-->

Sinopsis Hospital Ship Episode 25

- Oktober 17, 2017
>

Sinopsis Hospital Ship Episode 25

Sumber Gambar: MBC


Won Gong pagi-pagi buta menggedor pintu kamar Eun Jae. Eun Jae yang masih tidur jadi terbangun lalu keluar. Eun Jae bertanya ada apa? Won Gong menjawab ada masalah besar.

Ternyata Perawat Pyo dan Ah Rim juga kelar, mereka heran, apa maksudnya dengan masalah besar?

Eun Jae masih belum jelas, ia bertanya lagi, apa maksudnya ada pasien sarurat?

"Bukan itu. Aigoo.. Aku bingung harus bagaimana." Jawab Won Gong.


Sementara itu, Choon Ho, Jung Ho dan satu anggota staf kapal menuju suatu tempat. Gaya mereka bertiga seperti mau tempur.


Kemudian Won Gong dan Eun Jae berlari keluar. Joon Young dan Jae Geol bertanya mau kemana mereka tapi mereka tidak menjawab.


Hyun juga melihat mereka saat ia kembali dari jogging.


Ternyata Choon Ho dkk mendatangi rentenir yang kemarin mendatangi Eun Jae karena hutang ayah Eun Jae. Choon Ho mencari bos dan kebetulan bosnya sedang makan, tapi Bos tidak mau dipanggil Bos, maunya dipanggil sajang-nim (pemilik).

Choon Ho tak heran, "Sajang-nim? Apa yang kau jual di sini? kau menjual organ manusia?"

"Apa?"

"Apa yang kau katakan kepada Noonim-ku? kau menyuruhnya menjual organnya, bukan?"

"Siapa Noona-mu?"

"Song Eun Jae, dokter bedah rumah sakit kapal."

"Dasar gila!"


Choon Ho sok gitu, tapi akhirnya ia kena tendangan si bos saat bos tiba-tiba terbang ke arahnya. Choon Ho berdarah, semua shock.


Perawat Pyo menjelaskan pada yang lain, soal rentenir itu. Kapten Bang heran, jadi Perawat Pyo membiarkan mereka pergi? Sambil mengetik Perawat Pyo membenarkan.

"Astaga, ini gawat. Seharusnya kau menghentikan mereka!" Sesal Kapten Bang.

"Pak Yang (Choon Ho) juga pergi ke sana."

"Choon Ho juga tidak mampu menghadapi mereka. Rentenir kebanyakan adalah gangster, paham?"

Kapten Bang kesal, ia lalu mengacaukan ketikan Perawat Pyo, tidak mencemaskan mereka ya? Tentu saja perawat Pyo cemas, tapi ia masih harus mengurus pasien, lalu gimana dong?

"Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Dokter Song dan Pak Chu (Won Gong)?"

"Kalau begitu, aku harus lebih fokus bekerja."

"Astaga, kau..."

"Berani?"

"Benar. kau sungguh berani. Bahkan keberanianmu bisa memenuhi Samudra Pasifik."


Seseorang terdengar masuk, mereka merasa itu adalah Eun Jae dan yang lain tapu ternyata Young Eun, kecewa deh..

Young Eun heran, kenapa mereka menunggu Eun Jae, ada masalah?

Ah Rim: Bukan urusanmu. kau bahkan bukan pegawai di sini.


Di ruangannya, Hyun menelfon Eun Jae tapi tidak ada hasi, lalu Young Eun masuk. Young Eun mengajak Hyun bicara dengannya tapi Hyun bilangnya nanti saja, ia harus menelfon. Hyun lalu keluar.


Young Eun juga ikut keluar tapi di lorong ia berpapasan dengan Jae Geol. Jae Geol mengomentari wajah Young Eun yang tampak kecewa atau takut? Young Eun jelas tak mengerti.

"Apa yang sangat kau takutkan? Kehilangan dia?"

"Dokter Kim~"

"Atau.. takut dia mengetahuinya?"

"Apa maksudmu?"

"Menurutmu apa maksudku?"

Jae Geol lalu masuk ke ruangannya dan Young Eun tampak kesal.


Hyun masih terus menelfon, tapi Eun Jae tak menjawab, ponselnya ada di tas sementara ia sedang dalam perjalanan menuju tempat rentenir itu.

Hyun menghela nafas, "Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada mereka?"


Eun Jae dan Won Gong berlari menuju tempat rentenir tapi dari luar saja mereka bisa mendengar suara pecahan barang-barang dari dalam, pokoknya ribut banget, sampai wanita yang tadi ada di dalam berlari keluar sambil teriak ketakutan.

Eun Jae dan Won Gong juga takut, mereka akan masuk, tapi tiba-tiba ada barang terlempar daro dalam, mereka sembunyi lagi.

