-->

Sinopsis Andante Episode 1 Part 1

- September 25, 2017
>

Sumber Gambar: KBS1


-=EPISODE 1=-
Kematian Yang Pertama


Lee Shi Kyung (Kai-EXO) sedang ayik main game di komputer rumahnya. Ia jago banget dan heboh sendiri. Dan akhirnya ia menang.


Lalu ia mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Ia tahu itu adalah ibunya. Shi Kyung pun bergegas mematikan komputernya dan pura-pura sedang belajar.

"Kecepatan cahaya bukan hanya tentang kecepatan saja. Ada kalanya seseorang benar-benar bisa bergerak dengan kecepatan cahaya."


Ibu masuk saat Shi Kyung selesai beberes. Shi Kyung menoleh pada ibunya, memasang mata lelah.

"Kau belum tidur?" Tanya Ibu.

"Belum. Sedikit lagi selesai."

"Wajahmu mulai kusam gara-gara terlalu fokus belajar. Jangan memaksakan diri."

Shi Kyung mengangguk dan berbalik menatap buku lagi. Lalu Ibu tiba-tiba bertanya, Shi Kyung benar sendirian kan? Shi Kyung melotot, kenapa?

"Sepertinya Ibu mendengar seseorang berteriak dari kamarmu. Apa itu tetangga?"

Shi Kyung mengeraskan volume ponselnya. Entah sejak kapan, komputernya sekarang menampilkan video tutoring.

"Apa ini? Aku mendengarnya dengan keras tadi." Kata Shi Kyung bohong.

Ibu tersenyum lega dan berpesan agar Shi Kyung mematikna lampu sebelum tidur.


Shi Kyung mengunggah video game-nya tadi, tapi tidak ada yang menonton, ia sedih, gak dapet uang deh!

Saat mengatakan itu Shi Kyung berpapasan dengan adiknya, Lee Shi Young (Lee Ye Hyun). Shi Young berkomentar, "Apa kau akan menonton hal yang buruk seperti itu? Siapa yang mau menonton sampah seperti itu?"

"Ini lebih baik dari pada pakaianmu yang seperti sampah. Oh, kuharap mataku tidak pernah melihatnya." Balas Shi Kyung.

"Jagalah dirimu sendiri!"

"Sudah kubilang untuk memanggilku "Oppa"."


Shi Young memukul kepala Shi Kyung, mental anak kecil gitu maunya dipanggil Oppa! Shi Kyung kesal dan akan memukul Shi Young tapi Shi Young menahan tangannya.

"Aku sadar kau bahkan memalsukan kartu raportmu kali ini."

"Bagaimana bisa k--"

"Haruskah aku mengadu pada Ibu?"

"Jangan. Pergilah tidur!"


Shi Young tahu kakaknya mau ke toserba, ia meminta dibelikan es krim banana. Shi Kyung protes, mana ada uang dia!

"Benarkah? Kalau begitu, haruskah aku bangunkan Ibu dan memberitahunya?"

Shi Kyung tidak punya pilihan, "Oke. Banana? banana?"

"Sekalian belikan minuman juga."


Shi Kyung sudah membeli semuanya dan sedang dalam perjalanan pulang, tapi ia melihat seorang siswa dipukuli siswa lain.


Si ketua geng menyadari kalau Shi Kyung meliat mereka, ia lalu bertanya, apa Shi Kyung mengenal siswa yang mereka pukuli (Jae Hoon).

Shi Kyung menggeleng, tapi Jae Hoon malah memanggilnya. Ketua geng lalu memanggil Shi Kyung untuk mendekat. Shi Kyung takut, jadi ia kabur.


Shi Kyung terus lari dengan kecepatan penuh, geng mengejarnya tapi kehilangan jejak.


Shi Kyung merasa sudah aman, ia pun keluar dari persembunyiannya, tapi ia malah bertemu dengan Si ketua.

"Annyeong! Apa yang bisa kau lakukan? Aku sangat hafal daerah ini." Sapa ketua.

Shi Kyung minta maaf, lalu memberikan belanjaannya pada ketua. Ketua menolaknya karena ia harus diet, itu perintah ceweknya. Si Ketua lalu meminta yang lain.

