-->

Sinopsis Temperature of Love Episode 1

- September 19, 2017
>

 Sumber Gambar: SBS


Lee Hyun Soo (Seo Hyun Jin) menuang soju di gelasnya. Ia tampaknya sangat kesal. Ia tidak jadi meminum sojunya dan maninggalkan meja.


Sementara itu, On Jung Sung (Yang Se Jong) sedang syuting memasak di mall sepertinya. Lalu tiba-tiba ada orang berlari masuk saat Jung Sun bicara.


"Sebenarnya sangat mudah membuat mie dengan seafood--"

Sutradara sontak berteriak CUT! dan meminta syuting diulangi.


Tapi ini bukan kesalahan Orang yang berlari itu, tapi karena Jung Sung tak seharusnya mengatakan kalimat tadi.

"
Benar kok." Kata Jung Sung. Staff juga membenarkan karena di scrip-nya tertulis seperti itu.

"
Sudah kubilang padamu abaikan script nya. Ingat apa yang aku katakan ketika pertama kali kita bertemu? yang itu!


Aku suka itu. Kita gunakan yang itu." Kata Sutradara.

"
Itu kan pendapat pribadiku."

"
Tapi aku suka pendapat pribadimu.

 Aku ingin acara ini lebih nyata. Sepertinya penulis nya tidak tahu apa-apa."


Orang yang berlari tadi kayaknya kesal, ia berkata mau pergi saja karena syutingnya diulang-ulang terus.

"Maafkan aku. Mari kita coba sekali lagi" Kata Sutradara.


Hyun Soo berjalan menuju suatu tempat, raut wajahnya masih menunjukkan kekesalah.


Jung Sun memulai kembali syutingnya.

"Sejujurnya, Aku tidak ingin memasak makanan yang sederhana. Tapi hari ini.."


Dan tiba-tiba syuting harus dihentikan lagi karena suara Hyun Soo. Hyun Soo meminta syuting dihentikan karena tidak sesuai dengan naskahnya. Staff mencoba menangkan Hyun Soo tapi Hyun Soo kayaknya udah marah banget.

"Apa kau menganggapku penulis? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?"

Sutradara pun turun tangan, seharusnya mereka yang mempertanyakan pertanyaan Hyun Soo itu pada Hyun Soo, APayang Hyun Soo lakukan ini? Apa Hyun Soo sudah selesai menulis naskah berikutnya?"

"Aku belum menulis nya. Apa gunanya? Anda bahkan tidak mengikutinya."

"Kau membuatku gila. Memangnya kau Shakespeare?. Memangnya kita tidak boleh melakukan pengeditan? Penulis tidak boleh memerintah orang sembarangan."

"Aku paham Anda mungkin ingin melakukan pengeditan, tetapi setidaknya Anda harus memberitahuku dulu bagian mana yang ingin di edit. Perubahan diawal, maupun di akhirnya. Aku harus tahu. Anda tidak bertanggung jawab. Anda tidak boleh merekam tanpa berpikir panjang."

"Kaulah yang tidak bertanggung jawab! Apa kau pikir bertindak seperti ini, kau itu bertanggung jawab?"

"Anda yang memberiku pilihan ini!"


Jung Sun cuma bisa melihat perdebatan itu dan sepertinya ia memperhatikan Hyun Soo.


Hyun Soo melanjutkan, "Aku melebih-lebihkan sedikit, Aku meminta anda 100 kali. Tapi, tidak ada yang berubah. Andalah yang mendorongku ke tepi."

"Aigoo. Inilah alasan kenapa aku tidak boleh bekerja dengan penulis baru. Aku pasti sudah gila!"

"Omo, akulah yang gila. Aku serakah memulai debutku dan mengabaikan rumor tentang anda. Aku tahu anda mengubah naskah orang, tapi ku pikir itu tidak akan terjadi denganku."

"Berkat editanku kau mendapatkan rating 10%."

"Kita bisa mendapatkan rating 10% pun bahkan jika kau tidak mengeditnya."

"Wah, Dasar tidak masuk akal."

"Jika anda sangat membenci pekerjaanku, anda bisa saja berhenti merekamnya."

