-->

Sinopsis Lookout Episode 24

- Juni 30, 2017
>
Sinopsis Lookout Episode 24

Note: Maaf lagi eror, gambarnya menyusul..

Soo Ji menemui Se Won di tempat les diam-diam. Ia ingin menanyakan sesuatu, ia tahu Se Won dan Shi Wan satu sekolah, bahkan satu kelas. Tapi ia tidak menyangka mereka teman dekat.

"Aku tahu yang Ahjumma pikirkan. Eomma dan juga Ahjumma... mengira Shi Wan membunuh Yu Na. Tapi, tidak ada bukti. Kalian tidak boleh mencurigai seseorang tanpa bukti. Sejauh yang aku tahu, Shi Wan.. tidak seperti yang Ahjumma pikirkan."

"Se Won-ah."
"Dia satu-satunya yang memahami aku."

"Yoon Shi Wan satu-satunya yang tertawa setelah insiden Yu Na."

"Itu tidak mungkin."

"Dia mengatakannya sendiri padaku. Bagaimana aku tidak tertipu olehnya padahal semua orang memercayai dia? Dia mengaku membunuhnya. Se Won-ah, Yoon Shi Wan.. tidak memiliki empati terhadap orang lain. Kepadamu pun, dia pura-pura berempati."

"Ahjumma tidak akan mengerti rasanya hidup seperti tak tampak. Tidak tahu rasanya saat orang lain memiliki teman.. tapi aku selalu makan sendirian begitu. Aku pura-pura menikmatinya, meyakinkan diri itu lebih baik dan nyaman. Tapi, aku tetap membenci diri sendiri yang tidak pandai berteman. Tapi, Shi Wan mengatakan dia memahami perasaanku. Tidak mungkin itu bohong."

Soo Ji buru-buru pulang, ia meminta Bo Mi memeriksa CCTV sekolah, ia mencurigai sesuatu soalnya. Saat mereka memutar CCTV, terlihat beberapa kali Shi Wan melihat CCTV lalu menghindar, artinya Shi Wan tahu sedang diawasi.

"Tapi selama ini pura-pura tidak tahu." Lanjut Soo Ji.

"Jadi, dia merencanakan sesuatu secara rahasia."

Soo Ji menyadari rencana Shi Wan, Shi Wan sengaja mendekati Se Won karena Se Won adalah kenalannya.

Bo Mi: Jangan bilang... sesuatu yang mengerikan akan terjadi lagi?

Soo Ji: Kita akan menghentikannya.

Eun Joong dibebaskan karena mengaku. Tapi ayahnya mengingatkan, Eun Joong harus siap menjalani interogasi kapan saja.

"Bisakah kau katakan padaku alasanmu melakukannya?"

"Aku tahu sudah memilih metode yang salah, tapi aku hanya melakukan yang kuyakini benar. Begitulah juga cara ayah hidup."

"Kuharap itu sesuatu yang sebanding, sampai kau mempertaruhkan pekerjaanmu. Kau pulanglah duluan. Aku masih harus bekerja."

"Apakah mengerjakan kasus yang Ayah bilang itu? Kasus apa? Adakah hubungannya dengan Hak Asasi Manusia?"

"Kita bicarakan nanti."

"Ya."

Soo Ji pura-pura mengantar paket ke rumah Shi Wan. Kebetulan di rumah hanya ada pembantu saja. Soo Ji menyampaikan kalau paket itu pesanan Nyonya Park yang memintanya untuk memasang di kamar puteranya.

"Samunim tidak berpesan apa-apa." Jawab Bibi.

"Bukankah nama beliau Park Yun Hee?"

"Oh, ya benar. Kamar Tuan Muda di lantai dua."

"Terima kasih."

Bibi lalu menunjukkan kamar Shi Wan. Soo Ji meletakkan paketnya disana dan ia meminta bibi untuk mengambilkan segelas air. Bibi pun kembali turun untuk mengambilkannya.

Soo Ji mulai memeriksa kamar Shi Wan, tapi sebelumnya ia bertanya pada Bo Mi soal keadaan disana. Bo Mi menangkan karena Nyonya Park masih sibuk berbelanja.

