Sumber Gambar dan Konten dari jtbc
Sinopsis Solomon's Perjury Episode 6 Part 1
"Dia
menyuruhku tutup mulut dan mematuhi kata-katanya. Aku tidak tahu yang mereka
lakukan, hanya tahu keduanya mabuk."
"Apa
yang sedang kau lakukan sekarang? Hari itu, kita sedang bersama. Katakan bahwa
hari itu kita sedang bersama." Paksa Woo Hyuk dengan mata menyala.
"Tidak,
kita tidak sedang bersama pada hari itu."
"Kita
bersama!"
"Tidak,
kita tidak bersama!"
Woo Hyuk
kesal, ia maju ingin menerjang Dong Hyun tapi yang lain sigap menahannya. Dong
Hyun memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur.
Hakim
memberi waktu istirahan 5 menit. Memerintahkan tim pengacara untuk menenangkan
terdakwa.
Soo Hee
sudah merasa aneh kunyuk itu tidak bertingkah dari tadi. Lebih mudah percaya
Anjing bisa berhenti buang air sembarangan (daripada memercayai Choi Woo Hyeok
bisa mengendalikan diri).Seung Hyun mengkritik Woo Hyuk yang sudah kelewat batas tadi di ruang sidang dan disaksikan semua orang. Woo Hyuk membentak Seung Hyun untuk diam.
Woo Hyuk
memprotes Ji Hoon, katanya akan membuktikan dirinya tidak bersalah,
bagaimanapun caranya.
"Lalu
apa ini, berengs*k? Segalanya akan terungkap."
Ji Hoon
dengan tenang meminta Woo Hyuk menunggu, ia belum mengatakan apa-apa. Woo Hyuk menantang,
memang apa bedanya jika Ji Hoon bicara?
"Aku
menyuruhmu untuk menunggu. Kalau kau tidak bisa menyelesaikan masalah ini
sendirian, maka tunggulah. Sampai pemeriksaanku selesai."
"Sialan!!!"
Woo Hyuk
pergi dari sana. Joon Young melihat Ji Hoon curiga.Persidangan dilanjutkan tanpa Woo Hyuk dan Dong Hyun. Hakim meminta Jaksa untuk menyelesaikan pemeriksaannya.
Demi
memiliki alibi palsu, terdakwa memaksa temannya untuk berbohong. Ini
menunjukkan bahwa Terdakwa berusaha menyembunyikan sesuatu atas hari itu.
Sebagai tambahan, Kejaksaan memiliki saksi yang melihat terdakwa di TKP, serta
sebuah surat tuduhan.
Karena
Terdakwa tidak muncul, maka hakim akan lewatkan pemeriksaan silang dari
Pengacara. Tapi pengacara menolaknya, ia memiliki pertanyaan untuk Jaksa.
"Jaksa
Go Seo Yeon. Apa alasan terbesar Anda menuding Terdakwa sebagai pembunuh Lee So
Woo?"
"Surat
tuduhan itu."
"Bisa
jelaskan isinya secara detail?"
Hakim
menegur pengacara. Ji Hoon memastikan kalau ia hanya membutuhkan sedikit waktu.
Ji Hoon meminta Seo Yeon mengatakan apa saja yang tertulis dalam surat tuduhan
itu."Sebuah pernyataan bahwa saksis melihat terdakwa membunuh Lee So Woo."
Ji Hoon
minta lebih jelas lagi. Soo Hee berbisik agar Ji Hoon menyuruh Seo Yeon
membacakan surat itu saja. Ji Hoon mengangguk lalu memberikan salinan surat
tuduhan itu agar Seo Yeon membacanya.
"Murid
SMA Jeongguk Kelas 2-1, Lee So Woo, tidak melakukan bunuh diri. Pada tanggal 25
Desember 2016, Choi Woo Hyeok, Lee Seong Min, Kim Dong Hyun..."
"tolong
lanjutkan. Kalimat selanjutnya adalah : Pada tanggal 25 Desember 2016, Choi Woo
Hyeok, Lee Seong Min, Kim Dong Hyun, ketiganya membunuh Lee So Woo di atap
sekolah. Benar, kan?"
"Ya."
"Lalu,
apakah pada saat insiden itu terjadi, ada yang bisa membuktikan Kim Dong Hyun
berada di tempat lain seperti pengakuannya? Ataukah dia turut membunuh Lee So
Woo di atap sekolah sebagaimana yang tertulis dalam surat tuduhan itu?"
