-->

Sinopsis Lookout Episode 23

- Juni 30, 2017
>

Sinopsis Lookout Episode 23

 Sumber Gambar: MBC
 

Soo Ji dan kyung Soo mengikuti Byung Jae sampai ke gunung. Bo Mi merasa Byung Jae mendaki bukit tapi ia tidak bisa menjangkau CCTV di sana. Kyung Soo melihat navigasi, Jarak Byung Jae kurang dari 50 meter dari mereka.

Soo Ji: Berarti dia memang mendaki bukit itu.

Kyung Soo: Kenapa... ibuku di sana?


Kyung Soo langsung turun dan mendaki bukit itu. Soo Ji mengikutinya, sebelumnya ia meminta Bo Mi untuk memantau CCTV karena bisa saja Byung Jae kabur dari jalan lain.


Byung Jae memiliki tempat yang dituju karena ia kelihatan melangkah dengan mantap.

Suara Do Han: Sekarang, Nam Hyeongsa mendadak membelot dan tim sedang melacaknya. Saya rasa, karena takut kesaksian Kim Geomsa akan mengungkap semuanya, dia mencoba melenyapkan jejak tanpa diketahui siapapun.

Byung Jae menemukan sebuah pohon. Dipohon itu ada tandanya.

Bo Mi memberitahu yang lain, Byung Jae sudah ketemu, Dia sudah keluar dari sana. Ia rasa, dia menemukan yang dicarinya.


Byung Jae membawa sebuah koper di jok belakang mobilnya, ia menuju sungai.  Sampai di sana, ia memasukkan beton ke koper tersebut.


Kyung Soo dan Soo Ji mencarinya tapi mereka kehilangan jejak. Bo Mi juga tidak tahu dia dimana karena terlalu gelap disana.


Byung Jae siap membuang koperitu kedalam sungai, lalu Yoon Seung Ro menghubunginya.

"Kuharap, kau tidak bertindak bodoh."

"Saya akan mengurusnya."

"Kubilang lakukan sesuai instruksiku."

"Ya, sebab itu, semua perkataan Geomsajangnim selalu saya laksanakan. Saya menyiksa... bahkan membunuh."

"Kalau itu, keputusanmu sendiri."

"Ya, dan begitulah saya mempertahankan pekerjaan saya. Tapi bila terjadi kesalahan, hanya saya yang jatuh, bukan begitu? Sebab itu, Anda amat tenang."

"Apa maksudmu?!"

"Jang Geomsa mengatakan semuanya pada saya yang Geomsajangnim lakukan pada Oh Bujang. Mulai sekarang, saya akan mengurus diri sendiri."


Tepat saat itu Soo Ji menyarngnya. Byung Jae mencoba menembak tapi SOo Ji berhasil menghalanginya. Karena mereka bergelut, koper itu jatuh ke sungai, Soo Ji akan mengambilnya tapi Byung Jae lari, maka ia memutuskan untuk mengejar Byung Jae.


Kyung Soo datang tepat waktu, ia mengambil koper itu. Disana ada syal ibunya yang adalah hadiah darinya. Kyung Soo menangis pilu sambil memanggil-manggi ibunya.


Soo Ji dan Bo Mi yang melihatnya juga ikut menangis.


Jin Ki menghubungi Byung Jae tapi tidak dijawab. Soon Ae tidak habis pikir, Interogasi Eun Joong belum selesai sampai sekarang. Tapi dia pergi tanpa izin dan sekarang tidak bisa dihubungi?

"Hei, aku sudah mengingatkan dia kemarin, tapi kurasa dia menganggapnya gurauan."


Soo Ji menghubungi Soon Ae, setelah memborgol Byung Jae di mobil. Pertama, ia minta maaf pada Soon Ae.

"Tidak usah minta maaf. Kau dan Kim Geomsa sebenarnya sedang merencanakan apa?"

"Kim Geomsanim kenapa?"

"Bukan apa-apa. Seorang buronan yang setiap hari menelepon polisi sepertimu, dan Kim Geomsa yang berusaha menangkap seseorang untuk dirimu, aku tidak bisa memahami kalian."

