Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV
Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 4
-= Episode 4 -- Icarus =-
Pertandingan pun berlangsung. Di babak pertama, Dae Han kalah telak (9-25), Hae Sung pun hanya masem melihatnya. Selanjutnya tampillah tim pemandu sorak dan Da Won sangat tergila-gila melihatnya, sampai ia tak memperdulikan Hae Sung yang mencoba menyadarkannya.
Pertandingan berlanjut dan keadaan tidak jauh berbeda dari babap pertama, dibbak kedua dan ketiga, Dae Han juga kalah telak dari Han Kwang (5-25 dan 8-25). I Ra kesal karena selama permaianan tidak ada yang mengoper bola padanya padahal ia sudah berkali-kali memberikan kode.
Da Won melihat tim pemandu sorak penuh kekaguman saat mereka meninggalkan GOR. Saat Hae Sung bertanya, Da Won menjelaskan kalau sekarang ia tahu cara agar bisa dekat dengan I Ra. Jika ia bisa bergabung dengan tim pemandu sorak maka ia otomatis bisa terus dekat dengan I Ra.
“Bukankah lebih cepat jika kau langusng saja mengungkapkannya?”
Da Won menggeleng, ia belum berani melakukannya. Hae Sung mengngatkan
kalau pemandu sorak mempunyai banyak anggota jika da Won tidak
mengungkapkannya, I Ra tetap tidak bakalan tahu. Da Won akan memikirkan hal
itu.
Da Won menyinggung soal pertandingan tadi, apa bagus? Soalnya ini kali
pertama ia melihat pertandingan voli. Bagus… untuk tim Han Kwang, jawab Hae
Sung.
Soo Bin mengejek I Ra yang bahkan permainan tim-nya tidak level dengan anak SMA. I Ra tidak menanggapinya, ia kehabisan tenaga untuk kesal.
Lain hal nya dengan Han Sol yang malah memuji salah satu pemain karena permainannya sangat bagus. Won Ryong yang duduk disamping Hyun Sun tak mengerti, apa itu hal yang layak untuk dibanggakan?
Setelah Han Sol pergi giliran Jin Ha yang bicara pada pemain itu. Ia mematikan kalau pemain itu harus masuk universitas Dae Han jika lulus nanti. (Tunggu! Bukannya mereka mahasiswa Universitas Han Kwang ya?)
Jin Ha bahkan sampai membuat janji jari kelingking dengan pemain itu.
Melihat itu membuat Hyun Sung makin kesal, kok bisa-bisanya tim mahasiswa kalah
dengan tim SMA.
I Ra lebih parah lagi, ia sampai bergiling-guling dilapangan saking malunya.
Oh ya, Han Sol itu pacarnya Soo Bin dan saat ini mereka sedang bersama dengan I Ra. Soo Bin menyindir pacarnya, kok bisa-bisanya dia kalah melawan anak SMA. Han Sol mengelak, ia tidak ikutan main kok, I Ra doang yang main.
I Ra memelototi Han Sol tak percaya, namun Han Sol cuek, malah Soo Bin
yang kesal. I Ra juga sebal sama Soo Bin karena selalu bicara kasar padanya
padahal ia jauh lebih tua dari Soo Bin.
Soo Bin kemudian menunjukkan video I Ra yang telah direkamnya. Dalam video itu, I Ra mohon-mohon pada Soo Bin.
Kilas balik..
Soo Bin sudah menolak permintaan I Ra, karena itu sangat beresiko, sekali website voli sekolah mereka diluncurkan maka semua orang bisa melihat nama dan foto seluruh pemain.
I Ra yakin 100% kalau Hae Sung tak bakalan tahu. Hae Sung tidak akan
tertarik dengan hal kecil macam ini. Hae Sung bukan tipe orang yang mau
repot-repot hanya demi hal kecil.
“Baiklah! Bahkan jika aku berhasil mendapatkan seragam Universitas Han
Kwang (seragam tim voli). Dimana kau akan menemukan pemainnya?”
Tenang, I Ra adalah lulusan SMA Dae Han. Soo Bin tak percaya, jadi I
Ra berencana untuk merekrtut anak SMA, Dasar tak punya Hati Nurani!
