-->

Sinopsis Lookout Episode 16

- Juni 14, 2017
>
Sinopsis Lookout  Episode 16

Sumber Gambar: MBC


Byung Jae melapor pada Do Han kalau Jin Ku kabur setelah melihat foto yang baru diupload Seo Bo Mi. Kelihatannya diambil di TKP Miseo-dong.

"Miseo-dong, Ian Apartment?"

"Ya."


Seung Ro bertanya apa yang terjadi. Tanpa menutup telfon Do Han menjelaskan, Jin Ku melarikan diri dari rumah penjagaan. Dia pasti pergi menemui korban selamat dari Kasus Miseo-dong. Dia pasti mencoba menyingkirkan saksi. Kelihatannya, Kang Jin Ku memang pelaku aslinya, ia akan mengirim detektif untuk menangkapnya.

"Sebentar. Kau bilang korban selamat itu komplotan Jo Soo Ji."

"Ya."

"Kalau begitu tunggu saja... sampai Jo Soo Ji muncul dulu. Beberapa orang kan menganggap dia pahlawan. Mari kita lihat kali ini dia muncul lagi tidak."

"Tapi, hal itu dapat memberi resiko besar. Seo Bo Mi beruntung lolos dari pembunuhan lima tahun lalu." Kata Do Han berhati-hati.


Seung Ro malah ketawa, semula ia pikir Do Han adalah sosok yang berhati dingin dalam mengambil keputusan. Ia tidak menyangka Do Han bisa emosional begini.

"Menyelamatkan lebih banyak nyawa, bukankah itu pilihan yang lebih baik? Seorang buronan dengan senjata ilegal, berkeliaran di seluruh penjuru negeri selama satu tahun terakhir. Kita harus melakukan apa saja untuk menangkapnya." Lanjut Seung Ro.


Do Han lalu memerintahkan Byung Jae untuk melacak posisi Kang Jin Ku dan tunggu sampai Jo Soo Ji muncul.

"Apa pun yang terjadi di dalam, jangan bergerak sama sekali... sampai dia muncul."


Kyung Soo pulang, ia menemukan Soo Ji tertidur di lantai, maka ia membangunkannya. Kyung Soo sudah menduga ada yang tidak beres saat Soo Ji tidak mengangkat ponselnya.

"Noonim ambruk, dan Bo Mi menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi?"


Soo Ji teringat sesuatu, ia langsung menuju ruangannya untuk memeriksa pistol dan benar saja, pistolnya tidak ada.

"Kita harus menemukan dia. Dia membawa pistol." Kata Soo Ji.


Soon Ae menemukan bukti kalau Jin Ku lah yang membunuh paman Bo Mi, yaitu rekaman CCTV sejam sebelum paman Bo Mu ditemukan meninggal.

"Ini sudah cukup. Kita akan mengautopsi Seo Joo Hwan dan merilis surat penangkapan Kang Jin Ku." Lata Eun Joong.


Jin Ki mendapat laporan kalau Jin Ku kabur.


Jin Ku bertanya, bagaimana Soo Ji bisa mengenal Soo Ji, memang tidak penting sih tapi ia penasaran saja. Bo Mi hanya diam saja.

"Bagaimanapun, baik kau maupun aku sama-sama sedang diburu polisi. Bagaimana kalau mengobrol dengan tenang?"

"Selangkah lagi, aku akan melubangi kepalamu!"

Jin Ku malah tertawa terbahak, "Menakutkan sekali. Ya, kau gadis yang sangat menakutkan. Bagaimana bisa kau tinggal di tempat  kedua orangtuamu meregang nyawa? Aku tidak pernah membayangkan bisa bertemu lagi denganmu di sini."


Bo Mi menanyakan apa salah orangtuanya pada Jin ku hingga Jin Ku taga menghabisi mereka.

"Aey. Kau... pikir kenapa aku membunuh pamanmu? Itu benar. Pamanmu yang menyuruhku melakukan semuanya."

"Jangan bohong! Aku tidak percaya padamu."

"Itu faktanya. Hum? Aku ke Seoul untuk berbagi uangnya dengan Pamanmu. Tapi, aku baru tahu ada saksi yang masih hidup. Aku tidak tahu mereka punya dua anak perempuan. Aku kira Kakakmu itu kau. Ada saksi lain. Saksi lain. Apa kau tidak merasa semestinya kau juga mati saat itu? Tidak. Seandainya pamanmu yang bodoh itu memberi informasi dengan benar (tentang anggota keluarga Seo), kita tak akan bertemu lagi seperti ini. Baguslah kubunuh dia."