Tapi mereka harus masuk, jadi mereka menetapkan hati. Eun Jae berlindung dibelakang Won Gong. Won Gong menyuruh Eun jae di luar saja, ia akan menjemput yang lain tapi Eun Jae tidak bisa begitu.


Sampai akhirnya suara perkelahian berhenti. Won Gong cemas, jangan-jangan mereka bertiga pingsan? Eun Jae langsung berlari masuk sambil menutup mata.

Tapi saat sudah di dalam, kejadiannya tak terduga, semua rentenir itu berlutut pada Choon Ho dkk. Eun Jae agak kesal pada Choon Ho, apa yang Choon Ho lakukan?

"Begini, para bedebah ini..."

"Pikirmu tidak masalah memukuli orang lain?"

"Apa?"


Eun Jae lalu bergantian mengobati mereka satu per satu. Choon Ho heran, bagaimana bisa Eun Jae mengobati para bedebah yang berusaha menyakitinya, Noona mereka sungguh berhati besar.

Si bos heran sejak Eun Jae masuk tadi, benarkah Eun Jae lebih tua dari Choon Ho? Kelihatannya sih Eun Jae jauh lebih muda.

"Begini, aku menghormatinya sepenuh hati. Umur bukanlah masalah. Sejak berhasil menyambung tangan adikku, dia menjadi Noonim kami."

Eun Jae menyuruhnya berhenti bicara dan segera pakai obatnya. Choon Ho pun menurut.


Si bos selesai diobati, Choon Ho langsung merangkulnya, "kau lihat itu? Aku pun menurutinya. Dia sungguh tangguh. Itu sebabnya kau harus mengulang perhitunganmu."

"Perhitunganku?"


Jadi Won Gong yang bertugas melihat pembukuan disana, ia menghitung berapa hutang ayah Eun Jae lalu melakukan perhituangn ulang dan dengan sedikit ancaman mereka sepakat kalau Eun Jae hanya harus membayar 25.000 dolar dari 40.000 dolar.


Lalu mereka keluar dari sana dengan sagaaaaaattt keren. Bak pahlawan yang berhasil menumpas kejahatan. wkwkwk


Hyun mendapat kabar, ia lega semuanya sudah selesai.


Setelah ia selesai menepfon, Jae Geol masuk ke ruangannya. Jae Geol menebak, Eun Jae kah tadi? Hyun membenarkan dan mereka sedang menuju RS kapal sekarang, semuanya sukses.

"Baguslah." Jawab Jae Geol.

Kemudian Hyun bertanya, apa Jae Geol mau bicara dengannya? Jae Geol membenarkan, mereka harus menyelesaikan masalah mereka. Hyun tak mengerti apa maksud Jae Geol itu.

"Boleh aku mengklaim Dokter Song? Belakangan kau sering bersama Nona Choi. Kalian berpacaran kembali?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kalian selalu bersama?"

"Karena..."

"Kenapa tidak menjawab? kau tidak bisa membocorkan kondisi pasienmu?"

"Apa maksudmu?"


Jae Geol mengatakan analisisnya, Young Eun pergi ke Seoul karena sakit dan sejak itu, meja Hyun penuh dengan berkas. Jae Geol bahkan menunjukkan berkas yang ia maksud.

"Dia mengidap leukemia? Apa yang kau tawarkan? Pengobatan? Belas kasih? Cinta? Ketiganya?"

"Jae Geol-ah~"

"Apa? kau mau menyanggahnya? Kalau begitu, rujuk dia ke dokter lain. Walau mantan pacarmu sekarat, jangan melakukan ini jika tidak punya perasaan kepadanya. kau masih menyukainya--"

"Dia pasienku. Tidak lebih."


Lalu Jae Geol menanyakan bagaimana dengan Eun Jae, tidak ada hubungan juga?

"Mungkin dia berpikir begitu, tapi..." Jawab Hyun.

"Tapi apa?"

"Perasaanku berbeda."

"kau menyukainya?"

"(menangguk) Jangan mengubahnya menjadi lelucon dengan mengatakan itu harus diselesaikan."

"Kata siapa itu lelucon? Katamu Dokter Song mengira tidak ada apa-apa di antara kalian. Artinya aku punya peluang, bukan?"

"Jae Geol-ah~"

"Jika ya, aku tidak mau menyerah. kau tahu alasanku tidak bisa menyerah. Saat ini, kaulah yang lebih paham tentang kehebatan Dokter Song sebagai wanita."


Jae Geol lalu keluar dari ruangan Hyun dan Hyun mendapat pesan, jadwal pengobatan Young Eun. Hyun langsung menghubungi dokter itu.

"Aku ingin mengusulkan sesuatu terkait pengobatan Young Eun." Kata Hyun.