Seung Hyun
tersenyum menang, sementara Joon Young menatap sedih Seo Yeon. Reporter Park
melihat kalau ini semakin menarik, ia terkesima dengan pernyataan Ji Hoon. Joo
Ri yang melihat itu juga semakin resah.Ji Hoon melanjutkan dengan menghadap para penonton, Keduanya begitu bertolak belakang dan TIDAK bisa diterima. Jika Jaksa menerima pernyataan Kim Dong Hyun bahwa alibi terdakwa itu palsu, maka pernyataan di dalam surat tuduhan ini menjadi tidak benar.
Ji Hoon akan
bertanya lagi.
"Jaksa,
menurut Anda, dimanakan keberadaan Kim Dong Hyun malam itu?"
Seo Yeon
lama menjawab, sampai para hadirin menantikannya. Seo Yeon memandang Joo Ri.
Seo Yeon mengajukan keberatan karena Pengacara Han Ji Hoon mencoba menyidik
jaksa. Sebab itu, ia tidak akan memberi tanggapan."Dan... Kejaksaan... membatalkan seluruh kesaksian Kim Dong Hyun. Pertanyaan yang saya ajukan selama pemeriksaan saksi tadi, serta argumen Kejaksaan mengenai alibi palsu terdakwa... Kami menarik semua itu. Saya memohon maaf."
Hakim
mengerti dan itu menjadikan semuanya mulai berkasak kusuk baik para hadirin
maupun juri. Seo Yeon memandang Joo Ri sekali lagi dan Joo Ri memutuskan untuk
keluar dari ruang persidangan.
Para siswa
merasa Persidangan itu lebih menarik daripada ekspektasi dan surat tuduhan itu
menjadi epik yang luar biasa.
Mereka
merasa kalau Dong Hyun akan mendapat masalah setelah ini. Tapi ada juga yang
tidak mempercayai Dong Hyun dan Han Ji Hoon sangat keren!
Setelah
membereskan ruang sidang, tim jaksa kembali ke ruang klub menikmati camilan.
Yoo Jin bingung antara Dong Hyun atau Joo Ri yang harus mereka percayai.
"Seo
Yeon memilih surat tuduhan itu. Sudah jelas, kan? Kita akan fokus pada
kata-kata Lee Joo Ri." Jawab Soo Hee.
Seo Yeon
ragu, haruskah? Soo Hee akan mengeluarkan pemikirannya karena Seo Yeon
menyinggungnya.
"Aku
sih tidak percaya kata-kata Lee Joo Ri. Kalian memercayai dia? Kalian sungguh
berpikir Choi Woo Hyeok membunuh Lee So Woo?"
Sejujurnya...
Yoo Jin hanya mengikuti langkah Seo Yeon yang memutuskan menjadi Jaksa. Ia juga
tidak benar-benar memercayai surat itu. Tidak, ia tidak bisa!
Seo Yeon belum
sempat mengatakan pemikirannya karena Min Suk mengetuk pintu dan masuk,
menanyakan kapan sebaiknya melakukan rapat bersama lagi.
Tapi Min Suk
malah mendapat tatapan tajam dari semuanya. Soo Hee meminta Min Suk pengertian.
Beri mereka istirahat! ISTIRAHAT!
"Kami
baru saja bisa bernafas lega beberapa menit di sini. Kami baru waras lagi.
Rapat apa? Rapat? Kau berusaha membuat kami sinting, ya? Dasar bocah tidak
berperikemanusiaan!"
Min Suk tak
mengerti, kenapa Soo Hee jadi mengamuk padanya! Seung Hyun masuk memperkerus
suasana, dengan nada mengejek ia meminta tim jaksa untuk makan bersama
merayakan sidang pertama mereka.
Yoo Jin dan
Soo Hee melemparinya dengan camilan. Soo hee menuntutnya untuk keluar cepat.
"Kenapa
kau seperti ini? Kelaparan, ya?"
Yoo Jin dan
Soo Hee tambah kesal, merekamelempari Seung Hyun dengan camilah serta
bungkusnya agar Seung Hyun segera keluar. Seung Hyun dan Min SUk pun keluar.
Soo Hee
masih kesal, ia stres luar biasa, tapi Seung Hyun malah melawak.