Pelan-pelan Jin Ku mengeluarkan pisau dari dalam sakunya.


Soo Ji dan Kyung Soo sudah ada di jalan. Soo Ji melihat foto yang Soo Ji upload. Kyung Soo bertanya, apa Jin Ku sungguh akan ke rumah Bo Mi?

"Dia habis diinterogasi polisi. Tentu dia harus membunuh saksi tersisa."

"Kenapa Noonim bicara mengerikan begitu? Dan, kenapa juga dia (Seo Bo Mi) melakukannya sendirian? Kita kan tim. Dia bahkan mencuri pistolmu. Noona, dia tidak akan melakukan hal yang buruk, 'kan? Aku merasa ada yang tidak beres. Auh, semestinya aku lebih memperhatikan dia."


Bo Mi tak meyangka,alasan Jin Ku membunuh 4 orang ternyata hanya demi uang. Jin Ku terkejut mendengar Bo Mi menyebut itu "hanya", ia mengingatkan paman Bo Mi malah menyuruhnya untuk membunuh keluarga Bo Mi juga demi uang.

"Aku bukan anggota keluargamu, tak masalah buatku. Bukan begitu?"

"Bisa-bisanya kau... Bagaimana bisa?"

"Apa kau pernah merasakan kelaparan? Tentu tidak pernah. Jika pernah, kau tak akan berkata begitu. "Hanya demi uang?" Huh? Kau tidak akan berani bicara seperti itu! Bo Mi-ah. Kau ingin apa dariku? Permintaan maaf? Begitukah?"

"Aku tidak memerlukannya. Aku hanya ingin... menghapus malam itu dari ingatanku. Aku ingin membalaskan keluargaku, dan melupakan apapun yang terjadi malam itu. Itu sebabnya aku memancingmu kemari."


Bo Mi teringat janjinya pada Soo Ji juga kebaikan kyung Soo padanya. Ia tidak mampu untuk menarik pelatuk itu, Jin Ku lalu menyerangnya. Untungnya Bo Mi masih memiliki parfum, jadi ia menyemprotkannya ke mata Jin Ku lalu lari ke kamar dan mengunci pintunya.

Di luar, Jin Ku menggedor-gedor pintu sambil teriak-teriak menyuruh Bo Mi keluar.


Bo Mi melihat bayangan kakaknya, "Seo Bo Mi. Sadarkan dirimu. Apa yang harus kau lakukan?"

"Polisi. Aku harus telepon polisi."

Kakaknya mengangguk. Bo Mi menerogoh sakunya tapi tak ada ponsel. Tapi ia menemukan telfon rumah dilantai, jadi ia menggunakannya untuk menelfon polisi.

"Halo? Miseo-dong, Ian Apartment, Blok A, Unit 403. Seorang pembunuh yang menghabisi nyawa keluargaku sekarang berusaha membunuhku. Tolong cepat datang."


Polisi datang, tapi Byung Jae menghalangi mereka masuk, ia menjelaskan kalau ia juga adalah detektif. Soo Ji dan Kyung Soo mengawasi itu dari jauh. Soo Ji lalu menyuruh Kyung Soo lanjut jalan karena mereka sengaja menunggu dirinya. Dalam perjalanan, Kyung Soo bertanya-tanya, kenapa kiranya polisi kesana? Bo Mi baik-baik saja, 'kan?


Setelah polisi pergi, Byung Jae menghubungi Do Han, menjelaskan kalau Ji tidak di sana dan kelihatannya di dalam terjadi sesuatu karena Bo Mi menelfon polisi.

"jadi kami mengirim mereka pulang dengan alasan sedang menginvestigasi." Lanjut Byung Jae.

"Polisi? Seo Bo Mi?"

"Ya, kedengarannya, dia yang melapor."

Dan Seung Ro menelfon Do Han.


Reporter Kim Myung Mi mendatangi mantan restoran keluarga Bo Mi tapi restorannya tutup. Do Han mengiriminya pesan menggunakan nomor rahasia.

"Jo Soo Ji di Blok A, Unit 403, Ian Apartment, Miseo-dong."

Reporter Kim pun mengajak rekannya untuk segera kesana.


Bo Mi mengganjal pintu dengan apapun yang ada dikamarnya, lalu ia meringkuk di pojokan. Sementara di luar, Jin Ku berusaha keras membuka pintu.


Seung Ro memberitahu istri dan anaknya kalau So Ji meretas ponsel dan komputer Shi Wan. Nyonya Park takut, apa sebenarnya yang mereka rencanakan?

