-->

Sinopsis Man To Man Episode 3 Part 2

- April 29, 2017
>
Sinopsis Man To Man Episode 3 Part 2

Sumber Gambar dan Konten dari jtbc


Salah satu Kru film menjenguk Un Gwang bersama Se Hoon. Un Gwang kelihatan banget masih malas untuk syuting lagi. Se Hoon menjelaskan, mobil yang dikendarai Un Gwang sudah diperiksa polisi, katanya pedal remnya sedikit...

"Kau selalu menggunakan alasan yang sama." Potong Un Gwang.

Kru tersebut ikut menjelaskan, bahkan jika mereka berhati-hati dan teliti sebelum syuting, Jika zat asing masuk...

"Lalu, aku akan kecelakaan lagi, hah?" Un Gwang melanjutkan.

Un Gwang menyuruh mereka mencari aktor lain saja tapi kru itu tidak bisa. Adegan Un Gwang sangat luar biasa kemarin. Un Gwang marah, Adegan kematiannya yang luar biasa, 'kan? menakjubkan gitu?

"memang, aku pikir kau mati sungguhan. Aku bisa merasakan aura gelap..."

"Itu benar. Aku hampir mati."

Kru mengalah, ia mengijinkan Un Gwang istirahat beberapa hari. Tapi Un Gwang mala meminta Se Hoon untuk membatalkan jadwalnya selama beberapa bulan, ia berencana untuk beristirahat lama.

"Bagaimana dengan jadwal syuting kita..." Kru tersebut mulai panik.

"Beritahu sutradaranya. Dia perlu mencari aktor baru." Lalu Un Gwang siap-siap tidur.



Do Ha menjelaskan pada Se Hoon bahwa ia sudah menunda syuting film selama dua minggu.juga  Apa ia juga harus menunda iklan minggu depan? Se Hoon mau gila rasanya karena iklan itu bayarannya sangat mahal sekali.

"Pertama, tunda sebentar saja." Keputusan akhir Se Hoon.

Se Hoon lalu menanyakan kepada Sang Shik, kenapa Un Gwang kali ini. Sang Sik menjelaskan kalau Un Gwang sedang memberontak saja, sekaan ritual paginya yang baru saja diperpanjang.


Seol Woo khawatir, bagaimana dengan perjalanan ke Rusia akhir pekan ini?

"Pesta ulang tahun Ketua Victor? Itulah yang pertama dibatalkan. Auhh."

Muka Seol Woo langsung masam. Kaya kesel banget gitu sampai ia tidak menyahut saat Seol Woo berkata akan menunjukkan kamarnya.


Do Ha meluncur duluan tapi Seol Woo masih diam saja sampai Se Hoon harus menyuruhnya untuk mengikuti Do Ha. Tada... kamar untuk Seol Woo penuh dengan gambar Un Gwang dimana-mana. Kata Do Ha kamar itu sering dipakai staf yang berkunjung jadi ia yakin pasti nyaman untuk ditinggali.

"Bisakah aku meminta ruangan lain? Ada banyak ruangan disini."Pinta Seol Woo.

"Oppa mengatakan untuk menempatkanmu di ruangan yang paling dekat dengannya." Jawab Do Ha, Seol Woo pun tak bisa menolak lagi.


Seol Woo memastikan kembali, apa Un Gwang benar-benar akan membatalkan semua jadwalnya? Do Ha menjelaskan kalau Un Gwang juga butuh waktu untuk pulih.

"Bukankah bepergian keluar egeri bisa membantu? Lagipula dia tidak akan syuting di Rusia."

Do Hamengira Seol Woo sudah menyiapkan paspor dan mengemasi barang bawaan untuk pergi ke Rusia. Seol Woo membantahnya tapi Do Ha tidak percaya.

"Tinggalkan saja paspormu di rumah, tapi bawa barangmu ke sini. Jangan terlalu kecewa. Kita akan banyak perjalanan ke luar negeri nanti." Do Ha mencoba menghibur lalu meninggalkan Seol Woo sendiri.


Seol Woo langsung menghubungi Dong Hyun untuk mengabari masalah besar itu.

"Dia baik-baik saja, tapi..." Lanjut Seol Woo siap mengumpat tapi ia berhenti lalu lanjut lagi, "Dia membatalkan kunjungannya dengan Ketua Victor."