Pintu di
ketuk lagi, Soo Hee mengira kalau Seung Hyun lagi tapi ternyata Joo Ri.
Seo Yeon
merasa lega karena suara Joo Ri sudah kembali dan bertanya apa Joo Ri akan
segera kembali masuk sekolah?
"Kau
pasti bosan karena tidak ada bahan gosip sepertiku." Jawab Joo Ri.
Seo Yeon senang
mendengarkan karena bebrarti Joo Ri baik-baik saja. Soo Hee menyela kalau
mereka sedang sibuk jadi sebaiknya Joo Ri langsung ke intinya saja.
"Aku
mencoba mengingat semua yang Cho Rong katakan padaku dan menuliskannya secara
detail. Ini adalah pengakuan saksi. Aku... akan memberi kesaksian."
Joo Ri
memberikan surat pernyataan secara detail. Tapi Joo Ri memiliki syarat. Sampai
persidangan selanjutnya, rahasiakan bahwa ia memberi kesaksian. Ia tidak ingin
berurusan dengan orang-orang tidak berguna. Juga, jangan pertemukan ia dengan
Choi Woo Hyuk. Kalau ia hadir, kirim Woo Hyuk keluar.
Seo Yeon
mengerti, tapi Joo Ri memiliki satu syarat lagi..
"Percayalah
padaku. Apa pun yang dikatakan pihak terdakwa mengenai surat tuduhan itu,
sekalipun kau ragu, cobalah tetap percaya padaku."
Seo Yeon
menjelaskan kalau itu merupakan kecurigaan yang rasional. Joo Ri kesal, apa Seo
Yeon masih bersikap sok di situasi seperti ini?
"Tidak
juga. Jika aku tidak memercayai surat tuduhan itu, jelas bukan karena hubungan
pribadi kita yang buruk."
"Kau
baru saja mengatakan tidak memercayai isi surat tuduhan itu."
"Mau
kuberitahu alasannya?"
Joo Ri juga
menonton persidangannya. Kim Dong Hyun mengatakan, pada tanggal 25 Desember
sedang berada bersama temannya yang lain. Di ruang sidang, mereka memang tidak
memiliki pilihan selain membatalkan kesaksian Kim Dong Hyun. Tapi, semua orang
pasti merasakannya bahwa surat tuduhan itu memang meragukan.
Joo Ri
mengatakan kalau Cho Rong bilang, terlalu gelap untuk melihat dengan jelas,
tapi Cho Rong bilang Choi Woo Hyuk bersama beberapa cowok lain. Wajar jika Cho
Rong berpikir mereka adalah Seong Min dan Dong Hyun.
"Kau
mau kami percaya kata-katamu sekarang? Bukankah kesaksian Dong Hyun sudah
menggoyahkan isi dari surat tuduhan itu?" Tanya Soo Hee.
Joo Ri
membentaknya untuk diam! Soo Hee lah salah salu orang tidak berguna yang tidak
ingin ia ajak bicara.
Tapi Seo
Yeon membenarkan Soo Hee. Kenapa dalam surat tuduhan tidak dijelaskan perihal
situasi tersebut? Sebelum surat tuduhan itu dibuat, bukankah seharusnya
dikonfirmasi dengan pasti dulu orang-orang yang memang berada di TKP?
"Bagaimana
cara untuk mengonfirmasinya? Bertanya langsung pada mereka apakah membunuh Lee
So Woo atau tidak?"
Seo Yeon
jadi ragu, Apakah Cho Rong benar-benar melihatnya? Bukan Joo Ri, tapi Park Cho
Rong? Joo Ri membenarkan, Park Cho Rong melihatnya sendirian. Park Cho Rong
ingin menulis sendiri surat tuduhan itu, tapi ia berusaha membantu.
"Kau
bilang, Park Cho Rong yang ingin menulis surat tuduhan itu?"
"Ya,
itu yang kubilang."
"Lee
Joo Ri, jika aku memercayaimu, kau juga harus begitu. Aku tidak akan mengatakan
pada siapa pun, jadi katakan padaku. Apakah Cho Rong benar-benar..."
"Ya!
Aku melihatnya! Aku yang melihatnya!" Teriak Joo Ri. "Jika seperti
ini jadinya, apa bedanya dirimu dengan orang lain? Apa hakmu menjadi Jaksa jika
kau bahkan tidak memercayai aku sebagai saksi?"
