-->

Sinopsis Memories of the Alhambra Episode 16 Part 4 FINAL

- Januari 26, 2019
>
Sumber: tvN






Game Se Joo resmi diluncurkan oleh J One.



Game Se Joo resmi diluncurkan oleh J One dan langsung menjadi hits.

"Hanya 15 hari setelah rilis game video AR J One yang baru, Next, jalanan Seoul berubah drastis. Saya di Taman Yeouido. Bisa lihat semua orang di belakangku? Mereka tampak sedang menari, tapi sebenarnya mereka sedang memainkan game dengan lensa pintar untuk mengaksesnya."



Antrean panjang di toilet untuk mendapatkan pedang di level pertama.


"Game ini sudah ditunggu-tunggu sejak tahap pengembangan. Pada 1 Desember, server game akhirnya dibuka di Seoul dan Granada dan menggegerkan dunia. Lebih dari 10.000 orang masuk di hari pertama, dan penjualan lensa pintarnya melonjak naik."


"Nilai saham J One meroket hingga 250 persen dalam sepuluh hari terakhir. Saham J One terus naik semenjak itu."


"Perusahaan partner yang memproduksi benda game juga mengalami kenaikan penjualan."


"Popularitas game yang meningkat tampaknya menyebabkan masalah. Dalam 15 hari, terjadi berbagai insiden yang melibatkan para pemain Next."


"Kami sedang mendiskusikan peraturan detail. Pemerintah sadar pertimbangan serius harus diambil mengenai fenomena sosial baru ini. Kami juga merencanakan kolaborasi dengan para ahli dalam bidang AR dan sistem sosial."

"Beberapa membuat petisi untuk membatasi waktu dan area, dan kini pemerintah bergegas mengambil langkah yang diperlukan."


"Untuk meminimalisasi kekacauan dalam tahap adaptasi, jalanan dengan empat jalur lebih, area dekat sekolah, dan gedung lebih dari sepuluh lantai tak akan diikutkan dalam zona game. Kami juga mempertimbangkan membatasi waktu game. Kami sepakat dengan pemerintah hanya mengizinkan pengguna bermain mulai dari pukul 12.00 - 14.00 dan setelah pukul 18.00. Kami harap ini dapat mencegah masalah di masa depan dari keseharian pengguna."


Hee Joo masih melakukan pekerjaannya seperti biasa di bengkel gitarnya.



Nenek memanggilnya untuk makan dan mengingatkan kalau Hee Joo harus menemui seseorang. Nenek menyuruh Hee Joo makan dulu sebelum pergi. 

"Aku lupa." Kata Hee Joo sambil melihat jam, Hee Joo langsung bersiap-siap.



Di jalan, Hee Joo bersenggolan dengan orang yang sedang bermain game Next.


Hee Joo melanjutkan langkahnya dan tiba-tiba turun salju.


Di dalam kafe, Hee Joo menatap salju yang turun di luar. Ia melamun.



Sun Ho datang menyapa, ternyata Hee Joo janjian untuk ketemu Sun Ho.



Hee Joo menduga Sun Ho pasti sangat sibuk melihat kesuksesan game yang diberitakan dimana-mana.

"Sebenarnya aku tak sesibuk itu. Aku pensiun bulan depan."

"Kenapa? Bukankah semua sedang sibuk sekarang?"

"Sungguh ajaib aku bisa sampai sejauh ini. Aku hanya ingin bertanggung jawab. Aku ingin beristirahat."

"Terlalu awal untuk pensiun bagimu."

"Aku kesepian. Sungguh sepi hingga aku tak tahan lagi. Tapi aku senang kau tampak lebih baik. Kau pacaran sekarang?"

"Pacaran?"

"Ayolah, kau harus berkencan. Kau masih muda. Kau mau seumur hidup membuat gitar? Mau kujodohkan dengan seseorang?"

"Terima kasih."

"Aku kenal beberapa pria baik. Akan kukirimkan daftarnya. Pilih saja."

Hee Joo diam saja.



Sun Ho menyuruh Hee Joo menyerah atas Jin Woo. Ia akan merelakannya sekarang. Tapi Hee Joo diam saja, tampak tidak setuju dengan ide Sun Ho itu.

Sun Ho pun mengubah topik, mempertanyakan soal Se Joo, apa baik-baik saja?

"Ya. Dia membaik. Dia bahkan bisa keluar."

"Sebenarnya, aku ingin bicarakan Se Joo."





Saat makan malam, Hee Joo mengatakan pada yang lain kalau J One ingin membuat perusahaan untuk Se Joo. 

Nenek: Apa maksudmu mereka akan buatkan perusahaan untuknya? 

