Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 13 Part 1
Soo Ah berkata kalau ia merindukan Do Woo saat Do Woo menjemputnya tapi Do Woo tidak mendengarnya karena masih ada di seberang. Do Woo akhirnya membawa Soo Ah berkendaran dengan Soo Ah duduk di bak belakang.
“Sejak hari itu, aku mengitari tempat yang
sama dan mengatakan hal-hal yang sama. Apa yang akan terjadi kepada kita
sekarang? Mari kita lihat bersama.”
Do Woo menghentikan mobilnya di pinggir laut. Ia membuka tutup bak mobil dan menyuruh Soo Ah untuk duduk di tepi. Mereka berpandangan.
“Apa aku sudah
memberitahumu ini? Senang bertemu denganmu, Seo Do Woo-ssi.”
Do Woo akan
mensyukuri ucapan Soo Ah itu. Lalu ia menggenggam kedua tangan Soo Ah “Senang
berjumpa denganmu. Choi Soo Ah-ssi.”
Soo Ah menjemput Hyo Eun. Hyo Eun membawa bunga Lizzie sebagai hadiah untuk melakukan pekerjaan rumah hari ini. Hyo Eun tiba-tiba menyebut “Annie Unnie.”
Soo Ah
terkejut, apa lagi ada Do Woo di mobil. Ternyata Hyo Eun Cuma mau menamai bunga
itu “Annie Unnie” tapi Soo Ah menyarankan untuk memanggilnya Lizzie saja dan Hyo
Eun setuju.
Setelah Hyo Eun tertidur, Soo Ah menatao ke luar lalu buru-buru ke luar. DI luar sudah ada DO Woo dengan sepedanya. Do Woo meminta Soo Ah untuk datang besok pagi. Soo Ah mengangguk dan Do Woo mengayuh sepedanya pulang.
Do Woo menunggu Soo Ah dengan cemas, bahkan ia sudah menyiapkan air mendidih dan beberapa bunga (untuk diseduh menjadi teh). Ia tidak sabar dan memutuskan untuk ke rumah Soo Ah tapi ternyata Soo Ah tidak di rumah.
Dimana Soo Ah? Soo Ah masih mengantar Hyo Eun ke halte. Dan beberapa saat kemudian ia baru datang ke rumah Do Woo dimana Do Woo sudah menunggunya setelah dari ruamahnya tadi.
Soo Ah masuk ke rumah Do Woo dan melihat semua karya Nyonya Go terpajang disana. Soo AH teringat pertemuan terakhirnya dengan Nyonya Go.
“Sebelum seseorang meninggal , Mereka
melakukan sesuatu yang istimewa untuk orang yang disayangi Karena mereka
menghargai orang itu.”
Soo Ah selanjutnya membaca surat wasiat Nyonya Go dan ia tersenyum saat membaca namanya tertulis dibaris terakhir (Pesan disampaikan oleh Choi Soo Ah)
“aku
bersamamu ... Pada waktu dan tempat seperti ini. aku tidak percaya itu.” Ujar
Do Woo.
Soo Ah
merasa kalau ini tidak nyata. apa ini rasanya jika bertemu di Mars? Untuk pertama kalinya dalam hidup Soo Ah, ia bertemu
seseorang yang ia rindukan. Ia tidak
berpikir ada yang lebih baik daripada ini.
“pastinya
ada.” Jawab Do Woo.
Do Woo memiliki satu pertanyaan mengenai pesan Soo Ah. Soo Ah sepertinya tahu apa yang akan ditanyakan Do Woo.
“apa suamimu
masih bertemu Mi Jin?”
Soo Ah
menjelaskan kalau itu hanya salah paham.
Mereka hanya teman sekarang. Mereka hanya tetangga yang makan
bersama-sama. Hanya... Tetangga.
Kemudian Soo Ah mengalihkan pembicaraan, bagaimana Do Woo bisa menemukan tempat yang sangat mirip dengan surat wasiat Nyonya Go. Dan ia bertanya, apa Do Woo disana tinggal sendirian?
“Kau pasti
memiliki banyak pertanyaan. Jika kau sangat merindukanku, Bagaimana kau bisa
menahan diri? aku selalu menghubungi tepian Sungai Han.
“Kalau
begitu... aku akan mengajukan pertanyaan. Kau di sini sendiri?”
Do Woo akan
memberitahu Soo Ah lusa. Ia pasti akan memberitahu Soo Ah lusa. Kemudian Do Woo mendapat telfon. Setelah
menutup telfon Do Woo mengajak Soo Ah bergegas.
Meja pesanan Soo Ah sudah jadi dan sekarang diantar ke rumah. Soo Ah tampak suka dengan meja itu. Do Woo menyuruh temannya pergi duluan, sementara ia akan melihat seluruh isi rumah untuk mencari tahu apa yang Soo Ah butuhkan lagi.
