Sinopsis Man To Man Episode 3 Part 1
Sumber Gambar dan Konten dari jtbc
Sumber Gambar dan Konten dari jtbc
Tugas barunya adalah mencari tiga ukiran kayu. Untuk itu ia menyamar sebagai kepala keamanan seorang artis, Yeo Un Gwang.
Seol Woo menggunakan mobilnya sebagai tameng agar mobil Un Gwang tidak masukke dalam jurang dan dengan upaya keras, kedua mobil tepat berhenti di ujung jalan.
Seol Woo keluar dan langsung memeriksa keadaan Un Gwang. Do Ha menyusulnya, menyingkirkannya untuk memeriksa oppa-nya.
"Oppa. Kenapa matamu tertutup?"
Do Ha pun bertanya apa yang terjadi pada Un Gwang pada Seol Woo. Seol Woo mengatakan kalau Un Gwang tidak sadar karena shock, denyut nadi dan napasnya normal.
Mobil ambulance datang dan Un Gwang langsung dibawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Do Ha tak henti-hentinya memanggil Un Gwang.
Saat Un Gwang menjalani perawatan, semuanya menunggu dengan cemas di luar. Seol Woo akan menerima telfon, tapi Do Ha menahan tangannya dengan wajah shock.
"Dia pasti baik-baik saja. Dia baik-baik saja, 'kan? Dia pasti baik-baik saja." Gumamnya kemudian.
Se Hoon yang baru tiba juga langsung menengok, ia kira tidak parah. Ia menyesalkan, bagaimana bisa Un Gwang mengalami kecelakaan seperti ini dua kali? Dan ia menyalahkan yang lain.
Do Ha menerima telfon dari Reporter Park, ia akan berjalan agak jauh untuk menjelaskan keadaan Un Gwang tapi tiba-tiba ia oleng. Se Hoon mengambil alih ponselnya dan Seol Woo bergerak cepat dengan menggendongnya untuk segera mendapat perawatan.
"Kau itu juga pasien." Tegas Seol Woo.
Do Ha menanyakan keadaan Seol Woo yang pastinya lebih banyak terluka dibanding dirinya. Seol Woo hanya diam saja.
Lalu seorang perawat memanggil Seol Woo untuk membersihkan lukanya. ternyata dia adalah Dong Hyun yang menyamar dan saat Seol Woo menengok, ia membuka maskernya sambil nyengir.
Seol Woo menyindir Dong Hyun, kenapa tidak menyamar jado dokter saja, buat apa coba perawat itu. Dong Hyun menjelaskan, kalau ia jadi dokter, ia harus memperbaiki tulang terkilir. Dan skenario terburuknya, ia mungkin harus membantu melahirkan bayi.
Seol Woo membersihkan lukanya sendiri. Dong Hyun menawarkan untuk menjahit luka Seol Woo itu, ia pandai lho menjahit tapi Seol Woo menolaknya.
Seol Woo mulai serius, ia merasa kecelakaan itu cukup mencurigakan. Dong Hyun tidak percaya, kecelakaan seperti itu kan memang sering terjadi dari waktu ke waktu selama syuting.
"Ini bukan kecelakaan, melainkan kejahatan. Aku tadi lihat ada pria mencurigakan memeriksa mobil sebelum syuting."
Dong Hyun langsung duduk manis untuk mendengarkan penjelasan Seol Woo selanjutnya. Seol Woo mengingat orang yang dilihatnya tadi, dari cara berjalan orang itu, menurut Seol Woo dia mantan tentara. Seol Woo rasa dia pernah mengikuti latihan perang khusus.
"Pokoknya, mereka bilang kalau dia pernah mengalami kecelakaan seperti ini. Firasatku tak enak." Tutup Seol Woo.
"Jika firasatmu begitu, berarti memang ada yang mencurigakan. Baik, akan kucari tahu."
Dong Hyun curiga, apa Seol Woo sudah mulai senang dengan Un Gwang karena sepertinya Seol Woo sangat khawatir. Bukannya khawatir, Seol Woo bahkan tidak peduli Un Gwang mau mati atau hidup. Tapi Un Gwang harus tetap hidup sampai ia menemukan tiga ukiran kayu itu.
"Merepotkan kalau dia meninggal sekarang."
Seung Jae serching soal kecelakaan Un Gwang. Ia membuka beberapa artikel yang membahasnya. Dan ia tersenyum puas walau tidak terlalu lebar.
Mi Eun datang kemudian membawakan jus. Seong Jae bertanya, apa Mi Eun sudah dengar kabar kalau Un Gwang mengalami kecelakaan. Mi Eun menjawab sambil lalu kalau ia sudah membaca artikelnya.