"Kita tidak bisa mencernanya dengan akal sehat." Jawab Seung Ro, lalu ia bertanya pada Shi Wan, apa Shi Wan merasa ada yang membuntutinya? atau ada kejadian aneh menimpa Shi Wan?

Shi Wan menjawab tidak ada. Ia bahkan menenangkan ibunya, sekarang ia tahu mereka memburunya, jadi tidak akan ia biarkan mereka menangkapnya.

"Anakku, kau semakin dewasa. Kau bahkan tahu cara menenangkan ibumu."

"Ya, aku yakin tidak akan terjadi apa-apa." Kata Nyonya Park.


Do Han datang, ia minta maaf karena terlambat akibat harus mengurus kasus di Miseo-dong. Seung Ro lalu mengenalkan Do Han pada keluarganya.

Nyonya Park: Ini pertama kalinya kau membawa juniormu ke rumah. Kau pasti sangat dekat dengan dia.

Seung Ro: Ya, dia sangat kompeten.


Nyonya Park mengerti kalau mereka ingin bicara secara pribadi, maka ia mengajak Shi Wan keluar. Shi Wan berdiri sambil membawa ponselnya, ibunya melarang, Shi Wan harus membuang itu.

"Aku cukup memformat ulangnya saja. Tidak perlu begitu. Benda ini akan berguna untukku." Jawab Shi Wan.

Shi Wan melirik Do Han, keknya ia mencurigai sesuatu. Do Han hanya tersenyum saja.


Byung jae mengira mobil yang datang adalah Soo Ji, maka ia pun mendekatinya ternyata cuma Reporter Kim. Reporter Kim mendesak agar Byung Jae memberikan pernyataan tapi Byung Jae menolak dan mengusir mereka.


Soo Ji mengawasi mereka tak jauh dari sana, ia melapor pada Kyung Soo lalu menyuruh Kyung Soo mengundang reporter yang lain. "Cobalah membuat lokasi lebih kacau sekarang."

"Itulah keahlianku."


Seung Ro menyadari kalau Do Han tahu banyak tentangnya tapi ia tidak tahu banyak tentang Do Han.

"Jika ini karena yang terjadi pada Detektif Nam, tolong jangan meragu. Setelah mengetahui itu perintah Geomsajangnim, saya membantunya dengan senang hati." Jawab Do Han.

"Tidak perlu membicarakan pekerjaan saat ini. Asalmu darimana? Kurasa bukan Seoul."

"Saya lahir dan besar di Gangneung."

"Berarti, orangtuamu masih di Gangneung?"

"Tidak. Ibu saya meninggal saat saya SMP, dan ayah saya sudah pindah kota."

"Malang sekali. Ayahmu membesarkanmu seorang diri. Ayahmu sekarang pasti bangga... melihat kesuksesanmu."

"Saya rasa, dia tidak akan bangga melihat saya menjadi Jaksa."

"Kenapa tidak?"


Do Han menjelaskan kalau ayahnya membenci jaksa. Seung Ro terkejut, kenapa memangnya?

"Mungkin... dia hanya ingin saya memiliki kehidupan biasa saja."

"Kebanyakan orang tua, menginginkan sang anak memiliki kehidupan yang lebih baik dibanding mereka. Ayahmu pasti cukup eksentrik."

"Ayah saya... begitu perhatian, hangat, dan selalu penuh kasih sayang."

"Aku berharap suatu saat bisa bertemu dengan dia. Ayo kita minum lagi."


Byung Jae menghubungi Do Han, mengabari kalau oara reporter mendatangi TKP.

"Kita harus bagaimana? Apa saya suruh mereka menyelamatkan Seo Bo Mi sebelum Kang Jin Ku bertindak?" tanya Do Han.

Sementara Byung Jae dkk, sibuk meladeni para reporter. Soo Ji menyelinap masuk melalui kerumunan para  reporter itu.


Di dalam, Jin Ku sudah berhasil mendobrak pintunya. Bo Mi siap dengan pulpen ditangan sebagai senjata.

"Bo Mi-ah. Kenapa kau jahat sekali padaku? Kenapa? Mari kita akhiri ini. Kemari kau! Kemari!" Bentak Jin Ku sambil mengacungkan pisaunya.


Tapi kemudian Soo Ji menariknya keluar dan menyerangnya. Tapi Soo Ji tidak bisa banyak bergerak karena lukanya. Bo Mi melihat itu, ia langsung mengambil pistol di lantai dan menodongkannya pada Byung Jae.

Bo Mi: Bagaimana bisa kemari?

Soo Ji: Sudah kubilang padamu. Ini bukan hanya urusan pribadimu. Ini masalah kita bersama.