"Apa barusan kau bilang kau akan memecatku?"

"Bagaimana bisa aku memecat anda? Aku benar-benar tidak bisa berbicara dengan anda."



Sutradara bertanya pada yang lain "Apakah kalian pikir dia benar? walaupun hanya satu orang?"

Tapi tidak ada satu orang pun yang memihak Hyun Soo. Sutradara kembali marah-marah, ia tidak percaya ia harus bekerja dengan remaja yang emosional.


 Hyun Soo terlihat sangat putus asa, "Benarkah.. Tidak ada satu orangpun?

"Sutradara langsung menjawabnya, "Tentu saja tidak. Kenapa kau bertanya?" Lalu menyuruh Hyun Soo keluar dari sana dan biarkan mereka yang bekerja.

"Baiklah. Aku akan bertanggung jawab atas tindakan ku hari ini." Kata Hyun Soo.

"Tidak masalah.Kau tidak harus bertanggung jawab ketika kau sedang mabuk."

"Sutradara!"


Jung Sun tiba-tiba mengangkat tangannya, ada satu orang, dirinya. Sutradara mengatakan kalau Jung Sun bukan staff mereka.

"Aku staf untuk hari ini." Kata Jung Sun sambil mendekati mereka.


Hyun Soo bengong menatap Jung Sun.

"Aku bertemu dengannya lagi. Selalu pada saat saat yang memalukan. Aku tidak akan pernah lupa tentangnya. Walaupun sekedar kebetulan.. Sekali lagi aku putus asa dan melihat dia lagi. Cinta pertamaku.. yang menghilang pada akhir masa mudaku.. di usia 29 tahun."


Hyun Soo berlari dan Jung Sun mengejarnya.

==5 Tahun Lalu==


Hyun Soo di kantor polisi, ia dimasukkan sel dan diborgol. Tiba-tiba ponselnya berdering, ia kesulitan mengeluarkan ponselnya dari tasnya, karena tangannya diborgol, jadi ia tak sempat mengankat telfon itu.


Hyun Soo kemudian memanggil Detektif Kim, ia meminta untuk dilepaskan borgolnya.

"Lepas? Ini bahkan belum setengah jam." Jawab Detektif Kim.

"Penulis meneleponku. Aku harus tahu apa yang terjadi."

"Semua asisten lainnya pergi malam kemarin. Kenapa kau masih disini? Kau ingin tidur di sini dan bahkan memakai baju berlengan pendek."

"Mereka itu penulis yang lebih baik dari aku. Aku harus bekerja dua kali lebih keras."

"Aku suka kerendah hatianmu."

Detektif Kim pun akan membukakan borgol Hyun Soo. Kebetulan, ponsel Hyun Soo kembali berdering. Detektif Kim melihat layar ponsel Hyun Soo, ia lalu bertanya, apa penulis utama Hong Ah?


Ji Hong Ah (Jo Bo Ah) menelfon Hyun Soo sambil menulis, "Dia tidak pernah mengangkat teleponnya", karena Hyun Soo tak kunjung menangkat telfonnya.


Hyun Soo akhirnya mengangkat telfon Hong Ah, Hong Ah agak kesal karena Hyun Soo baru mengangkatnya setelah ia menelfon 3 kali.

"Kau ini tidak sabaran. Aku sebenarnya mau menghubungimu kembali tapi kau meneleponku lagi."

"Kalau sudah selesai, datanglah ke sini."

"Kau dimana?"

"Sudah ku bilang. Aku di restoran "Cakkhan Seupeu" di Hongdae."

"Cakkhan Seupeu?"

"Oh, orang yang salah mengeja itu?"

Kilas Balik..


Hyun Soo membaca chatt di group, ada ID 'Cakkhan Seupeu' dan 'Wi-Fi, serta 'Dokter Darurat'.

Wi-Fi: Kenapa kau masih bekerja?

Cakkhan Seupeu: Aku membuat makan malam tim, todai (today)

Cakkhan Seupeu: Aku pembantu makanan.

Dokter Darurat: Aku mengemas makan siang untuk para perawat.

Kilas Balik Selesai...


Hong Ah menulis sesuatu di bukunya, "Jane ♥ Wi-Fi". Hong Ah membenarkan, memang orang bodoh yang Hyun Soo benci.

