhianatan =-


Ayah anak itu dintayakan meninggal oleh dokter pukul 20:23. Anak itu dan ibunya manangis.

Sementara itu, seorang dokter menemui keluarga pasien, ia menyampaikan kalau operasi berjalan dengan baik. Ketua dewan dapat diselamatkan.


Anak itu semakin geram melihatnya, ia menyerbu dokter itu namun ditahan oleh beberapa orang. Ia cuma bisa berteriak frustasi.

"Ayahku yang sampai lebih dulu di sini. Ayahku... sampai di sini duluan dibanding orang itu! Ayahku seharusnya mendapat perawatan terlebih dahulu! Ayahku... "


Tapi dokter tadi tidak menanggapi anak itu, ia malah pergi dengan santainya. Karena terus meronta anak itu menjatuhkan name tage-nya.

-= Sebuah era di mana pasien pun didiskriminasi, berdasarkan kekuasaan dan kekayaan yang mereka miliki. =-


Di lain hari, anak itu kembali lagi, ia marah-marah, dengan tongkat baseball yang dibawanya ia menghancurkan apapun yang ada di depannya.

"Kenapa kalian mempermainkan nyawa manusia, huh? Rumah sakit dan para dokter tidak boleh melakukannya!"

Semua orang tidak berani mendekati anak itu karena takut kena pukul. Hanya satu orang dokter yang perlahan mendekat, ia mampu melumpuhkan anak itu lalu menyuntikkan obat penenang.

-= Tapi, pada saat itu... dia muncul dengan penuh percaya diri. =-

Anak itu tetap meronta minta dilepaskan. Dokter menghitung sampai tiga. Anak itu menutup matanya tak sadarkan diri, pengaruh obat penenang bereaksi.


Anak tadi mulai sadarkan diri. Ia melihat nama "Bu Yong Joo" di jas dokter yang merawatnya (juga dokter yang melumpuhkannya tadi).

Dokter bertanya, apakah merasa sedikit lebih baik sekarang, setelah datang dan membuat kekacauan?

"Bukan urusanmu, Paman." Jawab anak itu kesal.

"Jangan bodoh. Hanya karena kau menumpahkan amarahmu, bukan berarti kau telah membalas dendam. Bahkan meski kau datang dan memukulkan tongkat baseball di sini selama 100 hari pun, orang-orang itu bahkan tidak akan mengingat wajahmu.

Jika kau sungguh ingin membalas dendam, jadilah manusia yang jauh lebih baik dari mereka. Jangan membalas dendam menggunakan amarah, tapi dengan kemampuan. Mengerti?

Jika kau tidak berubah, maka hal lain pun akan tetap sama."


Setelah mengatakannya dokter Bu Yong Joo pergi. Setelah menelaah kata-kata Dokter Bu ia bangkit, ia keluar tapi tak menemukan sosok Dokter Bu.

"Dokter! Dokter."

Anak itu mengingat-ingat kata-kata Dokter Bu, Jangan membalas dendam menggunakan amarah, tapi dengan kemampuan.

Anak itu menangis, bagaimana seseorang bisa mewujudkan hal seperti itu? Terutama, seseorang seperti dirinya?

Ia teringat ayah dan ibunya juga wajah dokter yang mengabaikan ayahnya.


Anak itu menghapus airmatanya, ia menatap sekeliling dimana semua orang sedang sibuk dengan tugas masing-masing.

Ia mengepalkan tangannya erat-erat dan melangkah maju dengan yakin menuju pintu. Ia mendorong pintu itu dengan kedua tangannya.

{ September, 2011 }


Kang Dong Joo, nama anak itu sekarang sudah menjadi seorang dokter. Dokter di rumah sakit yang menelantarkan ayahnya dulu.

-= Episode 1: Cara Meletakkan Seekor Gajah dalam Lemari Es  =-


Dua orang dokter berjalan di dalam rumah sakit. Dokter yang satu (Ah Ra) mengabarkan pada rekannya kalau ada "salju istimewa" di antara dokter magang yang baru. Tidak peduli soal senioritas dan memperlakukan para seniornya seperti sampah. Bersikap kurang ajar pada para senior dan bahkan kadang memukul wajah mereka!