Shi Kyung mengeluarkan dompetnya ia memberikan semua uang yang ia punya. Si Ketua masih belum puas, apa Shi Kyung tidak punya kartu kredit?


Shi Kyung mengiyakan dan Ketua langsung meninju mulutnya. Shi Kyung tersungkur jatuh.

"Lain kali, buatlah beberapa kartu." Kata Ketua dan sebelum pergi, ia juga mengambil belanjaan Shi Kyung.


Besoknya Shi Kyung dipanggil wali kelas karena Jae Hoon melaporkannya sebagai saksi.

"Kudengar kau melihat Jae Hoon diserang. Apa kau dipukul juga?"

"Tidak... Aku terjatuh." Jawab Shi Kyung bohong.

"Kau perlu mengatakan yang sebenarnya. Ini tidak akan berhasil. Beritahu ibumu untuk datang."

"Aku akan menjadi saksi saja!"

"Apa sulit bagi ibumu untuk datang sekali saja?"

"Dia sibuk. Maafkan saya!"


Shi Kyung menyampaikan pada keluarganya saat makan malam bahwa ia akan menjadi saksi. Bibi Oh Jung Soo meyakinkan, Beneran Shi Kyung cuma saksi? Gak ikut berkelahi kan? Lalu wajah Shi Kyung itu kenapa?

"Tidak, sudah kubilang, aku jatuh." Jawab Shi Kyung.


Shi Young menjelaskan pada bibi Jung Soo, Shi Kyung itu tidak bisa berkelahi, Shi Kyung selalu membutuhkan dirinya.

"Lee Shi Young." Tegur Ibu.

Barulah Shi Young mau memanggil Shi Kyung 'Oppa', "Oppa bilang kalau aku seharusnya tidak berbicara seperti itu dan tidak menggunakan ponselku di meja makan."

Ibu meletakkan sumpitnya kesal, kalau sudah tahu itu, kenapa melakukannya?

"Omelanmu tidak ada gunanya, jadi kenapa kau terus melakukannya, Bu?"

"Apa?"

"Ibu terus mengomel. Aku terus berperilaku seperti ini. Apa bedanya? Tak satu pun dari kami mengubah kebiasaan kami."

Shi Kyung menegur Shi Young, bagaimana itu sama? Shi Young sudah bicara tidak sopan! Ibu menengahi, menyuruh mereka berhenti bicara dan lupakan kejadian barusan.


Shi Young kesal dan meninggalkan meja makan. Shi Kyung akan mengejarnya tapi Bibi Jung Soo melarang. Shi Kyung pun kembali duduk.

"Pada saat seperti ini, Bibi, aku sangat berterima kasih padamu. Tidak ada gunanya juga mengejarnya."


Ibu tiba-tiba mengungkit soal dirinya yang belum mengunjungi sekolah anak-anak. Shi Kyung langsung melotot terkejut.

"Tapi, kurasa akan aneh kalau aku datang kesana." Lanjut ibu, Shi Kyung pun bisa bernafas lega.


Shi Kyung sedang di warnet, ia memamerkan keahlian main game-nya. Banyak anak-anak melihat dan memujinya. Lalu pesan ibu masuk di ponselnya.

"Nak, kau di sekolah, kan?"

"Tentu saja, aku belajar dengan giat."

"Oke, belajarlah dengan giat. Sampai jumpa lagi."

"Aku akan segera menyelesaikan belajarku dan pergi ke kafe, Bu."



Tapi kemudian Shi Kyung sadar, kenapa ibunya bilang sampai jumpa lagi. Shi Kyung langsung meninggalkan warmet dan berlari keluar.


Shi Kyung datang ke kafe dan bertemuBibi Jung Soo disana. Shi Kyung panik, bertanya dimana ibunya dan kenapa tidak mengangkat telfonnya.

"Entahlah. Dia menyuruhku untuk menjaga kafe dan pergi." Jawab Bibi Jung Soo, lalu mengeluhkan apa yang sedang diperbaikinya saat ini. Bibi bertanya, Shi kyung bisa memperbaiki listrik kan?