Dong Hyun lalu melobi Tae Ho agar mereka bisa meminta bantuan agen Intelijen Rusia. Tae Ho malah membentaknya, sudah dibilangkan Ketua Victor itu sangat kuat sampai orang Rusia pun tidak bisa menyentuhnya dengan mudah.

"Jika mereka hanya melakukan hal-hal yang mudah saja, apa mereka pusat komunitas?"Protes Dong Hyun.

Tae Ho mengingatkan, Seol Woo bahkan mampu keluar dari penjara yang memiliki keamanan tertinggi. Apa kali ini Seol Woo tidak bisa memikirkan jalan lain?

Dong Hyun menjelaskan kalau Seol Woo terlalu sibuk mengurusi Un Gwang saat ini. Iasampai kasihan melihatnya. Tae Ho lalu berjanji akan mencoba menghubungi pihak Rusia.

Selanjutnya Tae Ho membahas soal pria mencurigakan yang dilihat Seol Woo sebelum kecelakaan. Dong Hyun jujur, mereka sudah mencaritahu tapi tidak menemukan apa-apa.

"Kejadian ini mirip dengan kejadian tujuh tahun yang lalu. Kejahatan yang disamarkan menjadi kecelakaan." Ujar Tae Ho.

"Kejahatan?"

"Kejadian ini sudah terjadi dua kali padanya. Mungkin ini juga karena Song Mi Eun."

"Song Mi Eun. Maksudmu istri Direktur Mo? Aku tahu dia dulu berkencan dengan Yeo Un Gwang. Memangnya ada apa?"

Tae Ho menjelaskan, Mi Eun meninggalkan Un Gwang setelah kecelakaan itu untuk menikahi Mo Seung Jae. Dong Hyun menarik kesimpulan, mungkin Mo Seung Jae,  Presiden Songsan adalah orang di balik kecelakaan itu. Dan jika itu benar mereka bisa menangkapnya.

"Ini kejahatan yang tidak mudah diungkap. Kita harus menyingkirkan orang-orang yang melindungi Songsan dan mengungkap kebenarannya. Bagaimanapun, kita harus menemukan ukiran kayu yang ditinggalkan Agen Yoon." Jawab Tae Ho.


Seol Woo dan Do Ha adu akting untuk membantu Un Gwang menghayati adegannya tapi hasilnya nihil. Do Ha terlalu berlebihan. Un Gwang pun turun tangan, ia saja yang akan melakukannya.


Seol Woo tersenyum lalu mundur. Do Ha berjanji akan melakukannya sealami mungkin. Un Gwang menolaknya, Seol Woo saja yang melakukannya.


Seol Woo langsung pasang wajah tegang. Do Ha membujuk, ia bisa kok melakukannya. Dan tidak ada jawaban dari Seol Woo.

"Sepertinya kau tak bisa melakukan ini, ya?" tanya Un Gwang, Seol Woo pun kembali tersenyum lega. Tapi kalimat selanjutnya dari Un Gwang membuatnya kembali menegang, Un Gwang ngambek, ia tidak mau berlatih, mau tidur saja.

Seol Woo langsung mencegahnya. Ia bersedia membacakan bagian dialognya tokoh wanita. Kali ini giliran Un Gwang yang tersenyum.


Actoin!!

Seol Woo: Apa kita... sudah berakhir sekarang?

Seol Woo melakukannya dengan penuh penjiwaan sampai Un Gwang merinding dan ia pun bisa langsung masuk ke dialognya dengan mudah.

Un Gwang: Apa maumu? Mengapa kau tidak mau mendengarkanku? Aku membutuhkanmu lebih dari hidupku sendiri. (sambil memegang tangan Seol Woo).

Seol Woo: Aku tidak bisa mengkhianati Oppa. (sambil menepis tangan Un Gwang lalu balik badan menahan tangis.


Gila, ini sih lucu banget. Masa Seol Woo beneran nangis walau Un Gwang sudah bilang CUT! Un Gwang sampai mengira kalau Seol Woo pernah belajar akting.


Do Ha menyela. ada pengantar paket di depan. Un Gwang berka akan mengambil sendiri. Tapi tidak benar-benar sendiri sih, ia mengajak Seo Woo dengan alasan SeolWoo tidak boleh jauh-jauh darinya.

