Sinopsis He Is Psychometric Episode 15 Part 4
Sumber: tvN
Kang Geun Taek masih hidup, ia menatap luka di lengannya dan teringat kata-kata Seong Mo yang memastikan dirinya merasakan sakit dari luka yang akan membusuk itu. Sekarang, Kang Geun Taek kejang karena lukanya lalu jath dari kursi dan pingsan.
Lee An dan Jae In menjadi satu tim. Sementara Letnan Nam bersama Detektif Lee mencari di lokasi yang berbeda.
Mereka belum menemukan lokasinya sampai matahari terbit.
An: Kita sudah dekat dengan tempat yang kulihat. Tempat di sekitar sini.
Jae In: Kalau begitu, ayo naik.
An nai ke atap. An yakin di sekitar sana. Ia lalu menghubungi Jae In.
"Pemandangannya mirip. Aku melihat SMA Dohyeon, Damkar Geonam, pin boling besar, dan salib." Kata An.
"Tapi.. Tidak ada unit di gedung ini yang kosong. CCTV tidak menunjukkan kejanggalan."
"Berarti bukan tempat ini juga?"
"Aku akan naik ke lantai atap. Carilah gedung tinggi lain di daerah itu."
"Baiklah."
An melihat sekitar dan sepertinya melihat sesuatu.
Jae In datang terengah-enah.
"Lee An, Aku meminta Letnan Nam memeriksa seluruh gedung tinggi di sekitar sini."
An menunjuk ke suatu gedung. Gedung Apartemen Yeongseong. Ia memastikan ke Jae In, itu Apartemen Yeongseong
Jae In ingat, saat ia di atap sekolah dulu ia juga melihat Gedung Apartemen Yeongseong
Jae In: Benar. Di hari pertama sekolahku, aku juga melihatnya dari lantai atap di kejauhan. Aku mengingatnya dengan jelas.
An: Tidak mungkin. Kau ingat saat kita kembali ke sana akhir-akhir ini? Ada tanda bahwa kompleks itu sedang dibangun ulang.
Jae In: Penghuninya diminta pindah paling lambat tanggal 19 Januari.
An: Maka mungkin sekarang unit-unitnya kosong.
Jae In: Jika kau melihat dalam ketinggian ini, maka letaknya sekitar di lantai 10. Tidak. Mungkin lantai delapan.
An: Mungkin.. di tempat pembunuhan itu terjadi? Unit 702?
Seong Mo ada di dalam salah satu gedung.
Letnan Nam memimpin operasi penggerebekan di Gedung Apartemen Yeongseong. Semua Tim ikut.
Letnan Nam: Kita menduga Kang Geun Taek disekap di Unit 702. Kang Seong Mo bisa saja ada di sini. Waspadalah. Berpencar!
Sementara itu, Ibu berdoa di gereja.
Saat naik tangga, An kembali merasakan sakit di jantungnya. Jae In khawatir, tapi An bilang baik-baik saja dan menyuruh Jae In cepat naik. Jae in jaga-jaga dibelakang An.
Mereka masuk ke unit 702 dan menemukan Kang Geun Taek ada di ruang terkecil dengan bantuan keahlian psikometri An. An kelihatan banget sedang menahan sakit.
Detektif Lee menyuruh Jae In memeriksa. Jae In mendekat, ia memeriksa denyut nadi Kang Geun Taek.
Jae In: Dia masih hidup.
Lalu mereka memanggil petugas medis.
Letnan Nam: Detektif Lee, kau tahu siapa dia. Selalu awasi dia.
Detektif Lee: Baik.
Petugas Medis: Dia harus segera dioperasi karena sudah terjadi nekrosis kulit.
An mengatakan pada Letnan Nam kalau mereka harus menemukan Seong Mo. Letnan Nam mengabari anak buahnya kalau tugas mereka belum selesai, Seong Mo kemungkinan masih ada disana.
"Geledah seluruh gedung dan periksa setiap unit."
Letnan Nam dan Jae In keluar. An akan mengikuti tapi dadanya sakit lagi, ia sampai akan roboh, jadi menggunakan kusen pintu sebagai pegangan.
Dari situ ia tak sengaja melihat masa lalu.
Ia lihat saat Seong Mo bertamu ke rumah Ahjumma yang menjadi korban malam itu.
"Boleh aku menghadiri rapat menggantikan ibuku? Dia bilang aku saja yang datang." Kata Seong Mo.
"Tentu. Masuklah."
Tapi Seong Mo lamaaa di depan pintu. Sebenarnya ia cuma menghindari Kang Seong Mo. Ia mendengar Kang Seong Mo lewat depan pintu sambil menyeret koper.