Soo Hee ikut
meninngikan suaranya, Joo Ri lah yang bohong! Kenapa menyalahkan orang lain!?
Joo Ri
mengiyakan, ia berdiri dengan kesal. Ya, itu semua salahnya. Ia si gila yang
hanya tahu berbohong!
Joo Ri lalu
menyobek surat yang ia berikan tadi dan pergi dari sana dengan kesal. Seo Yeon
mengejarnya tapi ia kehilangan Joo Ri.
Seteah
beberapa saat Joon Young muncul.Presdir Choi mendapat informasi dari kepsek kalau Woo Hyuk datang ke persidangan sekolah. Ia kesal lalu meminta supir untuk ke sekolah Woo Hyuk.
Kepsek mengatakan pada Pak Han kalau Presdir Choi akan mengurus Woo Hyuk. Tapi Kepsek tidak habis pikir, kenapa Pak Han malah membiarkan puteranya berpartisipasi dalam olah perkara itu?
"Ya,
saya yakin Anda sudah berusaha semampu Anda menghentikannya, Pak Han. Saya
hanya ingin menunjukkan kekecewaan saya karena Anda tidak mengatakan apa pun
sebelumnya pada saya."
Pak Han
hanya bisa minta maaf. Kepsek menyarankan untuk Menelfon Ketua yayasan, untuk
memberitahukan agar tidak perlu khawatir. Di hari pertama sidang saja
kredibilitas surat tuduhan itu saja sudah runtuh.
"Rumor
perihal Komite Anti Kekerasan di Sekolah tersebar. Orang-orang menganggap
kejadian ini akibat tindakan ketidakadilan. Anda harus memberi penjelasan atas
hal itu dengan benar."
Kepsek
merasa itu tidak sulit. lagi pula, ini bukan kali pertama rumor mengenai hal
itu beredar. Apakah tidak berlebihan kalau harus merespon satu persatu rumor
yang beredar tentang sekolah?
"Tapi
itu bukan sekedar rumor, melainkan fakta." Jawab Pak Han. Dan Pak Han
mengatakan kalau ia yang akan menelfon ketua Yayasan, Kepsek tak perlu
khawatir.
Joon Young
memberi minuman hangat untuk Seo Yeon. Joon Yong bertanya, apa Seo Yeon
berdebat dengan Lee Joo Ri. Seo Yeon Bukan berdebat, tapi ia terpojok. Joo Ri
punya alasan.
"Aku
benar-benar minta maaf, tapi sebentar saja... lima menit pun cukup, bukan
sebagai Pengacara, dengarkan aku sebagai seorang temanku Bae Joon Young. Lalu
setelahnya, kau cukup melupakannya. Bisakah kau melakukannya untukku?"
"Tentu
saja."
Seo Yeon
tidak memercayai surat tuduhan itu. Bukan karena peristiwa hari ini, bahkan
dari awal. ia tidak benar-benar 100% percaya. Dilihat secara obyektif, terlalu
banyak celah.
"Bukankah
kau Jaksa?"
Ya, memang
Seo Yeon Jaksa. Sisi sial yang harus membuktikan Choi Woo Hyuk bersalah,
padahal polisi saja tidak bisa melakukannya. Dengan kata lain, jelas sisi yang
kalah.
"Lalu
kenapa kau menggelar olah perkara ini padahal sudah tahu kau akan kalah?
Karena
mereka harus mengungkap kebenaran. Entah surat tuduhan itu benar atau tidak,
ada sesuatu yang harus mereka ketahui perihal kematian Lee So Woo. Ia jadi
marah dan frustasi karena semua orang pura-pura tidak tahu dan berusaha
menutupinya sebagai tindakan bunuh diri. Itu sebabnya ia menggelar olah perkara
ini. Sebab, meski kalah, ia yakin akan menemukan sesuatu.
Ia bisa
mendengarkan pengakuan orang-orang yang terlibat, mengungkap kebenarannya, baru
ia dapat menutup kasus ini dengan lega. Meski satu tindakan saja, ia merasa
perlu untuk dilakukan. Delusi itu melelahkan.
"Delusi?"
Tentang yang
ia lakukan dalam olah perkara ini. Lee So Woo terseret. Lee Joo Ri pun
terseret, gara-gara mulutnya. Tanpa mengenal Lee So Woo dengan baik, ia
bersikukuh bahwa So Woo adalah korban. Tanpa memercayai Lee Joo Ri, ia berkeras
bahwa Joo Ri mengatakan kebenaran.
