-->

Sinopsis Attention, Love! Episode 10 Part 1

- November 05, 2017
>
Sinopsis Attention, Love! Episode 10 Part 1

Sumber Gambar: CTV


Jawaban Li Zheng: Kau berpikir berlebihan. Tidak ada yang salah. Kenapa aku harus menghindarimu?

Shao Xi: Kalau begitu bagus.


Shao Xi lalu masuk duluan. Li Zheng beberapa saat kemudian juga masuk ke kamarnya. Disana, ia membuka surat kelulusan Shao Xi.

"Aku bukan hanya lulus SMA hari ini, tapi juga lulus dari menyukaimu."


Jin Li akan menemui teman-temannya tapi ternyata Xiao Qiao ada bersama mereka. Ia tidak boleh terlihat oleh Xiao Qiao jadi ia masuk lewat pintu belakang.


Ia lalu bersembunyi sibalik meja kasir. Ia menyruh temannya mengataka pesan yang ia kirmkan keras-keras.

"Jangan terkecoh dengan penampilannya saat ini. Dulu dia sangat br*ngsek. Setiap kali kami bertemu, dia membawa gadis yang berbeda. Bukan hanya itu. Dia juga tipikal Pria Buaya Darat. Hari pertama dia menangkap hati gadis itu, dia akan membawanya ke.. pa-pa-pa (bahasa populer untuk melakukan hubungan seks). Dan dia akan membuang gadis itu setelah mereka 'melakukannya'. Ada juga seorang gadis yang melakukan aborsi karena Jin Li.

Gadis menarik sepertimu, kenapa kau harus menyukai Wang Jin Li yang sangat br*ngsek?"


Xiao Qiao langsung mengambil gelas dan menyiramkan isinya pada teman Jin Li itu. Ia menjelaskan kalau seorang teman itu tidak punya hak untuk berbicara buruk di belakang Wang Jin Li!

"Itu karena kalian tidak tahu dia yang sebenarnya! Di dunia ini, bukan hanya puteri yang perlu mencium kodok sebelum dia bisa bertemu dengan pangeran sejatinya. Sebelum sang pangeran menemui putri sejatinya, dia juga akan direcoki oleh beberapa naga jahat."


Jin Li geleng-geleng, ia tidak bisa berkata apa-apa karena semuanya mendadak menjadi seperti ini.


Xiao Qiao melanjutkan, Jin Li membuat begitu banyak kesalahan dimasa lalunya dan tidak menjalin hubungan dengan gadis yang dia sukai, itu semua karena.. Karena dia belum pernah bertemu dengannya!

"Jika kami bersama, dia akan bersedia menyerahkan daun baru untukku. Karena aku tahu kalau Jin Li adalah tipe orang yang akan berhasil melewati semua rintangan dan tetap setia pada gadis yang benar-benar dia cintai dan tidak akan pernah melepaskannya dengan mudah. Dia adalah orang baik generasi baru!"

Usai mengatakan semua itu Xiao Qiao langsung pergi dari sana.


Jin Li merenung, jika ia bisa membeli sebuah pulau terpencil, ia tidak tahu apa kakaknya akan meminjamkannya uang.


Saat pulang, Shao Xi melihat Li Zheng sedang belajar kelompok bersama teman-temannya, ada Bai Bai juga.

Shao Xi mengintip dan Li Zheng menyadari itu, Li Zheng bertanya, apa mereka mengganggu Shao Xi.

"Tidak... tidak sama sekali. Aku hanya penasaran kenapa kau membawa teman-temanmu kemari."

"Kami sedang berdiskusi mengenai laporan kelompok kami. Oh ya, biar ku kenalkan teman-temanku. Ini Bai Bai, Da Tong, Ah Zhi."

Shao Xi akan mengenalkan dir usai menyebutkan namanya tapi Li Zheng menyela. Li Zheng menjelaskan pada Bai Bai kalau Shao Xi adalah teman SMA yang sekarang tinggal disebelah kamarnya.

"Benar. Aku teman SMA-nya, dan sekarang teman serumahnya." Jawab Shao Xi

Teman Li Zheng bertanya apa Li Zheng bertanya soal minum. Shao Xi bilang ia punya teh yang ia bawa dari rumah, apa mereka mau? Mereka pun langsung setuju. Shao Xi lalu turun lagi untuk mengambilkannya.


