-->

Sinopsis Man To Man Episode 4 Part 1

- Mei 01, 2017
>
Sinopsis Man To Man Episode 4 Part 1

Sumber Gambar dan Konten dari jtbc


Dong Hyun kurang setuju dengan keputusan Seol Woo karena artinya Seol Woo akan menghancurkan seluruh bangunan. Seol Woo tidak peduli, soalnya mereka harus menemukan ukiran kayu itu dan mereka tidak punya waktu.


Seol Woo mengamati seluruhnya selama ia ikut masuk ke ruangan koleksi Ketua Victor.


Dong Hyun bingung sendiri, karena nanti ia yang harus bertanggung jawab atas segalanya. Tapi kemudian ia tidak peduli, terserahlah pa boleh buat. Ia lalu mengirim lokasinya ke Ruang Kendali, Gru.

Itu adalah markas tentara Rusia dibawah pimpinan Petrov.

Kilas Balik..



Seol Woo menemui Petrov untuk minta bantuan. Petrov tertarik karena Seol Woo selalu mengincar itu. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan sampai kita punya bukti konkret.

"Bagaimana kalau aku bisa menyediakannya?"

"Tapi ini sepertinya mustahil."

"Hanya satu ledakan EMP saja."

"Tapi itu di luar kemampuanku."

"Ini cuma buat rencana cadangan saja. Ledakannya tidak perlu dilakukan kalau rencana awal kami berhasil."

Kilas Balik selesai..



Petrov mengomando anak buahnya untuk meluncurkan drone ledakan EMP ke rumahnya Ketua Victor.


Ketua Victor menjelaskan satu persatu koleksinya dan kesemuanya itu merupakan artefak budaya dari seluruh dunia yang tidak diperlihatkan kepada siapapun. Dan yang paling berharga bagi Ketua Victor adalah cetakan pertama buku Dark Death yang harganya bisa mencapai 2 miliar won saat dilelangkan hingga 2.300 triliun won.


Seol Woo tidak mendengarkan obrolan mereka ia fokus mencari ukiran kayu itu dan kashirnya ia menemukannya.


Dong Hyun melapor bahwa ia sudah mengirim koordinatnya ke Petrov. Jadi waktu Seol Woo tinggal satu menit dimulai sekarang.

"Begitu bom EMP dipancarkan, peralatanku takkan berfungsi, jadi aku akan mematikan peralatanku ini. Kau harus menyelesaikan misi ini sendirian tanpa bantuan."

"Baiklah."

"Semoga berhasil. Temukan ukiran kayu itu, dan selamatlah, jangan terluka."


Setelah drone EMP sampai diatas rumah Ketua Victor dan dilakukan peledakan, semua alat elektronik mati, listrik tidak berfung si lagi.


Un Gwang terkejut, apa pemadaman, listrik tanyanya. Seol Woo mengiyakan saja. Lalu pengawal Ketua Victor mengabarkan pada Ketua Victor kalau keamanan utama mengalami kerusakan dan mereka sedang memeriksanya.

Ketua Victor memerintahkan untuk memperketat keamanan oleh para pengawal. Un Gwang diberitahu oleh penerjemah bahwa semuanya baik-baik saja tapi Un Gwang tidak percaya dan menyurh Seol Woo sekat-dekat dengannya terus.


Seol Woo menguping pembicaraan Ketua Victor dengan kepala keamanan. Mereka membutuhkan waktu 5 menit untuk memulihkan sistem keamanannya. Jadi Ketua Victor memerintahkan agar setiap sudut ruangan harus dijaga oengawal.

Untuk menenangkan VIP, Ketua Victor tetap ingin melanjutkan pestanya seperti rencana.


Diruang pesta, para tamu undangan mulai kasak kusuk. Tapi kemudian kue dikeluarkan dan lagu dinyanyikan. Hal itu sukses bisa menenangkan semuanya.


Un Gwang bersama Seol Woo juga kembali ke ruang pesta. Do Ha khawatir pada Oppanya, Un Gwang memastikan kalau ia baik-baik saja. Seol Woo juga menegaskan kalau semuanya baik-baik saja, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.


Saat semuanya larut menikmati lagu, Seol Woo diam-diam menghilang. Untuk bisa membantu melihat dalam gelap, Seol Woo memakai kontak lens khusus. Seol Woo pun segera menuju ruangan koleksi.


