-->

Sinopsis Tomorrow With You Episode 15 Part 1

- Maret 25, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Tomorrow With You Episode 15 Part 1


Ma Rin terkejut bukan main saat tiba di rumah dan ternyata Young Jin sudah menunggunya.


Sementara itu, So Joon menelfon Ma Rin dan diangkat. Namun yang mengangkatnya adalah Young Jin, berkata kalau ia sedang sibuk sekarang.

"Apaan kau?" So Joon terkejut juga.

"Seperti yang kubilang, aku sedang sibuk. Dimana kau sekarang? Ma Rin-ie... dimana dia?"

"Cobalah berpikir, Kunyuk! Dia bersamaku, makanya aku yang menjawab ponselnya. Bukan begitu?"

So Joon panik, ia mengulagi pertanyaannya dimana Ma Rin dengan membentak. Ia menjelaskan kalau Black box Young Jin ada di tangannya dan ia mengajak Young Jin bertemu.

"Kalau kau punya otak, jangan telepon polisi. Nanti kutelepon lagi. Mengerti? Si Hebat Yoo Soo Joon Sajjang-nim."


So Joon langsung berlari menuju mobilnya dan ia bertemu Doo Sik yang juga tampak tergesa-gesa. So Joon mengatakan kalau Ma Rin bersama Young Jin sekarang, entah dibawa kemana.

"Aku tahu. Aku tahu segalanya."

"Kalau begitu, Ahjussi harus ke sana."

"Oke, aku pergi. Aku akan menangkap dia."

"Tidak, Ma Rin dalam sekapannya. Jangan membahayakan nyawa Ma Rin seperti itu. Lagi pula, dia ingin bertemu aku. Saat Kim Yong Jin menemui aku, selamatkan Ma Rin diam-diam."

"So Joon~a."

"Kim Yong Jin tidak akan sadar."

"So Joon, kau tidak akan benar-benar menemui dia, 'kan? Tidak, jangan lakukan! Kau tidak boleh menemui dia!"


So Joon menunjukkan black box Young Jin, sambil mengingatkan kalau Doo Sik pernah bilang Young Jin akan mengambil itu darinya. Doo Sik membenarkan, Young Jin memang akan mengambilnya dari So Joon.

"Kalau begitu, aku harus lebih dulu menyerahkannya pada polisi. Apa aku naik subway sendirian setelah diancam oleh bajingan itu?"

"Aku yakin karena kau tidak punya pilihan demi Ma Rin."

"Itu sebabnya dia bisa meloloskan diri. Aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama lagi. Aku akan pastikan bajingan itu ditahan hari ini."

So Joon akan menuju stasiun tapi dihalangi Doo Sik, ia memperingatkan kalau So Joon bisa dalam bahaya. So Joon menegaskan, kalau tidak mereka selesaikan hari ini, maka bahaya itu menghampirinya esok. Jadi mereka harus menangkapnya hari ini selagi ada kesempatan.

"Cepat susul Ma Rin sekarang. Ahjussi mampu menyelamatkan Ma Rin, itulah yang kuyakini. Pastikan dia selamat. Aku memercayaimu, Ahjussi. Anda adalah ayah Ma Rin."

Doo Sik pun akhirnya setuju dengan So Joon, ia ke lokasi Ma Rin dan So Joon ke stasiun.


Dalam perjalanan, So Joon menelfon Ki Doong mengabarkan mengenai situasi ini. Ki Doong terkejut mendengar Young Jin menculik Ma Rin.


So Joon singgah dulu di kantor untuk memberikan blackbox-nya pada Ki Doong untuk diserahkan pada polisi. So Joon belum memeriksanya, jadi belum tahu apa-apa. Tapi ia rasa Yong Jin ada sangkut pautnya dengan kematian Ayah Se Young.

"Apa maksud ucapanmu?"

"Ini... bisa jadi buktinya."

"Jelaskan padaku lebih rinci! Ada apa dengan Ayah Se Young?"

"Cepat ke kantor polisi sana! Meski mungkin tidak ada apa-apa di rekaman itu, kita tetap harus menangkap Kim Yong Jin."

"Aku perlu mengerti situasinya, So Joon-ah."