Apa Joon
Young tahu... bahwa ia adalah orang selicik ini? Ia bahkan ragu bahwa ia
memiliki hak menjadi Jaksa. Sejak persidangan pertama, ia sudah diserang dengan
bukti-bukti kuat.
"Kalau
itu karena Han Ji Hoon memang mempersiapkan sangat dalam."
Ia pun
begitu. Amat sangat. Namun, Ji Hoon memang Pengacara sungguhan. Tangguh. Ia
harus menanganinya.
Ji Hoon
masuk ke ruang klub tai disana ada Hae Rin yang sedang memakai kutex. Hae Rin
memuji Ji Hoon yang pandai bicara pasti pintar merayu perempuan.
Ji Hoon
meminta Hae Ri keluar karena ia harus rapat dengan Choi Woo Hyuk. Hae Ri
tersenyum, Tunggu saja semalaman di sini, lihat Woo Hyuk bakalan datang atau
tidak.
"Apa
maksudmu?"
Hae Ri hanya
tersenyum.
Woo Hyuk
meluapkan kekesalannya dengan menendangi tong sampah di luar sekolah. Sung Min
dengan setia menemaninya.
"Sudah
kubilang tidak perlu cemas. Pernyataan Kim Dong Hyun tidak ada gunanya."
Woo Hyuk
memerintahkan Sung Min untuk mengumumkan pada anak-anak. Suruh semua orang
langsung menghubunginya kalau mereka melihat Kim Dong Hyun. Ia tidak akan
tinggal diam.
"Tahan
saja untuk kali ini. Kau sedang menjadi pusat kecurigaan, masa mau bikin
masalah lain lagi?"
"Olah
perkara atau apa pun itu. Kau ingin aku menahan diri padahal sudah ditusuk dari
belakang seperti ini?"
Presdir Choi
datang dan langsung menarik Woo Hyuk kerana hadir dalam persidangan tanpa
seijinnya. Woo Hyukmenepis ayahnya karena ia malu.
Ayah kesal
dan langsung menggampar Woo Hyuk. Sung Min mencoba menahan pesdir Choi. Memang
Presdir Choi berhenti tapi ia menyerat Woo Hyuk pulang
"Pulang
ke rumah! Kita lihat akhir semua ini. Aku tidak akan bersikap lunak
padamu."
Ji Hoon
melihat semua itu, saat Sung Min berbalik dan melihat Ji Hoon ia pergi begitu
saja.Seo Yeon membaca komentar anak-anak tentang persidangan pertama.
"Bukankah persidangannya seru?"
"Iya, benar. Sebenarnya aku ke sana
untuk melihat Han Ji Hoon, tapi ternyata seru."
"Menyenangkan sekali melihat Choi Woo
Hyeok terpojok begitu!"
"Apa Kim Dong Hyun bakalan baik-baik
saja?"
"Pasti ada sesuatu. Kalau tidak, kenapa
juga dia bohong soal alibinya?"
"Benar, mencurigakan sekali.”
"Tapi, surat tuduhan itu juga tidak
kalah mencurigakan."
Seo Yeon
dikamarnya merenungkan kata-kata Ji Hooon di akhir persidangan dan kata-kata
Joo Ri. Seo yeon terlalu larut dalam pemikirannya sampai ia tidak sadar ibunya
masuk.
"Apa
yang sedang kau pikirkan?" Tanya Ibu
"Apakah
memang posisi Jaksa sesulit ini?"
Tapi
kemudian Seo Yeon sadar, ia menegur ibunya yang berusaha menangkap basah
dirinya yang sedang gelisah. Ibu mengelak, ia kan tidak melakukan apa-apa. Seo
Yeon sendiri yang langsung bicara.
"Bagaimana?
Perlu bantuan Ibu?"
Seo Yeon
akan sangat senang menerimanya, tapi sayang tidak bisa untuk saat ini. Ia harus
melakukannya sendiri agar bisa diakui itu merupakan hasil usahanya. Ibu
mengerti dan menyuruh Seo Yeon cepat keluar untuk makan agar bisa berpikir
dengan jernih.
