-->

Sinopsis Great Seducer Episode 5 Part 2

- Maret 21, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Great Seducer Episode 5 Part 2

Sumber Gambar: MBC


Tae Hee membongkar bukunya, ia mencari pesawat kertas yang waktu itu Shi Hyun simpan di salam satu bukunya. Tae Hee lupa buku yang mana, jadi ia mencarinya, tapi ia tidak menemukannya.


Sementara itu, Kyung Joo yang menemaninya sedang mencicipi cupcake kiriman Ki Young. Kyung Joo menyuruh Tae Hee berforo dengan kue itu lalu mengirimkan hasilnya pada Ki Young.

Tae Hee malu, tapi ia tetap melakukannya.


Ki Young menerima foto Tae Hee dan terpesona dengan kemanisan Tae Hee.

"Manis Sekali. Aku bisa belikan 100 kue untukmu." Kata Ki Young.


Lalu Ki Young menerima pesan dari ibunya Hye Jeong, "Hye Jeong bilang dia suka kue cupcake itu. Terima kasih atas perhatianmu."


Ki Young merasa sedang dijinakkan. Kemudian ia melihat foto profil Hye Jeong yang ternyata sedang bersama Soo Ji.


Tae Hee mengantar Kyung Joo sampai ke taksi. Saat ia akan kembali ke rumahnya, mendadak ia teringat saat SHi Hyun menunggunya di halte di hari yang sangat dingin. Tapi ia menghiraukannya.



Sementara itu, Shi Hyun sedang sendirian di luar.

Sampai di kamarnya, Tae Hee masih terus saja kepikiran Shi Hyun, apa ia terlalu kasar? Dan ia terus teringat Shi Hyun.

"Masa bodoh. Aku akan mengembalikan pesawat kertasnya atau surat wasiatnya itu. Kemudian mengakhiri ini dengan sepantasnya." Putus Tae Hee pada akhirnya.


Shi Hyun mnelfon Tae Hee, tapi pada hitungan ketiga, ia mematikannya, tepat saat Tae Hee akan menjawabnya. 

"Apa? Kenapa dia meneleponku?" Heran Tae Hee.

Shi Hyun puas karena itu pasti akan mengusik Tae Hee. 



Ibu Soo Ji mendatangi kamarnya. Ibu bertanya mau kemana Soo Ji siang ini. Soo Ji menjawab akan berbelanja pakaian untuk semester baru.

"Mau ibu temani? Kita bisa ke salon."

"Untuk apa? Bukankah Ibu sibuk?"

"Mau pergi dengan siapa?"

"Ibu tahu aku tidak bisa berbelanja dengan orang lain."

"Kamu menemui Hye Jeong. Rasanya menarik kamu bisa berteman dengannya. Sekaligus aneh."

"Yang lebih menarik dan aneh adalah Ibu pacaran dengan ayahnya Si Hyun. Apa Ibu sungguh menyukainya?"

Tapi Soo Ji tidak mau ambil pusing, ia meminta ibunya untuk membelikan ranjang baru karena ia tidak bisa tidur.

"Pakai saja! Kita akan segera pindah ke rumah baru. Bersabarlah hingga saat itu." Jawab Ibu.


Dikamarnya, Ibu menelan beberapa obat penenang dan pelayan memergokinya, tapi hanya diam saja. Ibu tampak sangat stress.



Kemudian Ayah Shi Hyun menelfon, ibu langsung tersenyum menangkatnya. Tapi yang Ayahnya Shi Hyun bicarakan hanyalah mengenai pekerjaan.

"Kamu sudah sarapan? Aku hanya minum secangkir kopi." Potong Ibu Soo Ji.

"Apa?"

"Kamu bicara pekerjaan lebih dahulu. Itu membuatku sedih."

"Maaf."

"Kamu senggang di hari kepulanganmu dari perjalanan bisnis? Mari kita makan malam dengan anak-anak."

"Baiklah, akan kukosongkan jadwalku."

"Pilihlah tempat yang Si Hyun suka..."

"Mari kita bertemu di hotel tempat acara itu."

Ayah Shi Hyun menjawab dengan setengah hati karena sibuk membaca pesan yang masuk.



Ibu Tae Hee mendapatkan bunga tanpa nama pengirim, itu adalah bunga kesukaannya.

"Eonni pengirimnya?" Tanya Ibu pada wanita disebelahnya.

"Untungnya, bukan aku. Aku tidak percaya betapa kecewanya dirimu."