“AKu tidak punya Dong Hae Sung, jadi aku tidak punya hati nurani. Tak
peduli apapun. Aku harus membuatnya menonton kemenangan kami. Ini adalah cara
untuk bisa merekrutnya. Harus.”
I Ra tak menyadari kalau Soo Bin merekam semuanya sedari awal.
Kilas balik selesai…
Soo Bin melakukan itu karena I ra selalu membodoho ayahnya dengan berakting lemah dan selalu membuatnya terlihat jahat. Jadi ia berpikir untuk membuktikan siapa I Ra sebenarnya.
I Ra meminta ponsel Soo Bin. Soo Bin tak mau memberikannya, ia berkata
kasar pada I Ra dan tepat saat itu ayahnya datang dan langsung menegur Soo Bin
yang tidak sopan.
I Ra memulai aktingnya, ia pura-pura menangis di depan pelatih, Soo Bin tidak melakukan kesalahan kok, ini semua karena ia belum dewasa.
Han Sol bahkan sampai memberi jempol untuk acting mengagumkan I Ra
itu. Pelatih membahas mengenai kekalahan Tim mereka dalam melawan Han Kwang,
tapi kemudian pelatih menyadari memang susah mengalahkan juara nasional 3 kali
berturut-turut.
“Bukan ayah! Mereka bukan dari Universitas Han Kwang ! Mereka itu…”
I Ra sigap dengan langsung menutup mulut Soo Bin, ia pura-pura minta
maaf karena sudah menyusahkan Soo Bin
dengan memintanya untuk mengadakan pertandingan dengan Universitas Han
Kwang.
“Jika kau tak ingin hari ini dalam tahun depan menjadi hari peringatan
kematianmu, maka tutuplah mulutmu.” Bisik I Ra.
Hae Sung membahas pelajaran saat berjalan bersama Da Won tapi Da Won malah berhenti di depan poster perekrutan pemandu sorak. Nama tim pemandi sorak itu adalah “Icarus”. Da Won sangat antusias dengan poster itu.
Selesai pelajaran, Hae Sung meminta Da Won untuk mengajarinya materi barusan karena ia belum paham. Da won buru-buru, ia minta maaf dan berjanji akan mengajari Hae Sung nanti. Hae Sung heran, sibuk apa Da Won belakangan ini?
Karena Da Won tidak ada, kesempatan ini digunakan oleh si gendut untuk
mendekati Hae Sung tapi Hae Sung malah cepat-cepat mengemasi buku dan keluar
kelas.
Da Won sibuk latihan dance pemandu sorak, ia ssudah bertekad untuk mengikuti audisi pemandu sorak. Gerakannya kaku banget sampai membuat Hae Sung tersenyum.
Hae Sung tak sengaja melihat Da Won latihan dan ia masuk untuk melihat
lebih jelas tapi anehnya, Da Won tidak menyadari kalau Hae Sung masuk hingga ia
selesai.
Da Won melarang Hae Sung untuk melihatnya. Tapi Hae Sung sudah terlanjur melihat semuanya. Kalau begitu, Da Won memintanya untuk mengomentari, gerakan mana yang aneh. Hae Sung dengan senang hati mau melakukannya.
“Apa kau tahu apa yang sedang aku lakukan?”
“Bukannya kau mau ikut audisi tim pemandu sorak?”
“Wow, kau benar-benar luar biasa!”
Hae Sung hanya tersenyum dan memintanya untuk latihan lagi. Da Won
benr-benar kaku membuat Hae Sung hanya bisa garuk-garuk leher, kepala,
usap-usap hidung.
Da Won pada akhirnya menyerah karena terlalu capek, Ia menanyakan pendapat Hae Sung. Hae Sung mengelap keringat Da Won sambil menjawab kalau gerakan Da Won sangat serius. Da Won mendesah karena itu artinya gerakannya tidak bagus. Tidak bisa nge-dance malah sok-sok an mau ikut pemandu sorak.
“Han Da Won. Tak seorangpun memiliki hak untuk menertawakan orang yang
sudah berusaha sangat keras. Hasil memang bisa saja tak sebanding dengan usaha
kita. Jika tidak berhasil pada percobaan pertama, maka coba lagi yang kedua,
jika masih tidak berhasil masih ada percobaan ketiga, keempat dan seterusnya.
Asalkan ma uterus mencoba, kesempatan itu masih tetap ada.”