"Aku belum pernah bilang kalau aku membencinya. Kami belum pernah bertemu. Aku hanya tidak menyukainya. Apa yang dia lakukan di sana?" tanggapan Hyun Soo.

"Aku bilang dia memasak. Berapa kali harus ku beritahu?"

"Aku tidak ingat sesuatu yang membuatku tidak tertarik."

"Pokoknya, mari kita makan di sini dan chatting sampai klub kita bertemu bersama."

"Semua penulis ingin kopi. Aku harus kembali ke kantor."

"Apa bosmu tidak bisa membeli kopi sendiri?"


Hyun Soo melihat bus dan ia berlari masuk sebelum busnya jalan. Hong Ah berkomentar, Hyun Soo terlalu sederhana, bertindak seolah olah Hyun Soo memenangkan lomba penulisan naskah.

"Aku akan bertindak jauh lebih buruk jika aku memenangkan kontes. Aku akan menari di tengah-tengah Yeouido."

"Apa mereka belum meneleponmu? Bukankah hasilnya sudah keluar?"

"Aku belum mendapatkan panggilan. Apa kau tahu siapa saja yang sudah mendapat panggilan?"

"Sampai saat ini aku belum."

Hyun Soo lega mendengarnya, ia tak tahu bagaimana jadinya kalau ia gagal lagi kali ini dan Hyun Soo mulai terdengar tidak bersemangat.

"Kau akan mati karena kelelahan jika kau tetap seperti itu. Kenapa bisa asisten bekerja terlalu keras?"


Jung Sun yang menjawab Hong Ah, "Kau harus bekerja keras jika ingin menjadi sesuatu."

Hong Ah lalu menutup telfonnya karena Jung Sun sudah datang membawa makanannya. Hong Ah bertanya pada Jun Sun, apa yang Jun Sun ketahui tentang seorang penulis?

"Memangnya ada bedanya. Jika kau di sini, makan dan pergilah. Kenapa kau ingin melihatku?"

"Karena aku harus berbicara denganmu. Aku tidak akan datang jika kau punya ponsel. Bagaimana bisa kau tidak punya ponsel diabad ke-21 ini?. Datang ke Istana Gyeongbok."

"Kau tidak lihat aku sedang bekerja? Kami sibuk selama akhir pekan."

"Datanglah setelah kau selesai. Kau belum pernah bertemu Hyun Soo Eonni. Benar, Kau tidak tahu namanya. nama penggunanya Jane. Kau mengobrol dengan dia kemarin."

"Aku tidak ingat."

"Akan aku perkenalkan kau dengan dia. Dia orang yang menyenangkan."


Jung Sun menjelaskan, hanya ada satu alasan kenapa ia bergabung dengan klub Running. Untuk berlari, ia tidak ingin bersosialisasi.

"Aku yang membuat Garnish ini. Nikmati dan pergilah." Pesan Jung Sun lalu kembali ke dapur.


Di dapur sangat sibuk, ada asisten koki yang ijin ke toilet saja tidak boleh. Tapi Jung Sun pengertian, ia akan menggantikan asisten itu, sehingga dia bisa ke toilet.


Lalu seseorang mendekatinya yang sedang memasak. Orang itu seperti tidak suka pada Jung Sun. Orang itu bertanya, kenapa Jung Sun tadi ke depan? Mau memamerkan Garnish itu untuk seorang gadis ya? Jung Sun pikir sudah jadi baik karena menjadi asisten setelah belajar di Perancis, kan?

Jung Sun hanya fokus memasak dan tidak menjawab orang itu. Orang itu kesal dan membentak Jung Sun.

"Apa itu sebuah pertanyaan? Aku pikir Anda berbicara sendiri." Kata Jung Sun.

"Benar-benar.. Kau pasti berpikir kau akan terkenal setelah menjadi asisten Chef. Apa kau tahu aku kalau aku atasanmu?"

"Bisakah Anda lihat steaknya? Aku harus mempersiapkan Garnishnya."


Jung Sung akan meninggalkan steaknya tapi orang itu menahan bahunya,

"Hei. Apa kau menganggapku candaan?"