"Senior Lee mengatakan bahwa tekanan darahnya terus saja naik akibat ulah anak baru itu. Sampai-sampai, dia merasa hampir mati! Dan, anak baru itu tidak pernah melewatkan satupun kelas seumur hidupnya. Selain itu, dia juga seorang jenius yang ditakdirkan untuk menjadi dokter bedah. Dengan kata lain, dia tidak tersentuh!"

"Tetap saja, statusnya masih dokter magang." Tanggapan  Yoon Seo Jung.


Si "Salju Istimewa" (Baca : Kang Dong Joo) sedang berdebat dengan senior, ia tidak menjadi dokter magang untuk membuatkan para senior kopi.

"Kalau begitu, apa tujuanmu?" Tantang si senior.

"Memperbaiki karakter manusia." jawab Dong Joo mantap.

Tapi hal itu malah menjadi bahan candaan bagi para seniornya. Seo Jung juga ada di sana mendengarkan.

Si Senior menyarankan, dari pada memperbaiki karakter manusia, lebih baik perbaiki dulu perilaku angkuhnya.

"Apa kau pikir perilakumu yang tidak menghormati para senior akan bisa membuatmu memperlakukan pasien dengan baik?"

Dong Joo menjawab, Jangan menghubungkan dua hal yang sama sekali tidak ada kaitan. Membuatkan kopi dan merawat pasien dengan baik adalah dua hal yang benar-benar berbeda.


Seo Jung tersenyum mendengar jawaban Dong Joo itu, tapi berbeda dengan senior yang geram dengan sikap sok Dong Joo.

"Kalau begitu, jangan menyuruhku membuatkanmu kopi. Aku tidak akan mematuhi sebuah perintah bodoh kecuali hal itu berhubungan dengan tugasku sebagai dokter."

Setelah mengatakannya, Dong Joo pergi membawa buku-bukunya. Senior kesal dan akan mengejarnya namun dihalangi oleh Seo Jung dan Ah Ra. Ah Ra mengatakan untuk mengabaikan anak baru angkuh itu.


Tak berapa lama kemudian perawat datang mengabarkan kalau telah terjadi kecelakaan besar di lokasi konstruksi. 4 orang pasien cidera akan tiba dalam 2 menit.

"Cepat hubungi Dokter Moon!" Perintah Seo Jung lalu bergegas menuju UGD diikuti yang lainnya.


Seo Jung memeriksa pasien yang tiba dengan mendengarkan penjelasan dari petugas ambulan. Seteah itu, ia memerintahkan anak magang untuk melakukan tes-tes yang perlu.

Senior yang tadi memarahi Dong Joo kembali marah-marah karena para anak magang tidak muncul di UGD. Dong Joo muncul kemudian, ada seorang anak SMA yang mengadu kalau ibunya datang duluan daripada para pekerja konstruksi itu.


Perawat mengatakan kalau para senior membutuhkan bantuan Dong Joo. Anak itu kekeh kalau ibunya datang duluan. Mungkin Dong Joo teringat dirinya yang dulu. Ia melihat keadaan ibu anak SMA itu.


Dong Joo lalu melapor pada Seo Jung kalau ada seorang pasien dengan masalah pernafasan serius. Seo Jung tidak menghiraukannya, ia tetap fokus merawat pasien yang sekarang ditanganinya.

Setalah mendapat penjelasan dari Ah Ra mengenai tanda vital pasien itu. Seo Jung memerintah Dong Joo untuk memasang kateter.

"Ada seorang pasien yang sedang kritis. Dia memiliki riwayat COPD (penyakit paru obstruktif kronis), dan saat ini memiliki masalah SIRS (gangguan respon terhadap rangsangan klinis). Aku kuatir dia mungkin juga mengidap pneumonia sepsis."

Seo Jung menanyakan tanda-tanda vital pasien itu. Dong Joo menjelaskan kalau semuanya stabil untuk saat ini tapi...

"Kalau begitu, pasangkan dulu kateter untuk pasien ini!" bentak Seo Jung.

Dong Joo tidak mengiyakan. ia tetap meminta Seo Jung untuk melakukanABGA (pemeriksaan gas darah) pada pasien yang ia sebutkan.

"Kau tidak lihat tekanan darah pasien ini terus turun? Masih belum mengerti siapa yang harus didahulukan?"

"Sudah kubilang, pasien tadi mungkin mengidap pneumonia sepsis!"