Lagi-lagi Dong Hyun yang muncul. Un Gwang tidak curiga, ia mengambil paketnya dan langsung masuk kembali ke dalam.


Seol Woo kesal, ngapain Dong Hyun kesana. Dong Hyun sebenarnya membawakan baju ganti untuk Seol Woo. Seol Woo menolaknya.

"Bagaimana tentang Rusia?" Bisik Seol Woo.

"Belum ada perkembangan. Agen intelijen mereka juga tidak bisa menyentuh Ketua Victor. Jadi kau pegang saja tangannya terus..."

"Hentikan itu!" Seol Woo refleks berteriak.

Dong Hyun mengingatkannya untuk jaga sikap lalu ia pergi karena tidak bisa lama-lama.


Seol Woo pun membawa tas baju ganti dari Dong Hyun itu ke dalam. Ia meletakannya asal lalu mengambil minum.


Di lantai atas, Do Ha sedang menelfon. Ayahnya lagi-lagi masuk penjara dan meminta uang padanya.

"Apa ayah burung imigran? Apa penjara itu kampung halamanmu atau sesuatu yang perlu kau kunjungi setiap tahun? Kenapa kau kembali ke sana?" Kesal Do Ha.

Ayahnya menjelaskan ada sesuatu yang terjadi pada rekan bisnisnya, pokoknya ada alasannya. Do Ha tahu sekali hal itu, tentu saja ada alasannya. Apa yang ayahnya sebut "alasan" adalah yang orang lain sebut "kejahatan".

"Bagaimanapun, karena telepon ini disadap, jadi Ayah tidak bisa bicara. Ayah akan menjelaskan padamu ketika aku keluar. Setelah Ayah keluar..."

"Setelah Ayah keluar, AYah memiliki jutaan dolar yang terkubur di suatu tempat dan akan memberikannya padaku? Aigo... Jika Ayah memiliki banyak uang, mengapa Ayah tidak memiliki sedikit uang deposit penjara?"

Ayah menjelaskan kalau ia putus hubungan dengan teman yang bisa membantunya. Do Ha menegaskan, ayahnya juga putus hubungan dengannya, lalu ia menutup telfon.

Tanpa Do Ha tahu, Seol Woo mendengar semua pembicaraannya itu dari bawah.


Tae Ho menemui Mi Eun, ia melapor perihal kecelakaan Un Gwang yang ternyata bukan merupakan kecelakaan. Ada kemungkinan bahwa itu adalah kejahatan yang disamarkan sebagai kecelakaan.

"Tidak ada saksi atau bukti seperti kecelakaan sebelumnya, kan?" Tebak Mi Eun yang dijawab anggukan oleh Tae Ho.

Tae Ho menanyakan soal Seung Jae. Mi Eun menjelaskan kalau Seun Jae berinvestasi di film Un Gwang dan hubungannya dengan Seung Jae baik-baik saja. Tae Ho mengingatkan kalau Seung Jae itu orang yang berbahaya jadi Mi Eun harus selalu berhati-hati, jangan lakukan sesuatu yang membahayakan.

"Aku pikir tidak perlu mendengarkan saran yang datang darimu."

"Anda tidak lupa bagaimana kita bisa menjadi seperti ini, bukan?"

"Aku akan melindungi posisiku. Tapi jangan lupa janji ANda!"


Do Ha minum-minum dengan Sang Shik dan Song Yi karena masalah ayahnya. Song Yi menjelaskan, orang-orang mengatakan orang tua dan anaknya adalah kreditur dan debitur dimasa lalu. Jadi Do Ha pasti dulunya meminjam uang pada ayahnya.

Tiga, enam, delapan, sembilan. Do Ha menyuruh keduanya mencatat angka itu sebelum ia lupa. Sang Sik tanya, apa arti angka itu. Song Yi menjawab, itu adalah nomor tahanan ayah Do Ha.

"Aku pikir kau berencana untuk mengiriminya uang deposito setelah semua yang ia lakukan." Kata Song Yi.

"Aku mencatat semua uang yang aku pinjamkan kepada ayahku. Apa kalian tahu, bunga adalah hal yang paling menakutkan di dunia. Aku akan terus menaikkan bunganya dan mengambil semua darinya."