Bibi menelfon Nyonya Park, mengabari kalau ada paket. Nyonya Park bingung, paket apaan?

Ketua MA kembali menemui Byung Jae. Byung Jae bertanya, apakah Ketua MA menyampaikan apa yang ia inginkan pada Yoon Seung Ro (namanya tidak pernah disebut sih, hanya 'dia' bilangnya)? Apa yang 'dia' katakan? 'Dia' mau membantu? Ia tahu, mustahil baginya untuk bebas, tapi bagaimanapun 'dia' harus memberinya tunjangan agar keluarganya bisa bertahan.

"Nam Byung Jae-ssi, bukankah selama beberapa hari kau tidak mendapat telepon dari istrimu?"

"Bagaimana Anda bisa tahu?"

"Nam Byung Jae, istrimu sedang diselidiki akibat tindak penyuapan."

"Apakah ini perintahnya? Tapi, kenapa? Aku sudah melakukan semua yang dia perintahkan! Aku menangkap mata-mata sesuai instruksinya. Aku menculik saksi sesuai perintahnya. Aku bahkan membunuh sesuai keinginannya. Siapa lagi yang akan bekerja seloyal diriku? Apa kesalahanku padanya? Dia tidak bisa melakukan ini padaku!"

"Cara menyelamatkan keluargamu, pikirkanlah."

Ketua MA langsung keluar.

Bo Mi memberitahu kalau Nyonya Park keluar dari pusat perbelanjaan. Membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke rumah, ia memerintahkan Soo Ji keluar dalam 5 menit.

Soo Ji mengerti, ia bersiap keluar, tapi malah menemukan gambar Shi Wan yang menarik. Ada dua gambar, gambarnya bersama Yu Na dan gambar Shi Wan saat mendorong Yu Na. Soo Ji menangis melihatnya.

Do Han ada di penjara, ia terkejut melihat Ketua MA keluar dari sana. Ia lalu menanyakannya pada Eun Joong.

"Oh, mungkin karena menangani kasus sebagai pembela. Tapi aku tidak tahu kasus apa. Kenapa memangnya?"

"Hanya bilang. Aku hendak menemui Nam Hyeongsa dan melihat ayahmu, makanya aku tanya. Aku penasaran pria macam apa yang dibela oleh mantan Ketua MA."

Bo Mi meminta Soo Ji bergegas karena Nyonya Park hampir sampai. Soo Ji selesai mengamati gambar itu, ia langsung memotretnya.

Nyonya Park bergegas masuk ke rumah. Ia bicara pada bibi, ia tidak memesan apa-apa kok ada paket?

"Sebab itu, saya merasa aneh, lalu menelepon Anda."

Nyonya Park lalu ke kamar Shi Wan diikuti bibi. Ia melihat paket yang datang lalu menyuruh bibi untuk menelfon polisi.

Nyonya Park mengamati keadaan kamar Shi Wan dan ia menemukan gambar itu. Ia terkejut lalu menutup wadahnya kembali.

Saat itulah Soo Ji muncul, "Kau tidak terkejut melihat gambar itu. Kau sudah tahu putramu itu seperti apa. Kau tetap melindungi putramu."

Soo Ji melepaskan Nyonya Park, ia memperingatkan kalau Shi Wan akan melakukan sesuatu lagi, Apa Nyonya Park akan terus pura-pura tidak tahu?

"Kau itu buronan. Kau tidak pantas bicara seperti itu! Tidak peduli yang kau katakan, dia tetap putraku. Kalau sampai kau melukai putraku, tidak akan kubiarkan kau hidup."

Nyonya Park memanggil bibi, menanyakan soal polisinya. Lalu Bo Mi memberitahu kalau mobil polisi sedang menuju kesana. Soo Ji pun bergegas keluar.

Nyonya Park terduduk syok sepeninggal Soo Ji. Tapi ia tersadar, ia lalu menyembunyikan gambar itu.

Do Han belum sempat bertemu Byung Jae, karena Byung Jae ditemukan meninggal di selnya.

Byung Jae diberitakan meninggal karena gantung diri. Eun Joong terkejut mendengar berita itu.