"Bukankah nanti film-mu itu akan mengalami kemerosotan?" Tanya Seong Jae lagi.
"Jika nanti tidak berjalan lancar, kita tinggal mengganti dia saja."
"Apa kau sungguh bersedia menggantikannya dengan aktor lain?"
"Mengganti aktor itu sudah biasa. Jangan khawatir. Kita akan memilih aktor populer biar investasimu takkan merugi."
"Yaa.. kau rupanya lebih kejam dariku kalau sudah soal bisnis, Bos Song."
Putra mereka masuk sambil berlari mengabari Seung Jae kalau airnya sudah siap. Seung Jae pun segera bangkit untuk memandikan puteranya.
Se Hoon mengabari Mi Eun lewat SMS kalau Un Gwang sudah sadar. Mi Eun langsung menelfonnya untuk mengonfirmasi kabar itu. Se Hoon memebenarkan, memang tadi Un Gwang sempat siuman tapi sekarang tidur lagi setelah dokter memberinya obat penenang.
"Aku sudah menghubungi direktur rumah sakitnya. jadi dia akan mencarikan dokter terbaik untuknya. Segera hubungi aku kalau ada masalah." Pesan Mi Eun.
Dalam tidur lelapnya, Un Gwang bermimpi mengenai kecelakaannya yang pertama. Un Gwang menghadapi masalah yang sama, rem-nya tidak berfungsi.
Ia panik dan kecelakaan pun tak bisa dihindarkan. Mobilnya terbalik dan ia terjebak di dalam. Un Gwang berusaha bergerak namun terbatas.
Dalam masa pemulihannya di rumah sakit, ia melihat berita mengenai Mi Eun yang mengumumkan pertunangannya dengan Seung Jae. Matanya berkaca-kaca.
Kemudian kamera beralih pada cincin yang ada di atas meja di samping ranjang Un Gwang.
Saat hari pernikahan Mi Eun, Eun Gwang dihubungi. Mi Eun meminta maaf karena harus mengakhiri hubungan mereka dengan cara seperti itu.
"Semoga kau lekas sembuh." Lanjut Mi Eun lalu menutup telfon.
Seol Woo menunggui Un Gwang dan tak lama kemudian Do Ha datang karena mendengar Un Gwang sudah siuman. Seol Woo menjelaskan seperti penjelasan Se Hoon ke Mi Eun tadi.
"Kau yakin dia sudah siuman, 'kan?" Do Ha bertanya lagi.
"Apa harus aku membangunkannya?"
"Jangan. Biarkan saja dia tidur."
Do Ha bersyukur, Eun Gwang baik-baik saja. Ia lalu meminta persetujuan Seol Woo, Bukankah dia terlihat seperti malaikat kecil kalau dia sedang tidur?
Jung Hye tiba-tiba masuk untuk menyuruh Do Hwa keluar, cepat!
Ternyata di luar ada Eun Soo yang datang dengan dandanan mencolok. Do Ha panik, kalau ada reporter yang melihat Eun Soo dimana? Eun Soo memberikan bunganya pada Sang Sik dan mencopot masker serta kacamatanya sebelum menjawab.
"Aku berkunjung kesini sebagai kolega. Aku ini orang yang penuh perhatian."
Do Ha mengoreksi, Eun Soo itu tidak berpakaian seperti rekan kerja, tapi lebih tepatnya seperti pacar rahasia yang disukai para reporter. Eun Soo beralasan kalau ia sedang menyamar takut kalau-kalau nanti difoto.
"Maksudku kau menonjol sekali agar bisa difoto." Jawab Do Ha yang disetujui oleh yang lain dengan anggukan.
"Tidak. Hubunganku dengan Oppa sudah berakhir, berkat orang ini." Jelas Eun Doo sambil memandang Seol Woo.
Do Hwa heran, bukannya Seol Woo menggoda Eun Soo sambil minum? Sontak Seol Woo langsung melirik Do Ha kesal. Eun Soo menjelaskan, sebenrnya Seol Woo yang memberitahunya bagaimana perasaan Un Gwang padanya.
Kilas Balik...
Seol Woo menghapusi satu persatu foto-foto Un Gwang di ponsel Eun Soo sambil berkata-kata.
" "Hubungan sejati bagi aktris sepertimu itu adalah kemewahan yang tidak mampu kau beli. Jika kau sungguh mencintai seseorang, saat kau bertindak, matamu menggambarkan sebuah kebohongan". Itulah yang dia katakan sambil berlinang air mata."