Bai Bai ikut turun untuk membantu Shao Xi. Bai Bai merasa Shao XI dan LLi Zheng cukup dekat, apa mereka menjalin hubungan?

"Tidak, kami hanya teman."

"Teman? Tidak memliki perasaan yang lebih dari pertemanan?"

Shao Xi menggeleng.

"Bagaimana mungkin? Yang Li Zheng memiliki begitu banyak kualitas luar biasa. Kau tidak memiliki perasaan lain padanya selain persahabatan?"

"Tidak. Itu karena kami terlalu dekat. Jadi tidak mungkin bagiku untuk memiliki perasaan spesial padanya."


Tepat saat Shao Xi mengatakan kalimat terakhir itu Li Zheng datang dan Shao Xi menyadarinya, Bai Bai belum.

Bai Bai lalu bertanya lagi, sungguhkah? Shao Xi hanya diam begitupula Li Zheng.


Kemudian adegan berlanjut saat Li Zheng mengantar yang lain ke pintu gerbang.


Li Zheng kemudian mencuci gelas bekas teman-temannya tadi. Shao Xi kebetulan turun untuk mengambil air. Shao Xi bertanya, teman-teman Li Zheng sudah pulang kah?

Li Zheng tidak segera menjawab, ia ingat kata-kata Shao Xi pada Bai Bai tadi. AKhirnya Li Zheng hanya menjawab "Hmm" kemudian sibuk mencuci lagi.

"Gadis itu, Bai Bai, aku rasa dia cukup baik, dan sepertinya dia sangat peduli padamu. Dia terus bertanya soal dirimu padaku."

"Lalu?"

"Tidak apa-apa. Hanya saja kurasa.. dia tidak buruk. Tapi dia tampak lumayan cantik. Itulah maksudku. Kenapa kau terdengar begitu marah?"


Li Zheng jelas membantahnya, ia? marah? Lalu ia menoleh pada Shao Xi dan Shao XI bisa melihat kalau Li Zheng sangat marah.

"Tampaknya kau marah karena sesuatu. Kau tidak mungkin marah mengenai apa yang kukatakan pada Bai Bai--"

Li Zheng langsung mendekati Shao Xi, ia marah karena kemarin Shao Xi menggunakan deterjennya! Juga, SHao Xi menggunakan gantungan pakaiannya tanpa ijin.

"Ada apa denganmu? Kau marah padaku karena hal sekecil itu?"

"Ini bukan masalah kecil. Kau selalu menyentuh barangku tanpa izin. Itu tidak sopan, tahu?"


Li Zheng lalu berjalan naik. Shao Xi menganggap Li Zhneg aneh karena berdebat sebab masalah sekecil itu.

"Aku yang harusnya marah. Setidaknya aku ini teman satu rumahmu. Bukankah harusnya kau memberitahu ketika membawa pulang teman? Dan bahkan.." Shao Xi merubah nadanya menjadi bisikan, "dan bahkan gadis secantik itu. Ditambah dia tertarik denganmu! Kau memang konyol!"


Shao Xi masuk kelas dengan wajah kesal. Temannya bertanya ada apa. Shao Xi menjelaskan kalau teman serumahnya sangat menjengkelkan, pelit dan begitu pemilih.

"Seberapa menjengkelkannya orang pemilih ini? Apakah dia laki-laki atau perempuan?"

"Itu tidak penting. Aku tidak ingin membicarakan orang ini sekarang."

"Kita bicarakan apa yang harus kita makan sepulang sekolah. Aku tahu ada tempat BBQ ala Korea yang baru di dekat kampus."


Tiga bos preman itu merencanakan sesuatu melihat Shao XI dekat dengan teman-teman.


Saat teman Shao Xi di toilet, mereka menghampiri dan tampaknya membicarakan sesuatu.


Setelah kelas dibubarkan, teman Shao Xi membatalkan kelompok yang mereka bentuk dengan Shao Xi. Intinya SHao Xi dikeluarkan dari kelompok mereka. Shao Xi tidak masalah, ia bisa bergabung dengan kelompok lain.

Lalu teman itu pergi, Shao Xi menanyakan soal BBQ nanti malam, tapi mereka diam saja.