Sang Beom: Se Joo akan jadi direktur?

Hee Joo: Ya, mereka akan membuat anak perusahaan agar dia bebas lakukan riset.

Nenek: Kenapa? Kenapa membuat perusahaan untuknya?

Hee Joo: Karena Se Joo genius.

Min Joo: DAEBAK!



Hee Joo lalu bertanya pada Se Joo, apa yang ingin Se Joo lakukan?

"Kau yang menciptakan. Mereka bilang butuh bantuanmu."

Se Joo tampak berpikir.



Hee Joo mengantar Se Joo ke Perusahaan J One.





Disana, Se Joo disambut meriah, semua karyawan mengidolakan Se Joo.


Selanjutnya, Yang Ju membawa Se Joo ke ruangannya. 


Hee Joo memberikan ruang untuk mereka berdua bicara, ia akan menunggu di bawah.


Yang Ju meminta tanda tangan Se Joo.


Hee Joo keluar gedung J One, tapi ia berbalik menatap gedung itu.



Saat memesan minuman, Hee Joo mendengar pembicaraan dua orang pemain. 




Pemain satu melihat ada pemain yang bisa menembak. Pemain dua gak percaya karena level tertinggi saat ini adalah 25 sedangkan pistol/senapan hanya bisa dibeli jika mencapai level 50.

"Astaga, aku melihatnya. Dia sungguh jago."

"Aku yakin dia KNP."

"Tidak, dia pemain. Lagi pula, kenapa KNP membantuku? Jung Ho juga lihat. Tak hanya aku."


Hee Joo lalu mendekati dua orang itu, bertanya apa yang barusan ia dengar.



Yang Ju: Aku merasa sangat putus asa saat gamenya reset. Astaga, semuanya menghilang tepat di depan mataku. Aku berniat menyerah dan berhenti kerja. Siapa yang tahu Emma punya fungsi seperti itu? Jika tahu, pasti sudah kuhapus. Aku terlalu sayang padanya tanpa alasan. Aku dikhianati.

Se Joo: Soal itu... Bisa saja ada instance dungeon.

Yang Ju: Apa?

Se Joo: Instance dungeon.<

Yang Ju: Apa itu?

Se Joo: Aku memprogram gim agar hanya master yang bisa menciptakan itu saat dalam bahaya.




"Aku bersembunyi di instance dungeon di stasiun kereta. Pertama, aku membuat fitur untuk mengelabui musuh. Tapi sungguh berhasil saat itu. Tak ada yang bisa melihatku. Seakan kita di tempat yang sama, namun di dimensi berbeda. Instance dungeon itu nyata."



Yang Ju gak paham apa maksud Se Joo itu.

"Kau tak percaya, 'kan? Aku juga masih tak percaya. Aku memikirkannya terus-menerus. Tapi sungguh ada saat itu. Aku tak bisa periksa sebab semua direset. Jika... Yoo Jin Woo adalah master... Hadiah menyelesaikan tugas adalah menjadi master. Artinya, dia bisa jadi master."


"Kau tak pernah tahu. Sama sepertiku... dia bisa saja masih hidup."



Pemain itu bercerita pada Hee Joo, "Dia membawa pistol. Kukira dia KNP musuh, tapi dia membantuku. Artinya dia pemain. Tapi dia tak punya akun, jadi, aku tak yakin."

"Di mana kau melihatnya?" Tanya Hee Joo.



Hee Joo langsung menuju lokasi yang disebutkan pemain itu.



Hee Joo memutuskan tak akan menyerah. Ia masih menunggunya.

Sun Ho: Menyerahlah. Jin Woo sudah mati. Tidak. Dia dihapus. Dia tak akan kembali.

Hee Joo: Dia akan kembali. Kapan pun itu, dia akan kembali. Aku percaya itu.





Hee Joo kesana menggunakan taksi. Ia melanjutkannya dengan berlari. Taklupa ia memakai lensa pintarnya.

Hee Joo: Aku tak peduli jika seluruh dunia tak percaya, tapi aku percaya. Aku yakin kami akan bertemu lagi.





Sosok yang digambarkan pemian itu muncul. Pemain tanpa ID yang membawa pistol dan membantu pemian lain yang kesulitan. Dia adalah Jin Woo alias Zinu.

-=T A M A T=-















KEPERCAYAAN ADALAH KEAJAIBAN YANG MENGUBAH DUNIA, BUKAN TEKNOLOGI

TERIMA KASIH PADA SEMUA YANG PERCAYA DAN MENDUKUNG MEMORIES OF THE ALHAMBRA
>

1 komentar:

avatar

Dramanya seru dan bikin pusing. Makasih udah buat sinopsisnya👍


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search