Da Won membatin, ia terpesona dengan kalimat Hae Sung tadi, bahkan level bicaranya Hae Sung itu sangat berbeda. Tapi kemudian ia menggeleng, tidak bisa lagi jatuh cinta dengan begitu gampangnya.
“Masih harus tetap pada Go I Ra
sunbaenim.”
Hae Sung membantu Da Won berdiri dan menyemangatinya. Fighting!
Da Won diam-diam melihat tim voli yang sedang berlatih, tentu saja matanya hanya fokus pada I Ra. Tapi sayangnya I Ra tidak menyadari kehadirannya.
Saking fokusnya, Da Won tidak menyadari kehadiran Hyun Sung, saat ia menoleh, ia berjingkrak kaget dan langsung melarikan diri dari ruang latihan. Hyun Sung heran,kenapa Da Won mamandangi I Ra?
Besok adalah hari audisi, jika Da Won berhasil masuk tim pemandu sorak, apa Da Won akan mengku pada I Ra?
“Iya… Tidak
Hae Sung bingung, mau mengaku atau tidak? Da Won bingung, bisakah ia
mengaku? Hae Sung balik bertanya, kenapa malah tanya padanya?
“Gimana jika aku ditolak?”
“Menyerahlah.”
Da Won langsung menggeleng, ia tidak akan mengaku. Hae Sung pun menyarankan untuk tidak usah saja kalau begitu. Tapi Da Won malah kesal, bagaimana ia bisa melanjutkan bidup seperti ini?
“Kalau begitu mengaku saja.” Desah Hae Sung.
Da Won kembali geleng-geleng, tidak ia tidak bisa. Hae Sung menawari, apa
ia saja yang bilang pada I Ra?
Da Won berhenti dan menatap Hae Sung, benarkah? Hae Sung tersenyum. Selanjutnya
ia membuat simulasi, katakanlah jika Da Won berhasil mengaku pada I Ra dan I Ra
menerimanya, apa yang akan Da Won lakukan?
“Emmm…” Da Won berpikir.
Kilas balik…
Saat Da Won makan bersama ibunya, ibunya menasehati kalau Da Won mau berkencan dengan pria ajak mereka makan dulu. Luhat cara pria itu makan maka Da Won bisa melihat bagaimana kepribadian pria itu.
“Bagaimana?”
“Dari tatakrama saat makan, kau bisalihat dia sopan atau tidak. Kau
tidak boleh mengencani pria yang suka pilih-pilih makan.”
Dalam memutuskan untuk memesan makanan juga, apakah pria itu meminta
pendapat Da Won terlebih dahulu atau tidak. Misalkan saat makan steak, apakah
dia memotongkan milik Da Won atau malah sibuk dengan miliknya sendiri. Pokonya
tidak boleh menngencani pria yang hanya memikirnya diri mereka sendiri.
Kilas balik selesai…
Da Won ingin makan bersama I Ra.
Hae Sung mendatangi I Ra saat sedang latihan bersama, ia mengajak I Ra untuk bicara berdua.
Da Won mempersiapkan untuk audisi besok, kali ini gerakannya sudah lebih lues, jauh lebih bagus dari yang pertama kemaren. Saking semangatnya berlatih, ia sampai jatuh dan kakinya sakit.
Besoknya, Da Won datang ke kampus dengan dandanan sangat berbeda. I ra sampai pangling. Ia kemudian berterimakasih karena Da Won sudah membawa Hae Sung untuk melihat pertandingan mereka.
“A ha! Go I Ra!” Batin Da
Won yang ternyata bukan Da Won tapi Ah Reum kakak kembarnya. Ah Reim tak
mengerti bagaimana bisa adiknya mengesampingkan Hae Sung dan malah jatuh hati
pada sampah macam I Ra?
Bukan hanya I Ra yang pangling, Won Ryong juga dan sepertinya semua
anggota tim voli deh. I Ra bahkan menawari Da Won untuk makan bersama di
kantin.
Ah Reum menolak karena hanya di kantin. Lalu ia melihat Hae Sung dan
buru-buru mendekatinya, bahkan sampai memeluknya, “Dong Hae Sung!”
Hae Sung terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu, ia melepaskan Ah Reum,
“Siapa Kau!” Ah Reum hanya tersenyum.
>
EmoticonEmoticon