-->

Sinopsis Great Seducer Episode 10 Part 2

- Maret 28, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Great Seducer Episode 10 Part 2

Sumber Gambar: MBC


Soo Ji dan Se Joo baru sampai dan semua itu salah Se Joo. Soo Ji kesal dibuatnya, Se Joo kan hanya harus mengemudi sesuai dengan GPS!

"Kamu terus bicara di sampingku. Aku tidak bisa dengar apa pun."

"Jika aku tidak memberitahumu, kita masih tersesat."

"Jangan ikut di mobilku besok."

"Aku ikut di mobil Si Hyun. Aku harus membuat SIM."


Soo Ji melihat keakraban Shi Hyun dan Tae Hee saat menyiapkan makanan, ia awalnya tidak suka, tapi sebelum mendekat, ia memasang senyum manis.


Shi Hyun bertanya, darimana saja mereka? Sementara Tae Hee menyapa mereka.

Se Joo: Hei, senang bertemu denganmu.

Soo Ji: Kita pernah bertemu di kampus, bukan? Astaga, pasti ini merepotkan. Perjalanan kalian juga panjang.

Tae Hee: Tidak, aku baik-baik saja. Si Hyun menyiapkan semuanya.

Soo Ji: Sungguh? Baguslah.

Shi Hyun: Masuk dan istirahatlah. Kami akan membereskan ini.


Soo Ji: Baiklah. Aku haus dan lelah karena seseorang.

Soo Ji melirik ketus pada Se Joo. Se Joo tahu apa maknanya, jadi ia mulai bergerak.


Tae Hee akan mengambilkan minum untuk Soo Ji. Ia bertanya pada Shi Hyun, yang dikulkas kan?

"Di sini saja. Aku yang ambilkan." Jawab Shi Hyun.

"Tidak! Kamu harus memanggang daging."

"Hati-hati di tangga."


Soo Ji lalu membahas soal kedatangan Shi Hyun yang cepat sekali. Shi Hyun membalas kalau merekalah yang terlambat.

"Awalnya kita akan datang bertiga."

"Aku sudah menyarankan agar Tae Hee tidak diajak."

"Kyung Joo ingin bisa lebih dekat dengan Se Joo. Jadi, aku minta dia ajak Tae Hee."

"Aku tidak mengatakan apa pun. Aku ke sana untuk menjemputnya karena Kyung Joo tidak bisa."

"Bagus untuk Tae Hee. Kamu membantunya saat dia pindahan dan menjemputnya dari stasiun kereta. Kamu seperti pacar yang sempurna baginya."


Shi Hyun mengingatkan, bukannya sudah seharusnya? Apa Soo Ji tidak lihat ia menuruti permintaannya?

"Aku tahu." Jawab Soo Ji serius, lalu ia pura-pura tersenyum, "Karena itu aku ajak dia kemari, pertahankan itu."

"Istirahatlah. Aku akan memanggang daging untukmu."

Se Joo melihat ekspresi keduanya, ia menghela nafas, ia kemungkinan besar paham apa yang Soo Ji rasakan.


Shi Hyun dan Tae Hee rebutan untuk memanggang daging bersama. Shi Hyun tidak mengijinkan Tae Hee ikut karena terlalu berbahaya, tapi Tae Hee memaksa.


Soo Ji melihat mereka berdua dan tampak sekali kalau ia kesal. Lalu Se Joo mendekati Soo Ji, ia menawarkan diri untuk mendorong ayunan Soo Ji.

"Jangan sentuh aku!"


Maka Se Joo pun memilih duduk disamping Soo Ji. Se Joo menyarankan mereka untuk meninggalkan Shi hyun dan Tae Hee.

"Kamu senang Kyung Joo tidak ada?!"

"Jangan meneriakiku."

"Jangan ganggu aku hari ini!"

Dan Soo Ji bangkit. Se Joo terdiam, wajahnya suram.


Soo Ji mendekati Shi Hyun dan Tae Hee. Soo Ji melarang mereka memanggang karena sudah ada Tuan Barbekunya alias Se Joo.

"Lee Se Joo, cepat kemari dan mulailah memanggang." Pangging Soo Ji.

Sontak Se Joo langsung berubah ceria, "Baik, Nyonya. Pak Barbeku segera ke sana."