"Anu, Timjangnim, aku sungguh minta maaf. Tapi aku ingin minta tolong. Aku menangkap seorang pelaku pembunuhan yang berusaha membuang mayat korbannya."

"Kau sekarang ini sedang apa lagi?"

"Kasus hilangnya ibu rumah tangga tahun 2007, pelaku kasus itu, Timjangnim juga mengenalnya. Nam Byung Jae Hyeongsa. Tolong buktikan pula bahwa dia berusaha membunuhku."

"Kau tahu dalang di baliknya?"

"Yoon Seung Ro. Kumohon, Timjangnim."


Yoon Seung Ro menutup telfonnya, ia memandang Do Han. Ia mempertanyakan maksud Do Han yang mengatakan omong kosong pada Byung Jae.

"Apa... maksud Anda?"

"Nam Hyeongsa goyah karenamu. Lalu, kau datang padaku dan membuatnya menelepon dia. Kau tidak akan bisa membuktikan apa-apa dengan trik rekaman kecuali soal aku memang mengenalnya. Kenapa kau melakukannya? Kau merekamnya?"

"Anda terlambat menyadarinya. Bagaimanapun sekarang, Tim Investigasi Gabungan pasti sudah pergi menangkap Nam Hyeongsa. Saat dia tertangkap basah tengah berusaha membuang mayat itu, kemudian mereka pun akan menemukan file rekaman miliknya. Sekalipun Geomsajangnim pasti bisa memusnahkan bukti itu dengan mudah, namun... Anda harus hati-hati. Detektif kepolisian membunuh seseorang. Tentu media akan meributkan hal ini. Lalu, bila Anda berusaha melakukan sesuatu melebihi kuasa, Anda mungkin tidak akan sanggup menanggung resikonya. Sedangkan jajak pendapatnya.. tinggal beberapa hari lagi. Malangnya, Geomsajangnim kita."


"Kau rupanya. Kau menyembunyikan identitasmu... dan sengaja mendekatiku."

Do Han ketawa lebar, "Ya. Aku... putra Lee Shin Hyuk."


Soon Ae menemukan Byung Jae di pinggir sungai dengan kondisi tangan diborgol dan mulut dilakban. Soon Ae membuka lakban mulut Byung Jae.

"Temukan Jo Soo Ji dulu. Cepat, aku yakin dia belum jauh. Cepat!" Teriak Byung Jae.

"Beraninya kau teriak-teriak sekarang!?"


Jin Ki membuka koper yang ada disana dan ternyata itu sisinya tulang belulang. Soon Ae kembalu meneriaki Byung Jae, bagaimana Byung Jae akan menjelaskannya?


Kyung Soo dan Soo Ji mengawasi mereka dari jauh.

"Sekarang karena dia sudah tertangkap, yang terjadi pada ibuku, alasan dia menyembunyikan, akankah aku mendapat jawaban?"

"Tentu."

"Kalau begitu ibuku... pasti sudah tenang di sana, 'kan?"

"Aku yakin karena kau sudah mencarinya tanpa menyerah, dia pasti berterima kasih."

Kyung Soo kembali meneteskan airmata.


Byung Jae tutup menutup mulutnya rapat-rapat saat diinterogasi mengenai tulang-tulang itu padahal hasil otopsisudah keluar.


Soon Ae mendekati Byung Jae, apa Byung Jae akan terus diam seperti ini? Jika Byung Jae memiliki sedikit kesadaran akan profesinya sebagai detektif, seharusnya mengakulah dan kooperatif dalam interogasi.

"Pergi saja tangkap Jo Soo Ji daripada melakukan ini."

"Kenapa? Karena Jo Soo Ji tidak terbunuh saat itu membuatmu sedih? Terakhir kali aku masih melepasmu, tapi kali ini tidak lagi."


Soon Ae masuk ruang kontrol mendekati Do Han, menjelaskan kalau Byung Jae tertangkap dilokasi tapi tidak mau mengaku. Do Han memprofokasi Soon Ae, penculikan, pembunuhan, pembuangan, Byung Jae pasti tidak melakukannya sendirian.

