-->

Sinopsis He Is Psychometric Episode 16 Part 4 Final

- Mei 03, 2019
>
Sinopsis He Is Psychometric Episode 16 Part 4 Final

Sumber: tvN




Satu Tahun Kemudian.

An dan Jae In piknik. An tiduran di pangkian Jae In sambil memegang dadanya. 

Jae In: Sampai kapan kamu akan tidur?

Lee An: Sampai penuh.

Jae In: Penuh apanya. Kamu hanya berbaring sebentar di pangkuanku. Ini bukan apa-apa.

An: Apa maksudmu? Aku membahas ponselku. Hingga daya ponselku penuh.

Jae In: Kamu bilang akan belajar setelah rehat sebentar. Kamu bermalas-malasan.




An memberikan ponselnya ke Jae In untuk diisi dayanya.

Tiba-tiba AN bangun, "Kamu yakin ini cara satu-satunya? Kenapa aku tidak bisa menjadi polisi hanya dengan kemampuanku?"

"Sudah kukatakan. Ada pengawas profesional, tapi mereka setidaknya punya gelar master atau doktoral."

"Dunia ini hanya untuk orang yang berlatar belakang pendidikan. Itu harus diubah dahulu."

"Detektif tetap sangat membutuhkanmu. Kemarin Pak Nam ingin meminta bantuanmu, tapi aku menolaknya karena kamu harus belajar."

"Kasus apa itu?"

Jae In tersenyum.



Lee An datang ke bawah jembatan. Disana Letnan Nam, Detektif Lee dan Jae In sedang melakukan penyamaran untuk menjadi gelandangan. 

An: Apa yang kalian lakukan?

Jae In: Kami menangkap dua gelandangan yang tinggal di rumah terbengkalai beberapa hari yang lalu. Menurut mereka, belakangan ini seseorang mendaftarkan gelandangan pada asuransi jiwa.

Letnan Nam: Mereka menyetujuinya dengan sedikit uang untuk membeli minuman tanpa tahu uang itu seharga nyawa mereka.

An: Kenapa kalian terobsesi pada gelandangan?

Jae In: Kang Geun Taek merekayasa KTP gelandangan dan menganggur seumur hidup, tapi dia tidak pernah menceritakan bagaimana dia bertahan hidup. Kurasa inilah caranya.



Detektif Lee: Kang Geun Taek merekayasa KTP gelandangan demi tujuan kejahatan pribadinya dan Dragon Head Hunting memakai metode itu sebagai kelompok. Kelompok besar juga pasti terlibat dalam ini.

Jae In melemperkan baju untuk dipakai An. An mengingatkan kalau ujiannya sebentar lagi. Jae In malah meminta AN mencium baunya. Setelah menghirupnya, An langsung menjauh. 

Penyamaran mereka sukses. Letnan Nam menyuruh mereka berbaring. 

An: Sungguh aku harus memakai ini?



Tidak ada yang menjawabnya. An memakainya saja.



Letnan Nam dan Jae In pulang bersama ke rumahnya Jae In. Mereka langsung berbaring. Pak Yoon heran, kenapa dengan wajah mereka? 

Imo: Astaga. Dia terlalu cantik untuk menjadi pengemis. Dia jelas pengemis. Dari mana saja mereka?

Letnan Nam: Seok Ja-ssi, Aku kelaparan.



Ayah membersihkan wajah Jae In. Letnan Nam iri dong. Ia mendekatkan wajahnya ke Imo, tapi Imo malah melemparkan tisu ke wajahnya. Imo berdiri.



Pak Yoon: Bagus kamu menangkap orang jahat, tapi kamu harus menjaga dirimu.

Jae In: Aku sudah membersihkan nama Ayah. Haruskah aku berhenti? Menjadi polisi lebih sulit melampaui dugaanku.

Pak Yoon: Ayah tahu kamu tidak serius.

Letnan Nam: Jika kehilangan kamu, aku akan kehilangan seluruh kelompok. Jangan coba-coba.

Jae In: Ayah dengar itu? Aku begitu berpengaruh.

Ayah ketawa.