Shi Kyung tak menyahut, ia berpikir, tidak mungkin kan? Ibunya bukan tipe orang yangmau datang ke sekolah. Tapi kenapa ia merasa sangat cemas? "Sampai jumpa lagi"?

Bibi Jung Soo marah dicuekin, ia membentak Shi Kyung dan mengulangi pertanyaannya lagi.

"Bibi, apa Ibu bilang akan pergi ke sekolahku?" Tanya Shi Kyung.

"Oh, benar. Dia bilang dia akan pergi kesana. Dia tadi malam bilang kalau dia akan datang ke sekolahmu--"


Shi Kyung langsung berlari lagi tanpa mendengarkan penjelasan Bibi Jung Soo sampai habis. Bibi Jung Soo heran, ada apa dengan Shi Kyung?


Shi Kyung berlari kencang menuju sekolah. hanya satu hal yang ada di pikirannya saat ini, ia harus menghentikan ibunya karena begitu ibunya bertemu dengan wali kelasnya, seluruh hidupnya akan berakhir!


Ibu menemui wali kelas Shi Kyung. Ibu heran, apa Ibu Guru itu benar wali kesal Shi Kyung? Ibu lalu berpikir kalau Wali Kelas Shi Kyung sudah ganti. Ibu Guru bilang belum, ibu semakin bingung karena ia pikir guru wali kelasnya laki-laki.

"Saya senang Anda datang juga. Saya mengatakan kepada Shi Kyung kalau saya ingin bertemu ibunya, namun Anda tidak pernah datang. Anda juga tidak pernah mengangkat telepon."

"Apa?"

"Anda pasti tahu.. Shi Kyung memiliki kasus yang parah."

"Kasus parah? Apa maksud Anda? Nilai-nilainya terus naik akhir-akhir ini, dan dia terus belajar setiap malam. Dia begadang mendengar tutoring di internet."

"Nilai Shi Kyung naik?"

Ibu membenarkan lalu menunjukkan raport Shi Kyung yang ia bawa.


Ibu Guru terkejut melihatnya. Lalu adegan meloncat saat Ibu sudah keluar dari ruang guru.


Ibu lemas selama menuruni tangga. Lalu kita diperlihatkan apa yang terjadi. Ibu Wali Kelas menjelaskan pada Ibu kalau Rapirt Shi Kyung itu palsu. Sebenarnya, nilai Shi Kyung tidak pernah naik,  malah turun drastis.


Ibu akan kembali naik, tapi Shi Kyung keburu datang dan memanggilnya. Shi Kyung kesal, kenapa Ibu tidak memberitahu kalau mau ke sekolah?

"Bagaimana dengan wali kelasku? Apa kalian berdua bertemu?" Tanya Shi Kyung.

"Tidak, kenapa?"

"Masalahnya... Guru wali kelasku pergi ke pemakaman. Ibu mungkin tidak bisa menghubunginya."

"Benarkah?"

"Ibu tahu nomor yang kuberikan? Ibu bisa menghubungi nomor itu. Kenapa Ibu datang hari ini? Aku melompati gerbang untuk bergegas menuju ke sini."


Ibu menunjukkan wajah sangat kesal, tapi Shi Kyung tidak menangkap sinyal itu. Ibu lalu menrubah raut wajahnya menjadi biasa, berkata ia mengerti dan akan menelfon nanti.

Ibu lalu bertanya, kenapa Shi Kyung ada disana? Shi Kyung agak bingung mau menjawab apa. Lalu ia berbohong kalau ia sedang membeli buku pelajaran, lalu ia akan pergi ke kafe.

"Bibi bilang Ibu di sekolah, dan Ibu tidak mengangkat telepon. Jadi, aku berlari kesini."

"Baiklah, masuklah."

"Baik. Aku harus giat belajar."

"Dimana buku pelajarannya? Kau tidak membelinya?"

"Buku pelajaran? Buku pelajaran apa? Ahhh! Tidak tersedia disana. Aku akan pergi ke toko buku lainnya besok."