Eun Soo memohon agar Seol Woo meninggalkan satu foto untuk ia pandangi. Seol Woo memuji, Eun Soo itu tidak cocok jadi wanita posesif dan akhirnya Eun Soo mengijinkannya menghapus semua foto.
Kilas Balik Selesai...
Eun Soo sangat lega, berkat Seol Woo lah mereka bisa berpisah. Dan sekrang ia benar-benar hanya teman kerja, jadi ia boleh membesuk, kan?
"Tidak boleh. Dokter bilang VIP butuh istirahat, jadi Anda tak boleh masuk." Jawab Seol Woo.
Eun Soo paham, ia pun hanya menitip pesan. Do Ha berjanji akan menyampaikannya lalu mengucapkan salam selamat tinggal.
Eun Soo sudah berbalik siap pergi tapi ia berbalik lagi. Ia menawari Seol Woo untuk jadi pengawalnya, bahkan ia bersedia melipatgandakan bayaran Seol Woo. Atau bahkan 3 kali lipat jika Seol Woo mau tinggal di rumahnya. Seol Woo baru akan menjawabnya tapi Do Ha mendahuluinya.
"Dia itu bagian keluarga kami. Dia takkan mau melakukannya demi uang."
"Benarkah?" Eun Soo mengonfirmasi pada Seol Woo.
"Ya, Anda sudah dengar dia tadi." Jawab Seol Woo.
"Keluarga? Lumayan juga. Aku suka itu. Hubungi aku jika kau berubah pikiran. Kau tahu nomorku, 'kan?" Kata Eun Soo sambil melambai nakal.
Setelah Eun Soo pergi, Do Ha mengajak Seol Woo bicara berdua. Do Ha minta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dengan Eun Soo. Juga, berterima kasih dengan segenap hatinya karena telah menyelamatkan Un Gwang Oppa. Do Ha juga berkata kalau Seol Woo telah dipekerjakan lagi dan meminta Seol Woo mempertahankan kinerjanya ini.
"Un Gwang Oppa pasti akan membalas orang yang menolongnya."
Kilas Balik...
Do Ha menceritakan awal pertemuannya dengan Eun Gwang yang ternyata di rumah sakit. Do Ha mengira Un Gwang mau bunuh diri, saat itu Do Ha memanggilnya Ahjusshi.
"Cuacanya terlalu suram kalau mau mati hari ini." Gumam Do Ha.
Do Ha menceritakan awal pertemuannya dengan Eun Gwang yang ternyata di rumah sakit. Do Ha mengira Un Gwang mau bunuh diri, saat itu Do Ha memanggilnya Ahjusshi.
"Cuacanya terlalu suram kalau mau mati hari ini." Gumam Do Ha.
Dan mereka berakhir duduk bersama.
"Kata orang, kau takkan mati walau jantungmu berhenti berdetak. Kau takkan mati asalkan seseorang mengingatmu. Itulah yang dikatakan kakekku." Do Ha membuka pembicaraan.
"Jika kau tidak dicintai, maka kau sudah mati. Berarti aku sudah mati." Tanggapan Un Gwang lalumenenggak minumannya. Do Ha merebutnya dan ikut minum.
"Ahjussi ini bodoh sekali. Maksudku, kau tidak harus mati jika kau terlupakan. Maksudku jangan lupa itu dan hiduplah. Itulah yang harus kau ingat."
"Tidak ada orang yang perlu kuingat lagi."
"Apa pekerjaanmu, Ahjussi?"
"Aku? Aku aktor laga."
"wow.. Pekerjaanmu bagus."
Dan begitulah saat mereka pertama kali bertemu.
Kilas Balik selesai...
Seo Woo menasehati, Orang mati tidak akan hidup lagi hanya karena Do Ha mengingatnya. Jadi Do Ha harus melupakan orang yang sudah berpulang.
Do Ha mendadak menyentuh dada Seol Woo. Ia ingin memastikan apa dada Seol Woo berdetak atau tidak dengan sentuhannya itu.
"Mungkin darahmu bukan bersuhu 36,5 derajat celcius, tapi 3,6?" Sindir Do Ha.
Seol Woo menyingkirkan tangan Do Ha lalu bangkit pamit pulang. Do Hwa bertanya, Seol Woo itu belum pernah pacaran, kan? Seol Woo tidak menjawabnya, ia memberi salam lalu pergi.
Setelah Seol Woo pergi, Do Hwa memeriksa detak jantungnya sendiri. Ia heran dengan sikap Seol Woo itu, padahal jantung Seol Woo berdegup kencang.