Imo kembali dengan baju Jae In dan Letnan Nam. Imo menyuruh keduanya mandi dan ganti baju karena mereka membuat rumah menjadi bau. 

Jae In: Kenapa Bibi menyimpan bajunya di rumah kita?

Imo kelabakan, "Ini baju ayahmu."

Pak Yoon: Itu bukan bajuku.

Imo: Bukan?

Letnan Nam: Seok Ja-ssi, kurasa tidak ada kejahatan yang sempurna. Bagaimana jika...

Imo menutup wajah Letnan Nam dengan bajunya dan memaksa Letnan Nam segera mandi. Jae In dan Ayahnya hanya saling pandang melihat tingkah keduanya.



Saat masuk ke kantor "Pusat Masyarakat Seoheun" An menghubungi Dae Bng, tapi tidak dijawab. 

Kebetulan Detektif Kim melihatnya, mereka pun saling menyapa. 

"Lama tidak berjumpa." Kata Detektif Kim.

"Bagaimana pekerjaan di Pusat Keamanan?"

"Aku dipindahkan kemari. Apa yang kamu harapkan? Benar. Jika kamu kebetulan membaca kasus yang bagus dengan kemampuanmu, segera hubungi aku. Mari menyelidiki bersama. Paham?"

"Baik."

Detektif Kim akan mengajaknya berjanji dengan jari kelingking, sesaat ia ingat kemampuan An, ia pun segera menarik jarnya sebelum bersentuhan dengan An. 

Detektif Kim: Aku tidak punya perasaan bersalah.

An mengerti, mereka bepisah.




An mendengar suara musik, ia menuju asal suara itu. Ternyata asalnya dari kelas So Hyeon. 

An heran karena tidak ada Dae Bong disana dan tiba-tiba "si anjing" melambai padanya. An tahu siapa dia, ia pun tersenyum.



Dibalik kostum anjing itu adalah Dae Bong. 

"Bukankah seharusnya kamu mengelola SPBU-mu? Kenapa kamu selalu di sini?" Heran An. 

"SPBU baik-baik saja tanpa aku, tapi mereka membutuhkan aku di sini. Anak-anak berhenti menangis begitu aku masuk."

"Berikan kunci mobilmu."

"Untuk ujianmu besok?"

"Bukan. Aku harus pergi ke suatu tempat."

"Baik, pergilah."



Kemudian datanglah So Hyeon menjemput Dae Bong. Mereka saling bergandengan. An turut senang melihat sahabat karibnya bahagia.



Ternyata An pergi menemui Seong Mo. 

"Ibuku sudah bercerita tentang kamu. Kamu masuk dalam Tim Penyelidik." Kata Seong Mo memulai pembicaraan.

"Benar, tapi secara tidak resmi. Hyeong tahu hari ini akan datang, bukan? Itulah sebabnya Hyeong menjemputku dan mempertemukan aku dan Jae In. Hyeong juga menyuruhnya melatihku."

"Sejak hari itu, sebagian dari diriku yang ingin menjadi manusia dan sebagian dari diriku yang terlahir sebagai monster terus beradu. Andai tahu orang yang menyelamatkanmu adalah pembunuh, kamu akan merasa sangat dikhianati. Aku mendampingimu terlepas dari perbuatanku dan itu membuatku merasa seperti monster. Tapi aku juga mencemaskan kamu. Aku bahkan merindukanmu."




Seong Mo: Saat aku menjemputmu, itu bukan karena aku merencanakan semua ini. Mungkin berawal saat pertama aku menyelamatkanmu bertahun-tahun lalu. Atau saat pertama kamu mendapatkan kemampuan itu. Sepertinya saat itulah.. semuanya berawal. 

An: Kuharap seseorang akan memberi tahu kita kapan harus berhenti. Dendam, kebencian, bahkan rasa bersalah. Andai seseorang bisa mengatakan kapan harus berhenti.


An mengikuti "Ujian Kepolisian 2020", ia megerjakan dengan kemampuannya.



Jae In menghubungi setelah Selesai, "Lee An, kamu melupakan kencan kita? Di mana kamu? Bagaimana ujiannya?"