"Polisi tidak boleh gegabah. Jika Kim Yong Jin menyadari gerakan mereka, kita tidak akan bisa menangkap dia. Aku akan melumpuhkannya dulu. Polisi bisa bergerak setelahnya."


Young Jin membawa mobilnya ke tempat sepi lalu berganti mobil dan meninggalkan Ma Rin dengan pintu mobil terkunci.


Ki Doong membawa Black Box Young Jin ke kantor polisi dan mereka memutar rekamannya. Terdengar suara Ayah Se Young. Detektif itu memanggil rekannya yang bertanggung jawab dalam kasus Presdir Happiness untuk mendekat


Young Jin menelfon So Joon, jika So Joon ingin Ma Rin kembali...

"Kau ingin bertemu di Stasiun Namyeong? Baik, ayo lakukan." Tebak So Joon.

"Benar-benar luar biasa. Kau sungguh bisa melihat masa depan, ya? Saat terakhir kali... kau tiba-tiba menghilang di hadapanku. Aku penasaran tentangmu, jadi aku menyadapmu dan akhirnya mengerti. Kau bukan orang biasa. Kau bukan tokoh utama film, maupun komik. B**** ini benar-benar aneh. Demi meraih sebanyak yang kau miliki, apa kau tahu seberapa berat perjuangan orang lain? Aku selalu bekerja keras. Aku mengalami banyak rasa sakit. Tapi tetap tidak meraih sebanyak dirimu. Jujur saja, itu tidak adil dan membuatku marah, Br****! Dasar pemalas. Kau menjalani hidup yang sangat mudah, 'kan? Jadi, hadapilah rasa sakitmu sekarang. Bukan begitu?"

"Tetap saja, orang lain tidak menjadi sepertimu. Ya, memang aku mengetahui masa depan. Mau kuberitahu tentang nasibmu di masa depan? Hari ini, kau akan menyingkirkan aku. Kau berhasil melarikan diri. Itulah yang kau inginkan."

"Sungguh? Terima kasih banyak. Kau sangat hebat, Yoo Sajjang-nim. Kau sudah tahu namun tetap menemuiku?" Sindir Young Jin.

"Karena aku tidak akan membiarkannya terjadi."


Young Jin tidak mengerti maksud ucapan So Joon. Tapu yang jelas rencananya adalah bertemu dengan So Joon di dalam kereta. Kemudian mendapatkan black box-nya kembali, lalu lihat sama-sama kelanjutannya. "Kau pastikan bawa black box-ku. Mengerti? Jangan sampai kau menghubungi polisi. Jika kau lakukan, jangan harap bertemu isterimu lagi. Mengerti kau? Aku tanya kau mengerti tidak, Br*****!? Sekalipun polisi menangkapku, tidak akan kutunjukkan tempatnya. Lalu, isterimu akan mati kelaparan. Dia juga akan mati kedinginan. Dia mati!

"Hei, Kim Yong Jin. Tutup mulutmu itu! Ayo bertemu."


Sementara itu di mobil, Ma Rin sudah sadarkan diri tapi ia masih lemas bahkan untuk membuka matanya pun belum mampu. Untungnya ia masih bisa bergumam minta tolong.


Dan tepat saat itu Doo Sik datang yang langsung memecahkan kaca mobil untuk mengeluarkan Ma Rin.

"Siapa Anda?" Tanya Ma Rin dalam gendongan Doo Sik.

"Ma Rin, kau tidak apa-apa?"

"Anda siapa?"

"Appa... Ayahmu!" Jawab Doo Sik sambil terus berlari menuju rumah sakit.


So Joon sudah dikabari Doo Sik kalau Ma Rin diantarnya ke Rumah Sakit. Semuanya disana baik-baik saja jadi So Joon tidak perlu khawatir. 

Saat ini So Joon melangkah memasuki stasiun dan Young Jin menelfonnya. Tanpa basa basi So Joon bertanya dimana Young Jin.

"Naiklah keretanya, aku di gerbong kedua atau ketiga dari belakang. Kita lihat yang akan terjadi, Br****. Sampai ketemu." Komando Young Jin.


So Joon ternyata tidak sendiri, ia bersama Ki Doong dan dua detektif tapi jarak mereka jauh.