Shao Xi sampai di tempat BBQ tapi teman-temannya tak kunjung datang. Shao Ximenelfon mereka tapi tidak menjawab, ia lalu mengirim pesan untuk memberi kabar kalau ia audah sampai tempat janjian.


Ternyata teman SHao Xi karaokean dengan teman Jin Li, Xiao Qiao dan tiga bos preman.

Xiao Qiao bertanya, kenapa Jin Li belum datang juga? Teman Jin Li hanya mengatakan kalau Jin Li akan datang sebentar lagi.


Akhirnya Jin Li datang juga, Xiao Qiao langsung mendekatinya, tapi Jin Li agak risih gitu. Lalu teman Jin Li memberi Jin Li mic sebagai hukuman karena datang terlambat.

Jin Li malah menanyakan Shao Xi, Bukannya Shao Xi ikut ya?


Tiga bos preman mengatakan kalau Shao Xi berkata tidak suka tempat semacam ini. Karaoke bersama senior sedikit membosankan, jadi Shao Xi lebih memilih makan BBQ.

"Ya. Dia juga mengatakan bahwa restoran BBQ baru di dekat kampus punya banyak pria tampan."

"Sungguh? Apakah dia tidak sesensitif--"


Jin Li tidak percaya, Shao Xi tidak mungkin mengatakan hal itu, tiga bos preman lah yang tidak paham pada Shao Xi.

Jin Li lalu berdiri, ia akan pergi karena tidak ada Shao Xi, padahal ia datang dengan harapan Shao XI ada disana.


Jin Li melupakan kunci motornya, Xiao Qiao yang melihat  jadi ia mau mengantarkannya pada Jin Li.

Tapi di lorong, tiga bos preman memanggilnya. Jin Li juga akan kembali dan ia menguping pembicaraan mereka. 


Tiga bos preman tahu kalau Xiao Qiao juga tidak menyukaiShao Xi. Mereka menawari bekerja sama untuk membuat Shao Xi mengundurkan diri dari kampus.

"Benar bahwa aku tidak benar-benar menyukainya. Tapi aku tidak mau merendahkan diriku pada tingkatan rakyat jelata dan bermain-main dengan permainan perundungan remaja. Tolong, kita ada di universitas sekarang. Kembangkan otak kalian. Berhentilah kekanak-kanakan. Oh, ya. Ke depannya, jika Wang Jin Li tidak ada di sini jangan mengundangku. Terima kasih." Kata Xiao Qiao.


Jin Li lalu menyudutkan salah satu dari tiga bos preman itu, ia mengamati baik-baik wajahnya dan menyadari kalau bekas operasinya banyak sekali.

"Kau menghabiskan begitu banyak uang untuk mempercantik dirimu. Apa itu hanya untuk masuk universitas dan menindas Zhong Shao Xi? Bukankah kau punya hal lebih baik untuk dilakukan? Junior, ini peringatan terakhirku. Zhong Shao Xi adalah orangku. Jika kau menindasnya, itu berarti bahwa kau menantangku. Lebih baik kau berhati-hati. Aku tidak akan lembut padamu hanya karena kau perempuan."

Jin Li lalu pergi dengan keren, tapi ia lupa kuncinya.


Xiao Qiao menyusulnya dan memberikan kunci itu. Jin Li tersenyum, oh ya.. ia lupa padahal tadi kembali untuk mengambil kuncinya.

"Terima kasih, Xiao Qiao."

"Apa katamu?" Xiao Qiao terkejut.

"Sampai jumpa besok, Xiao Qiao."

Lalu pintu lift tertutup. Xiao Qiao masih belum sadar, ia terlalu shock mendengar Jin Li memanggilnya Xiao Qiao untuk yang pertama. Tapi kemudian ia sadar kalau ia harus naik lift juga.


Jin Li datang ke restoran BBQ yang dimaksud teman-teman SHao Xi dan disana ia melihat Shao Xi sendirian. Jin Li bertanya, Shao Xi sedang menunggu siapa?

"Aku menunggu Heng Heng dan Xiao Ha."

"Heng Heng dan Xiao Ha? Mereka bernyanyi di karaoke. Beberapa teman sekelasmu mengajak teman sekelasku untuk karaoke bersama. Kupikir kau akan ada di sana juga, tapi tampaknya kau tidak tahu rencana mereka."