"Kau baru bisa mewujudkan keinginanmu di kehidupan selanjutnya nanti."

Do Ha lalu berjalan pergi, katanya ia mau menemui Oppa-nya.


Di rumah, Seol Woo berbicara dengan Dong Ho melalui telfon bahwa ia perlu menemukan cara agar Un Gwang bergerak. Tapi pembicaraan itu tidak lama karena Seol Woo mendengar suara orang masuk.


Seol Woo lalu mengeceknya lewat ponsel, ia sudah memasang CCTV di rumah itu dan bisa langsung dihubungkan lewat ponselnya. Yang datang adalah Do Ha.

Do Ha hendak masuk ke kamarnya, lalu ia buru-buru mengunci pintu. Do Ha pun pergi karena tidak bisa membuka pintu


Tapi Do Hwa teringat sesuatu, ia menggunakan sesuatu untuk membuka pintu, kalau gak jepit rambut ya antingnya, soalnya ia mengambilnya di belakang telinga.


Seol Woo gugup, ia pun pura-pura tidur. Karena mabuk Do Ha tidak melihat Seol Woo, apalagi baju dan selimutnya berwarna senada. Do Ha pun asal membaringkan tubuhnya dan kepalanya menimpa tubuh Seol Woo, tapi ia merasa sakit, bantalnya terlalu keras katanya.


Do Ha tersenyum saat melihat foto Un Gwang, wajah Un Gwang memang yang terbaik untuk menenangkanku.

"Oppa. Aku minum terlalu banyak hari ini. Ayahku datang ke hidupku lagi dan menggangguku." Kata Do Ha pada foto itu sementara Seol Woo hanya diam saja.


Dan setelah Do Ha agak tenang, ia mencoba memindahkan kepala Do Ha dari tubuhnya tapi Do Ha mendadak bangun dan duduk membuatnya terkejut.

"Mungkin seharusnya aku mati saja. Oppa tahu, ketika kakekku meninggal.."

Kilas Balik...


Ayah Do Ha dipenjara dan para penagih hutang mendatanginya untuk menagih semua hutang ayahnya.

Kilas Balik Selesai...  


"Kakek sekarang sudah pergi, Dan aku juga ingin mati. Tapi kemudian, aku bertemu denganmu, Oppa. Aku berbohong kepada Kim Guard kalau aku menyelamatkan hidupmu, Tapi sebenarnya, kau yang menyelamatkanku. Jika aku tidak bertemu denganmu, aku... Uhhh!! Itulah mengapa aku berpikir Kita memang sudah ditakdirkan. Kita bertemu pada saat yang paling menyedihkan bagi kita berdua. Kau sering tersenyum kepadaku saat itu.

Aku pikir... Aku memberimu kekuatan untuk menjalani terapi fisik. Aku tidak tahu kalau sebenarnya kekuatan itu dari wanita itu."


Do Ha lalu kembali berbaring, tapi kali ini disamping Seol Woo. Jadi itu memberi Seol Woo kesempatan untuk bangun.

"Aku telah menemukan cara untuk menggerakkan Yeo Un Gwang. Song Mi Eun, Wanita itu."
Batin Seol Woo.


Seol Woo keluar dan mendapati Un Gwang sedang nonton TV. Un Gwang ternyata melihat Do Ha masuk ke kamar Seol Woo. Ia menjelaskan kebiasaan mabuk Do Ha memang suka tidur di sana.

"Jika kau merasa tidak nyaman, apa kau ingin tidur di kamarku?"

Seol Woo menjawab kalau ia ingin minum lalu menawari Un Gwang minum sambil makan ayam goreng. Un Gwang setuju sekali dengan rencana itu, ini kesempatannya dan Do Ha tidak mungkin bisa memergokinya.  


Un Gwang meminta Seol Woo maklum, mungkin Do Ha sedang mengkhawatirkannya makanya sampai mabuk begitu. SeolWoo menjewab sepertinya semua orang juga mengkhawatirkan Un Gwang.

"Kau juga berpikir aku menyedihkan, bukan?"

"Orang pergi untuk mencari alasan untuk kembali. Pikirkan saja dirimu untuk saat ini."