Young Eun sedang menggembar tapi ia tidak fokus, ia teringat kata-kata Jae Geol di lorong tadi. Young Eun akan menemui Jae Geol tapi Hyun keburu datang. Hyun bertanya, ada masalah kah? Young Eun ketawa canggung, gak ada kok, hanya saja, rasanya kondisiknya sedang tidak baik.


Hyun mengerti, itu biasa terjadi saat sakit. Lalu ia mengatakan kalau ia sudah dihubungi Dokter Go mengenai pengobatan Young Eun.

"Besok aku libur. Akan kuantar." Lanjut Hyun.

"Haruskah aku.. pergi?"

"Nona Choi!"

"Baiklah. Aku akan pergi. Pasti."

"Jangan takut. Semua akan baik-baik saja."


Eun Jae dan yang lain kembali dan semuanya menyambut gembira. Eun Jae menyela, ia mengajak semua minum soju besok, berhubung besok hari sabtu. Choon Ho gak mau, soju itu terkaku murah. Kemudian yang lain menyarankan bir dan daging juga. Eun Jae setuju, semunaya beteriak senang.

Semua diundang oleh Eun Jae, ia akan mentraktir semuanya.


Salah satu perawat ada yang terpesona dengan Choon Ho, ia merasa Choon Ho itu pria sejati. Cieee ada pasangan baru rasa-rasanya.


Kapten Bang tiba-tiba berkata kalau ia punya ide. Semua diam mendengarkan, namun Kapten Bang hanya ingin mengatakan kalau mereka sebaiknya kembali bekerja. Semua pun kembali ke posisi masing-masing.


Young Eun kembali menelfon temannya, menceritakan kalau Hyun sudah menjadwalkan pengobatannya.

"Jika dia (Eun Jae) memberi tahu dokter Pengobatan Korea (Jae Geol), maka tidak lama lagi Hyun pun akan tahu." Lanjut Young Eun.

Young Eun melihat Eun Jae naik, ia lalu memutus telfon.


Young Eun menuduh Eun Jae mengatakan semuanya pada Jae Geol. Eun Jae mengatakan yang sebenarnya kalau Jae Geol mendengar pembicaraan mereka dari ruang operasi.

"kau kira aku percaya?"

"Itu benar."

"Jika kau serisau itu, kenapa melakukannya? Ini belum terlambat. Beri tahu Dokter Kwak--"

"Beri tahu apa? Memberi tahu dia semuanya agar diriku hancur? Untuk apa aku melakukannya? Kendalikan Dokter Kim dan jangan campuri urusanku."


Eun Jae kemudian mendatangi Jae Geol, ia tak mengerti, kenapa Jae Geol melakukan itu pada Young Eun. Jae Geol mengatakan kalau ia menakuti Young Eun agar dia gelisah.

"Dokter Kim!"

"Seperti yang kukatakan, aku ingin sportif. Jika sejak awal aku lebih unggul dari Dokter Kwak, itu tidak seru. Pergilah, kecuali kau ingin akupunktur. Aku sedang belajar."


Eun Jae tiba-tiba mengajak jae Geol makan malam bersama. Jae Geol tentu saja menerimanya.

"kau yang pilih restorannya. Aku tidak punya referensi." Kata Eun Jae lalu pergi.


Hyun sedang belajar sampai tiba adiknya menelfon, Ji Eun. Saat ini Ji Eun sedang fitting baju. Ji Eun memastikan, Hyun akan datang akhir pekan ini kan? Hyun bingung, datang kemana?

"Sudah lupa? Oppa harus menjahitkan setelan untuk pertunanganku. Seung Won akan mencoba setelannya hari itu. Kita bisa makan bersama."

"Bagaimana dengan Ayah?"


Ji Eun meminta tunangannya menunggu, ia lalu menjauh untuk bicara lebih pribadi. Ji Eun kesal, kenapa Hyun mengungkit soal ayah?

"Beri tahu keluarganya soal ayah kita dan perkenalkan dia."

"Oppa."

"Begitu saja, Ji Eun-ah."

"Jangan. Jika tidak, akan kubatalkan pernikahannya. Lalu aku akan bunuh diri."


Kemudian Ji Eun memutus telfon dengan kesal, Seung Won mendekat, bertanya ada apa karena wajah Ji Eun tampak serius sekali. Ji Eun bilang tidak ada apa-apa. Ji Eun lalu berbohong kalau Hyun tidak akan menjahitkan setelan karena terlalu sibuk.

"Pria terkadang begitu. Jangan sensitif begitu." Seung Won menenangkan.

"Tetap saja..."

"Ayo pergi. Akan kubelikan makanan enak. Aku harus kembali bekerja setelah makan siang."


Di ruangannya, Hyun menghela nafas sedih.


Kapten Bang memberi pengumuman, hari ini ada aksinasi flu, jadi semua warga diharap datang untuk mendapatkan vaksin itu.