"Baiklah. Masuklah."


Ibu pergi, lalu Shi Kyung menghubungi seseorang, ia memanggilnya Hyung.

"Ibuku mungkin akan meneleponmu nanti. Ah, gimana ya.. Lupakan! Aku akan ke sana."


Shi Kyung akan kesana tapi ia dihadang oleh geng pembully.


Shi Kyung lalu dibawa ke belakang sekolah. SI Ketua memojokkan Shi Kyung. SHi Kyung memohon agar ia dilepaskan.

Si Ketua itu adalah peringkat pertama di sekolah, ayahnya seorang yang memiliki andil besar di sekolah.


Si Ketua tidak ingin raportnya tercoreng dengan kasus perkelahian itu, jadi ia mengancam Shi Kyung untuk bekerja sama.

"Jika kau hadir sebagai saksi... Kau akan mati. Mengerti? Mengerti?"


Shi Kyung hanya menatap tajam ketua. Ketua kesal dan berikutnya ia melihat wajah Shi Kyung ada memar di beberapa bagian.


Shi Kyung saat ini ada di tempat Hyung yang tadi di telfonnya. Hyung kesal, kenapa ia yang Shi Kyung pilih untuk menyamar sebagai wali kelasnya?

"Apa kau tidak cukup tidur di sekolah hari ini? Kau sangat sensitif. Kau bilang ibumu tidak pernah bertemu guru wali kelasmu. Apa ada hal lain yang terjadi padamu?

"Tidak."

"kalau Tidak ya sudah! Yaa! jangan kemari dan jangan mengotori tempat ini. Aku muak dan lelah menghadapi amarah anak-anak pecundang."

"Aku merasa ada yang tidak beres."

"Hei, hei. Hati-hati. Akhir-akhir ini kau paling banyak memalsukan nilai-nilaimu. Bukankah itu sebuah kejahatan?"

"Itulah yang kukatakan. Kupikir aku sudah keterlaluan. Aku punya firasat buruk tentang ini dan itu."


Hyung menenangkan, makan saja ramyeonnya dan nanti kalau sudah selesai, jangan lupa di buang bungkusnya.


Shi Kyung baru mulai akan memakan ramyennya dan tiba-tiba Ibu menghubungi Hyung. Shi Kyung menyuruh Hyung menjawab seperti apa yang ia katakan pada ibunya tadi.

"Apa? Anda ingin datang kemari?" Ulang Hyung.

Shi Kyung panik, jangan! Jangan! Lalu Hyung berbohong kalau ia tidak ada di Seoul sekarang tapi di Jeju.


"Saya berada di Pulau Jeju sekarang. Guru wali kelas." Kata Ibu dan tiba-tiba muncul di depan mereka.


Shi Kyung tidak tahu apa yang terjadi sampai ia melihat eksresi terkejut Hyung. Ia lalu memandang ke depan dan tak kalah terkejutnya. Shi Kyung sampai menumpahkan ramyeonnya dan itu mengenai kaki Hyung. Hyung teriak kepanasan.


Ibu menyuruh Shi Kyung pulang dan menunjukkan Tutoring Internet yang ada di komputernya. Shi Kyung menjawab tidak bisa. Ibu kesal, kenapa tidak bisa? Sebenarnya pelajaran seperti apa itu? Kenapa nilai Shi Kyung sangat rendah meskipun sudah menontonnya setiap malam? Apa yang sudah Shi Kyung tonton sampai membuat Shi Kyung berai memalsukan nilai-nilainya?

"Tidak. Ibu tidak boleh melihatnya... Ini akan menaikkan darah tinggimu."

"Itu video porno, ya?!"

"Ibu! Bagaimana Ibu bisa mengatakannya dengan suara keras? Apa Ibu menontonnya saat aku tidak di kamar? Ibu tidak boleh melakukannya."


Ibu benar-benar marah, tadinya ia hanya menebak tapi tidak tahunya itu benar. Ibu lalu memeukuli Shi Kyung untuk meluapkan kemarahannya. Shi Kyung kesakitan dan Ibu pun berhenti.