"Aku menghormati Anda, SousChef-nim, tapi mari kita bicara setelah hidangan makan siang selesai. Maaf jika aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan Anda."


Jung Sun tiba-tiba berbalik dan menabrak orang yang membawa air mendidih, alhasil air itu tumpah dan mengenai tangannya. Jung Sun bersikap santai dan langsung membasuh tangannya dengan air dingin.

Sementara SousChef memarahi orang yang membawa air itu karena kembali tidak hati-hati.


Jung Sun izin pada SousChef ke rumah sakit sebentar. SousChef mengejek, haruskan ia menelfon Ibu Jung Sun supaya tidak khawatir?

"Anda tidak mengenal ibuku dengan sangat baik. Dia itu sangat kuat. Dia bahkan membuang anaknya demi anjing." Jawab Jung Sun.


Seorang wanita paruh baya celingukan di bandara, ia baru mendarat dan mencari penjemputnya. AKhirnya wanita itu menemukan penjemputnya dan ia memberinya secarik kertas bertuliskan On Jung Sun.

"Aku akan langsung ke intinya. Temukan dia secepat mungkin. Aku akan membayarmu sebanyak yang kau inginkan."

"Baiklah."

Pria itu mengerti dan langsung menjalankan tugasnya. Wanita itu bergumam, "Mari kita lihat berapa lama kau bisa sembunyi."

Wanita itu adalah Ibunya Jung Sun.


Kemudian wanita itu jalan lagi, tapi tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria bule. Pria iti bicara bahasa prancis mungkin dan Ibu Jung Sun bisa menanggapainya. Ibu Jung Sun bahkan meminta pria itu untuk membantunya mendorong troli kopernya. Pria itu dengan senang hati membantu Ibu karena Ibu wanita cantik katanya.


Sementara itu, di kantor Hyun Soo semuanya berantakan. Penulis Park Eun Sung kebingunang karena semua asistennya tidak punya ide yang brillian.


Penulis Park ingin mereka masing-masing berpikir tentang lima cara bagaimana karakter utama bisa membalaskan dendam pada pelakunya.

Seorang yang agak gendut mengusulkan untuk membunuh pelakunya. Penulis Park setuju dan memintanya untuk menggunakan etode paling kejam yang bisa dipikirkan.


Hyun Soo datang dengan membawa kopi, ia lalu membagikan pada yang lain.


Penulis Park bertanya, bagaimana rasanya tidur di penjara? APa itu membantu Hyun Soo memahami pelakunya?

"Tidak juga. Aku pikir aku bisa memahami perasaan pelakunya tapi sepertinya aku salah."

Si kaos merah hati menanggapi dengan menggeratkan gigi, "Sudah kubilang itu akan membuang-buang waktu."

Penulis Park tidak setuju, bukan membung waktu kok. Konten dibedakan berdasarkan dengan pernah atau tidaknya penulis mengalami hal yang ditulisnya.

"Lihatlah Hyun Soo. Aku tidak perlu memberitahu apa yang harus dilakukan. Dia melakukannya sendiri. Aku suka semangatmu."

"Terima kasih. Aku akan meringkas apa yang telah ku teliti di kantor polisi." Kata Hyun Soo.


Penulis Park pamit, ia akan pulang hari ini dan kembali besok. Ibu mertua Penulis Park menelfon akan datang, jadi ia harus di rumah.

"Jangan menikah. Itu mengerikan." Peringatan Penulis Park lalu pergi.


Semua mengantar Penulis Park sampai ke pintu. Si Kaos merah berkata kalau mereka juga akan pulang dan kembali besok.

"Shooting akan diadakan dalam beberapa hari, dan sutradara masih merekam. Kalian harus berada di sini." Jawab Penulis Park. Tapi ia menijinkan Hyun Soo pulang karena sudah bekerja keras sejak awal.


Semua menggerutu karena mereka harus kembali bermalam di kantor dan Penulis Park malah pulang.

"Kapan dia akan selesai menulis naskahnya? Dia mungkin akan menggunakan ringkasan sebagai referensi. Dia tidak bisa menulis tanpa kita. Lalu dia akan mengakui semua sebagai hasil karyanya." Kata si Kaos merah.