"Kalau begitu, ada yang memerintahkan dia?"

"Tentu saja. Itu alasannya dia tetap tutup mulut. "Aku tidak akan menyebut namamu". "Bantu aku". Dia mengirim isyarat."

"Selama ini, aku selalu merasa Nam Hyeongsa dilindungi seseorang yang berkuasa karena dia selalu bersikap seenaknya sendiri dan tidak pernah berubah. Apa... kau tahu siapa kiranya si pemberi perintah?"

"Aey, aku tidak mungkin membocorkan dugaanku padamu. Nanti malah jadi fitnah. Sekarang, Timjangnim, kau harus menyelidiki secara mendalam dan benar. Untuk bisa memberi perintah, aku yakin mereka saling berjumpa atau menelepon. Aku yakin, kita bisa menemukan sesuatu di ponselnya, bukan begitu?"

"Ya, kami akan memeriksanya."

"Dan juga, aku akan mengurus Kim Geomsa. Lee Timjang uruslah Nam Hyeongsa. Kita harus tahu dalang di belakangnya, dan menangkap dia juga."


Yoon Seung Ro gelisah dengan ancaman Do Han, ia lalu menghubungi Ketua Mahkamah Agung (Ketua MA), yang tak lain adalah ayah Eun Joong.

"Kasus mata-mata Lee Shin Hyuk.. mungkin akan menjadi masalah lagi."


Kyung Soo terlihat ragu dengan ponselnya. Bo Mi mendekat, bertanya sedang apa. Tapi Kyung Soo masih dingin padanya, kenapa Bo Mi peduli?

"Apa kau sudah memberitahu keluargamu kalau kau sudah menemukan ibumu?"

"Nanti juga polisi akan menghubungi mereka.."

"Lalu, kau tidak akan melakukannya?"

"Sekalipun aku yang telepon, tidak lantas mereka akan senang mendengarnya. Appa dan Hyeong tidak peduli padaku, aku kabur dari rumah untuk mencari ibuku, jadi mereka menyerah atasku. Saat aku ditahan akibat kasus peretasan, mereka tidak pernah mengunjungiku. Entah masih bisa disebut keluarga atau tidak."

"Tapi tetap saja kau... bisa bertemu keluargamu kalau memang mau. Lalu, kenapa sulit sekali bagimu menghubungi mereka? Setelah 10 tahun, ibumu akhirnya bisa pulang ke rumah. Haruskah dia juga menyaksaikan keluarganya telah tercerai berai?"


Bo Mi menyentuh bahu Kyung Soo meyakinkannya.

Setelah Bo Mi pergi, Kyung Soo menelfon ayahnya. Ayahnya mengira dirinya sedang terlibat masalah. Kyung Soo tersenyum, membantahnya lalu ia memberitahukan kalau ibunya sudah ketemu.


Ketua MA datang ke rumah Yoon Seung Ro. Ia meminta Yoon Seung Ro lekas mengatakan tujuannya.

"Kami menemukan mayat. Dalam kasus Lee Shin Hyuk, dialah saksinya. Jika kasus ini ramai diperbincangkan, orang akan mengetahui kasus mata-maa itu direkayasa juga. Lalu, mereka akan meyakini Anda bersalah.. telah menghukum Lee Shin Hyuk sebagai mata-mata selagi menjadi penanggungjawab tertinggi kasus tersebut."


Do Han datang ke rumah sakit menjenguk ayahnya. Gwan Woo heran, bagaimana Do Han bisa kesana. Do Han bilang tidak apa-apa toh Yoon Seung Ro sudah tahu semuanya dari dirinya.

"Dia tidak bisa bertindak meski menginginkannya. Dia pasti tidak ingin kasus ayahku mencuat sebelum jajak pendapat."

"Semua saksi... sudah kau dapatkan?"

"Ya. Aku hanya perlu menangkap Yoon Seung Ro."

Do Han menoleh pada Gwan Woo, ia berterimakasih padanya. Gwan Woo menjelaskan kondisi ayah Do Han yang sebentar lagi akan bangun, lalu ia meninggalkan mereka berdua.