"Mereka pasti lupa. Kalau begitu, aku pulang saja."


Jin Li menahannya, karena mereka sudah ada di sana, kenapa tidak makan saja sebelum pulang?

"Aku masih belum makan. Aku tidak biasa makan sendirian. Tidak bisakah kau tinggal dan makan bersamaku? Kumohon."

Shao Xi berpikir dan kemudian setuju untuk makan bersama. Jin Li pun tersenyum.


Jin Li memanggang 4 potong daging, ia berkata pada Shao Xi kalau ia memanggang daging itu dengan jiwanya. Jadi Shao Xi harus menikmatinya setelah ia selesai.

"Apa kau tahu bahwa daging yang kupanggang memiliki sebutannya?"

"Kau benar-benar punya banyak cara. Sebutan apa?"

"Contohnya, potongan pertama disebut "Zhong Shao Xi, maaf. Aku salah". Dan potongan kedua disebut "Mulai sekarang, aku tidak akan mengatakan omong kosong di hadapan Yan Li Zheng". Dan lalu, yang terakhir. Disebut, "Kita berbaikan ya?" Jika kau khawatir naik berat badan, kau tidak makan yang kedua pertama. Tapi kau harus makan yang terakhir. Hmm?"

Shao Xi bercanda, jika beneran Jin Li ingin ia memaafkannya, harusnya Jin Li mentraktirnya makan daging sapi Wagyu. Jin Li ketawa.


Lalu ia memberikan potongan keempat setelah Shao Xi memakan potongan ketiga, namanya "Jadilah pacar" tapi dagingnya gosong.

"Aku tidak mau makan yang ini. Kau makan saja sendiri."

"Haruskah aku panggang "Maukah menjadi pacarku?" lagi?"

Shao Xi menggeleng.


Mereka pulang bersama. Shao Xi berterimakasih untuk hari ini dan akan masuk duluan. Jin Li tiba-tiba bertanya, apa Shao Xi.. dijauhi oleh teman sekelasnya?

"Tidak. Berhenti mengatakan omong kosong, ya?" Shao Xi kemudian mengalihkan pembicaraan, ia bau asap dan mau mandi.


Saat Shao Xi membuka pintu, tiba-tiba Jin Li memeluknya dari belakang.

"Kenapa aku tidak bisa seperti Yan Li Zheng? Menjadi pendengar semua masalah dan kekhawatiranmu? Aku akan mendengarkan apa pun yang mau kau katakan padaku. Apa itu benar-benar tidak mungkin?"


Tepat saat itu Li Zheng datang dan langsung berteriak pada Jin Li untuk melepaskan Shao Xi.

Entah kenapa Shao Xi tiba-tiba membanting Jin Li dengan keras. Li Zheng bahkan sangat terkejut.

Narasi Shao Xi: Mungkin menyukai seseorang, bisa menimbulkan kekuatan di atas kemampuan manusia. Di detik itu, ketika aku tahu Yan Li Zheng ada di belakangku dan melihat semua yang terjadi, pikiranku langsung samasekali kosong. Aku tidak tahu bagaimana menanggapinya. Tubuhku bereaksi secara refleks.

Shao Xi baru sadar beberapa detik kemudian dan buru-buru minta maaf pada Jin Li yang terkapar di tanah.


Shao Xi kemudian membantu Jin Li memakai koyo.

"Maafkan aku. Itu tidak disengaja. Itu hanyalah.. Itu sebuah refleks." Kata Shao Xi.

"Lalu.. apakah kau punya tanggapan yang refleks terhadap dia (Li Zheng) juga?"

"Tentu saja. Ketika aku pertama bertemu dia, aku memukuli dia. Begitulah caranya kami menjadi teman baik."

"Oh! Kalau begitu kau adil terhadap kami berdua. Aku merasa sedikit lebih baik."

"Waktu itu, aku tidak membantu dia mengoleskan salep. Kau beruntung!"


Kemudian Shao Xi dan Li Zheng keluar kamar Jin Li. Shao Xi mengucapkan selamat malam pada Li Zheng tapi Li Zheng malah menarik tangannya. Shao Xi terkejut, mereka diam-diaman. Li Zheng akan mengatakan sesuatu tapi kemudian Jin Li keluar.