Saat Yoon Seung Ro menonton berita yang sama, Nyonya Park menelfonnya perihal Soo Ji.

Di rumah sudah banyak polisi, mereka melakukan penyelidikan sidik jari dll. Nyonya Park tidak mengatakan apa yang Soo Ji katakan tadi pada Shi Wan maupun Yoon Seung Ro.

"Apa mungkin, dia memasang CCTV rahasia lagi seperti waktu itu? Polisi sedang memeriksa, jadi pasti segera ketahuan." Tanya Nyonya Park.

Shi Wan: Bagaimana bisa dia masih belum tertangkap? Polisi sepertinya sangat tidak kompeten.

Yoon Seung Ro: Kau pasti kesal karena ibumu syok berat. Bukannya mereka tidak mampu, hanya menunggu waktu yang tepat. Tunggulah sebentar.

Polisi akan memeriksa sebuah bingkai kosong tapi Shi Wan melarangnya, tidak ada apa-apa disana, hanya hasil gambarnya.

Nyonya Park: Kau selalu bilang akan meletakkannya di sana, kenapa sampai sekarang masih kosong?

Shi Wan: Aku akan segera menggambar sesuatu.

Soon Ae menjelaskan pada Eun Joong, Byung Jae bunuh diri dengan meninggalkan surat merasa bersalah pada keluarganya. Eun Joong bertanya, tidak ada hal yang aneh kan?

"Ya. Hal terakhir yang dia lakukan hanya bicara dengan pengacaranya."

"Siapa pengacaranya.?"

"Pengacara Kim Jae Man."

"Siapa?! Yakin namanya Pengacara Kim Jae Man?"

"Ya. Tolong berhentilah bertanya. Investigasimu belum berakhir sepenuhnya."

"Ya, aku mengerti."

Eun Joong langsung menghampiri ayahnya yang saat ini sedang membaca (membaca password Byung Jae), tapi saat Eun Joong datang, ia langsung menutup bukunya.

"Apakah klien yang Abeoji maksud adalah Nam Byeong Jae Hyeongsa? Bagaimana Abeoji bisa mengenal orang itu?"

"Salah seorang kenalanku yang meminta."

Ayah Eun Joong tidak ingin ditanya lebih jauh, ia langsung pemit tidur.

Yoon Seung Ro meminta Pengacara Oh bertemu. Ia mengakui, ia yang meminta pihak kejaksaan untuk menyelidiki Pengacara Oh tapi ia yakin Pengacara Oh sudah mengetahuinya dari Do Han.

"Kau sudah diperdaya olehnya."

"Diperdaya?"

"Jang Geomsa datang padaku dan berkata bahwa kau bertemu dengan Kongres Chae."

"Inikah alasan Anda bersikap begini padaku?"

"Kita berdua... telah diperdaya olehnya."

"Jang Geomsa... punya alasan apa melakukannya?"

"Dia menyimpan dendam besar padaku."

"Kalau begitu... ini pasti pembalasan dendamnya."

Kilas Balik...

Yoon Seung Ro terlambat, Pengacara Oh sebelumnya sudah bertemu dengan Do Han. Do Han memberitahu Pengacara Oh kalau Yoon Seung Ro akan segera datang dan mengajaknya berbaikan.

"Tidak ada gunanya lagi sekarang." Jawab pengacara Oh.

"Bujangnim akan menjadi saksi dalam jajak pendapat, dia mengetahuinya."

"Pria itu memang tahu segalanya."

"Anda harus hati-hati."

"Kenapa?"

"Bujangnim, tahu Nam Byung Jae Hyeongsa, 'kan? Kelihatannya hubungan antara Geomsajangnim dan Nam Hyeongsa... Bujangnim mengetahuinya. Soal kasus Kim Woo Sung pun, kelihatannya Nam Hyeongsa yang melapor padanya, 'kan?"

"Ya, aku kenal baik Nam Byung Jae. Kenapa?"

"Masalahnya, detektif itu... barusan tewas."

"Tewas? Kenapa?"