Un Gwang diam-diam menandangi Mi Eun dan Do Ha menyadarinya. Tapi saat Un Gwang tidak melihat lagi, giliran Mi Eun yang melihatnya dan Seung Jae menyadarinya.


Jalan Seol Woo tersendat oleh beberapa pengawal yang berpatroli dan juga pengawal yang menjaga di depan pintu tapi ia berhasil melumpuhkan semuanya.


Do Ha menyadari Seol Woo tidak ada, tapi ia diam saja.


Seol Woo berhasil masuk ke ruangan koleksi setelah melumpuhkan dua penjaga pintu. Ia langsung menuju ukiran kayu itu, ia memecah kaca pelindungnya.


Tepat saatitu Un Gwang menyadari ketidakhadirannya. Do Ha kemudian menawarkan diri untuk mencari Seol Woo.


Seol Woo menempelkan alat pelacak yang dipakainya pada ukiran kayu itu. Seol WOo lalu berjalan ke beranda dan meletakkan ukiran kayu itu disana.


Dong Hyun menghidupkan kembali peralatannya, lalu ia menggunakan drone untuk mengambil ukiran kayu itu berdasarkan koordinat dari pelacak Seol Woo.


Seol Woo akan kembali ke ruangan pesta tapi ia terkepung oleh pengawal dari kedua sisi. Akhirnya ia memutuskan untuk melompat ke bawah. Tapi sayang Do Ha memergokinya.

Para pengawal menuju lokasinya meloncat tadi. Karena ada Do Ha, ia memanfaatkannya sebagai kamuflase. Pengawalpun hanya melewati mereka begitu saja.


Do Ha tersadar setelah beberapa saat dan langsung mendorong Seol Woo, apa-apaan coba!

"Hal yang tak baik. Abaikan saja." Jawab Seol Woo lalu meninggalkan Do Ha yang masih terkejut.


Seol Woo kembali ke belakang Un Gwang disusul Do Ha. Do Ha masih kepikiran perbuatan Seol Woo tadi dan sekali lagi ia memandang Seol Woo.


Lagu pun usai dan Ketua Viktor meniup lilinnya, kemudian lampu kembali menyala.


Kapala Keamanan mendekati Viktor, melapor kalau penyebab pemadaman listrik adalah EMP.

"Kita harus pergi sekarang juga." Lanjut Kepala Keamanan.

"Siapkan helikopter. Biar kuambilkan dokumen-dokumen di brankas." Jawab Victor.

Kepala Keamanan menerima info dari headset lalu ia langsung melaporkannya pada Victor bahwa isi ruangan besi telah dirampok.

"Apa?! Siapa yang berani-beraninya--" Geram Victor.

Seol Woo ternyata sedari tadi memperhatikan mereka.


Tiba-tiba ada sorot lampu yang sangat terang dari luar dan lama kelamaan terdengar suara baling-baling helikopter.


Lalu segerombol tentara mengepung ruang pesta. Pimpinan mereka adalah Petrov yang kemudian melihat Seol Woo dan mereka saling bertukar senyum.


Dong Hyun berhasil mendapatkan ukiran kayunya.

"Semoga berhasil. Aku pergi duluan, ya." Pesannya pada Seol Woo.


Setelah kembali ke hotel, Un Gwang merasa pusing karena kejadian tadi. Do Ha menyuruhnya istiharat malam ini, besok ia hubungi pagi-pagi untuk memberitahukan jadwal penerbangan mereka. Un Gwang setuju, ia juga menyuruh mereka istirahat.


Un Gwang lalu masuk duluan. Seol Woo juga akan ke kamarnya tapi Do Ha menahan, mengajaknya untuk bicara berdua.


Do Ha mengonfirmasi, kenapa Seol Woo tadi memeluknya di pesta. Ketika Seol Woo berkata, "kau cantik" saat pertama kali mereka bertemu, ia mengerti kalau itu karena alasan keamanan. Sejujurnya, itu bukan langkah yang bagus. Tapi malam ini, apaan tadi itu?

"Tapi aku sudah memintamu untuk mengabaikannya."

"Aku butuh penjelasan, jika kita ingin tetap menjadi keluarga. Katakanlah sejujurnya. Katakan saja yang sebenarnya."