"Setelah selamat dari dua kecelakaan fatal, aku menjadi lebih hati-hati. Aku takut berdiri di depan kamera."

"Itu karena ingatan yang menyakitkan tidak bisa dilupakan dengan mudah."


Un Gwang bercerita, ia hampir kehilangan kaki setelah kecelakaan pertama. Terapi fisik terasa seperti neraka baginya. Seol Woo tersenyum karena yang ia lihat Un Gwang berhasil melewati semua itu.

Un Gwang juga tersenyum, taoi senyum pahit. Ia merasa sangat benci dan marah waktu itu. Ada seorang wanita yang sangat ia cintai. Tapi wanita itu meninggalkannya teoat saat ia mengalami kecelakaan itu.

"Kami bahkan tidak putus, tapi dia sudah menikah. Rasa sakit akibat pengkhianatan itu... sangat memukulku. Apa yang aku bicarakan denganmu? Lupakan saja apa yang aku katakan, oke?"


Seol Woo juga ada yang ingin diceritakan pada Un Gwang. Ia jujur kalau Mi Un lah yang mengirimnya pada Un Gwang. Dan pemegang saham besar Chewing Entertainment juga adalah Mi Eun.

"Saya yakin beliau ingin anda kembali bekerja." Kata Seol Woo, ia berhenti untuk memperhatikan rekasi Un Gwang dan setelah ia rasa kata-katanya masuk kepada Un Gwang, ia pun melanjutkan, "Anda bukan tipe orang yang akan menjadi boneka orang lain."

Narasi Seol Woo : Keyakinan, harapan, dan cinta. Tidak bisa menyelamatkan seseorang.

Un Gwang bertanya satu hal. Sebenarnya Seol Woo itu milik siapa, Songsan atau miliknya?

"Saya milik orang yang saya layani." Jawab Seol Woo yakin.

Narasi Seol Woo : Apa yang menyelamatkan seseorang adalah kebencian dan kemarahan. Kebencian dan kemarahan Un Gwang adalah Song Mi Eun. Dia akan bergerak.


Semalaman Un Gwang memikirkan kata-kata Seol Woo itu dan besoknya ia sudah membuat keputusan. Ia kembali lagi bekerja.


Se Hoon sangat senang karena Un Gwang memutuskan untuk kembali. Tanpa basa basi, Un Gwang bertanya, apa pemegang saham terbesar Chewing adalah Song Mi Eun?

"Apa? Apa yang kau..." Se Hoon pura-pura bodoh.

"Apa kau manajer Mi Eun selama ini?"

"Apa? Bagaimana..." Se Hoon mulai panik.


Sementara itu, Mi Eun menemui Sharon untuk menanyakan apa Sharon menjengukUn Gwang atau tidak. Sharon mengatakan apa yang ia dengar dari Se Hoon kalau Un Gwang baik-baik saja.

"Aku akan membiarkan dia beristirahat sebentar." Kata Mi Eun.

"Berapa lama kau akan tetap seperti ini? Kenapa kau hidup seperti ini ketika memiliki segalanya? Sepertinya Un Gwang juga tidak akan mengapresiasinya."

"Aku tidak peduli dengan apresiasi. Dia juga tidak tahu."

"Untuk berapa lama?"

"Sampai hal-hal yang ingin aku lindungi sudah aman."


Se Hoon langsung berlutut, ia rela jikalau Un Gwang mau membunuhnya. Tapi jika ia harus melakukannya lagi, ia akan membuat keputusan yang sama.

"Apa katamu?"

"Aku harus menyelamatkanmu. Mi Eun Noona lah satu-satunya orang yang bisa membantumu saat itu."

"Kau kunyuk..."

Un Gwang sudah memutuskan untuk memutus hubungan dengan Se Hoo, ia tidak ingin bertemu lagi dan ia juga akan keluar dari Chewing. Tanpa menunggu jawaban Se Hoon ia pergi dari sana.


Do Ha akhirnya bicara, ia tidak menyangka Se Hoon menyembunyikan semua itu. Ia memutuskan, ia tidak mau lagi bekerja disana dan mereka bukan keluarga lagi.


Seol Woo yang menunggu di luar tersenyum karena rencananya berhasil.