Jin Ku: Dia bicara apa? Turunkan pistolmu! Lagi pula kau tidak bisa menembak!


Bo Mi pun meletuskan tembakan, tapi hanya mengenai dinding. Jin Ku lengah sebentar, Soo Ji memanfaatkannya untuk membanting Jin Ku, hingga Jin Ku tidak sadarkan diri.


Semua orang di luar mendengar suara tembakan itu. Soo Ji meminta pistol Bo Mi baik-baik dan mengajaknya pulang sekarang.

Sebelum keluar, Soo Ji menghabiskan peluru di pistolnya dengan menembakkan semuanya, Para detektif pun bergegas menuju ke atas.


Jin Ku terbangun tapi tiba-tiba ia sudah memegang pistol. Saat detektif datang, ia menarik pelatuk pistol itu tapi pelurunya sudah tidak ada jadi sia-sia.

Eun Joong menunjukkan surat perintah penangkapan pada Jin Ku, lalu mereka membawa Jin Ku ke kantor.


Soo Ji dan Bo Mi menonton berita penangkapan Jin Ku.

"Seorang pembunuh yang menerobos sebuah rumah serta menghabisi tiga nyawa akhirnya tertangkap setelah lima tahun berlalu. Kejaksaan memutuskan penyelidikan ulang kasus tersebut, dan mengajukan permohonan pada Pemerintah AS untuk menyerahkan komplotan yang melarikan diri. Dengan penyelidikan ulang kasus ini, sebuah kasus dingin yang akhirnya dibuka kembali, masyarakat bertanya-tanya bagaimana sang komplotan, seorang tentara AS, bisa melarikan diri saat itu.

Anggota Dewan Chae Hye Sun menuding bahwa Kepala Kejaksaan Pyeongtaek kala itu, calon Jaksa Agung Yoon Seung Ro, memanipulasi investigasi tersebut."


Bo Mi sekarang bisa tersenyum lega. Soo Ji menjelaskan, sekarang waktunya mereka fokus pada orang yang memanipulasinya karena pelakunya sudah tertangkap.

"Kau bilang Yoon Seung Ro terlibat di dalamnya."

"Ya. Oh Kwang Ho dan Yoon Seung Ro. Hal yang sudah mereka berdua lakukan, Daejang pasti mengetahuinya."

"Daejang... Kau akan terus mencarinya?"

"Jika ingin menangkap kedua orang itu, aku harus bertemu dia dulu."

"Oh Kwang Ho, Yoon Seung Ro, dan Yoon Si Wan. Kita tangkap semuanya. Aku akan membantu Unnie."

"Kau mengubah cara bicaramu."

"Tentu, pasti ada alasan Kyung Soo begitu sopan terhadapmu."


Kyung Soo menyela sambil membawa makanan ke meja. Bo Mi memang sudah bicara sopan pada Soo Ji tapi masih informal sama Kyung Soo. Kyung Soo tidak terima itu, ia lalu menunjukkan ktp Bo Mi, ternyata Bo Mi 4 tahun lebih muda darinya.

"Kau memeriksa barang-barangku?" Kesal Bo Mi lalu merampas KTP-nya.

"Nak, tidak ada yang bisa disembunyikan di sini. Jangan coba membohongiku."


Soo Ji menghentikan perdebatan dengan mengajak mereka makan. Kyung Soo teringat, ia menemukan saputangan itu, diapa pemiliknya ya?

"Kurasa nodanya melekat. Mau kubuang saja?" Tanya Kyung Soo.

"Tidak, jangan. Aku... harus mengembalikannya." jawab Soo Ji.


Anggota Dewan Chae melakukan konferensi pers.

Anggota Dewan Chae: Mengapa Kepala Kejaksaan Yoon terus ditimpa kebetulan yang aneh? Saat Jo Yu Na jatuh dari TKP, putranya Kepala Yoon pun di situ. Saat penyelidikan Miseo-dong dahulu, tepat saat Pemilihan Presiden, Kejaksaan melakukan kesalahan, menyebabkan tentara AS itu lolos.

Reporter: Maksud Anda, terjadi kecurangan pada pilpres kala itu? Partai berkuasa menuding Anda terus berargumen tanpa bukti.

Anggota Dewan Chae: Saya memiliki pertanyaan perihal kasus Miseo-dong, berikut identitas serta aksi sesungguhnya dari Jo Soo Ji. Saya memiliki bukti. Jika Kepala Yoon tidak mundur dari pemilihan, saya akan mengungkapnya pada jajak pendapat.