"Dia memiliki bukti yang tidak diinginkan Geomsajangnim. Dia (Nam Hyeongsa) coba bernegosiasi, tapi justru ditikam dari belakang. Padahal aku sudah mengatakan padanya, kalau ingin hidup, dia harus bicara jujur."

Kilas Balik selesai...

Yoon Seung Ro melanjutkan, Do Han telah memperdayanya seperti anak-anak dan ia sama sekali tidak meyangkanya. Ia mengajak Pengacara Oh melupakan segala perselisihan masa lalu.

"Saya sedang dalam proses memulihkan rasa sakit, dan Anda ingin melupakan saja? heheh"

"Apa yang kau ingin kulakukan... untuk menebusnya?"

Do Han menelfon Soo Ji, mengabari soal tewasnya Byung Jae. Soo Ji terkejut mendengarnya, soalnya tiba-tiba sekali. Do Han melanjutkan, Yoon Seung Ro  yang memaksanya.

Soo Ji bercerita, hari ini ia ke rumah Yoon Seung Ro, ia menemukan hasil gambar Yoon Shi Wan di kamarnya. Gambar saat dia mendorong Yu Na dari atap. Ini saja tidak cukup, 'kan?

"Kurasa tidak. Tapi, bukti-bukti bila dikumpulkan jadi satu, akan membawa pada petunjuk besar. Jajak pendapatnya besok."

"Aku tahu."

"Kuharap kau melihatnya langsung. Ada sesuatu yang harus kau ketahui."

"Apa itu?"

"Besok kau akan mengetahuinya."

Kyung Soo pulang dari upacara pemakaman ibunya. Ia menelfon ayahnya untuk istirahat dan mengajak ketemuan akhir pekan ini, ia ingin menunjukkan suatu tempat.

Selanjutnya, Kyung Soo mencari apertemen di ponselnya, tapi ia mengantuk berat sampai beberapa kali tertidur.

Kyung Soo berjalan ke kamarnya, ia setengah tertidur jadi tidak lihat kalau ada Bo Mi tidur disana. Bo Mi  teriak karena Kyung Soo mendadak berbaring disana.

"Kau gila? Kau sudah tahu aku selalu tidur di sini, apa yang kau lakukan?"

"Bukan begitu, kau salah paham. Salah paham. Aku mengira ini kamarku."

"Kau bilang aku bebas melakukan apa saja di sini."

"Benar, tapi... aku sudah terjaga selama beberapa hari, jadi pikiranku tidak fokus. Sungguh. Aku tidak bohong."

"Kau semestinya istirahat sebentar! Bagaimana kalau kau sampai pingsan atau semacamnya?"

"Mana mungkin sempat? Aku harus mengirim pergi ibu yang telah kucari bertahun-tahun lamanya. Mana bisa tidur?"

"Eommoni... sudah kau antar dengan baik?"

"Kurasa begitu. Tapi aku tahu ibuku sudah merasa damai atau belum."

Bo Mi pun mengalah, ia menyuruh Kyung Soo tidur disana sementara ia akan tidur di sofa. Kyung SOo menolaknya, wanita harus tidur dengan nyaman.

Kyung SOo akan kembali ke sofa tapi Bo Mi menarik tangannya, "Tidur saja di sini. Kau sudah begadang berhari-hari. Kau harus istirahat dengan nyaman."

Pagi-pagi Soo Ji mendatangi Bo Mi, niatnya sih untuk menanyakan soal Kyung Soo, tapi ia malah melihat sesuatu yang tidak semestinya.

"Hei, kalian!"

Anehnya mereka berdua sama sekali tidak terkejut kepergok sama Soo Ji. Soo Ji heran, bukannya Bo Mi selalu menyebut Kyung Soo idiot?

"Dia memang idiot. Tapi, dia juga manis."

Kyung Soo mengangguk setuju. Soo Ji lalu menanyai Kyung Soo, bukannya Kyung Soo selalu bilang kalau Bo Mi itu penyihir?

"Dia memang suka mengomel, tapi dia cantik, jadi tidak masalah."

Soo Ji sudah menduganya, pasti akan begini jadinya.

Soo Ji meninggalkan mereka berdua. Kyung Soo membisiki Bo Mi, ia ingin mengajak Bo Mi ke suatu tempat nanti.

