Sinopsis My Secret Romance Episode 12 Part 1
Sumber Gambar : OCN
-=Episode 12=-
Saatnya Bangun dari Mimpi
Setelah mendapat restu dari Sek. Jang, Jin Wook langsung mendatangi kampus tempat kerja Yoo Mi tapi sayangnnya Yoo Mi sudah tidak ada di sana. Koki disana juga tidak bisa menghubungi Yoo Mi dan tidak tahu keberadaannya. Jin Wook juga mencoba menghubungi Yoo Mi tapi ponselnya tidak aktif.
Yoo Mi ternyata ada di rumah, ia meluapkan kemarahannya pada Ibunya. Ia menyelahkan ibunya, semua ini terjadi karena ibunya. Ibunya bingung, kali ini ia salah apa?
"Memangnya Ibu siapa? Ibu punya hak apa bicara begitu di TV?"
"Hei, jadinya seperti itu... Lagian, pria itu memalukan! Setelah kau pacaran dengannya sekendak hatinya... Dia ngomong kalau Dong Goo anaknya, lalu mencampakkanmu! Dia bukan lelaki..."
"Pacaran? Aku tak punya hubungan dengan pria itu. Dia cuman cinta semalam-ku, tidak lebih. Itu rahasia yang akan kubawa sampai mati. Terus kenapa Ibu menyiarkannya? Kenapa Ibu lakukan itu? Kenapa?"
Nyonya Jo masih belum mau mengaku salah, memangnya kenapa? apa salahnya? Pacaran memangnya kejahatan?
"Setelah menjual anak Ibu di TV, Ibu senang? Ibu tak memikirkan siapapun hanya diri Ibu sendiri. Ibu tak memikirkan kesulitan yang kuhadapi atau perasaanku. Ibu sama sekali tak memikirkan aku. Masih menyebut diri sebagai Ibu?"
"Aku mengerti, dasar. Mulai sekarang Ibu tak akan bicara tentangmu di TV... Jadi, hiduplah seolah kau tak punya Ibu!"
"Andai saja aku bisa begitu. Kalau Ibu tak menyebabkan kekacauan ini dan mengadakan pernikahan di resort itu... Tidak, kalau saja Ibu tak main film, "Aku Mau Pecah". Tidak, kalau Ibu bukan orang semacam itu... pasti tak akan seburuk ini."
Yoo Mi menjelaskan bahwa ia mengalami masa sulit sebagai puteri seorang bintang film por*. Ia berusaha bertahan karena teman-temannya memangilnya putri bintang film por*. Ia yakin Ibu melakukannya karena suka, tapi ia tidak suka.
"Aku merasa malu sekali. Meskipun kututupi diriku seperti ini (menggunakan baju yang slalu menutupilehernya)... Di hadapan orang aku merasa telanjang. Aku tak akan melakukannya lagi. Aku sudah muak!"
Saat keluar dari pintu, ternyata Hyun Tae sudah menunggu di depan dan pastinya Hyun Tae mendengar kata-kata Yoo Mi tadi. Yoo Mi tidak mau bilang apa-apa pada Hyun Tae, ia melewati Hyun tae begitu saja.
Jin Wook tidak membalasnya, prioritasnya hanyalah menemukan Yoo Mi dimana.
"Jelas kau sudah kuperingatkan, jangan melewati batas. Aku bilang begitu karena takut hal ini akan terjadi. Aku takut Yoo Mi terluka dan bersembunyi! Ini semua gara-gara kau. Kau tahu?!"
Jin Wook menyadari kata-kata Hyun Tae itu benar jadi ia hanya diam saja.
Yoo Mi sudah ada di dalam bis dan akhirnya ia menghidupkan ponselnya. Ada 32 panggilan tak terjawab dan 16 Pesan Belum Terbaca. Semua itu dari Jin Wook, diantaranya bersi:
"Lee Yoo Mi-ssi, kamu baik-baik saja?"
"Kalau baca pesan ini, telpon aku."
"Kamu di mana? Tolong, angkat teleponmu!"
Nyonya Jo merenungkan kata-kata Yoo Mi tadi, paling teringat saat Yoo Mi bertanya, "begitu masih menyebut diri sebagai ibu?"
"Tentu saja. Kau tumbuh di rahimku, dan aku melahirkanmu... Anakku." Jawab Ibu dengan airmata mengalir.
Jin Wook kembali lagi mengendarai mobilnya kali ini ia sudah mengetahui tujuannya kemana.
Kilas Balik...
Jin Wook bertanya sekali lagi, apa Yoo Mi bilang mau pergi kemana? Hyun Tae balik bertanya, memang ada orang kabur bilang mau kemana? Jin Wook sedih mendengarnya, mungkin Hyun Tae gak tega makanya dia memberi tahu Jin Wook.
"Dia bilang mau ke pantai. Kudengar kau bertemu pertama kali di Pantai Timur."
Jin Wook langsung akan pergi tapi berbalik lagi, ia mengucapkan terimakasih untuk Hyun Tae.
"Pertahankan dia. Kalau kau membuatnya menangis akan kuhajar kau."
"Jelas tak akan kubiarkan hal itu terjadi." Janji Jin Wook.
Kilas Balik selesai...
Jin Wook masih terus menghubungi Yoo Mi tapi ponsel Yoo Mi tak kunjung aktif juga. Sampai akhirnya Jin Wook sampai di pantai.