Jin Li hendak memberikan barang Shao Xi. Shao Xi langsung melepaskan tangannya dari Li Zheng dan mendekati Jin Li untuk mengambil barangnya.

"Senior, kalau begitu silahkan istirahat lebih awal. Kita lihat apakah kau masih sakit besok. Kalau ya, maka aku akan ke dokter bersamamu."

"Baiklah! Pergilah mandi dan tidur. Oh. Kau bau daging bakar. Bau sekali."

"Kaulah yang bau!"

"Hei, ini aroma jantan yang menutupi semua aroma lainnya."

"Sebaiknya begitu."

Lalu Shao Xi masuk duluan dan mengucapkan selamat malam pada keduanya.


Jin Li mengatakan pada Li Zheng kalau ia lah yang tidak bisa untuk tidak memeluk Shao Xi, jadi kalau Li Zheng butuh penjelasan, padanya saja, jangan ganggu Shao Xi.

"Aku tidak perlu bertanya pada Zhong Xiao Xi apapun karena cedera bahumu sudah memberitahu aku jawabannya."

"Apakah kau sungguh punya rasa percaya diri sebesar itu? Tidakkah kau takut, suatu hari, perasaan yang dia miliki untukmu akan dipindahkan padaku?"

"Istirahatlah dengan baik. Untuk mereka yang cedera bahunya, akan mudah terkilir nantinya. Kau harus hati-hati."

Lalu Li Zheng masuk ke kamarnya.


Shao Xi menyapa Heng Heng dan Xiao Ha seperti biasa, ia cerita berapa lama ia menunggu mereka di restoran.

Xiao Ha: Shao Xi, mengapa kau mengatakan itu sepertinya kami yang tidak datang? Kami hanya mengatakan bahwa tempat itu punya makanan yang sungguh enak. Kau salah mengerti dan pergi ke sana sendiri.

Heng Heng: Sudahlah, Xiao Ha. Tidak perlu menjelaskan berlebihan padanya.

Xiao Ha: Kalau kita tidak mengklarifikasi, sebagai yunior Jin Li, siapa tahu kalau dia mungkin mengatakan kita mengganggu dia.

Shao Xi: Aku tidak pernah mengatakan itu pada siapapun--

Heng Heng: Kalau tidak, mengapa Senior Jin Lil memberi kami tatapan seolah kami telah mengganggumu di KTV kemarin?


Lalu Heng Heng dan Xiao Ha pindah tempat duduk menjauhi Shao Xi. Tiga bos preman tersenyum menang. Yu Bin dan Xiao Qiao tidak peduli. Shao Xi seudh sendirian.


Usai kelas, Shao Xi berjalan-jalan dan ia baru menyadari kalau hanya dirinya seorang yang berjalan seorang diri. Semuanya berkelompok atau minimal dua orang.


Jin Li ditegur oleh Profesor yang menyarankan Jin Li untuk mengikuti kelas dari Departemen lain, misalnya kelas mengenai hubungan dengan lawan jenis.

"Huh? Mengapa?" Tanya Jin Li heran.

"Caramu mengejar para wanita terlalu mencolok. Mahasiswi tahun pertama yang kau kejar tidak ingin mengikuti kelas lagi. Dia bahkan bolos kelasku. Oh, bukankah kau senior langsungnya? Tidakkah kau beritahu dia bahwa jika kau bolos kelasku tiga kali, aku akan tidak meluluskan dia?"

"Orang yang Anda bicarakan adalah Zhong Shao Xi?"

"Karena kau, nama pertama yang aku ingat dari kelas ini adalah Zhong Shao Xi."

Lalu Profesor memperlihatkan absen Shao Xi yang kosong.


Xiao Qiao menunggu di depan gedung kelas Jin Li sambil membawa dua cangkir kopi. Ia berlatih bagaimana cara memberikannya nanti, tapi ia kesal karena mendekati duluan bukan style-nya.

Namun saat ia sibuk berlatih, Jin Li keluar dari belakangnya dan berjalan sangat cepat. Xiao Qiao langsung mengejarnya.



Jin Li menghubungi Shao Xi tapi Shao Xi tidak menjawab telfonnya.

"Zhong Shao Xi, bagaimana mungkin dia tidak menjawab teleponku? Apakah sesuatu telah terjadi? Tapi.. Mengapa aku begitu khawatir? Mahasiswi universitas mana yang tidak bolos kelas? Lihat saja aku. Tapi hal itu baru terjadi kemarin."


