Sinopsis He Is Psychometric Episode 16 Part 3
Sumber: tvN
Jae In: Kamu tahu bagaimana Bu Kang tidak pernah menyebutkan nama Kang Geun Taek?
An: Ya.
Jae In: Kamu juga tahu alasannya?
An menghela nafas.
Terdengar suara Bu Kang, "Siapa nama aslimu? Dari mana asalmu?"
An: Dia berpikir.. semua ini terjadi karena nama itu.
Kilas Balik..
Dahulu di lokasi konstruksi ada seorang pemuda tanpa nama dan tidak terdaftar dalam warga negara.
Ahjussi yang menanyainya iba, "Kamu pasti ditelantarkan saat masih kecil. Di sini ada banyak orang sepertimu. Bos lebih memilih orang sepertimu. Dia tidak perlu memberimu upah besar. Segera daftarkan dirimu sebagai warga negara."
"Jika melakukannya, aku butuh nama untuk mendaftar."
"Kamu tidak punya panggilan?"
"Ya."
"Benarkah?"
Kemudian Ahjussi itu memanggil Seun Joo (Bu Kang kecil). Ahjussi meminta Eun Joo memberi nama Pemuda itu.
Eun Joo melingkari dua aksara mandarin yang ditulisnya di tanah.
"Bagaimana dengan "Geun Taek"? Artinya "akar" dan "rumah"."
Pemuda itu menyukai nama yang diberikan Eun Joo.
"Geun Taek?" Ulang pemuda itu.
"Kamu pasti mengembara selama ini. Nama itu bisa membantumu menetap."
Ada aba-aba untuk masuk dan mengemas. Eun Joo ikutan berdiri.
Pemuda itu berkata, "Aku suka nama itu. Siapa namamu?"
"Namaku? Kang Eun Joo." Lalu Eun Joo lanjut jalan.
Pemuda itu bicara sendiri, "Berarti namaku.. Kang Geun Taek."
Kilas Balik Selesai..
Jae In: Kang Eun Joo.. pasti sangat ingin menghapus ingatan itu.
An: Ya.
Bu Kang saat ini menangis di kamarnya Seong Mo.
Seong Mo sudah ada didalam sel.
Bu Kang keluar saat mendengar Lee An bersih-bersih. Ia berkata pada An akan melakukkannya. Bu Kang gak sengaja menyentuh tangan An saat akan meminta lap yang dipegang An.
An memandangnya. Bu Kang sadar dan langsung mengangkat tangannya. Ia juga minta maaf.
An: Aku akan pergi setelah melakukan ini.
An sepertinya melihat saat Bu Kang menangis tadi.
Lee An: Anda berjanji kepada Seong Mo Hyeong untuk tidak menangis. Jika Anda berada di rumah seharian seperti ini, sia-sia dia menangkap Kang Geun Taek dan menyerahkan dirinya. Rumah ini.. terlalu mengingatkanku akan Seong Mo Hyeong. Itulah sebabnya aku pergi. Bukan karena Anda.
Jae In: Ada banyak yang harus dikemas. Mungkin kita harus kembali.
An: Baiklah.
Lalu mereka pergi.
Jae In gak bicara apa-apa, cuma menggenggam tangan An saat keduanya berjalan menuju mobil. An mengerti apa maksud Jae In.
An, Jae In dan Dae Bong pergi makan ayam di kedainya Guru SMA mereka. Pak guru memberikan seporsi gratis.
Dae Bong: Apa? Sungguh? Ada acara apa?
Guru: Kupikir kalian berdua tidak akan menjadi manusia yang layak, tapi kalian sudah dewasa. Sebagai guru yang paling kalian hormati, aku harus mentraktir kalian.
Dae Bong langsung memeluk pak guru.
Guru: Karena aku yang traktir, aku mengundang orang lain.
Yang diundang pak Guru adalah So Hyeon. Dae Bong tentu saja seneng banget. Jae In menanyakan putrinya So Hyeon.
"Bibimu menawarkan untuk menjaganya. Dia menyuruhku bersenang-senang."
Dae Bong dan So Hyeon canggung banget saat duduk berdampinga. Jae In membahasnya, kenapa?
Dae Bong: Begini... Selagi kalian sibuk, banyak hal terjadi di antara kami.
Jae In: Seperti apa?
An: Aku akan memberitahumu nanti. Ayo minum bir. Bersulang.
Saat bersulang, An gak sengaja bersentuhan dengan So Hyeon. Ia pun melihatnya.
Ia melihat saat So Hyeon diam-diam memandangi Dae Bong dari belakang.
Dae Bong langsung menarik An, "Kamu melihatnya, bukan?"
"Bagaimana menurutmu?"
"Benarkah dia.. sangat membenciku hingga aku membuatnya gemetar?"
"Untuk agak melebih-lebihkan, kurasa dia akhirnya belajar menghargaimu. Semoga berhasil."
An berbisik, "Bagaimana jika hari ini dia mendadak berinisiatif."