"Aku akan menghilang 90 detik setelah naik. Kau harus menangkap Kim Yong Jin dalam 90 detik." Pesan So Joon yang dikirimnya pada ponsel Ki Doong.

Mereka berdua lalu saling mengangguk mengerti dan memasuki kereta.


Detektif melarang Ki Doong ikut dan meninggalkannya di salah satu gerbong. Young Jin kembali menelfon So Joon, ia berubah posisi, ia mengajak So Joon bertemu di gerbang tengah.


So Joon langsung menuju gerbong tengah tapi tiba-tiba ia berhenti saat melihat gerbong yang tidak asing.

"Hari itu aku mengikuti diriku sendiri untuk mencari tahu. Namun aku berbalik dan melihat diriku yang lain. Sebab itu, esok harinya aku kembali. Tahu yang kulihat? Diriku yang kemarin. Tidak boleh, kau bisa membuat keadaan jadi rumit."


So Joon masa lalu berlari menjauh melewati dua detektif. Lalu ia di hari berikutnya juga melewati dua detektif itu hanya selang beberapa detik. Dua deteltif heran karena So Joon memakai baju berbeda, mereka pun memutuskan untuk mengejar kedua So Joon dari masa lalu itu.


Sementara So Joon yang asli berhasil bertemu dengan Young Jin. Tanpa basa basi ia langsung memukul Young Jin. Semua penumpang ketakutan dan menghindar. Young Jin tidak mau kalah dipukuli begitu.


"Kau pasti kalah. Meskipun aku mati di tanganmu, kau tidak akan bisa mengalahkanku. Hidupmu sudah gagal total." Ujar So Joon.

"Tutup mulutmu! Berikan black box-nya padaku!"

"Jalani sisa hidupmu tanpa apa pun! Tanpa uang, kehormatan, keluarga, teman, atau apa pun juga. Layaknya sampah di jalanan!"


Mendengar itu, Young Jin balik menyerang So Joon tapi So Joon lebih unggul darinya. Sampai saat Young Jin memiliki kesempatan untuk menghunus piasu dan menusukkannya pada So Joon.


So Joon melepaskan Young Jin karena rasa sakit itu, ia memegangi perutnya yang berdarah. Kereka memasuki lorong, ia tumbang dan menghilang meninggalkan jejak darah.


Gak tahu ini ekspresi Young Jin gimana, sedih atau senang. Orang ini gak jelas banget.


Ki Doong dan detektif datang terlambat. Ki Doong menyesali hal itu. Sementara Detektif mendesak Young Jin untuk mengatakan kemana perginya So Joon.


Ma Rin sudah mendapat perawatan dan ia akan bangun 1-2 jam lagi. Doo Sik memandang Ma Rin, teringat permintaan Ma Rin agar ia menemui Ma Rin saat kembali ke masanya.

Doo Sik membetulkan selimut Ma Rin lalu melangkah ke pintu tapi Ma Rin memanggilnya, meskipun dengan mata masih terpejam.

"Bagaimana bisa tahu aku terkunci di dalam sana? Appa... Katanya kau Ayahku saat membawaku kemari tadi."

Doo Sik berbalik, menyuruh Ma Rin istirahat dulu dan membicarakan masalah itu setelah Ma Rin benar-benar bangun.

"Apa ini mimpi? Sebelumnya, Ayah tidak pernah terlihat jelas di mimpiku."

"Ini bukan mimpi. Maafkan untuk segalanya. Maaf.."


Detektif datang untuk menanyai Ma Rin soal Young Jin. Ma Rin menyela, apa kepolisian sudah menangkap Young Jin. Detektif membenarkan, mereka sudah menangkapnya.

Detektif akan mulai menanyai tapi Doo Sik mengajak detektif itu keluar karena Ma Rin harus beristirahat penuh. Detektif menanyakan siapa Doo Sik tapi Doo Sik hanya memaksanya untuk keluar.


Setelah di luar, Doo Sik baru mengatakan kalau ia ayahnya Ma Rin. Ia kemudian menanyakan mengenai So Joon,

"Ah, saya tidak mengerti cara menjelaskannya. Saya tidak yakin apa bisa menyebutnya kasus orang hilang."

"Dia menghilang dari subway?" Tanya Doo Sik.