An mengingat pengakuan Seong Mo di ruang penyidikan.
Seong Mo: Aku meninggalkan Unit 702 dan menuju Unit 1501 untuk menemui polisi yang menawarkan bantuannya. Tidak ada orang di rumah. Saat itulah aku mengetahui ada kebakaran. Aku berusaha kembali ke unitku untuk melihat yang terjadi, api tidak memungkinkan karena asap. Aku melewati lift saat bertemu Yoon Tae Ha dan Lee An.
Lee An tahu sekarang kalau Seong Mo berbohong, "Hyeong tidak mencari ayahku, tapi berada di Unit 702."
An kembali masuk untuk mendapatkan lebih banyak penglihatan.
Seong Mo jelas ada di dalah satu unit apartemen karena ia melihat dua salib dari jendela. Matanya berkaca-kaca.
Kilas Balik...
Suara ibunya, "Seong Mo-ya. Ibu ingin minta bantuan. Berjanjilah kau akan menuruti perintah Ibu."
"Kalau begitu, bagaimana jika kita saling membantu?"
"Seong Mo-ya, jangan merahasiakan apa pun dari ibu dan katakan yang sebenarnya. Jangan merahasiakan kebenaran soal kejadian di Apartemen Yeongseong. Ibu tidak ingin lagi kabur dari masa lalu ibu."
Kilas Balik...
Penglitan An:
Kang Geun Taek menemui pintu apartemen Seong Mo dan ibunya sudah terbuka, ia masuk dengan cepat, sudah kosong, lalu ia mengeluarkan pisau dari dalam koper.
Seong Mo masih ada di dalam pintu sampai Kang Geun Taek jalan melewati pintu itu. Setelah yakin Kang Geun Taek pergi, Seong Mo keluar.
Ahjumma bingung, mau kemana? Tapi Seong Mo gak menjawabnya.
Seong Mo kembali ke unit apartemennya, disana ia melihat koper yang terbuka bagian atasnya, ada kertas-kertas dan korek api.
"Apa ini? Apa yang terjadi?" Batin Seong Mo.
Lalu Seong Mo melihat jari nyembul dari dalam koer, ia membukanya dan ternyata isinya mayat seorang wanita. Seong Mo menggeledah dan menemukan Kartu Identitas Ibunya dalam dompet mayat itu.
"Pisau. Pemantik api. KTP Ibu. Mayat yang dibakar." Batin Seong Mo.
Di dompet itu juga ada kartu nama ayahnya Lee An. Detektif Lee Jeong Rok.
Ibu gak bisa menahan tangisnya selama berdoa.
Rasa sakit Lee An berubah, kali ini ia memegangi perut bagian kirinya. Ia kembali ke depan pintu, disana ada cermin diatas rak, An memegang raknya.
Ia melihat...
Ahjumma membuka pintu dan heran, "Ada apa, Ahjussi? Kau ingin mengatakan sesuatu? Koper apa ini?"
Ternyata dia adalah Seong Mo, "Aku.. sungguh minta maaf."
"Hmm? Suara ini..."
Tiba-tiba Seong Mo menusuk perut Ahjumma itu.
Tepat saat itu An memegangi perutnya, ia merasakan sakit yang sama. Ia sampai tergeletak.
Seong Mo pelakunya, ia membunuh ketiga ahjumma itu. Dan kayaknya sekarang AN merasakan sakitnya ketiga wanita itu, ia sampai gak kuat berdiri.
Seong Mo sempat gemetar, lalu ia mengeluarkan mayat dari dalam koper dan menjajarkannya dengan ketiga mayat Ahjumma.
Seong Mo juga menuangkan minuman kedalam satu cangkir lagi agar terlihat bahwa mereka ada empat orang.
Selanjutnya Seong Mo memutus gas dan memasukkan korek api kedalam microwave. Sebelum keluar ia meninggalkan topinya diatas koper.
Seong Mo sengaja gak menutup pintunya, malah memasang penahan pintu.
Ia berjalan seperti gak terjadi apa-apa dan membuang jaket ayahnya Jae In ke koridor.
An gak kuat menahan sakinya, ia pingsan.
Seong Mo masih seperti tadi, menatap keluar jendela
Untungnya Jae In melihat An, ia membangunkan An, tap gak ada jawaban. Ia pun memeriksa denyut nadi An.
"Tidak mungkin." Kata Jae In yang langsung memanggil pertolongan.
"Situasi Darurat. Unit 702. Lee An cedera. Tidak ada napas atau denyut jantung. Segera kirim bantuan."
Sambil menunggu, Jae In melakukan CPR.
Seong Mo menangis.
>
EmoticonEmoticon