Karena Dong Joon tidak mau menurut, ia memanggil anak magang lain dan menyuruh Dong Joo pergi.


Pasien yang datang terakhir menarik perhatian semua orang. Pasien itu tertuduk galah besi dari punggung sampai tembus ke perut depan. Salah satu sisi besi ada betonnya.

Seo Jung melapor pada Dokter Moon yang saat ini sedang melakukan operasi. Mendengar penjelasan Seo Jung semua anggota Dokter Moon terkejut. Dokter Moon membentak semuanya untuk kembali berkonsentrasi.


"Bagaimana tanda-tanda vitalnya?"

"Untungnya, tekanan darahnya 119, jadi masih normal. denyut nadinya 130/menit. Tidak ada pendarahan berlebih."

"Mungkin saja terjadi pendarahan internal, jadi lakukan FAST (pemeriksaan sonografi yang difokuskan pada luka) padanya. dan tetap jaga stabilitas tanda-tanda vitalnya. Aku akan merawatnya setelah ini."

Dokter Moon mengamondo tim-nya untuk tetap fokus, mereka harus menyelesaikan operasi dalam30 menit.


Seo Jung melakukan apa yang diperintahkan Dokter Moon. Tapi kecelakaan terjadi. galah besi yang tertusuk di perut pasien tiba-tiba lepas karena ketidak sengajaan menyebabkan darah menyembur dari bekas tusukan galah besi.

Senior yang ada di sana segera menekan sumber pendarahan itu, ia memerintahkan yang lain untuk segera menghubungi dokter Nam. Tekanan darah pasien semakin menurun, senior mengomando untuk memberikan transfusi darah secepat mungkin.

Di saat itu, Seo Jung malah seperti orang linglung.


Dokter Moon kembali mendapat telfon dari UGD, ia memarahi semuanya dan mencari Seo Jung. Seo Jung masih  syok ia tidak bisa mendengar apapun, bahkan jika rekan-rekannya berteriak memanggil namanya.

Untunglah Seo Jung cepat bisa kembali menguasai dirinya. Dokter Moon mengatakan kalau ia akan kesana dalam 10 menit. Jadi, rawat pasien itu dengan benar sampai ia datang!

Senior kembali memarahi anak magang, ia menyuruh mereka untuk mengambilkan lebih banyak kasa. Seo Jung memandangi rekan-rekannya yang sedang sibuk dengan tubuh gemetar lalu ia memakai jubah operasi dan sarung tangan


Seo Jung memutuskan untuk membedah perut pasien guna mencari sumber pendarahan, mungkin saja dia mengelami cedera aorta.

"Jika kita menyia-nyiakan lebih banyak waktu lagi, pendarahan internalnya bisa lebih parah. Lalu, semuanya akan terlambat. Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk menghentikan pendarahannya." Tegas Seo Jung.

Semua rekan-rekannya melarang tapi Seo Jung keras kepala. Ia menghembuskan nafas dalam-dalam sebelum mulai membedah pasien.

Dong Joo dan para interen lain berjejer di pintu untuk melihat aksi Seo Jung.


Seok Jung lalu memasukkan tangannya ke perut pasien, yang lain was-was dan mencoba untuk menghentikan Seo Jung. Seo Jung malah membentak mereka untuk diam, sementara ia terus berkonsentrasi untuk mencari sumber pendarahan.

"Tunggu, apakah dia... sedang mencari arterinya?" Gumam Dong Joo.

Seo Jung terus mencari dan akhirya ia menemukan sember pendarahan. Bukan berasal dari arteri utama tapi sepertinya arteri limpa. Pendarahan berhenti dan tanda vital pasien perlahan membaik.


Dokter Moon menghubungi lagi. Seo Jung melapor kalau tanda vital pasien sudah stabil kembali.

"Tentang pendarahannya?"

"Terjadi pendarahan dari arteri limpa, tapi saya sudah menekannya."

"Apa maksudmu menekannya? Menggunakan apa?"

"Dengan jari saya."

"Dasar gadis sinting. Baiklah. Bawa dia ke ruang operasi sekarang juga."

Maka pasien dipindahkan ke ruang operasi dengan Seo Jung yang terus menekan arteri limpa si pasien. Dong Joo terpesona melihat Seo Jung.