"Bagaimana Anda tahu?"

Doo Sik menunduk menyesal dan sedih. Setelah beberapa saat ia menyuruh Detektif pergi dulu sekarang dan kembalilagi besok.

"Saya harus bicara dengan Song Ma Rin." Paksa Detektif.

"Dia tidak tahu apa-apa. Dia harus pulih dulu. Tolong, kumohon pengertiannya."


Ma Rin sudah bangun, hal pertama yang ia lakukan adalah menghubungi So Joon tapi karena ponselnya tidak aktif, maka ia hanya mengirim pesan.

"Ponselmu tidak aktif. Apa mungkin kau sedang memburu Kim Yong Jin? Kim Yong Jin sudah ditangkap. Dan juga, aku di rumah sakit. Aku bahkan bertemu Ayahku. Aku tidak memahami ini. Banyak sekali yang terjadi. Cepat telepon aku saat kau membaca pesan ini."


Doo Sik masuk, melihat Ma Rin duduk begitu ia menegurnya karena Ma Rin harus memaksa diri untuk tidur. Ma Rin menjawab ia habis mengirim pesan, Doo Sik pun diam.

"Aku sudah menikah. Aku merasa dia berada dalam bahaya, tapi tidak bisa menghubunginya. Apa kata Detektif? Apa dia bertemu suamiku?"


Doo Sik berbohong kalau So Joon sedang di kantor polisi sekarang untuk menyelesaikan laporan. Ma Rin mengerti, pantas saja ponsel So Joon mati.

Ma Rin lalu menceritakan bahwa suaminya itu orang baik, Dia hangat, lucu, dan menenangkan membuatnya hidup bahagia.

"Bagus." Jawab Doo Sik senang.

"Tapi, apa yang terjadi hari ini? Bagaimana bisa menemukan aku?"

"Hari ini, kau istirahatlah dulu. Kita atur waktu bicara nanti. Kita punya banyak sekali waktu."


Ki Doong berjalan menuju kantor polisi. Sementara di dalam, Young Jin tengah diinterogasi. Young Jin mengakui soal Presdir Shin Sung Kyun dan Presdir Choi tapi soal So Joon tidak bisa diakuinya karena tidak ada barang bukti.

"Kalau dia cedera, maka bawa dia. Kalau dia mati, tunjukkan jasadnya!"

"Kau membunuhnya, B*****!" Teriak Ki Doong yang baru datang dan langsung menyerangnya. Polisi bergerak cepat dengan menjauhkan Ki Doong dari Young Jin.

Ki Doong tetap berteriak bahwa Young Jin lah yang membunuh So Joon. Young Jin tidak mau kalah, ia menuntut Ki Doong untuk membawa So Joon kehadapannya maka ia akan mengakui semuanya.


Ma Rin masih menunggu kabar dari So Joon sampai akhirnya ia lelah dan memejamkan matanya, tertidur.

Keesokan harinya, Doo Sik kembali ke ruangan Ma Rin sambil membawa makanan tapi ruangannya kosong, cuma ada pesan di kertas yang diletakkan Ma Rin di atas ranjang.

Ma Rin merasa sebaiknya ia harus pulang. Ia meninggalkan nomornya agar Doo Sik bisa menghubunginya soalnya ada banyak hal yang ingin ia tahu. Doo Sik lemas setelah membaca surat itu.


Ma Rin sampai di rumah tapi So Joon belum juga pulang.

Ma Rin mencuci beras sambil berpikir. So Joon pasti trauma akibat insiden Ayah Se Young. Ia menyesal karena tidak bisa memasak untuk suaminya. Lalu ia teringat So Ri yang pintar masak dan hendak menghubunginya tapi ponselnya lebih duru berdering.


Itu adalah telfon dari Detektif yang mengatakan kalau So Joon hilang.

"Sepertinya ada salah paham. Kemarin, kudengar dia pergi ke kantor polisi. Tidak, pasti salah paham."


Ma Rin lalu berganti baju tanpa tenaga, pikirannya pun kacau sampai ia hendak memakai dua mantel tanpa sadar.

"Kabar yang aneh sekali. Polisi macam apa yang bahkan tidak tahu kebenarannya? Mana bisa aku memercayai mereka?" Gerutunya sambil beberapa kali mendesah.