Se Joo pun mengambil alih panggangan, ia yang mengerjalan semuanya.


Shi Hyun memberikan daging untuk Tae Hee. Soo Ji melihatnya cemburu.


Semuanya sudah siap, jadi Shi Hyun dan Se Joo bergabung. Shi Hyun tiba-tiba mengambil sumpit yang sedang Soo Ji gunakan untuk mengaduk salad.

"Tidak ada garpu? Berikan Soo Ji garpu." Kata Shi Hyun pada Se Joo.

"Aku punya garpu untuknya." Jawab Se Joo sambil mengulurkan garpu.

Se Joo menawari Tae Hee minuman, tinggal pilih saja karena disana Tae Hee bisa minum apapun yang Tae Hee inginkan.

"Kudengar kemampuan minummu tidak terbatas." Lanjut Se Joo sambil membuat simbol itu.

Tae Hee awalnya ketawa, tapi kemudian ia ingat kalau simbol dan ungkapan itu adalah ciri khas Kyung Joo, bagaimana Se Joo bisa tahu?


Semuanya saling pandang. Se Joo mencoba mencari alasan, ia cerita kalau sesekali ia bertemu dengan Kyung Joo dan Kyung joo sering membicarakan Tae Hee. Tae Hee tidak curiga.

Soo Ji memprotes Se Joo, tidak boleh bilang sesekali, Kapan Se Joo akan berhenti merayunya?

"Apa kau ini Soo Ji?"


Tae Hee tersenyum, ia harap Se Joo dan Kyung Joo bisa berpacaran, "Kyung Joo sangat sedih karena tidak bisa datang."

Soo Ji: Aku yakin dia akan datang bersama Se Joo. Benar?

Se Joo: Soo Ji, dagingmu sudah cukup?

Soo Ji: Mau tambah anggurnya?

Tae Hee: Tentu.

Dan Soo Ji masuk ke dalam untuk mengambilnya.


Shi Hyun bertanya pada Se Joo, kenapa Soo Ji mencampur minuman? Se Joo juga mulai cemas.


Soo Ji kembali dengan botol anggur, ia akan membukanya sendiri tapi Shi Hyun dan Se Joo kompakan melarangnya. Se Joo kemudian yang membukakan.

Soo Ji: Aku saja. Aku mau membuka botol.

Se Joo: Serahkan kepadaku.


Shi Hyun menjelaskan pada Tae Hee kalau Soo Ji itu pemain selo, jadi, pergelangan tangannya tidak boleh cedera.

"Begitu, ya. Kalian semua begitu dekat dan baik."


Usai membuka tutupnya, Se Joo memberikan botol minuman pada Soo Ji tapi ia meminta Soo Ji berhenti meracik minuman, ia tahu Soo Ji pasti akan menyiksa seseorang.

"Terserah aku." Balas Soo Ji.


Soo Ji meminta pengertian Tae Hee soal kedua cowok yang tampak berlebihan, itu karena ia sering memakai tangannya sampai mudah lelah. Tae Hee hanya tersenyum.


Tae Hee bertanya, Sudah berapa lama mereka berteman? Se Joo menjawab sejak dirinya mendewasa. Soo Ji langsung memukul Se Joo karena jawaban Se Joo itu.

Se Joo: Apa? Kamu selalu bilang begitu.

Soo Ji: Lain halnya jika kamu yang bicara.


Shi Hyun kembali dengan membawakan selimut untuk para wanita. Tapi ia hanya meletakkannya saja di paha Soo Ji, sementara untuk Tae Hee ia menatanya apik. Soo Ji kembali cemburu dan hanya Se Joo yang menangkap ekspresi Soo Ji itu.


Se Joo kemudian melanjutkan bahasa mereka, "Intinya, pria dan wanita tidak bisa sekadar berteman, tapi anehnya, kami bertiga lain."

Tae Hee: Aku iri kepada kalian. Aku tidak punya banyak teman di sekolah.

Soo Ji: Kita kali pertama bertemu di kelas seni waktu SMP.

Tae Hee: Jadi, kamu pernah les melukis. Sudah kuduga.

Shi Hyun: Itu tidak seberapa.