Narasi Seol Woo: Kenapa orang percaya apa apa yang kita katakan itu apa yang sebenarnya?
Seol Woo pun berkata. Itu karena Do Ha tadi ada di sana, dan hanya Do Ha yang bisa ia lihat. Do Ha tidak bisa berkata apa-apa mendengarnya,

"Aku tahu. Yang aku lakukan di pesta itu salah. Seharusnya aku tidak melakukannya. Tapi yang bisa kulihat hanyalah dirimu. Maaf karena kelakuanku telah melewati batas." Lanjut Seol Woo lalu beranjak meninggalkan Do Ha


Narasi Seol Woo: Selama menjalankan misi, kau harus memikirkan semuanya sendirian.
Seol Woo menerima pesan Dong Hyun yang sudah menderima ukiran kayu itu dan dia pulang duluan ke Korea.


Seol Woo lalu berbalik menatap Do Ha yang masih duduk disana dengan wajah terkejut. Tapi SeolWoo tidak peduli, ia lalu melanjutkan jalannya.

"23 Desember, pukul 9:00 siang waktu Greenwich. Agen K. Misi Moskow selesai."

Un Gwang menjelaskan pada staf-nya soal kejadian di Rusia yang ia kira pemadaman listrik biasa ternyata adalah EMP. Salah satu dari mereka bertanya EMP itu apa, tapi Un Gwang melemparnya pada Seol Woo untuk menjelaskan.

"Electromagnetic Pulse (gelombang energi yang dapat menyebabkan korsleting hingga terjadi kerusakan pada setiap alat elektronik). Begitu kau diserang dengan ledakan EMP, semua perangkat elektronik hancur."


Seol Ah dan Jung Hye bersuara lirih, keren banget!! Un Gwang mengira yang dimaksud adalah oengalamannya tapi ternyata Seol Woo. Seol Woo tahu segalanya dan  pengucapannya juga bagus.

Sang Sik menanggapi mereka dengan anggukan beberapa kali. Un Gwang sebenarnya agak cemburu tapi karena mereka berdua wanita makanya ia melampiaskannya pada Sang Sik.


Pandangan Do Ha dan Seol Woo sempat bertemu tapi Seol Woo buru-buru mengalihkan pandangannya. Saat itu, Un Gwang menanyakan keputusan para staf, mau ikut dengannya atau tetap di Chewing. Sang Sik menjawab kalau ia mau ikut keputusan Do Ha saja.


Mi Eun meminta penjelasan Se Hoon, apa Se Hoon yakin tidak memberitahu Un Gwang? Se Hoon sangat yakin, toh selama ini ia sudah menjaga rahasia selama 7 tahun, mustahil juga ia membuat kesalahan.

"Noona, berikan saja perusahaan itu padaku."

"Apa?"

"Aku ingin terus bekerja dengan Hyeong."

"Apa menurutmu Yeo Woon Gwang mau sama kau lagi jika aku menyerahkan perusahaan padamu?"

"Ini memang takkan mudah, tapi aku harus melakukan sesuatu. Entah aku harus dipukuli atau memohon maaf di depan rumahnya selama berhari-hari. Aku tak bisa mengakhirinya seperti ini. Aku juga takkan ingin terlibat lagi denganmu, Noona. Aku tidak bisa berbohong padanya dua kali."

"Baiklah. Kalau kau bisa, aku ingin kau bersama dengan orang itu."


Dong Hyun dan Seol Woo memindai ukiran kayu itu dan ternyata didalamnya ada rongga. Seol Woo langsung mengutak atiknya dan menemukan sesuatu yang mirip kunci tapi belum lengkap, mereka butuh dua potongan lagi.

"Apa yang bisa kau buka jika kunci itu utuh?" Tanya Dong Hyun.

"Jika Agen Yoon Sunbae bersusah payah menyembunyikannya, aku yakin yang bisa dibuka kunci ini, hal yang seharusnya tidak dibuka sembarang orang."

"Kita butuh sisanya buat memecahkan misteri ini."


Dong Hyun menyuruh Seol Woo untuk menyimpannya tapi Seol Woo malah menaruhnya di kotak baut dan mur lalu ia campur aduk. Dong Hyun protes, kenapa juga ditaruh sana.

"Yang penting 'kan aku tahu potongannya ada disini." Jawab Seol Woo.