"Maaf. Eonni. Terima kasih sudah mengingat ulang tahun Tae Hee. Aku benar-benar lupa."

"Dia tahu. Seharusnya dia berpura-pura hadiah itu darimu. Apa dia mengeluhkannya?"


Shi Hyun malas bangun pagi ini karena terlalu dingin. Tapi saat melihat lukisan Tae Hee, ia langsung melek dan mengecek ponsel.

"Aku meninggalkan panggilan tidak terjawab, tapi dia tidak balas meneleponku?"


Jadi Shi Hyun menelfon lagi, tapi seperti semalam, baru hitungan ketiga, ia sudah mematikannya.

"Kenapa dia melakukan ini? Apa maunya? Mengganggu sekali." Kesal Tae Hee.

Tae Hee akan menelfon balik, tapi tidak jadi, ia hanya menghentakkan kakinya kesal.


Soo ji menemani Kyung Joo berbelanja dan Kyung Joo puas dengan pilihan Soo Ji. Kyung Joo berkata kalau ia harus berdiet.

"Jangan, Se Joo suka wanita yang makannya lahap. Sekurangnya empat porsi daging." Kata Soo Ji.

"Sungguh?"

"Ko Kyung Joo. Jangan lupa bantuan yang kuminta."

"Tidak akan. Jika itu tidak berhasil, bukan aku yang salah."

"Tentu saja."

Lalu datanglah Se Joo dengan mobil mewahnya.


Se Joo menyapa Kyung Joo dengan wajah tanpa ekspresi, tapi Kyung Joo-nya malah tegang. Lalu Se Joo mencium tangan Kyung Joo.


Soo ji heran dengan sikap Se Joo, katanya gak suka? kok gitu? Tapi ia menyembunyikannya. Ia pura-pura ada janji mendadak, jadi ia meminta Se Joo mengantar Kyung Joo.

"Se Joo, antar Kyung Joo pulang dengan selamat, ya. Nama kalian terdengar mirip. Ko Kyung Joo, Lee Se Joo. Ayo, Se Joo. Bukakan pintu untuknya."


Se Joo pun terpaksa membukakan pintu untuk Kyung Joo.

Soo Ji berbisik pada Se Joo agar tidak macam-macam atau kesepakatan mereka batal.

Se Joo: Tepati janjimu!


Se Joo: Kamu mau aku mengebut ke rumahmu? Kamu tinggal di mana?

Kyung Joo: Kita tidak perlu buru-buru.

Se Joo: Kita mengebut saja.


Soo Ji sendirian di markas mereka. Ia menelfon Se Joo, menanyakan apa Se Joo makan malam bersama Kyung Joo?

"Tidak, Kyung Joo sudah pulang."

"Seharusnya kamu traktir dia."

"Keluargaku mengadakan upacara peringatan."

"Baiklah, sampai jumpa."


Selanjutnya pelayan rumah Soo Ji menelfon. Soo Ji menjawab kalau ia akan makan di rumah.


Saat Soo Ji akan melangkah, terdengar suara pintu terbuka. Shi Kyung datang dan selang beberapa detik kemudian Se Joo juga datang.

Soo Ji: Kamu bilang ada upacara peringatan.

Se Joo: Memangnya kenapa? Aku kelaparan. Kita mau makan apa?

Soo Ji tersenyum lebar dan menyarankan untuk makan sushi, semuanya setuju.


Usai makan, Soo Ji menceritakan soal ibunya yang tidak mau membelikannya ranjang baru.

Shi Hyun: Beli saja ranjang yang kamu mau.

Soo Ji: Dasar bodoh, menurut kalian apa maksudnya? Aku harus menunggu sampai dia membeli perabot baru. Anggaplah mereka menikah. Apa ibuku mau pindah ke rumahmu? Dia akan tinggal di tempat lain.

Shi Kyung terdiam. Lalu Se Joo mengalihkan topik pembicaraan.

Se Joo: Karena kita sudah di sini, mari kita atur strategi. Ikut aku, Cantik.


Shi Kyung melihat-lihat data soal Tae Hee yang Soo Ji dapatkan dari Kyung Joo. Se Joo berkata kalau Shi Hyun dan Tae Hee bisa bertemu di akhir pekan ini di... (Mereka melihat papan, ternyata jadwal Tae Hee pekan ini adalah menjadi Relawan di panti jompo"


"Panti jompo? Tidak, ini tidak benar!" Tolak Shi Kyung mentah-mentah.

Se Joo ketawa ngakak.


Kyung Joo nyalon bersama Tae Hee.