Un Gwang mengumumkan keluarnya ia dari Chewing pada semua stafnya. Ia memberi kebebasan semuanya untuk tetap bekerja di Chewing atau ikut dengannya.

"Aku akan meninggalkan Chewing bersama Oppa. Kalian masing-masing pikirkan dan putuskan sendiri." Imbuh Do Ha.


Un Gwang menanyakan soal jadwalnya ke Rusia. Do Ha membenarkan, mereka akan berangkat ke Moskow Rusia untuk menghadiri pesta ulang tahun Ketua Victor.

Yes, berhasil!


-= Rusia =-

Seol Woo menelfon Dong Hyun, memintanya segera menampakkan diri karena mereka harus segera pergi ke pesta tersebut.

"Lihat kearah jam lima." Ucap Dong Hyun.

Mereka berpapasan lalu Dong Hyun menjatuhkan sesuatu berbentuk bulat ke tangan Seol Woo.


Seol Woo menatap arah Dong Hyun melangkah pergi namun matanya menangkap sesuatu yang lebih menarik. Do Ha memakai gaun dan kelihatan anggun sampai Seol Woo tidak melepaskan pandangannya sampai Do Ha mendekatinya.

"Aku terlihat aneh kan? Rasanya juga sangat canggung."

"Kau cantik." Jawab Seol Woo, Do Ha tersenyum mendengarnya.


Un Gwang muncul tapi yang dipanggilnya adalah Seol Woo. Do Ha membetulkan rambutnya siap menerima komentar Un Gwang. Namun sayang, Un Gwang lebih fokus pada Seol Woo yang katanya cocok dengan dirinya.

"Tapi Kim Guard, dimana Sekretaris Cha kita?"

Seol Woo aneh dengan pertanyaan itu, ia melihat Do Ha lalu beralih lagi melihat Un Gwang. "Apa?" tanyanya.

"Yang kulihat sekarang cuma seorang wanita cantik. Kemana perginya Sekretaris Cha kita?" Goda Un Gwang.


Do ha pun tersipu lalu Un Gwang menggendengnya menuju mobil. Seol Woo mengikutinya dari belakang, ia bergumam kalau Do Ha memang suka sekali di puji.


Keamanan di rumah Ketua Viktor bukan main-main. Disetiap sudut ada penjaga yang membawa senapan. Setiap mobil yang datang diperiksa dua kali, menggunakan anjing pelacak dan detektor khusus, bahkan penumpang mobil juga harus menurunkan kaca mobilnya.

"Keamanannya sangat gila. Orang orang kaya pasti sangat khawatir." Ucap Do Ha.


Dong Hyun menunggu tidak jauh dari pintu masuk rumah. Ia di dalam sebuah mobil, tak tahu kali ini ia menyamar sebagai apa lagi.


Ki Chul menemui Baek In Soo untuk melapor. Ki Chul menemukan petunjuk, Jaksa Lee Dong Hyun saat ini pergi ke Rusia.

"Rusia?" Ulang In Soo.

"Iya."


Undangan tidak boleh masuk membawa ponsel dan undangan mereka pun dicek keasliannya. Mereka pun juga harus melewati detektor sebelum masuk. Un Gwang dan DO Ha mulus saja melewati detektof itu tapi Seol Woo ditahan.


Petugas memeriksa ulang Seol Woo dan menemukan sebuah koin di saku Seol Woo. Tapi untung saja petugas tidak curiga dan segera mengembalikan koin Seol Woo.


Interior di ruangan pesta sangat mewah. Do Ha mengatakan kalau Ketua Victor kabarnya menghabiskan banyak uang untuk membuat interiornya terlihat seperti kuil Yunani. Sementara itu, Seol Woo menyiapkan peralatannya.


Seol Woo melapor pada Dong Hyun kalau ia sudah masuk dan kameranya sudah menyala. Dong Hyun pun menyalakan peralatan di mobil dengan arahan Seol Woo.


Seung Jae bersama Mi Eun menyapa Un Gwang, berbasa-basi menanyakan keadaan Un Gwang setelah kecelakaan. Un Gwang memastikan kondisinya sangat baik. Do Ha menjelaskan semua itu berkat pengawal Kim Seol Woo. Seol Woo pun menunduk memperkenalkan diri dan saat Seung Jae memujinya ia tersenyum seperlunya.