Won Gong meminta semuanya bersiap karena RS akan ramai setiap saat mereka mengadakan vaksin gratis.

"Aku takut." Kata Hyun.

"Aku juga." Balas Eun Jae.

Lalu Won Gong menyemangati mereka.


Ada seorang Ahjumma yang memetik sayuran dengan memakai pakaian bunga-bunga, dia sudah lama hidup di Seoul dan baru-baru ini kembali ke pulau.

Dua tetangganya menghampiri, mereka memanggil Ahjumma itu Geun Ja tapi Ahjumma itu kesal, ia sudah ganti nama tahu, jadi Geun Hee dan itu sudah lama sekali. Ahjumma Geun Hee sombong gitu orangnya, sampai temannya yang rambut panjanjang gak suka, tapi yang rambut pendek masih baik.


Ahjumma yang rambut pendek mengundang Ahjumma Geun Hee minum-minum di rumahnya, minum Makgeolli yang terfermentasi dengan baik. Ahjumma rambut pendek mengatakan dulu AHjumma Geun Hee menyukai makgeolli, lalu setelah meminumnya dengan gula Ahjumma Geun Hee menangis da mabuk berat.

Ahjumma Geun Hee pura-pura gak ingat, dengan sombong ia berkata kalau ia sudah jarang minum-minum. Dan kalau susah tidur, ia minum wine.

Ahjumma rambut panjang kesal dan mengajak Ahjumma rambut pendek segera pergi menyelam. Ahjumma rambut pendek masih sabar dan tetap memaksa Ahjumma Geun Hee untuk datang nanti malam.


Kedua Ahjumma penyelam sampai di dermaga, mereka sengaja tidak ikut vaksinasi karena kalau habis disuntik mereka tidak boleh menyelam.


Ahjumma Geun Hee pulang, ia tampak kelelahan tapi tetap tersenyum pada ibunya yang terbaring, berkata kalau ia akan memasakkan sesuatu yang lezat untuk ibunya.


Ahjumma penyelam naik perahu lalu turun ke laut untuk mencari hasil laut.


Sementara itu di RS kapal sudah ramai dan AHjumma Geun Hee datang.


Ahjumma Geun Hee dipanggil, ia lalu masuk ke ruangan Hyun. Disana Ahjumma melihat catatan mengenai ibunya.

"Anda putrinya, ya?" Tanya Hyun.

"Setiap kami bertelepon, dia tidak berhenti memuji Dokter. Sudah lama aku ingin bertemu dengan Dokter."

"Sendi panggulnya cedera. Bagaimana kondisinya sekarang?"

"Dia tidak bisa banyak bergerak untuk sementara."

"Sering-seringlah mengubah posisinya untuk mencegah luka baring. Aku juga akan memberi Anda enema. Dia suka kesemek kering, jadi, konstipasinya parah."

"Astaga, Dokter tahu banyak tentangnya. Dokter jauh lebih baik daripada putra atau cucunya."

"Tidak juga."


Ahjumma memegang tangan Hyun dan Hyun merasakan kalau tangan Ahjumma panas sekali, lalu ia melakukan pemeriksaan, untungnya hasilnya baik-baik saja, hanya demam dan flu biasa.

"Untuk sekarang, kurasa itu gejala awal masuk angin. Minumlah obat untuk beberapa hari. Jika masih demam dan tidak ada perubahan, tolong kembali. Anda bisa kembali kemari jika memungkinkan. Jika tidak, tolong pergi ke rumah sakit di darat." Jelas Hyun ramah.

"Mungkin aku akan segera sembuh."

"Tentu saja."


Ahjumma penyelam mengalami kecelakaan, satunya udah naik tapi satunya lagi terjebak di dalam laut, tapi untung bisa naik, walaupun akhirnya ia pingsan.

Kapten Bang mendapat kabar itu, ada kecelakaan di laut dengan pasien adalah seorang penyelam.

Ahjumma tadi kelihatan kesakitan, ia tidak bisa bicara dan tidak bisa menggerakkan kaku maupun tangannya. Sampai akhirnya AHjumma itu pingdan. Semua panik.


Kapten perahu menghubungi Kapten Bang, mengatakan kalau seluruh tubuh pasien lumpuh total. Kapten Bang menanyakan dimana lokasi pasien dan ternyata dekat dengan RS Kapal.


Kapten Bang mengumumkan pada yang lain. Won Gong menjelaskan pada para dokter dan perawat.

"Nama pasien adalah Baek Choon Soon. Wanita berumur 58 tahun. Dia seorang penyelam. Tapi ada masalah saat mengapung. Kini dia lumpuh total."

"Penjaga Pantai akan datang?" Tanya Eun Jae.

"30 menit lagi." Jawab Won Gong.


Eun Jae mengerti, ia dan Hyun menuju ke pasien dan ternyata pasiennya muntah darah. 
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search