Seol Woo menanyakan letak ukiran kayu yang kedua. Dong Hyun menjawab ukiran kayu itu ada di Thailand,  di Kuil Emerald, di dalam istana. Seol Woo senang karena berada di negara yang hangat.

"Kita masih memikirkan rencananya. Jadi bersabarlah." Tutup Dong Hyun.


Seol Woo mengerti, jadi apa sekarang ia bisa mengakhiri identitasnya sebagai pengawal. Dong Hyun mempersilahkannya, Seol Woo sudah banyak bekerja keras padahal dulu Seol Woo pernah memborgol pemimpin pasukan pemberontak berkebangsaan Afrika. Tapi sekarang Seol Woo jadi pengawal sambil main kejar-kejaran sama orang yang pegang paha ayam... xixixi..

Seol Woo cemberut, tapi sekarang tidak masalah lagi, ia akan berhenti jadi pengawal Yeo Un Gwang. Ia sudah melihat jadwalnya dan aku bisa  menghilang saat dia syuting adegan laga besok.


Do Ha terus kepikiran soal Seol Woo yang tiba-tiba memeluknya di pesta dan kata-katanya. Song Yi menjelaskan arti kalimat "Hanya kau yang bisa kulihat", Seol Woo itu mengakui perasaannya terhadap Do Ha dengan cara yang seksi dan penuh gairah.

"Kalau "abaikanlah hal yang tak baik yang kulakukan itu"? Bukankah itu aneh?"

"Tapi dia mengatakannya setelah memelukmu, bodoh."

"Justru itu. Itu sangat mendadak sekali. Apalagi tak ada gerak-gerik dia menyukaiku."

"Memang hanya butuh waktu tiga detik agar pria dan wanita saling jatuh cinta."

"Dan, butuh tiga detik juga buat berpisah."


Song Yi menanyakan perasaan Do Ha saat itu, senang, kesal, atau sama sekali tidak tahu?

"Tentu saja. Aku kesal!"

"Kau berarti menyukainya juga."

"Tidak."

"Kau bilang jantungmu berdebar."

"Memang iya."

"Berarti memang benar. Percikan api. Begitulah cinta dimulai. Kau ini membuatku frustasi saja. Pastikan saja bagaimana perasaannya untukmu."

"Bagaimana caranya?"

"Cemburu itu isyarat yang mengatakan orang menyukaimu. Jika dia khawatir juga, berarti dia menyukaimu."


Do Ha membayangkan semua pertemuaannya dengan Seol Woo selama ini dan memang benar Seol Woo menunjukkan semburu dan khawatir tapi ia tidak mau peduli. Yang penting, ia punya Oppa. Dia membuat hatinya berdebar dan dia juga membuatku marah. Itu cinta, 'kan?

"Tapi itu beda." Jawab Song Yi.

"Tidak."

"Makanya, coba kaupastikan saja."

"Dia tidak menyukaiku, jadi apa yang harus dipastikan? Tidak!"


Seol Woo sudah siap untuk membuat bom karena menututnya itu cara terapih untuk menghilang, mati. ia akan memalsukan kematiannya hingga tidak ada orang yang bisa menemukan jejaknya. DOng Hyun melarang keras hal itu,di Korea bom mobil itu tidak biasa. Jika Seol Woo melakukan itu bisa masuk berita. Kemudian, seluruh penjuru negeri akan melihat Seol Woo di berita.


"Berarti, kita cari cara yang sederhana. Kecelakaan mobil" Usul Seol Woo kemudian.

"Perusahaan asuransi sangat menakutkan. Kau nanti bisa dipenjara karena penipuan asuransi."

"Terus pakai cara apa?"

"Mengundurkan diri saja. Kematian yang paling cocok di Korea: Pengunduran diri."

"Apa bakal berhasil?"

"Bilang saja sama mereka, kau sakit. Bilang saja, sisa hidupmu tak lama lagi. Mereka tidak akan mencegahmu kalau kau bilang kau sakit parah."

"Tapi aku ingin menghilang tanpa jejak."

"Berarti, buat saja Yeo Un Gwang kesal padamu. Jika kau melakukannya dan kemudian berhenti, itu sama saja dengan kematian."

Seol Woo memilirkannya sejenak, lalu berseru kalau itu ide yang bagus dan pas.
>

1 komentar:

avatar

Keren. Ditgg part 2 nya..thanks


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search