Dae Bong sampai terdiam kaku mendengarnya. Setelah An kembali duluan, ia berkata kalau pria lah yang harus berinisiatif.
Pak Guru gabung bersama mereka.
Sidang pertama Kang Geun Taek digelar.
Hakim: Terdakwa menyangkal semua tuduhan. Apa itu benar?
Kang Geun Taek: Saya.. tidak membunuh siapa pun.
Semua hadirin marah-marah, ribut. Hakim meminta semuanya tenang.
Hakim bertanya pada Jaksa, "Apa Kang Eun Joo, saksi jaksa penuntut, hadir?"
Lalu Bu Kang datang. Akhirnya Kang Geun Taek bisa melihat Bu Kang, tapo Bu Kang sama sekali tidak mau memandangnya.
Setelah duduk di kursi sakasi, Hakim menyuruh Bu Kang mengucapkan sumpah.
Bu Kang mengangkat tangannya gemetar, "Saya bersumpah untuk jujur pada hati nurani saya dan tidak menambah atau mengurangi dari fakta yang sebenarnya. Jika berbohong, saya bersedia menerima hukuman atas sumpah palsu."
Selanjutnya Hakim mempersilahkan Jaksa menyanyai Bu Kang.
"Pada tahun 2016, tepat sebelum kebakaran Panti Wreda Hanmin, Anda menerima telepon dari Kang Geun Taek?"
Bu Kang membenarkan.
"Terdakwa Kang Geun Taek mengaku membunuh Song Hee Jung, Yoo Eun Ok, dan Jang Man Soon, maka Anda pergi ke sana. Benar?"
"Ya."
"Bisa Anda menjelaskan secara detail kejadian berikutnya?"
Barulah Bu Kang bisa menatap Kang Geun Taek.
Bu Kang: Baik. Saya akan.. mengatakan semuanya.
Hakim membacakan keputusan untuk Kang Geun Taek.
"Terdakwa menusuk para korban yang tidak bisa membela diri, lalu memulai kebakaran untuk merusak mayat mereka. Kemudian, alih-alih berhenti, dia menculik seorang polisi dan menusuk orang lain hingga meninggal, lalu kabur. Pengadilan sulit memahami motif di balik pembunuhan, penculikan, dan penghancuran mayat. Dia menyalahgunakan fakta bahwa dia tidak terdaftar dan metode kejahatannya sangat kejam. Dia tidak menunjukkan penyesalan atas kejahatan yang dia lakukan dan bahkan tidak menunjukkan sedikit pun rasa bersalah. Maka, pengadilan menjatuhkan hukuman mati untuknya.
Palu di ketok tiga kali.
Bu Kang masih tinggal di rumahnya Seong Mo.
Suara An: Menghadapi masa lalu yang tidak menyenangkan sangatlah menyakitkan, tapi itu membuatmu bertumbuh.
Kepala Eun ditahan. Beliau memakai jam Ji Soo yang masih ada darahnya.
Suara An: Saat waktu berlalu.. secara merata kepada semua orang, masa kini menjadi masa lalu.
Seong Mo menghabiskan waktu untuk belajar di dalam sel.
Suara An: Sebagian orang menghindari masa lalu mereka yang menyakitkan dan memilih kehidupan baru.
Kang Geun Taek hanya diam.
Suara An: Orang lain menghancurkan masa depan mereka dengan selamanya terjebak dalam masa lalu.
An dan Jae In hadir di persidangan Seong Mo.
Hakim membacakan keputusan. "Terdakwa membunuh tiga penghuni apartemen dan membakar gedung itu dan menyebabkan banyak penghuni meninggal atau mengalami kerusakan properti. Keluarga yang berduka harus mengalami tekanan emosional mendalam yang tidak bisa disembuhkan seumur hidup mereka. Ini membuktikan kekejaman kejahatannya. Selain itu, dia sengaja mengurung ayahnya untuk membunuhnya dan tindakan itu tidak boleh dijatuhi hukuman ringan. Namun, dia mengakui kejahatannya dan meminta maaf kepada keluarga yang berduka. Dia dikurung dan diperlakukan kasar oleh ayahnya sendiri selama lima tahun saat masih kecil. Bahkan setelah itu, dia harus terus melarikan diri dan bersembunyi selama bertahun-tahun. Saat melakukan kejahatan, dia masih remaja dan mengidap penyakit kejiwaan yang disebut alexithymia. Dengan mempertimbangkan fakta ini, pengadilan menghukum terdakwa, Kang Seong Mo, hukuman 13 tahun penjara."
Palu diketuk tiga kali. An lalu berjalan keluar.
Suara An: Kita memakai segala cara untuk melupakan pengalaman kita yang menyakitkan, tapi bekas luka itu tetap ada dan menjadi ingatan yang tidak bisa dihapus. Butuh waktu lama agar ingatan itu pudar. Bahkan saat ini sekalipun. Aku ingin tahu.. ini akan menjadi ingatan seperti apa bagiku.
Sebelum membuka pintu, An menoleh ke arah Seong Mo.
>
EmoticonEmoticon