Xiao Qiao sudah depat dengan Jin Li, ia akan menghampiri tapi Jin Li malah memanggil Li Zheng.

Xiao Qiao pun sembunyi dan mencuri dengar pembicaraan mereka.

Jin Li sebenarnya gengsi mau bertanya pada Li Zheng. Tapi ia membuang semua itu demi Shao Xi.

"Zhong Xiao Xi melewatkan kelas. Apakah kau tahu?"

"Melewatkan kelas?"

Xiao Qiao kesal karena Jin li mengurusi Shao Xi lagi.

Jin Li: Aku tahu ini cukup biasa. Tapi kelihatannya dia diasingkan oleh teman-teman kelasnya. Aku sedikit khawatir. Apakah kau tahu di mana dia sekarang?

Li Zheng: Kau bilang dia diasingkan?

Jin Li: Kau tidak tahu? Apakah kau tahu di mana mungkin dia berada? Jika kau menemukan dia, beritahu aku. Jangan biarkan dia sendiri. Kalau aku menemukan dia, aku akan beritahu kau juga.

Li Zheng mengerti.


Ternyata Shao Xi pergi ke kampus Ru Ping. Ru Ping sangat senang melihat Shao Xi, mereka berpelukan.


Selanjutnya, mereka bicara berdua. Ru Ping sangat antusias dengan kedatangan Shao Xi, keapa tiba-tiba? Shao Xi mengatakan kalau ia bolos tapi tidak tahu mau ngapain, jadi ia datang menemui Ru Ping saja. 

"Apa kau takut aku akan diganggu? Aku tahu kau yang paling baik terhadapku. Tetapi kau bisa tenang, aku baik-baik saja. Setelah masuk universitas, tidak ada yang mengganggu aku. Aku rasa sangat bebas. Aku bisa menjadi apapun yang kuinginkan. Bagaimana dengan kau? Bagaimana kehidupan mahasiswamu?"


Shao Xi senang mendengarnya tapi wajahnya tidak secerah biasanya. Shao Xi ragu menjawab pertanyaan Ru Ping itu. Lalu Ru Ping bertanya lagi, Apa ada masalah dengan Yan Li Zheng?

"Tidak ada apa-apa dengan Yan Li Zheng."

"Kalau begitu kenapa?"


Belum sempat Shao Xi menjawabnya, teman Ru Ping memanggil, mengatakan kalau Ru Ping dipanggil director karena ada beberapa perubahan yang diperlukan di naskah.

"Tentu, beritahu dia aku akan kesana sebentar lagi."

"Oke."


Shao Xi terkejut, kenapa teman Ru Ping berpakaian seperti itu? Lalu Director apa? Ada apa sebenarnya?

"Aku belum memberitahukanmu kalau aku bergabung di klub drama. Setelah orang-orang tahu aku adalah Yu Fen Fen, mereka semua minta aku menuliskan sebuah naskah untuk mereka."

"Wah.."

"Kita akan tampil dekat ujian akhir, jadi kita sekarang latihan. Eh, kau tidak tahu. Sekarang aku setiap hari ada kelas penuh. Sesudah itu, aku harus menonton mereka latihan. Saat aku pulang, aku harus membantu merubah naskah. Aku hanya punya 5 jam untuk diriku sendiri. Karena kau di sini, ayo pergi nonton latihan mereka sama-sama."


Tapi Shao Xi menolaknya, ia berkata ada kelas pagi besok, jadi ia harus pulang sekarang. Ru Ping kecewa, Shao Xi baru sampai dan harus pergi lagi.

"Aku lihat kau baik-baik saja, jadi aku senang." Kata Shao Xi.

"Aku sebenarnya paling suka waktu kita masih SMA."


Shao Xi tersenyum lalu memeluk Ru Ping. Ia sudah akan menangis, tapi ia menahannya. Namun Ru Ping menyadari ada yang aneh dengan Shao Xi. Tapi karena Shao Xi tidak mau cerita dan mau buru-buru balik, ia pun diam saja.

Ru Ping berpesan supaya Shao Xi mengiriminya pesan saat sudah sampai di rumah nanti. Shao Xi mengerti. 

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search