Yoon Seung Ro menonton itu bersama Do Han,

"Bukti? Seorang buronan dibantu oleh Kim Geomsa, lalu anggota dewan melindungi mereka."

"Saya rasa, dia hanya memanfaatkan media agar menguntungkan dia. Sekarang, karena kasus Miseo-dong sudah dilimpahkan pada tim lain, Kim Geomsa tidak akan mengusik Anda lagi."

"Sudah bertemu Detektif yang menangani kasus Miseo-dong lima tahun lalu?"

"Saya mencaritahu, tapi semuanya sudah mengundurkan diri. Saya masih mencarinya."

"Temukan mereka. Kasus ini, juga kasus Kim Woo Sung. Kurasa, ada orang dalam yang menyuplai informasi si buronan itu."

Lalu Seung Ro mendapat pesan, foto saat Bujangnim Oh bersama Anggota Dewan Chae (foto yang diambil Do Han).

"Kau bilang, Oh Bujang terlihat bertemu dengan orang dari oposisi."

"Ya. Mengungkit kasus Miseo-dong dulu. Dia akan terus mendapat telepon semacam itu. Saya tidak yakin sampai akan dia bertahan. Bila dia mau menjadi saksi dalam jajak pendapat, dia ditawari posisi yang menggiurkan."


Eun Joong mendapatkan rekaman blackbox mobil yang terparkir disekitar Soo Ji pingsan kemarin. Ia terkejut, karena ternyata Do Han lah yang menemukan Soo Ji pertama kali.


Sementara itu, Soo Ji menemui Gwang Woo di Gereja. Gwang Woo berbasa basi, ia senang melihat Soo Ji sudah sehat kembali. Soo Ji berterimakasih atas bantuan Gwang Woo.

"Aku datang ingin minta tolong. Teman Bapa. Pertemukan kami. Peristiwa yang terjadi padanya juga Bapa, apakah ada kaitan dengan Yoon Seung Ro Geomsajang? Aku berhutang pada Bapa dan teman itu. Bo Mi... juga berhasil menangkap orang yang membunuh keluarganya. Untuk bisa menangkap Yoon Seung Ro, kami memerlukan informasi dari orang itu. Tapi... aku selalu merasa dia bisa mengkhianati kami kapan saja."

"Lalu?"

"Aku ingin jawaban atas pertanyaanku. Kematian Yu na, apa yang ia tahu dan aku tidak. Lalu... bagaimana cara menjatuhkan Yoon Seung Ro?"


Gwang Woo menjelaskan, temannua itu tak akan mau muncul di hadapan Soo Ji.

"Kenapa tidak? Apakah dia harus melindungi identitasnya di Kejaksaan... sebagai Jaksa yang memburu kami, begitu?"

Soo Ji mengulurkan saputangan Do Han, "Ini milik teman Bapa, 'kan?"

Kilas Balik...


Sebenarnya ini apa yang dilihat Eun Joong di rekaman blackbox itu. Saat bertemu Byung Jae, Do han kembali bersandiwara.

"Jika mereka dengar suara tembakan di sini, mereka akan melihat sendiri bahwa Jo Soo Ji tidak dalam posisi memulai pertarungan denganmu. Kau ingin kehilangan pekerjaanmu? Situasi akan lebih buruk kalau mereka melihatku tertembak juga. Geomsajangnim lebih suka segala sesuatu diselesaikan dengan rapi. Bukan begitu?

Tidak mungkin dia bisa kabur sendiri. Kita alihkan dulu perhatian Kim Geomsa dan pasukan, lalu kita urus Jo Soo Ji. Sekalipun kita tinggalkan saja, dia akan mati kehabisan darah. Jika kita pindahkan ke tempat lain, Aku dan Jo Soo Ji akan terekam CCTV.

Cepat minggir! Cepat sebelum yang lain sampai di sini."

Byung Jae pun menuruti kata-kata Do Han.


Do Han membawa Soo Ji ke tempat yang lebih aman. Ia menekan luka Soo Ji dengan saputangannya, ia berusaha menghentikan pendarahan Soo Ji.

"Cepat bangunlah. Jangan mati dulu. Ish..."


Do Han lalu menghubungi Gwang Woo untuk meminta bantuan.


>

3 komentar

avatar

Terima kasih mba diana sudah buat sinopsis drama lookout nya... Ditunggu sinopsis ep selanjutnya... Semangat nulisnya ya mba..

avatar

Kereen banget mbak, makin suka sama do han semoga ada romancenya sama soo ji hehe thanks sinopsisnya...

avatar

Semangat mbak cantik,,aku suka banget sinopsisnya...


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search