Staff dapur mengkhawatirkan Yoo Mi setelah dipermalukan di hadapan orang seantero negara oleh ibunya sendiri. Mereka mencoba menghubungi ponsel Yoo Mi tapi tidak aktif.
"Di saat seperti ini, lebih baik membiarkannya sendiri. Kita tunggu saja." saran Bok Ja.
Setelah semua bubar, Sek. Jang muncul di pintu dapur melambai pada Je Ni. Tak lama kemudian Je Ni keluar.
Sek. Jang menangis, "Mereka berdua... akan baik-baik saja, kan?"
Je Ni merentangkan tangannya, lalu Sek. Jang memeluknya erat.
Yoo Mi sampai di pantai lebih dulu, ia memandang sekeliling dan melihat banyak orang berkencan. Ia jadi teringat liburannya dulu, saat ia keliling sendirian semua malah sibuk berduaan.
"Tak terfikir tempat yang lebih bagus untuk melarikan diri..."
Yoo Mi singgah di sebuah warung makan tapi mereka hanya menerima pesanan untuk 2 orang atau lebih.
"Iya, salahku sendiri, lapar di saat seperti ini." Gumam Yoo Mi.
Dan tiba-tiba ada seorang Ahjumma menyiramnya dengan air. Sebenarnya Ahjumma itu juga tidak sengaja sih, tapi bukannya minta maaf malah marah-marah.
Tapi Yoo Mi masih bertemu orang yang baik, ibunya Jin Wook. Ibunya Jin WOok menghampiri Yoo Mi khawatir, Ibu menjelaskan kalausifat Ahjumma tadi memang begitu, ia minta maaf untuk itu.
"Tidak apa-apa. Kenapa Anda minta maaf?" Balas Yoo Mi.
"Kalau tak keberatan, keringkan dirimu di kedaiku."
Ibu memberi Yoo Mi handuk untuk mengeringkan rambutnya. Ibu bahkan mengajak Yoo Mi makan siang bersama.
"Tidak, terima kasih..." Jawab Yoo Mi tapi perutnya keroncongan, Ibu tersenyum dan memaksanya ikut makan saja.
"Bolehkah? Rasanya aku merepokan Anda."
"Aduh, kamu tak merepotkan aku. Makan bersama lebih enak daripada makan sendiri."
Ibu lalu masuk untuk mengambil makanan dan meminta Yoo Mi duduk.
Jin Wook berhenti di pantai dan sejauh ia memandang banyak sepasang kekasih sedang bermain-main, sama seperti Yoo Mi tadi.
Ibu menyajikan bubur abalone untuk Yoo Mi. Yoo Mi mencobanya satu suap dan langsung jatuh cinta dengan rasanya.
Yoo Mi penasaran, apa rahasianya sehingga rasanya bisa sangat lezat. Ibu tersenyum, ia juga tidak yakin rahasianya apa tapi ia teringat sesuatu.
"Oh, saat mendidihkan kaldu rebus juga cangkang kerangnya. Rasa menyegarkan berasal dari cangkang kerangnya. Tambahkan dasida kalau ada."
Yoo Mi lalu mengeluarkan buku kecil dan mencatatnya. Ibu berkomentar, sepertinya Yoo Mi suka masak.
"Tidak begitu mahir, tapi aku suka. Aku seorang ahli gizi."
"Omo, aku tak tahu kalau kamu ahli gizi."
Yoo Mi teringat Jin Wook yang pernah bilang kangen bubur abalone buatan ibunya. Ia pun cerita pada Ibu.
"Aku teringat seseorang yang suka sekali jeonbok-juk (bubur abalone). Dia bilang rindu makan jeonbok-juk buatan Ibunya. Karena rasanya tak pernah sama, kapanpun dia ke sana."
"Begitukah?"
"Akhirnya aku tahu cara membuat jeonbok-juk yang enak... tapi aku tak bisa memasak untuknya lagi."
"Sepertinya kamu suka sekali dengan orang itu."
"Setelah makan, aku akan cuci piringnya."
Jin Wook terus berkeliling mencari Yoo Mi, tapi ia hanya menemukan seseorang yang mirip Yoo Mi.
Usai makan Yoo Mi berterimakasih sudah mendapat makanan gratis dan tempat istirahat. Ibu menawari Yoo Mi untuk memakai sepedanya untuk jalan-jalan dari pada capek jalan.
"Sungguh? Kalau begitu, aku akan bersepeda dan kukembalikan sebelum pulang."
"Iya."
Saat bersepeda, Yoo Mi berhenti untuk melihat kucing. Ia teringat kucing Jin Wook si Bleki saat menyentuh kucing itu.
Jin Wook melanjutkan berkeliling mencari Yoo Mi, sepertinya ia sudah putus asa.
"Kamu di mana? Bersembunyi di mana kamu, Lee Yoo Mi?" Batin Jin Wook.
Jin Wook dan Yoo Mi sama-sama berkeliling, satu dengan sepeda dan satu lagi dengan mobil.
Sebenarnya mereka sempat berselisih jalan tapi baik Yoo Mi dan Jin Wook tak menyadarinya.
>
1 komentar:
Sudah Q tunggu dari tadiii,,,, makasiiii mbk diana 😍😍
EmoticonEmoticon