Ayah pulang
dengan bicara di telfon, ia menyebut-nyebut presdir Choi.Saat makan ibu menebak pasti ayah sedang ada kasus serius sampai meninggalkan persidangan. Ayah menjawab kalau itu baru tahap penyelidikan.
"Apakah
kau menyelesaikan persidangan dengan baik, Nona Jaksa?" tanya Ayah.
Seo Yeon
malah senang karena ayahnya tidak melihat karena ia melakukan tindakan gila di
akhir sidang. Ibu menambahi kalau si pengacara kelihatan sangat pintar.
"Sepertinya
begitu." Jawab Ayah, tapi kemudian ia melihat wajah masam pada Seo Yeon,
ayah buru-buru mengoreksi ucapannya, "Tapi, tidak lebih pintar dari Seo
Yeon. Kau yang terbaik."
Seo Yeon
bertanya, kenapa ayahnya menyinggung soal keluarga Choi Woo Hyuk, apa karena
insiden kebakaran itu? Tapi ayahnya kan di tim penyidik keuangan. Sedangkan
kebakaran termasuk bidang tim tindak kriminal kekerasan.
"Belakangan
ini mereka sangat sibuk, makanya Ayah membantu." Jawab ayah.
Ibu
menasehati agar Seo Yeon tidak mengungkit kebakaran itu dalam persidangan.
memang Lee So Woo memang teman sekolah Seo Yeon, tapi kasus kebakaran itu
memakan korban lain juga. Jadi Seo Yeon harus berhati-hati untuk tidak
menyangkut-pautkan keduanya.
"Benar.
Hal itu bisa menimbulkan luka pada orang lain. Satu kasus kriminal saja sudah
lebih dari cukup." Pembenaran ayah.
"Memang
sih sidangnya tidak akan menjatuhkan hukuman apa pun, tapi sidang tetaplah
sidang. Jika hal itu memang berhubungan dengan Lee So Woo, maka harus diungkap.
Bukan tergantung aku ingin atau tidak."
"Hal
itu tidak ada hubungannya dengan kasus Lee So Woo."
"Kalau
begitu, Ayah tahu sesuatu."
Ibu
mengalihkan topik dengan membungkuskan nasi untuk Seo Yeon agar Seo Yeon tidak
bertanya lebih jauh.Reporter Park melihat kembali rekaman sidang, bagian Ji Hoon yang yakin kalau Woo Hyuk tidak membunuh So Woo dan ia siap membuktikan hal tersebut.
Reporter
Park menjelaskan pada bawahannya kalau Ji Hoon adalah murid yang berperan
sebagai Pengacara dalam olah perkara SMA Jeongguk. Ia menanyakan bagaimana
pendapat bawahannya itu.
"Dia
lumayan ganteng. Kenapa? Mau mewawancarai dia, ya?"
"Bukan,
tahu! Perhatikan caranya bicara! Jelas dia tidak sedang berspekulasi. Dia
bicara dengan tenang dan natural. Dia juga mengatakan bisa
membuktikannya."
Bawahan
maklum, mereka dalam usia Ji Hoon memang suka sok hebat. Reporter Park
membantah, Ji Hoon ini berbeda, ia bisa merasakannya. Bagaimana dengan yang ia
minta?
Bawahan
menunjukkan berkas. Ia melacak alamat IP Penjaga Jeongguk. Akses poinnya
berubah. Sampai akhir Desember kemarin, pusatnya di sini dan sini. Tapi...
"ini
SMA Jeongguk. Dan ini... Huh?" Sepertinya reporter Park menemukan sesuatu
tapi ia tidak mengatakannya pada bawahannya itu. Ia malah langsung keluar.
Reporter
Park menemukan Detektif Oh setelah berkeliling di seluruh tempat makan di
sekitar Kantor Polisi Nambu. Detektif Oh akan pergi kalau Reporter Park terus
ngaco begitu.
"Kenapa
kau begitu? Padahal aku punya berita penting. Setidaknya, kau harus menyambutku
dengan ramah."
Detektif Oh
melanjutkan makannya dan bertanya apa itu. Reporter Park menyebutkan soal
penjaga (Jeong Pa) SMA Jeongguk.
"Kenapa?
Ada postingan terbaru?" Tanya Detektif Oh.
"Aku
mengetahui identitasnya. Kurasa, Lee So Woo adalah Jeong Pa".