Do Han menyentuh tangan ayahnya sambil memandang wajah ayahnya.


Yoon Seung Ro mengingatkan, penangkapan itu adalah kesalahan tapi meskipun Ketua MA tahu tetap menutupinya. Ketua MA menekan semua orang, sehingga permohonan bandingnya selalu ditolak. Lalu, apakah sekarang bukan hanya dunia, tapi Ketua MA juga ingin putranya mengetahui kebenarannya?

"Apa yang kau ingin dariku?"

"Tolong lindungi saya."


Do Han pulang ke rumahnya. Ada pesan masuk dari Soo Ji, menanyakan soal Byung Jae. Ia lalu menelfonnya, menjelaskan kalau polisi akan memeriksa ponselnya segera.


"Baguslah. Bagaimana ayahmu?"

"Kelihatannya baik-baik saja. Barusan aku menjenguknya."

"Hati-hati. Bisa saja Byung Jae Sunbae bukan  satu-satunya kaki tangan Yoon Seung Ro."

"Tak apa. Sekarang aku sudah bisa kembali menjadi anaknya ayahku."

"Selama ini, kau sudah berusaha keras."

"Yoon Seung Ro. Aku akan menangkapnya. Meski terlambat, kebenaran di balik kasus Yu Na pasti akan terungkap. Setelah itu, aku juga.. akan mengakui kesalahanku pada Yu Na, dan menerima hukuman. Tunggulah sebentar lagi."


Joon Pyo menemui Eun Joong, ia kesal apa benar Eun Joong melakukannya, apa sebenarnya yang Eun Joong pikirkan, hah!

"Aku tidak ingin mendengarnya dari Bujangnim."

"Itu hidupmu sendiri, jadi terserah kau mau bagaimana. Tapi apa kau tidak peduli bahwa ayahmu mungkin cemas?"

"Ayahku tidak kuberitahu, jadi tidak perlu kuatir. Jangan bilang..."

"Apa kau pikir beliau tidak akan tahu meski tidak kau beritahu?"


Lalu Ketua MA masuk, ia kesana sebagai ayah Eun Joong, ia datang sebagai pengacara Eun Joong.

"Apa? Tapi Anda tidak membuka firma karena menghindari terseret ke politik. Sungguh Anda ke sini demi aku?"

"Ini dan itu. Aku sedang menangani kasus lain juga." Jawab Ketua MA.


Soon Ae menjelaskan hasil penyelidikannya pada Do Han. Mereka menemukan bahwa Yoon Seung Ro menelfon Byung Jae sebelum tertangkap.

Do Han: Riwayat telepon akan mengungkapnya. Apakah kau sudah memeriksa semua foto, catatan, maupun rekaman suara di ponselnya?

Soon Ae: Ya, sudah kami periksa, tapi tidak ditemukan sesuatu yang khusus. Namun anehnya adalah banyak sekali rekaman suara. Dilindungi oleh password juga.

Do Han: Bagaimana menurut divisi cyber?

Jin Ki: Mereka bisa memecahkan kodenya, tapi butuh waktu setahun.

Do Han: Setahun?

Jin Ki: Passwordnya terdiri dari kombinasi angka, huruf, dan simbol ebanyak 16 karakter. Bahkan pabrikan ponselnya pun tidak bisa membantu.

Soon Ae: Nam Hyeongsa tidak akan suka rela memberitahukan passwordnya, jadi bagaimana?


Ketua MA menemui Byung Jae. Ia datang untuk mendengar pengakuan Byung Jae. Byung Jae bertanya, apa Yoon Seung Ro yang mengirim Ketua MA.

"Aku akan langsung ke intinya. Kalau menginginkan bantuan, kau harus punya sopan santun." Tegas Ketua MA lalu pergi.


Ketua MA menemui Byung Jae. Ia datang untuk mendengar pengakuan Byung Jae. Byung Jae bertanya, apa Yoon Seung Ro yang mengirim Ketua MA.

"Aku akan langsung ke intinya. Kalau menginginkan bantuan, kau harus punya sopan santun." Tegas Ketua MA lalu pergi.