Un Gwang beralih ke Mi Eun, mengabari kalau ia sudah keluar dari Chewing karena tidak suka pemegang saham terbesarnya. Do Ha ikut bicara, sampai kapan Mi Eun berencana merahasiakannya?

"Menurutku itu bukan urusanmu, Sekretaris Cha." Jawab Mi Eun dingin.


Do Ha akan membela diri tapi tiba-tiba Un Gwang merangkulnya, menjelaskan kalau Do ha berhak tahu karena Do Ha akan CEO baru agensi mereka. Seung Jae tidak mau kalah, ia merangkul pinggang istrinya sambil berkata kalau sekarang sepertinya tidak cocok berdiskusi panjang lebar.

"Aku sudah selesai bicara. Ini bukan diskusi, tapi pemberitahuan." Jawab Un Gwang lalu meninggalkan mereka.


Mi Eun tampak berbeda. Seung Jae bertanya, apa Mi Eun bingung. Mi Eun menjawab kalau ia hanya terkejut saja.


Ki Chul berpikir kalau Ketua Victor di Moskow memiliki salah satu ukiran kayu yang mereka cari. In Soo terkejut, apa Dong Hyun sudah bergerak? apa mereka tertinggal selangkah?

Ki Chul menenangkan, akan sangat sulit untuk mendapatkannya karena tingkat keamanannya sangat ketat. Tapi untuk memastikan saja In Soo harus waspada.

"Tidak. Bisa merepotkan jika Ketua Victor mengetahui tentang ukiran kayu itu. Begitu mereka membawanya, lakukan apapun untuk membawanya padaku."

"Ya."

"Orang yang memilikinya terakhir yang akan menjadi pemilik sebenarnya. Pastikan orang itu aku, bukan Songsan. Paham?"

"Ya."

"Pastikan dia tidak menjadi raja. Aku muak membungkuk pada br* itu."


Un Gwang melamun setelah pertemuan itu dan Mi Eun masih curi-curi memandang Un Gwang.


Do Ha melihat perubahan Un Gwang itu, ia bertanya apa Un Gwang baik-baik saja.

"Masa lalu biarlah dibelakang. Aku bertanya-tanya berapa biaya tempat seperti ini. Sekretaris Cha, tidak.. CEO Cha! mari kita bangun agensi kita dengan baik dan dapatkan salah satu yang seperti ini, oke?"

"Ya, Oppa."

Lalu mereka bersulang.


Dong Hyun memberitahu Seol Woo kalau Ketua Victor mendekat ke arahnya. Seol Woo mulai waspada.


Ketua Victor turun untuk menyapa Un Gwang, pahlawannya, Dark Death-nya, Pahlawan terburuk yang pernah ada. Ketua Victor hanya sebentar, ia mempersilahkan Un Gwang menikmati pestanya sebelum nanti ia tunjukkan koleksi di ruang rahasianya.

Kilas Balik...


Dong Hyun mem-briefing Seol Woo bahwa Seol Woo  bergerak saat lampu dipadamkan dan kue dikeluarkan. Seol Woo memiliki waktu 4 menit untuk mengambil ukiran kayu di ruang rahasia selama lagu ulang tahun dinyanyikan.

"Bagaimana dengan sistem keamanan?"

Dong Hyun memberinya koin yang ternyata adalah USB. Seol Woo hanya perlu memasukkan itu ke dalam kotak sistem keamanan, maka mereka bisa mengendalikannya secara eksternal.

Kilas Balik selesai...



Selanjutnya Ketua Victor menghampiri Seung Hyun dan Seung Hyun meminta waktu privat untuk membicarakan soal negosiasiSongsan di Siberia. Hal itu tidak luput dari perhatian Seol Woo.


Un Gwang akan mengajak Seol Woo minum tapi dilarang Do Ha. Lalu tiba-tiba Do Ha pamit ke kamar kecil. Un Gwang sendiri, maka ia memanggil Seol Woo untuk mendekat.


Un Gwang membicarakan soal Seol Woo yang menceritakan perihal Mi Eun, ia berjanji akan menguburnya sebagai rahasia di antara mereka agar Un Gwang tidak kena masalah. Seol Woo sih setuju-setuju saja.