Si Gendut menanggapi, "Jika itu mengganggumu, Kau harus sukses."

Yang duduk disamping Hyun Soo juga ikutan bicara, dia yang paling muda (maknae), "Kita harus bersabar sampai kita debut menjadi seorang penulis."


Hyun Soo beres-beres, ia meminta dikirmi juga hasil ringkasan pertemuan hari ini melalui e-mailnya. Si Kaos merah bertanya, kenapa? Apa Hyun Soo merasa terganggu karena mereka membicarakan Penulis Park dibelakang?

Hyun Soo: Tidak, bukan begitu.

Kao Merah: Kau selalu saja diam setiap kali kami bicara di belakangnya. Kau membuat kami terlihat buruk.

Si gendut: Itu karena dia terbiasa sopan. Jika kesopanan adalah kriteria untuk menjadi seorang penulis, Kau akan berhasil.

Maknae: Eonni bekerja di sebuah perusahaan besar sebelumnya. Dia berbeda dengan kita.

Kaos Merah: Kita tidak bisa memaksanya melakukan apa yang kita inginkan.

Hyun Soo: Itu berlaku sama bagiku. Tolong konsisten dalam bekerja. Aku tidak nyaman dikritik dan dimengerti pada waktu yang bersamaan.

Kaos Merah: Hyun Soo-ya, kenapa kau terlalu serius? Kami hanya bercanda untuk menghilangkan stres. Kau harus pulang ke rumah. Dia memberimu izin untuk pulang ke rumah.

Kaos Merah lalu bicara pada si gendut, "Wah, aku tidak bisa percaya padanya. Bagaimana bisa dia menjawab setiap kata yang aku katakan? Apa dia masih di sini? Apa dia belum pergi?"

Hyun Soo jadi serba salah.


Kepala Chef menghampiri seorang tamu yang aneh, ia menutupi matanya dengan tisu. Tamu itu adalah Park Jung Woo (Kim Jae Wook). Jung Woo mengambil tisu dari matanya dan berkata kepala Chef tidak perlu peduli padanya, ia sedang menunggu teman datang.


Teman Jung Woo datang juga akhirnya, namanya Kim Joon Ha (Ji Il Joo).

"Hyung, maaf. Aku akan berlutut jika kau ingin."

"Jangan bereaksi berlebihan, duduklah." Kata Jung Woo.


Jung Woo bertanya apa Joon Ha sudah makan, tapi Joon Ha malah membicarakan soal dramanya, katanya seorang idol akan ikut main, jadi mereka mendapatkan banyak makanan dari para penggemarnya. Joon Ha bertanya, kenapa Jung Woo tiba-tiba kau mau memulai sebuah perusahaan produksi hiburan?

"Sudah waktunya bagiku untuk menghabiskan uang yang sudah kuhasilkan. Aku akan menggunakan uangku dengan baik."

"Kau sangat pandai mengendus uang."

"Kenapa kau masih tidak memberiku daftar Sutradaranya?"

"Sepertinya kau tidak tahu tentang bisnis ini. Sebuah perusahaan produksi hiburan menghasilkan uang dengan merekrut banyak penulis. Jalan menuju kesuksesan tergantung pada berapa banyak penulismu yang kompeten."

"Apa ada penulis yang ingin kau rekomendasikan?"


Joon Ha hanya seorang asisten produksi, jadi tidak tahu tentang para penulis, tapi ia tahu satu yang akan datang berlari padanya kapanpun ia menghubunginya.

"Apa yang dia tulis?"

"Dia lulus dari sekolah kita, Dia juniorku juga. Tiba-tiba dia berhenti bekerja dari sebuah perusahaan bagus dan sekarang bekerja sebagai asisten penulis dengan hanya dibayar 800 dolar per bulan."

"Lupakan. Aku benci orang-orang semacam itu. Mereka itu sembrono dan tidak realistis. Aku suka drama realistis."

"Dia itu sangat pintar. Kau harus bertemu dengannya dulu."

"Tidak mau."


Hyun Soo naik bus pulang, ia tersenyum senang dan menikmati perjalanan sambil makan keripik.