"Lupakan soal ujian. Dokter Hong mendadak memanggilku. Aku akan menemuimu begitu ini selesai."

"Dokter Hong? Aku sudah melarangmu menyentuh mayat. Tunggu di sana. Aku yang akan membunuhmu."



Jae In langsung berlari kesana sampai Dokter Hong memuji Jae In yang sangat cepat.

Jae In: Dokter Hong, kita sudah membahas ini. Dia bisa meninggal jika terus menyentuh mayat.

Dokter Hong: Aku tahu. Aku tidak akan memanggil dia untuk waktu yang lama.




Ternyata Dokter Hong memanggil hanya untuk menawarkan buku. 

An: Dokter Hong akan berlibur panjang.

Jae In: Berlibur?

Dokter Hong: Aku hanya kelelahan. Pekerjaan ini juga sudah tidak seru. Begitu pikiranku segar, mungkin suatu saat aku akan ingin kembali. Kamu harus terus melatih dia agar membaca mayat tidak mengganggunya saat aku kembali. Paham?

An tersenyum.




Jae In menemani An melihat rumah. Jae In menyukai rumah itu, semuanya hebat.  

"Uangmu cukup untuk membeli tempat ini?" Tanya Jae In.

"Hmm.. Mungkin aku mampu membeli dua pertiganya."

"Bagaimana dengan sisanya? Kamu akan mengambil pinjaman."

"Tidak, kamu akan membayarnya."

"Apa?"

"Jika kamu tidak mau, aku akan mengambil pinjaman."

"Aku berniat mencari rumah sendiri dengan kompensasi yang diterima ayahku."

"Lihat? Kamu juga harus pindah dari Pusat Keamanan Masyarakat. Kamu sudah cukup lama tinggal di sana."

"Lantas? Kamu mengajakku tinggal bersama?"

"Ada tiga kamar. Ini pas. Satu untuk ayahmu, satu untukku, dan satu untuk kamu dan bibimu. Meski bibimu mungkin akan segera pindah. Dia hanya menunggu waktu yang tepat."

"Tidak mungkin. Untuk tinggal bersama Ketua Nam?"




Lee An menggenggam kedua tangan Jae In, "Mari tinggal bersama, Jae In-ah. Aku tidak ingin hidup sendirian. Terlalu sepi."

"Jika kamu merasa tidak nyaman karena kemampuanku..."

"Aku sama sekali tidak merasa begitu. Aku menyukainya!"

Jae In bahkan berteriak kalau ia mempunyai rumah sendiri sekarang.




An: Noradrenalin yang membuat kita menyimpan kenangan buruk. Kamu tahu kebalikan noradrenalin?

Jae In: Tidak.

An: Beta-endorfin. Zat itu membantumu menyimpan kenangan indah saat kamu makin sering tertawa.

Jae In: Luar biasa. Sulit kupercaya kamu tahu hal semacam itu.



An: Dokter Hong pasti kesulitan karena Ji Soo Noona. Semoga dia tidak butuh waktu lama untuk melupakannya. 

Jae In: Kamu juga harus melupakannya. Aku tahu kamu belajar lebih giat untuk menghindari menyelidiki kasus bersama kami. 416.666666667 hari telah berlalu. Cepat akhiri.





An mengambil selebaran di jalanan.

"Siapa yang bertanggung jawab?"
"Istri dalam keadaan koma dan bayi meninggal selama persalinan"
"Malapraktik Medis"

Mereka melihat ke depan, ada orang yang menyebarkan selebaran itu, tapi kebanyakan orang membuangnya setelah menerimanya.



An dan Jae In membantu bapak itu memungut selebarannya. Saat memberikannya, Bapak itu tak sengaja menyentuh An. An berkonsentrasi membacanya.



Bapak itu memohon agar Jae In dan An mau membaca selebarannya. 



Jae In: Apa kamu.. bisa memahami istilah yang dipakai oleh dokter?



An tersenyum, lalu menatap bapak itu lagi. 

- = T A M A T = -
>

1 komentar:

avatar

Bagus akhirnya tau endingnya


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search