"Kudengar kau menduduki peringkat nomor satu dalam memainkan game itu. Apa? Kau sedang menonton kuliah internet sepanjang malam? Bermain game dan menonton film porno!"

"Ibu! Jangan gunakan kekerasan. Gunakan kata-kata aja."

Shi Kyung menahan tangan Ibu yang akan memukulnya. Ibu tidak kehabisan cara, ia menendang kaki Shi Kyung.

"Kata-kata, pantatmu! Kata-kata hanya digunakan untuk manusia saja. Apa kau manusia? Kau manusia?"

"Semua temanku melakukannya!"

"Kau mau kemana? Mulai hari ini, hentikan itu semua."


Ibu kemudian mendapat telfon, dari kantor polisi. Shi Kyung akan melepaskan pegangan ibunya saat ibunya fokus tapi ia gagal, ibunya sadar.

"Apa? Apa katamu?!" Kata Ibu terkejut.


Ternyata yang di kantor polisi adalah Shi Young. Ibumengajak Shi Kyung kesana untuk membebaskan Shi Young. Shi Young ditangkap bersama teman-temannya yang juga berdandan aneh.


Ibu tidak mengerti, kenapa Shi Young melakukannya? Sungguh! Kenapa?!

"Apa yang telah kulakukan?"

"Lihatlah! berkelahi dengan mahasiswa."

"Itu bukan perkelahian. Kami berkelahi gara-gara dia mendapat goresan kecil dan mahasiswa itu yang bereaksi berlebihan. Sangat menganggu!"


Shi Kyung juga bereaksi. Apa Shi Young ingin memakai sampah dan bertindak seperti sampah?

"Apa katamu? Sampah?"

Mereka akan beradu mulut tapi Ibu buru-buru membentak mereka untuk berhenti.


Ibu lalu mendapat telfon dari Bibi Jung Soo. Perasaan sudah gak enak.


Mereka kemudian pulang ke kafe. Disana sangat berantakan, Bibi Jung Soo menangis.

"Listrik menyala, jadi aku keluar sebentar. Orang-orang aneh ini ikut masuk. Eonni. Mereka adalah orang-orang yang meminjami kita uang saat kita putus asa."

"Aku memohon agar mereka menunggu sebentar lagi." Jawab Ibu.

Ibu terduduk lemas. *Ini sih sudah jatuh, tertimpa tangga pula.


Di rumah Ibu menjawab telfon disaksikan yang lain.

Ibu: Maaf. Maafkan aku. Aku menggunakan warisan ayah anak-anak sebagai jaminan. Maaf. Aku sangat menyesal.


Shi Kyung bertanya, siapa? Ibu menjawab nenek. SHi Kyung bertanya lagi, kenapa nenek menghubungi mereka?

"Apa ini juga terjadi pada rumah nenek?" Tanya Shi Young.

"Ayo kita pindah." Ajak Ibu.

Shi Young terkejut, apa? Ibu menjelaskan, ia pikir mereka tidak punya tempat untuk pergi, tapi mereka punya, jadi mari pindah saja!

"Ibu, apa kau serius?" Tanya Shi Young.

"Kemana kita pergi dan kapan? Aku harus hadir sebagai saksi." Kata Shi Kyung.

"Kita akan segera pergi begitu rumah ini disita oleh Bank." Jawab Ibu.

Shi Young menolak mentah-mentah karena itu artinya ia juga harus pindah sekolah. Ibu menegaskan, mulai sekarang ia tidak ingin mendekar apa yang tidak ingin atau mereka inginkan karena itu adalah hal mewah untuk mereka semua sekarang ini.

"Orang-orang bilang kau perlu mati dan hidup kembali beberapa kali untuk menjadi dewasa. Anggap ini kematian, dan dengarkan Ibu." Lanjut Ibu.

"Sebenarnya kita mau pergi kemana? Kemana kita akan pergi? Kau menakut-nakuti kami seperti ini." Teriak Shi Young karena Ibu buru-buru masuk kamar.
>

1 komentar:

avatar

Kkyaaaa... Kai oppa. Semangat unnie. Ditunggu kelanjutannya


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search