Dokter Moon selesai melakukan operasi dan menyerahkan sisanya kepada anggota tim-nya. Ia bersiap untuk melakukan operasi berikutnya. Beberapa saat kemudian Seo Jung tiba di ruang operasi, Dokter Moon menatapnya.

Seo Jung minta maaf karena terjadi sampai terjadi insiden. Dokter Moon tidak apa-apa, sekarang ia yang akan menangani pasien.

"Kerja bagus."


Seo Jung makan bersama rekannya, Ah Ra dan Senior. Ah Ra memuji Seo Jung yang sangat luar biasa hari ini. Seo Jung mengelak, ia hanya sedang beruntung.

"Hei, Paus Gila! Aku punya julukan baru untukmu. Ratu Jari Penahan!"

Ketiganya tertawa dan menyatukan jari telunjuk mereka.


Tiba-tiba seorang dokter spesialis masuk. Menegur Seo Jung karena mengabaikan seorang pasien yang mengidap pneumonia sepsis. Seo Jung beralasan kalau ia harus menangani pasien yang tertusuk besi dan mengantarnya ke ruang operasi.

"Tapi pasien pneumonia itu datang lebih dulu dibanding pekerja konstruksi itu!"

Seo Jung menjawab lagi, tapitanda vital pasien pneumonia normal dan hanya sedikit demam, jadi...

"Jadi, sedikit demam itu bukan kondisi darurat bagimu? Apakah seseorang harus mengalami pendarahan parah baru kau menyebutnya dalam kondisi kritis, Dokter Yoon?"

"Tidak, bukan seperti itu maksud saya."

"Pasien itu mengalami ARDS (indikasi kerusakan paru). Dia bisa meninggal kalau saja Kang Dong Joo terlambat sebentar saja! Kudengar bahwa dia memintamu memeriksa pasien itu dan melakukan ABGA! Dua kali! Kenapa kau tetap mengabaikan dia?"

Seo Jung tidak mau dililang mengabaikan. Dokter spesial membentak, lalu Seo Jung sebut apa tindakannya itu. Seo Jung bahkan tidak menyadari kondisi pasien dan kalah dari seorang dokter magang?

"Maafkan saya."

"Pergi sana dan minta ampun pada pasien itu, dasar idiot!"


Ah Ra kesal karena mereka basru saja makan. Senior kesal pada Dong Joo yang bahkan berani melaporkan seniornya sekarang

"Apa yang sebaiknya kita lakukan padanya? Kau punya ide, Seo Jung?"


Seo Jung langsung menemui Dong Joo. Ia memanggil Dong Joo "anak magang". Dong Joo mengatakan namanya "kang Dong Joo". Seo Jung tidak peduli, ia tetap memanggil Dong Joo "anak magang".

"Kudengar, kau melaporkan aku pada Dokter Park."

Dong Joo mengelak, ia menelepon beliau karena situasinya darurat, dan Seo Jung juga tidak bisa diganggu, karena sibuk dengan pendarahan pasien dan lainnya.

"Jadi? Pasienmu itu sekarang baik-baik saja?" Sindir Dong Joo.

"Untunglah, dia mulai pulih dan sedang dirawat inap."

"Wow, luar biasa. Kau bahkan menyelamatkan nyawa seorang pasien padahal masih berstatus dokter magang. Kau sungguh melakukan sesuatu yang luar biasa. Kelihatannya, aku bisa sedikit bersantai, berkat dirimu. Benar, kan?"

Dong Joo menjawab kalau ia akan melakukan yang terbaik, ia tidak menangkap kalau dalam intonasi Seo Jung ada unsur sindiran.


Seo Jung mengulangi kata Dong Joo pada yang lain, ia menyarankan untuk menyerahkan semua pasien MA pada
Dong Joo.

Dong Joo tak mengerti apa maksudnya tapi yang lain tahu betul dan hanya tersenyum. Seo Jung menjelaskan pada Dong Joo kalau banyak sekali pasien MA yang datang ke UGD. Jadi, pengalaman tersebut akan benar-benar membantu Dong Joo berkembang sebagai seorang dokter.


Dong Joo lalu bertanya pada perawat, apa yang dimaksud "pasien MA oleh Seo Jung"

"(MA) Major Asshole. Maksudnya adalah pasien yang berkelakuan seperti sampah." Jawab si perawat.