Soo Ji: Saat itu, orang tuaku bercerai dan ayahku dipenjara. Anak-anak lain menertawaiku.

Tae Hee: Pasti itu sulit.


Soo Ji langsung menohok Tae Hee, "Kamu tahu tentang kesulitan?"

Tae Hee agak terkejut, lalu Soo Ji segera merubah nada bicaranya, "Tidak, hanya saja anak-anak biasa tidak tahu seperti apa rasanya. Intinya Si Hyun membelaku, begitu juga Se Joo."


Shi Hyun menyela, ngapain juga membicarakan masa lalu? Tapi Soo Ji malah semangat bercerita.

Soo Ji: Setiap berkumpul, kami mengerjai anak yang tidak kami sukai.

Se Joo: Cukup.

Soo Ji: Asisten guru yang mengambil jurusan seni di universitas itu.

Se Joo: Kenapa kamu membahasnya?

Soo Ji: Dia cantik. Suatu hari, dia cemburu kepadaku. Pacarnya datang ke sekolah seni kami, melihatku, dan memberitahunya ada gadis yang lebih cantik darinya.


Se Joo: Kamu menceritakan kisah mengerikan itu lagi.

Soo Ji melempar selada ke wajah Se Joo karena protes terus. Tae Hee ketawa.


Soo Ji: Tebak apa yang kami lakukan. Mereka bertaruh siapa yang bisa memenangkannya. Kurasa itu ide Si Hyun. Siswa 3 SMP yang hampir dewasa. Yang terjadi adalah...

Shi Hyun: Sudahlah. Kenapa kamu terus membicarakan masa lalu?

Soo Ji: Baiklah, aku akan berhenti.


Tae Hee mencoba masuk dalam obrolan, ia bertanya, apa Si Hyun juga pandai melukis waktu masih SMP? Soalnya ia pernah ke rumah Shi Hyun dan melihat karyanya.

Soo Ji: Jangan konyol. Dia benci melukis.

Tae Hee: Apa?

Soo Ji: Kami yang paling mengenalnya. Dia selalu dimarahi karena menggambar asal-asalan, bukannya melukis seperti yang diminta di kelas seni. Si Hyun suka melukis? Ya ampun.

Tae Hee: Itu tidak benar. Kami membuat piring dan benda keramik di panti jompo. Lukisan Si Hyun sangat populer. Dia juga menikmati melukis. Terakhir, dia melukis...


Shi Hyun: Apa maksudmu? Aku benci melukis. Sampai dendam. Anak-anak seperti kami diajari segalanya sejak usia dini. Aku dipaksa belajar. Apa aku menikmatinya?

Tae Hee pun hanya bisa tersenyum canggung.

Soo Ji: Lihat? Kamu tidak perlu marah soal itu.


Soo Ji tiba-tiba saja menyentuh paha Shi Hyun di depan Tae Hee.

Tae Hee merasa tak enak, ia memilih masuk duluan dengan alasan mau menelfon Kyung Joo.

Ketiganya diam ditinggal Tae Hee.


Saat malam semakin larut, Shi Hyun sendirian di kolam renang. Ia lalu menyelam ke dalam.


Sementara itu, Soo Ji dan Se Joo nonton film bersama. 

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Se Joo.

"Ya. Aku tidak mabuk."

"Lantas kenapa tadi kamu begitu?"

"Apa?"

"Aku bingung sekarang. Bukankah kamu mau Si Hyun menidurinya lalu mencampakkannya?"

"Lalu?"

"Itulah yang akan terjadi, tapi kenapa sepertinya kamu menghalangi?"

Soo Ji hanya tersenyum.

"Jangan tersenyum, jawablah. Si Hyun memainkan itu. Apa masalahnya?"

"Entah Si Hyun memainkan itu, atau dia berpura-pura di depan kita? Kita berdua tidak tahu pasti."

Soo ji lalu meninggalkan Se Joo.


Tae Hee ke kolam renang, disana sangat sepi, jadi ia masuk ke dalam.


Tapi saat sudah di dalam kolam ada yang menarik tangannya. Shi Hyun baru  muncul dari dalam air.


Tae Hee akan pergi tapi Shi Hyun melarangnya.


"Jangan pergi... Tetaplah di sini! Jangan pergi!"

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search