Tiba-tiba adapesan masuk berudnung dari 'pengganggu'.

"Kapan kau datang?"
"Apa boleh aku tidur di luar seperti ini?"
"Kau akan merusak diri sendiri sebelum kau menjadi seorang penulis."
"Belikan aku beberapa pembalut saat pulang."
"beli mie instan dan daun bawang juga."


"Dasar Tunawisma. Kau bisa bicara semua kau inginkan. Aku akan pergi dengan caraku sendiri." Gerutu Hyun Soo.

Ada pesan masuk lagi, dari Joon Ha yang mengajaknya ketemuan jam 3 sore besok, katanya Joon Ha ingin memberinya pekerjaan.


Joon Ha saat ini masih bersama Jung Woo, ia heran kenapa Hyun Soo belum membalas juga.

"Aku sudah bilang tidak mau bertemu dengannya." Kata Jung Woo.


Lalu pesan balasan masuk di ponsel Joon Ha, hanya sebuah stiker. Tapi itu malah membuat Jung Woo tertarik dan tiba-tiba ingin menemui Hyun Soo. Jung Woo menyuruh Joon Ha mengatur waktu.


Jung Sun kembali ke dapur, ia memasak dengan tangan diperban.


Kepala Chef menghampirinya, heran melihat Jung Sun yang malah membuat meringue padahal belum makan.

"Bukankah sudah saatnya kita mengganti sup nya?" Tanya Jung Sun.

"Apa kau mau membuat consomme?"

"Ya, chef."

"Kau harus mencoba mengembangkan satu hidangan. Aku akan menambahkan itu sebagai menu spesial."

"Terima kasih, Chef."

"Kau bisa memanggil namaku saat kita sendirian."

"Ya, chef."

"Ha ha ha Sulit untuk bergaul dengan mereka, kan? Itu karena kau mendapatkan pekerjaan ini melalui aku."

"Tidak masalah. Aku tidak seharusnya memasak jika aku mengeluh tentang itu."

"Kau harus beristirahat hari ini."

"Tidak Mau."

"Kau setidaknya harus akrab dengan mereka. Kau harus berteman dengan orang lain. Kerja sama Tim juga bagian dari kompetensimu, Kau tahu kan?"

"Aku tidak ingin terlihat sok akrab hanya karna kompetisi."


Jung Sun mengendarai sepedanya.


Sementara itu, Hyun Soo berjalan pulang sambil membawa belanjaan.


Jung Sun berhenti disebuah pertigaan, ia melihat seekor anak kucing, lucu banget. Ia memberinya makan.


Satu barang Hyun Soo jatuh dari wadahnya, sebuah kaleng dan menggelinding tidak jauh dari Jung Sun.


Hyun Soo mengejarnya dan kaleng itu berhenti tak jauh dari Jung Sun. Jung Sun menoleh, tapi hanya melihat punggung Hyun Soo.


Jung Sun pun tak ambil pusing, ia selesai memberi makan kucing itu dan lanjut jalan lagi, ia melewati Hyun Soo.

Dan saat itu tiba-tiba layar jadi hitam putih, tapi kembali berwanra lagi setelah Jung Sun jauh dari Hyun Soo.


Hyun Soo sampai rumah dan si 'pengganggu' itu malah asyik nonton TV. Hyun Soo hanya bisa menghela nafas.


Si 'pengganggu' lalu mendekati Hyun Soo dan mematikan TV-nya. Hyun Soo tanya, kenapa? ada apa?

"Aku memeriksa apa kau minum setelah berbohong padaku tentang menghabiskan malam diluar."

"Apa yang salah denganmu? Apa aku pernah berbohong padamu tentang itu?"

"Tidak. Tapi kau kan tidak pernah tahu. Orang-orang selalu berubah."


Hyun Soo membongkar belanjaannya dan memasukkan hotdog ke dalam microwave. Si 'pengganggu' juga memriksa pesanannya, tapi tidak sesuai dengan yang ia butuhkan.

"Aku butuh yang tanpa sayap. tukarkan lagi!"

"Aku?"

"Lalu siapa lagi?"

"Kau bisa pergi sendiri."

"Kenapa kau tidak membayar uang sewamu bulan lalu?"