Dong Joo mulai penanganannya untuk para pasien MA. Pertama pasien mabuk dengan cidera robek di kepala. Dong Joo akan mendesinfeksi dahulu menggunakan alkohol, tapi malah kena sikut dihidungnya.

Kedua!pasien wanita yang menolak diperiksa dokter pria. Dong Joo memaksa dana khirnya ia kena tampar plus dikatai cabul.

Ketiga! pasien bos gengster yang takut jarum. Si anak buah mewanti-wanti Dong Joo untuk melakukan infus dengan satu kali tusuk tapi Dong Joo gagal. Akhirnya ia diserang.


Dong Joo membeli kopi di mesin minuman tapi tiba-tiba Sep Jung merebutnya. Seo Jung pura-pura bertanya, tidak berat, kan?

"Ya, tidak terlalu buruk." Jawab Dong Joo mengikuti permainan Seo Jung.

Seo Jung tersenyum, ia dengar Dong Joo yang terbaik dan menyelesaikan segala sesuatu sampai tuntas. Jadi, tetap lakukan yang terbaik, oke? Dan, ia berterima kasih untuk kopinya.

Dong Joo kesal. Ia akan membeli kopi lagi tapi tak menemukan koin dalam sakunya. Kekesalannya pun berlipat ganda.


Terakhir, Seo Jung menugaskan Dong Joo untuk mengeluarkan sesuatu dari pasien yang menghalangi BAB si pasien.

"Apa... tepatnya yang harus dikeluarkan?" Tanya Dong Joo.

Seo Jung membisikinya, lalu menjelaskan ada sekitar empat buah manik-manik sebesar bola golf di dalam sana, tapi entah kenapa tidak mau keluar.

Dong Joo terkejut dan jijik. Seo Jung malah bertanya, apa Dong Joo sudah makan. Dong Joo hanya menatapnya. Seo Jung lalu berucap, Yeah, itu juga tidak akan membantu. Pokoknya Seo Jung menyuruh Dong Joo untuk segera mengeluarkan saja.

"Tunggu. Bagaimana caraku mengeluarkannya?"

"Coba berpikirlah dengan keras. Apa yang kau butuhkan untuk mengeluarkan sesuatu yang tersangkut?"


Seo Jung keluar dan sudah ada Senior dan Ah Ran yang menunggunya. Senior merasa kalau Seo Jung sudah terlalu keras pada Dong Joo, Ah Ran setuju, bagaimana jika Dong Joo akhirnya melarikan diri?

"Kalau begitu, dia sudah selesai." Jawab Seo Jung.


Dong Joo mulai usahanya mengeluarkan itu dari pasien membuat Seo Jung dkk tertawa puas.

Dong Joo berhasil mengeluarkan semuanya, tapi 'anu-nya' nyemprot ke wajahnya. Perawat yang membantunya kabur mual-mual.


Dong Joo melapor pada Seo Jung kalau ia sudah mengeluarkan semuanya. Seo Jung menutup hidungnya baru kemudian mengoreksi, memang benar semua sudah keluar tapi pasien tetap berteriak keras.

Dong Joo menjelaskan keadaan pasien secara menyeluruh barulah Seo Jung mengapresiasi kerja Dong Joo itu.

Dong Joo menyadari kalau Seo Jung mempermainkannya dengan memberinya para pasien yang dapat membuatnya frustasi.

"Wow, kurang ajar sekali. Kenapa kau begitu pemilih? Apakah kau mendiskriminasi pasien karena kelakuan mereka?" Seo Jung mengembalikan kata-kata Dong Joo yang dikatakannya waktu itu.


Dong Joo mengelak, ia komplain karena Seo Jung kelewatan. Ah Ra dan Senior memperhatikan perdebatan mereka berdua.


Seo Jung melontarkan satu pertanyaan untuk Dong Joo, Bagaimana cara Dong Joo untuk memasukkan seekor gajah ke dalam lemari es?

"Jawabannya adalah... membiarkan para anak magang melakukannya. Di sini, anak magang harus melakukan apa pun yang diperintahkan pada mereka. an kau, tidak boleh mendiskriminasi pasien serta menolak merawat mereka. Itu berlaku untuk juga untuk pasien tadi yang tidak bisa mengeluarkan manik-manik itu dari pantatnya sendiri. Kau mengerti? Dan, kalau kau tidak bisa mengatasinya, pergilah. Aku juga tidak memintamu bertahan, berengsek."