"Ke mana?"

"Tempat yang membutuhkan sentuhan wanita." (LoL)

Kyung Soo mengajak Bo Mi memilih rumah. Kyung Soo menyerahkan keputusan pada Bo Mi. Bo Mi menyukainya lalu ia bertanya pada agen.

"Apakah kondisinya bagus? Tidak ada kerusakan atau kekurangan fatal? Jangan sampai pemiliknya sedang terlilit utang."

"Jangan mencemaskan itu. Pemilik rumahnya tidak terlilit utang. Kalian dalam usia yang matang. Dia juga cantik, tidak kurang apa-apa."

Kyung Soo pun memutuskan untuk menyewa rumah itu.

Bo Mi bertanya, rumah itu untuk apa? Sebagai informasi, ia baru akan menikah umur 30 tahun nanti.

"Apa? Itu untuk kutinggali bersama keluargaku. Apa kau berpikir, aku menyewanya untuk kita." (Wkwkw)

"Kapan aku bilang begitu? Kau sudah gila, ya?"

"Tunggulah. Aku akan memberimu sesuatu yang lain."

Kyung Soo memenangkan banyak boneka berbagai ukuran untuk Bo Mi dari mesin capit.

Se Wonmengajak Shi Wan bicara berdua. Sebelumnya, ia sudah ingin menanyakannya tapi merasa tidak enak. Shi Wan sungguh tidak membunuh Yu Na, kan?

"Apa mungkin... detektif itu menemuimu?"

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Dia ke rumahku. Dia menyusup ke kamarku dan mengancam ibuku."

"Ahjumma bukan orang seperti itu."

"Aku juga tidak ingin menyinggungmu, tapi itu kebenarannya."

Shi Wan lalu menyarankan agar kedekatan mereka dirahasiakan dari orang lain. Bukan apa-apa sih, Se Won satu-satunya orang yang bisa iaajak bicara di sekolah, ia tidak ingin kehilangan teman seperti Se Won.

"Kau belum menjawabku. Apa kau... membunuh Yu Na?"

"Tidak." Jawab Shi Wan sambil tersenyum.

Saat pulang sekolah, Soon Ae menelfon Se Won seperti biasa. Se Won menerimanya dengan malas soalnya hanya mengingatkan untuk makan.

"Se Won-ah. Kau... sungguh tidak berteman dengan Yoon Shi Wan, 'kan?"

"Ya. Pasti ada alasan Eomma dan Ahjumma melarangku melakukannya."

"Untuk pertama kalinya kau mengatakan sesuatu yang benar. Tidak bisakah kau terus seperti itu?"

"Aku buru-buru. Sudah dulu, ya."

"Ya, perhatikan jalanannya dan langsung pulang ke rumah..."

Shi Wan menghampirinya saat Se Won menutup telfon. Soo Ji masih memperhatikan mereka dari jauh.

Se Won curhat soal ibunya tapi Shi Wan hanya mendengarkannya setengah hati, ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Apa kau lihat? Perhatikan baik-baik. Kau tidak akan bisa melakukan apa-apa seperti saat itu."

Yoon Seung Ro sampai di tempat jajak pendapat. Reporter mengerumuninya bertanya soal kasus Miseo-dong juga kasus Yu Na.

"Aku akan menjawab semuanya dalam jajak pendapat." Jawab Yoon Seung Ro lalu melangkah masuk.

Do Han menelfon seseorang, "Aku berjanji membawakan tiga saksi pada Kongres Chae. Maaf karena hanya bisa membawakan dua."

Detektif menerobos masuk ke ruangannya tanpa mengetuk. Mereka ditugaskan untuk menangkap Do Han atas tuduhan memalsukan dokumen dan mengacaukan investigasi.

Do Han mambaca surat perintah penangkapannya. Detektif lalu memborgolnya. Do Han tersenyum lebar tapi kemudian memasang tampang marah.
>

1 komentar:

avatar

ya do han nya ko di tangkap? makin seru aja ini drama...tetap semangat nulisnya mba diana.ditunggu sinopsis ep selanjutnya..


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search