Ia lalu menghubungi Ki Doong

"Ah, aku... barusan mendengar kabar aneh dari polisi. So Joon. So Joon... So Joon. Tidak, 'kan? Mereka salah orang, 'kan? Mereka bicara yang tidak-tidak. Kurasa, So Joon sedang menjelajah waktu sekarang. Dia bahkan tidak tahu kalau Kim Yong Jin sudah ditangkap, sebab itu dia mencarinya. Tapi, polisi malah berkata yang tidak-tidak. Ki Doong-ssi. Ki Doong-ssi. Ini tidak benar, 'kan? Semua orang itu salah, 'kan?" Paksa Ma Rin.


Ma Rin ke kantor polisi dan ia memberikanpernyataan kalau So Joon pasti akan kembali, ia tahu sulit untuk dipercaya api itulah yang terjadi pada suaminya setiap kali naik subway. Menghilang bagai tidak pernah berada di sana lalu mendadak muncul lagi. Dia bahkan sempat menghilang di d Biasa begitu.

"Tetap saja, aku tidak paham soal penjelajah waktu." Jawab Detektif.

"Aku tidak bisa memaksa untuk percaya. Tapi, dia memang berada di dimensi lain sekarang. Mencemaskan masa kini."

"Seperti kataku sebelumnya, dia kehilangan cukup banyak darah."

"Sebab itu, dia mungkin harus mendapat perawatan 3-5 tahun di masa depan. Teknik medis pasti sudah lebih maju di masa depan. Dia akan kembali setelah pulih. Mustahil dia tidak kembali."


Setelah memberi pernyataan itu, Ma Rin buru-buru keluar bahkan mengabaikan Ki Doong dan Se Young yang memanggil-manggilnya. Se Young akan mengejar Ma Rin tapi ditahan Ki Doong. Ki Doong ingin Ma Rin dibiarkan sendiri dulu.

Detektif juka ikut keluar, mengatakan mungkin Ma Rin trauma berat sampai mengatakan terus bicara omong kosong soal suaminya adalah penjelajah waktu. Apa dia selalu bicara melantur begitu?

"Apa?" Se Young terkejut.

"Oh, soal Yoo So Joon kami mencari saksi mata dan mendatangi rumah sakit terdekat..." Jawab Detektif tapi disela Ki Doong.

"Anda juga melihatnya, Detektif. Dua orang mirip So Joon."

"Iya, sih. Aku tidak sedang melihat hantu, 'kan?"

"Apa maksudmu itu?" Tanya Se Young.


Ki Doong lalu membawa Se Young ke rumahnya, ia menunjukkan semua barang-barang dari masa depan.

"Banyak yang sudah dibawa pulang. Tidak banyak sisanya." Jelas Ki Doong.

Se Young ternyata tidak terlalu terkejut karena ia sudah menduga So Joon punya rahasia dan segalanya jadi masuk akal sekarang. Ki Doong minta maaf karena tidak memberitahu Se Young selama ini.

"Kau... Kudengar kau memukul si pembunuh di kantor polisi?"

"Tidak. Aku tidak bisa memukulinya."


Tapi kemudian Ki Doong minta maaf, meski harus berakhir di penjara, ia sungguh ingin membunuh dia. Se Young memeluk Ki Doong, kenapa harus minta maaf? Ia malah bersyukur memiliki Ki Doong, kalau Ki Doong tidak ada ia tidak akan bisa melewati semuanya.

"So Joon akan baik-baik saja, 'kan? Bagaimana dengan Ma Rin?" Tanya Se Young.

"Aku takut dia akan mencari-cari So Joon seperti orang gila."


Dan ketakutan Ki Doong benar-benar terjadi. Ma Rin terus mencari So Joon dari satu kereta ke kereta berikutnya, sampi ia memutuskan menunggu di depan pintu masuk stasiun tapi So Joon tetap tidak muncul bahkan sampai kereta terakhir.
>

4 komentar

avatar

ter-update top banget

avatar

Di tnggu part 2 unni...cayooo

avatar

Makasih sinopsis y ..😁

avatar

Kamsaeyo diana....suka banget drama ini meski ratingnya di sana anjlok bgt.....terimakasih tetap setia....


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search