Kyung Joo: Ada istri mengatakan mereka melakukan operasi plastik, dan suami mereka tidak tahu. Itu karena mereka suami, bukan pacar.

Tae Hee: Kamu tidak perlu repot memakai kondisioner.

Kyung Joo: Mereka bahkan mengetahui perubahan terkecil sekali pun. Itu artinya kasih sayang. Ternyata pria adalah makhluk visual.

Tae Hee: Di mana kamu baca itu?

Kyung Joo: Semua teori yang kubaca sampai sekarang akhirnya ada gunanya.

Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Kyung Joo. Pesan dari Soo Ji yang mengajaknya bertemu di kelab sabtu ini.


Tae Hee tanya dari siapa itu karena Kyung Joo tampak begitu senang.

"Choi Soo Ji. Tadinya kukira dia nakal dan dingin. Rupanya tidak sama sekali."

"Baguslah. Kalian pasti sudah berteman sebelum kamu lulus."

"Kamu marah?"

"Tidak."

"Hei, tiba-tiba aku merasa bersalah. Kita mungkin akan jarang bertemu jika aku mulai berpacaran. Kamu harus cari pacar juga."

"Tidak, terima kasih. Kenapa kamu bicara begitu?"


Kyung Joo lalu menyinggung soal Shi Hyun, Tae Hee ingat kan? Pria yang kita temui tempo hari itu lho?

"Ah.. Ya." Tae Hee pura-pura ingat.

"Ayahnya dan ibunya Soo Ji akan menikah, dan mereka akan menjadi saudara tiri. Bukankah itu aneh?"

"Benarkah?"

"Soo Ji sangat mencemaskannya. Si Hyun banyak menderita setelah kematian ibunya. Dia lebih sering dimarahi karena kekanak-kanakan. Juga banyak rumor buruk tentang dia. Tapi sebenarnya, dia tidak sejahat dugaanmu. Dia pendiam. Dia lemah lembut. Baik hati. Tampan. Tinggi. Keren. Karena itulah orang keliru dan menganggapnya hidung belang, tapi itu tidak benar. Dia terlihat baik ke semua orang, tapi dia hanya baik ke wanita yang disukainya. Dengan kata lain, dia pria sejati."


Shi Hyun dibangunkan oleh alaram pagi ini untuk pergi ke panti jompo. Ia awalnya kesal tapi tetap berdandan, lalu tersenyum saat melihat lukisan Tae Hee di kaca.


Shi Hyun mengetuk pony Tae Hee di halte bus.

"Kamu potong rambut? Manis."

Tae Hee tidak menjawabnya, ia hanya menyentuh rambutnya. Bis juga langsung datang dan ia langsung naik diikuti Shi Hyun.


Tae Hee turun, tapi Shi Hyun ikut turun juga dan terus mengikutinya. Tae Hee lama-lama kesal juga, ia berbalik untuk menegur Shi Hyun.

"Sampai kapan kamu mau mengikutiku? Kenapa telepon dua hari lalu?"

"Benarkah?"

"Ya. Ada tiga panggilan tidak terjawab."

"Jika ingin tahu, kamu bisa saja meneleponku. Aku sudah lupa alasanku meneleponmu."

"Itu karena kamu tidak ada kegiatan, atau punya banyak waktu luang?"

"Keduanya."

"Omong-omong, katakan kenapa kamu mengikutiku kemari."

"Karena aku ingin menemuimu."

"Apa?" Tae Hee terkejut.

"Aku mengikutimu kemari karena ingin menemuimu."

"Kenapa kamu ingin menemuiku?"

"Aku tertarik kepadamu."


Shi Kyung akan mendekati Tae Hee tapi tiba-tiba ada yang memanggil Tae Hee. Dia adalah seorang biarawati, namanya Xolumba.

Columba: Kamu bilang akan mengajak teman. Aku tidak menyangka maksudmu pacar.

Tae Hee: Maaf? Tidak, dia bukan pacarku..

Lalu Suster Columba mengenakan yang lain pada Shi Kyung, ada Bapa Mateo dan Ibu Park. Bapa Mateo sangat senang ada Shi Hyun disana, benar-benanr sangat senang.


Bapa Mateo lalu mengajak Shi Hyun bergabung dengannya. Bapak Mateo menunjukkan sayuran di mobilnya dan dengan tersenyum ia berterimakasih karena Shi Hyun sudah datang.


Shi Hyun menoleh pada Tae Hee, ia menantap minta tolong, tapi Tae Hee hanya tersenyum lebar.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search