"Tidak ada rahasia di antara kita mulai sekarang, oke?"

"Ya. Tidak ada rahasia antara VIP dan Pengawal. Saya juga akan memastikan apa yang saya dengar dari sekarang tetap menjadi rahasia."


Un Gwang tidak mengerti apa maksudnya sampai Mi Eun mendekatinya. Mi Eun membujukUn Gwang, bisa saja Un Gwang kehilangan semuanya jika meninggalkan Chewing.

"Itu masalahku."

"Itu juga masalahku. Jangan keras kepala dan diamlah."

"Kau siapa... Kau siapa sampai mengatur hidupku segala?"

"Kau sudah baik-baik saja sampai sekarang. Kau bodoh karena harga dirimu."

"Apa aku masih terlihat menyedihkan bagimu? Pergilah. Tolong menjauh dariku."

Lalu Un Gwang meninggalkan Mi Eun diikuti Seol Woo. Sayangnya, dari atas Seung Hyun melihat mereka.


Pemindaian rumah Ketua Victor sudah selesai, Dong Hyun memberitahu Seol Woo kalau Kotak kontrol sistem keamanan melewati pintu arah jam sepuluh, di ruang bawah tanah. Seol Woo memperhatikannya dan ternyata tidak ada pengawal tapi ada dua CCTV.

"Bisakah kau melewatinya?" Tanya Dong Hyun.

"Jika perkiraan waktumu tepat, aku bisa menghindari CCTV. Tapi tidak tahu apa yang ada di balik pintu."

"Kau butuh waktu untuk bergerak sendiri. Tapi Un Gwang ingin kau selalu bersamanya, bagaimana ini?"

"Pertemuan penggemar. Ketika Ketua Victor dan Un gwang masuk ke ruang rahasia sendirian untuk berfoto, itu akan menjadi waktu yang tepat. Berapa perkiraan waktunya?"

"Begitu kau melewati pintu, itu... Jadi perkiraan waktunya... tiga menit."

Seol Woo merasa itu cukup.


Penerjemah Ketua Victor menghampiri Un Gwang, katanya Ketua Victor sudah menunggu. Ia mengajak Un Gwang ikut dengannya untuk berfoto bersama. Seol Woo akan ikut mengantar sampai depan pintu.

"Hanya Anda tamu yang diundang yang bisa masuk." Kata penerjemah pada Un Gwang.


Victor sudah menunggu Un Gwang di depan pintu dan setelah Un Gwang sampai, ia langsung mengajaknya masuk. Tapi Un Gwang memiliki permintaan, ia ingin Seol Woo juga diijinkan masuk.

"Presiden Putin sendiri masuk ke ruangan ini tanpa Pengawal." Jawab Victor.

"Penjaga Kim bukan hanya pengawal. Dia seperti saudara yang tinggal bersamaku 24 jam sehari. Jadi, dengarkan. Dia adalah saudaraku. Belahan jiwaku dan penyelamat. Dia menyelamatkan hidupku." Jelas Un Gwang.


Seol Woo bilang ia baik-baik saja tapi Un Gwang tidak peduli. Ia bahkan sampai memohon dengan nama Dark Death.

Dong Hyun panik mendengarnya, ia menyuruh Seol Woo untuk bilang tidak mau saja. Tapi mereka masih harus menunggu jawaban Victor.

1, 2, 3, 4, 5 detik, "Aku tidak bisa mengatakan tidak pada "Dark Death". Baiklah, baik. Haruskah kita masuk?" Jawab Victor.


Seol Woo pun tidak punya pilihan lain selain ikut masuk. Dong Hyun mengingatkan, jika Seol Woo melewatkan kesempatan ini, Seol Woo hanya akan memiliki waktu 4 menit selama lagu dinyanyikan.
akan memiliki lagu ulang tahun empat menit. Setelah memakan waktu 3 menit menuju ruang bawah tanah, waktu Seol Woo tinggal 1 menit untuk ke lantai dua dan mengambil ukiran kayu itu.

"Tidak bisa begitu. Kau pasti akan gagal. Semuanya berantakan. Bagaimana ini?" Suara Dong Hyun kelihatan sangat panik.

Setelah Seol Woo memperhatikan sekitar, ia membuat keputusan "Rencana B."



>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search