Seol Woo sedang mengerjakan sesuatudan ada Dong Hoo disana yang sedang memegang alat canggih. Dong Ho iri, Dulu di zamannya tidak ada benda seperti itu. Mereka dulu harus melakukan pengintaian berhari-hari buat mendapatkan denah rumah. Dulu mereka harus menggambarnya dan mencari tahu sendiri.
"Jika kau masuk ke rumah Ketua Victor, kau pasti bisa mengetahui tata letak tempatnya pakai ini.
Dong Hyun mendekati Seol Woo, berkata satu alat itu milik Seol Woo dan satunya lagi milik Un Gwang.
"Kalau begitu, datanglah bekerja tanpa memberi tahu istrimu." Jawab Seol Woo.
"Aku bisa membohongi orang tertangguh di luar sana, tapi tidak istriku. Dia pasti akan membunuhku."
Seol Woo kemudian menanyakan mengenai identitas pria bertopi yang ia curigai tempo hari. Dong Hyun sudah mencaritahunya tapi tidak ada kru yang mengingatnya. Dari cara dia muncul dan menghilang tanpa jejak, dia sepertinya agen Ghost, atau mungkin Seol Woo daja yang salah lihat.
"Aku tak mungkin salah." Yakin Seol Woo.
"Haruskah aku meminta polisi untuk menambahkan keamanan?"
"Tak perlu. Dia pasti akan baik-baik saja sewaktu aku melindunginya." Dan Seol Woo kembali sibuk dengan alat-alat di depannya.
Dong Hyun mengandai, bagimana jika nanti terjadi sesuatu? Bagaimana kalau orang itu menyerang lagi? Dia mungkin saja mati.
"Walaupun aku pergi, dia tidak akan mati, karena ada seseoran yang mengingatnya." Jawab Seol Woo.
Dong Hyun tidak mengerti maksud Seol Woo itu. Seol Woo menjawab kalau semua itu omong kosong yang ia dengar seharian ini.
Un Gwang belum tidur saat Do Ha masuk. Un Gwang mengaku sedang banyak pikiran karena sudah mengalami dua kali kecelakaan yang sama. Do Ha menyarankan Un Gwang istirahat lagi biar cepat sembuh.
"Aku ingin berhenti tidur. Tidur itu lebih melelahkan karena mimpiku itu berisik sekali." Jawab Un Gwang.
Un Gwang ingin Do Ha berjanji untuk tidak melakukan hal yang berbahaya lagi, ia ingin Do Ha selalu ada di sisinya.
"Syukurlah lukanya tidak separah luka kecelakaan yang dulu." Ujar Do Ha.
"Kata dokter aku sudah boleh pulang. Aku benci bau rumah sakit."
Di rumah, staf Un Gwang mengadakan pesta kecil-kecilan untuk menyambut Un Gwang. Seol Woo ada bersama mereka tapi ia kelihatan malas.
"Kalian semua pasti panik. Syukurlah aku baik-baik saja. Aku cepat sembuh mungkin karena aku merawat tubuhku dengan baik." Pidato singkat Un Gwang.
Se Sik berbisik pada Do Ha, "Sepertinya dia memang sudah sembuh." Dan Do Ha hanya mengangguk setuju.
Selanjutnya, Un Gwang mengucapkan terimakasihnya pada Seol Woo (Kim Guar) karena sudah menyelamatkannya. Semua orang lalu bersorak untuk Seol Woo, sementara Seol Woo membungkuk hormat membalasnya.
"Aku memikirkannya sepanjang malam setelah kecelakaan itu. "Apa hal terpenting dalam hidup?" Ternyata... diriku sendiri. Tidak ada yang lebih berharga dari hidupmu. Keselamatan selalu diutamakan." Ujar Un Gwang. Dan karena itu ia ingin Seol Woo tetap mengawal dan menjaganya sepanjang hari.
"Tentu saja, dia harus dikasih kamar dan kenaikan gaji yang besar. Ya 'kan, CEO Ji?"
"Tentu saja, Hyungnim. Apa pun untukmu."
"Apapun keinginan Kim Guard, keinginanku juga. Bagaimana menurutmu?"
Seol Woo sebenarnya berat hati menerima itu tapi ia memaksakan diri untuk bilang "iya".
Se Hoon lega, sekrang karena da Seol Woo mereka tidak perlu khawatir. Lalu Se Hoon menanyakan kapan Un Gwang mau kembali bekerja. En Gwang pura-pura merasa pusing dan langsung menuju kamarnya.
"Kenapa aku tiba-tiba jadi pusing?" Se Hoon bertanya-tanya.
>
EmoticonEmoticon