Detektif Oh
sampai batuk-batuk karena kaget. Reporter Park menjelaskan kalau ia melacak
IP-nya dan alamat yang ditemukan adalah alamat So Woo. Ia menghabiskan banyak waktu
untuk mengecek siapa pemilik rumah itu. Detektif Oh tak percaya karena Jeong Pa
tetap aktif setelah Lee So Woo meninggal.
"Tepat
saat itulah, akses poinnya berubah. Seseorang mengambil alih. Lee So Woo adalah
si Jeong Pa asli. Namun sekarang, ada penerusnya. Tapi yang lebih penting,
orang kedua ini adalah bocah pintar yang penuh perhitungan. Lee So Woo... tidak
akan memberikan peran Jeong Pa pada sembarang orang. Pikirkan berapa banyak
rahasia dan kebenaran yang diketahui si pemilik akun. Bahasa kerennya,
WikiLeaks (situs pengunggap rahasia tingkat tinggi) di kalangan siswa."
"Kalau
begitu, pasti seseorang yang dekat dengan So Woo atau terpercaya."
"Tepat
sekali. Selayaknya teman."
Detektif Oh
sudah menemui orang-orang terdekat Lee So Woo saat investigasi. Tapi, tidak ada
teman dekat yang seperti itu. Reporter Park menunjukkan kalau itulah titik
anehnya,
"Jika
orang-orang seperti kita yang bisa menginvestigasi kehidupan orang lain tidak
bisa menemukan mereka, itu berarti mereka memang sengaja menyembunyikan diri.
Oke. Teman dekat Lee So Woo itu pandai sekali bersembunyi, sampai tidak bisa
diendus oleh sekolah, media, maupun polisi. Dan selalu ada alasan di balik
penyembunyian diri itu. Menurutmu, apa alasannya?"
Reporter
Park menunjukkan akun SNS Jeong Pa.
Woo Hyuk
kabur dari rumah dalam keadaan babak belur. an diluar ia disambut oleh Ji Hoon.
"Kenapa
kau kemari?"
"Apakah
ayahmu selalu seperti ini?"
Ji Hoon
keluar membeli obat untuk Woo Hyuk. Tapi Woo Hyuk menegurnya karena bersikap
berlebihan, Bukan hal aneh kalau seorang anak dimarahi oleh ayahnya.
"Lihat
wajahmu. Kau anggap itu hanya memarahi?"
"Berhentilah
ikut campur urusan orang lain, katakan saja tujuanmu datang."
Ji Hoon
mengulurkan obarnya tapi Woo Hyuk menampiknya dengan kesal, ia menyuruh Ji Hoon
jangan ikut campur!
Ji Hoon
datang untuk menanyakan alibi Woo Hyuk sekali lagi. Apa yang sebenarnya Woo
Hyuk lakukan malam itu? Bukan alibi palsu untuk persidangan, tapi alibi Woo
Hyuk yang sebenarnya.
"Katakan
padaku. Aku harus tahu cara untuk melindungimu. Choi Woo Hyeok!"
Woo Hyuk
akhirnya jujur, Dong Hyun memang tidak di sana. Hanya ia dan Sung Min, mereka
berdua. Ia mabuk berat, makanya Sung Min mengantarnya pulang ke rumah. kemudian
Sung Min pulang ke rumahnya sendiri. Itu saja!
"Benar
hanya itu saja?"
Woo Hyuk
tidakmenjawabnya, Ji Hoon pergi setelah meletakkan obat di pangkuan Woo Hyuk.
Sepertinya Woo Hyuk tersentuh, lalu ia memanggil Ji Hoon yang sudah berjalan.
"Aku
rasa, malam itu, aku melihat seseorang di rumahku." Tapi Woo Hyuk tidak
tahu. Tadinya, ia pikir hanya halusinasi akibat mabuk, atau mimpi belaka. Ia
tidak yakin."Kau sudah tanya pada keluargamu?"
"Aku
tanya, tapi malah dimarahi ayahku yang bilang kalau itu tidak masuk akal. Aku
mengatakannya padamu karena aku rasa kau perlu tahu. Karena kau Pengacaraku.
Abaikan saja kalau tidak penting. Aku pergi."
Joo Ri
kembali mengunjungi Cho Rong yang koma, ia menangis,
"Tidak
seorang pun memercayaiku."
>
1 komentar:
Ditunggu part selnjutnya mb
Semoga sehat selalu
Amiinnn
EmoticonEmoticon