"Tepatnya, Aku tidak bisa membayarnya. Itu sebabnya aku berbelanja untuk bahan makanan."

"Kau tidak boleh mengakhiri kesepakatan dengan ini. Kita bersaudara. Itu sesuatu yang selalu kau lakukan untukku."

"Tidak bisakah kau gunakan kemurahan hatimu untuk uang sewanya?"

"Itu tidak bisa, Makanan dan uang hal yang berbeda."

"Apanya yang beda? Aku melakukan segala macam pekerjaan untukmu. Jika kau mengonversi tenaga kerjaku sebagai uang, aku tidak berutang apapun."

"Sudah lima bulan kau belum bayar uang sewa."

Hyun Soo akhirnya mengalah, ia akan menukarkannya.


Si 'pengganggu' memberikannya pada Hyun Soo dan mulai kembali membahas kenapa Hyun Soo keluar dari perusahaan bagus itu.

"Dia mulai lagi. Dia bicara seolah olah dia seorang guru. Aku tidak tahan dia terus terusan mengajariku."

Si 'pengganggu' meneruskan, "Aku bahkan tidak bisa bicara tentangmu di mana saja karena aku sangat malu. Kau sangat menyedihkan. Sampai kapan kau akan bergantung padaku? Hei, Sadarlah. Berapa gaji perbulanmu?"


Hyun Soo membuka tutup saus yang ia bawanya lalu mengeluarkan semua isinya ke arah si 'pengganggu'.


Hyun Soo tersenyum puas, tapi kenyatannya semua itu hanya khayalannya saja. Parahnya, si 'pengganggu' bisa membaca apa yang ia bayangkan.


"Bagaimana bisa kau menulis drama kalau kau sendiri tidak bisa berbohong dengan benar? Ini belum terlambat. Bersiaplah untuk ujian PNS. Aku ingin tahu apa ayah dan ibu  memikirkanmu sekarang. Mereka hanya mengatakan hal-hal baik tentangmu. Mereka selalu menggangguku agar aku menjadi sepertimu."

Hyun Soo muak, kapan si 'pengganggu' akan berhenti mengatakan semua itu? Si 'pengganggu' membalas Hyun Woo, kapan Hyun Woo akan berhenti bertindak bodoh?

Hyun Soo memutuskan berhenti bicara, ia tahu pasti ia kalah.


Hyun Soo mengeluarkan hot dog-nya dari microwave tapi si 'pengganggu' langsung mengambilnya.

"Hei!!!" Teriak Hyun Woo tak terima.

"Tahan saja! Sabar!. Dia baru saja dicampakkan oleh pria. Dia sedang panik. Karena itu dia terobsesi dengan makanan." Batin Hyun Soo sambil menarik nafas.

Lalu Si 'pengganggu' menjawab, "Jangan Khawatir.. Aku terobsesi makanan hanya bukan karena aku dicampakkan oleh dia."

"Aku kalah."


Hong Ah di mobil dengan seorang cowok, Choi Won Joon (Sim Hee Seop). Hong Ah kesal karena ia harus menunggu, harusnya kan Won Joon yang menunggu.

"Kau kan tahu siapa aku. Aku berlari ke sini setelah aku selesai bekerja di Ganghwa."


Tapi Hong Ah langsung luluh dengan minuman yang Won Joon berikan.

"Haruskah kita menebengi Hyun Soo pulang?" Tanya Won Joon.

"Oppa, setia saja padaku. Aku pergi menemui Jung Sun ke restoran sebelumnya. Di Abad 21 ini, Kenapa dia tidak punya ponsel? Aneh!"

"Dia punya caranya sendiri untuk hidup. Jadi dia datang?"

"Datang. Dia melakukan semua yang aku katakan."

"Dia bukannya melakukan semua yang kau mau. Dia hanya melakukan apa yang dia rasa harus dilakukannya. Aku satu-satunya yang setia di sini."

"Aku hanya bilang aku senang dengan itu."


Hyung Soo dan Jung Sun sampai duluan dan Hyun Soo memperhatikan Jung Sun lekat-lekat, mulai dari apa yang dipakainya sampai bekas lukanya segala.