Dong Joo ingin tahu, apa sebenarnya kesalahannya? Saat Seo Jung melakukan pertunjukan dengan pasien pendarahan itu, ia menyelamatkan pasien lain yang datang sebelum pasien Seo Jung. Di mana letak kesalahannya?

Seo Jung mengulangi, apa? pertunjukkan?

"Kau melakukan semua itu agar mendapat julukan seperti 'Paus Gila' dan 'Ratu Jari Penahan,' kan? Kau memiliki ego yang besar, tapi masih begitu haus akan pengakuan. Kondisi medis untuk pasien seperti itu disebut Histrionic Personality Disorder [selalu ingin menjadi pusat perhatian]. Apakah aku salah?"

Seo Jung balik mengatai Dong Joo, istilah medis yang tepat untuk Dong Joo adalah Narcissistic Personality Disorder [Kepercayaan diri berlebih]. Dong Joo adalah b*****n psiko yang tidak punya sopan santun!


Dong Joo membersihkan diri, ia kuesal dikatai oleh Seo Jung tadi. Begitu pula dengan Seo Jung yang tak kalah kelasalnya dikatai Dong Jung.

Tapi Seo Jung tidak bisa berlama-lama karena ia melihat para petinggi rumah sakit melintas dihadapannya. Dokter yang mengabaikan Ayah Dong Joo dulu berjalan di bagian terdepan, artinya ia yang memiliki kedudukan tertinggi.


Dokter itu menatap Seo Jung sekilas lalu menatap lurus ke depan. Donter Moon juga ada dalam barisan dokter-dokter itu. Dia tidak pernah mengakui kemampuanku.

Setelah barisan dokter-dokter itu melintas, Seo Jung bergumam,



"Dia (jangan-jangan ini ditujukan pada dokter pemimpin itu) tidak pernah mengakui kemampuanku. Haus akan pengakuan, huh? Mungkin dia (Dong Joo) benar."


Seo Jung makan semeja dengan kawan-kawannya tapi ia melihat kalau Dong Joo sendirian. Dong Joo makan sambil membaca buku.

Seo Jung lalu menghampiri Dong Joo,


"Kau bahkan tidak memiliki teman untuk makan bersama? Bagaimana dengan kekasih? Kau punya?

"Tidak. Aku tidak memiliki waktu memikirkannya."

Seo Jung heran, lalu bagaimana Dong Joo menjalani kehidupannya? pasti membosankan. Dong Joo tidak memiliki kekasih maupun teman. Mungkin itu sebabnya Dong Joo selalu berada di peringkat pertama. Dengan sikap arogan dan sok terhormat. Benar, kan?

"Di UGD, bukan masalah mana pasien yang datang lebih dulu. Tapi, siapa yang lebih membutuhkan penanganan. Hari itu, pasien pneumonia tidak berada dalam kondisi kritis. Jadi, masalahnya adalah tentang penilaianku. Aku tidak mengabaikan pasien itu agar bisa melakukan pertunjukan seperti katamu. Kau mengerti, anak magang?"


Seo Jung menghabiskan yakult Dong Joo, ia berterimakasih karenanya. Seo Jung pergi tapi kembali lagi untuk memberi Dong Joo sekaleng kopi sebagai ganti kopi Dong Joo yang waktu itu. Soe Jung lalu mengacak-acak rambut Dong Joo.


Ah Ra menggoda Seo Jung, "Kau bersama dengan dia, kan?"


Ah Ra mengejutkan Seo Jung karena tiba-tiba muncul dengan membawa kopi. Ah Ra bertanya, Seo Jung itu sedang membalas dendam pada Dong Joo atau justru menggoda Dong Joo?

"Dia mungkin berkelakuan seperti sampah, tapi hasil kerjanya mengagumkan." Jujur Seo Jung.

"Mengagumkan, huh? Meskipun dia mengataimu haus pengakuan?"

Seo Jung salut melihat kegigihan Dong Joo yang bisa bertahan sampai saat ini. Tidak banyak orang seperti itu di antara tenaga magang  belakangan ini.

"Oh, wow. Ada simbol hati di matamu." Goda Ah Ra.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search