Do Han menemui Byung Jae, sepertinya Byung Jae belum tahu kalau Do Han ingin menghancurkan Yoon Seung Ro. Ia kembali memprofokasi Byung Jae, apakah Yoon Seung Ro akan membiarkannya setelah yang terjadi? Apa Byung Jae pikir dengan tutup mulut begini dia akan membantunya?

"Tidak akan. Tidak ada alasan baginya untuk memercayai Nam Hyeongsa."

"Aku sudah bekerja sangat lama untuknya, lalu sekarang kau bicara seolah mengenalnya lebih dariku."

"Ya, itu karena... dibanding Nam Hyeongsa, aku.. lebih dekat dengannya. Sebab itu aku mendengar dan menyaksikan semuanya. Apa pun tawaran yang ia berikan, jangan terpedaya karenanya. Nam Hyeongsa pasti akan mati di tangannya."

"Lalu Geomsanim tahu yang harus kulakukan untuk bertahan hidup?"

"Jujurlah mengenai hal yang ia perintahkan padamu. Jangan hanya mengatakan pada polisi selama persidangan, tapi manfaatkan juga media dan jadilah saksi di jajak pendapatnya. Gunakan semua koneksi yang mungkin akan membantumu saat mengungkap kebenarannya. Hanya dengan begitu, Nam Hyeongsa tidak bisa dilukai olehnya. Selama ini, dibanding siapapun, tindakan yang selalu ia lakukan pada orang yang tidak lagi dibutuhkannya, kau pasti lebih tahu."


Byung Jae ternyata memberikan password untuk membuka file rekaman suara di ponselnya pada Ketua MA dan Ketua MA meneruskannya pada Yoon Seung Ro.

"Dia menerima tawaran kita. Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Nam Hyeongsa selama ini menerima uang dari para pemilik bar yang mengajukan permintaan padanya. Dia coba menyembunyikannya dengan membuat uang dikirim ke rekening istrinya. Istrinya pun akan ikut dihukum. Tolong katakan pada Nam Hyeongsa bahwa anaknya masih sangat muda. Dia pasti tahu cara untuk membuat istrinya terhindar menjadi kriminal. Pilihan di tangannya."


Do Han datang keupacara pemakaman ibunya Kyung Soo. Kyung Soo melihatnya tapi tidak bisa menyapanya.


Namun saat Do Han akan pulang, Kyung Soo memanggilnya. Kyung Soo menundukkan kepalanya, ia meminta maaf pada Do Han mewakili ibunya. Do Han tersenyum, kenapa Kyung Soo? Bahkan Kyung Soo belum lahir saat itu.

"Kalau ibuku masih hidup, dia pasti juga akan melakukan hal yang sama."

"Kau tidak perlu melakukan ini. Ibumu sudah minta maaf."

"Ibuku sudah melakukannya?"

"Saat dia mencoba meluruskan situasinya. Sudah cukup untukku. Aku yang semestinya minta maaf pada keluargamu."

"Apa?"

"Aku semestinya memberitahumu lebih awal tentang ibumu. Aku tidak bisa cepat memberitahumu karena bagi ibumu.. itu beban yang coba ia tanggung sendiri."

"Aku mengerti. Kita sudah menangkap pelakunya bersama. Bagiku, itu sudah cukup."

"Antarkan ibumu (ke peristirahatan terakhir) dengan baik."


Soo Ji melihat ada yang aneh, Se Won terlihat mendekati Shi Wan.


Tapi Shi Wan cepat-cepat membalik ponselnya saat Se Won datang. Ternyata aku salah, Shi Wan mendekati Se Won di tempat yang tidak ada CCTV-nya.

"Kenapa kau masih belajar di jam makan siang?" tanya Se Won.

"Aku belum menyelesaikan PR-ku."

"Kau memang murid teladan."

Shi Wan lalu mengajak Se Won pergi.


Soo Ji memutar kembali rekaman itu. Ia terkejut saat mendapati Se Won ternyata dekat dengan Shi Wan.


Soo Ji lalu ke sekolah mereka untuk melihat lebih dekat dan ternyata memang benar, Shi Wan dekat dengan Se Won.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search