"Apa itu? Apa itu tulisan? Atau itu gambar? Apa yang pakai di tangannya? Dia punya bekas luka pisau di lengannya. Apa dia di preman?"

Jung Sun menyadari sedaritadi Hyun Soo menatapnya, ia pun bertanya, apa Hyun Soo mengenalnya. Hyun Soo menjawab tidak dengan gugup dan balik bertanya, kenapa?

"Kau menatapku sejak tadi."

"Maafkan aku."


Hong Ah dan Won Joon akhirnya sampai juga dan mereka juga menyapa Jung Sun. Hyun Soo heran, apa mereka mengenal Jung Sun.

Won Joon menjawab, Hyung Soo juga tahu Jung Sun, mereka sudah bicara secara online, Jung Sun itu Cakkhan Seupeu.


Jung Sun pun menunduk pada Hyun Soo dan Hyun Soo membalasnya.

Hyun Soo tidak memakai baju bersaku, jadi Won Joon menawarkan untuk membawakan ponsel Hyun Soo.


Acara akhirnya dimulai. Panitia menjelaskan rute lari mereka saat ini adalah Istana Gyeongbok, Samcheong-dong, Bukchon, Insa-dong, dan Chenggyecheon, Gwanghwamun, dan kembali ke Istana Gyeongbok lagi.

"Setelah pemanasan, kita akan masuk ke kelompok-kelompok kecil. Kalian bisa mengelompokkan diri sesuai dengan kecepatan kalian."


Hyun Soo mengeluh, berarti ia tidak bisa berjalan dengan yang lain. Jung Sun menjawab, Hyun Soo bisa di group kkakdugi, group yang paling pelan.

kkakdugi itu adalah nama makanan. Hyun Soo tiba-tiba ingin memakannya, itu adalah favoritnya. Won Joon menawari, apa Hyun Soo ingin ia masakkan itu? Hyun Soo sangat senang.

Hong Ah: Lihatlah betapa bahagianya kalian.


Lari dimulai dan Hyun Soo tertinggal dari yang lain, staminanya lemah sekali.

"Jika kau istirahat, kau akan merasa kelelahan. Kau harus terus berlari." Kata Jung Sun.

"Apa dia pikir aku tidak tahu itu?" Gumam Hyun Soo.


Lalu Jung Sun menghampirinya, jika Hyun Soo tahu maka lakukanlah! Terus berlari!

"Jika kakimu merasa terlalu berat, cobalah untuk menggerakkan lenganmu."

Hyun Soo melakukannya tapi ia tetap tidak kuat, ia pun menyuruh Jung Sun untuk lari duluan.


Jung Sun ikut berhenti tapi ia tetap jalan di tempat. Apa Hyun Soo akan menyerah? Hyun Soo balik bertanya, apa tidak boleh?

"Tidak boleh. Aku adalah pacemaker. Aku tidak pernah membiarkan siapa pun menyerah."

"Itu adalah masalah. Masalahmu didasarkan pada obsesimu untuk berprestasi. Kau tidak perlu merasa bersalah jika menyerah. Ini tidak baik untukmu."

"Kau benar-benar pandai berbicara. Aku suka itu. Mari kita bicarakan hal itu sambil berlari."

Won Joon dan Hong Ah ternyata masih berada tak jauh dari mereka, ia memanggil Hyun Soo, "Noona! Ayo minum bir setelah ini!"

"Itu memotivasiku. Aku bisa melakukan ini! Semangat!"


Hyun Soo mulai berlari tapi ia berhenti lagi, ia melarang Jung Sun untuk berlari dibelakangnya,

"Jika aku ingin lari, itu karena aku menginginkannya."

Jung Sun mengerti dan kembali lari di depan.


Tapi Hyun Soo larinya makin pelan, pelan, dan ahirnya berhenti. Hyun Soo mengagumi bangunan tradisional yang berjajar sepanjang jalan.


Hong Ah menyadari kalau Hyun Soo tidak kelihatan. Won Joon akan mencarinya tapi Jung Sun melarangnya karena ia rasa ia tahu dimana Hyun Soo. Jung Sun lalu kembali untuk menemukan Hyun Soo.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search