Do Woo ingin melihat kamar Soo Ah tapi Soo Ah tidak mengijinkannya. Soo Ah berusaha menutupnya tapi kesulitan. Do Woo bertanya, apa pintunya macet. Soo Ah menjawab kalau ia sudah menulisnya di pesannya.
Soo Ah bersiap untuk pergi ke Bandara. Do Woo bertanya, kenapa waktu itu Soo Ah menagis tersedu, sejujurnya itu mengganggunya hingga saat ini.
"Kupikir,
aku tidak akan bertemu denganmu lagi." Jawab Soo Ah.
Do Woo
mamastikan, apa yang bersama Soo Ah waktu itu adalah suami Soo Ah. Soo Ah lega
kalau Do Woo hanya melihat suaminya sekilas, ia malah berharap kalau Do Woo
tidak melihat suaminya.
Do Woo dan Soo Ah keluar dari gerbang rumah. Do Woo menyuruh Soo Ah menebak apa yang berubah saat pulang dari Bandara nanti.
"Apa
yang akan kau lakukan untukku?"
"Sesuatu
yang ingin kulakukan untukmu."
Soo Ah pun
pergi. Lalu ia berbalik karena Do Woo masih berdiri di tempatnya. Do Woo
langsung bisa tahu kalau Soo Ah dibesarkan di Jeju karena saat ini Soo Ah bisa
beradaptasi dengan baik.
"Kata
'pelengkap' digunakan dalam desain. Artinya sesuatu yang lebih kuat dan
disekitarnya saling melengkapi dalam keseimbangan yang sempurna. Kamu dan
tempat ini saling melengkapi. Tampaknya kalian berdua saling membutuhkan. Kamu
membutuhkan tempat ini dan tempat ini membutuhkanmu. Sangat melengkapi.”
Do Woo akan
menjemput Soo Ah di Bandara nanti. Soo Ah ijin untuk mengajukan satu pertanyaan
yang kekanak-kanakan. Do Woo mengangguk, ia akan maju untuk mendengarkan tapi
Soo Ah melarangnya karan pertanyaannya akan terlalu memalukan.
"Bagimu,
apa..." Soo Ah terhenti, ia teringat jawaban Jin Suk waktu itu, Jin Suk
melarangnya menanyakan pertanyaan kekanakan.
"Apa
artiku bagimu?" Lanjut Soo Ah.
Do Woo balik
bertanya, apa Soo Ah mau ia menjawabnya sekarang?
"Kamu
memiliki jawabannya?"
"Tentu
saja. Aku bisa menjawabnya kapan saja. Tanyakan itu kepadaku lagi saat kamu
murung atau saat kamu sangat sedih. Jawabanku akan langsung menghiburmu."
Mendengar
itu, Soo Ah merasa sudah mendengar jawaban Do Woo dan ia bisa berangkat ke
Bandara dengan senyum.
Soo Ah mampir ke sekolah Hyo Eun dulu sebelum ke Bandara. Ia tahu kalau Hyo Eun tidak mau berbohong pada ayahnya.
"Ibu
salah. Saat kamu sudah dewasa pun, jangan memaksakan dirimu untuk berbohong.
Jangan hidup dalam kegelisahan. Sesuatu yang buruk tetap buruk."
Soo Ah yang
melakukan kesalahan ini, jadi ia yang akan mengurus ini. Ia akan menceritakan
semuanya kepada Jin Suk.
Hyo Eun
menebak kemungkinan terburuknya mungkin mereka akan dipaksa kembali ke Seoul.
Soo Ah lebih senang Hyo Eun hidup tanpa rasa gelisah.
"Kapan
Ibu akan memberi tahu Ayah?"
"Setelah
penerbangan Ayah. Jangan khawatir."
Do Woo menelfon Hye Won, mengabari kalau ia akan datang besok.
"Kamu
pasti tergesa-gesa. Aku akan memastikan waktunya dan meneleponmu kembali."
Jawab Hye Won
Hye Won
kelihatan syok setelah menutup telfon. Lalu Ji Eun datang karena Hye Won
memintanya datang. Hye Won ingin menunjukkan sesuatu pada Ji Eun. Hye Won
menunjukkan seluk beluk rumah tua.
"Sebagian besar seniman yang akan kamu temui mengingat hal-hal seperti ini. Saat kamu tidak memiliki topik obrolan, kamu bisa menyebutkan tempat ini. Itu akan memudahkan kalian berbicara."
Hye Won
memberi Ji Eun buku daftar seniman yang ia kumpulkan. Ji Eun akan membutuhkan
itu untuk membujuk para seniman.
"Buku
ini berisi daftar tentang mereka. Ada beberapa tanggal ulang tahun dan sejumlah
catatan. Sebagian besar dari mereka tidak peduli tentang material. Kamu harus
sering mengunjungi mereka setiap ada kesempatan. Kamu juga bisa mengomeli
mereka. Tapi jangan terlalu menyebalkan. Omeli tentang kesehatan mereka. Mereka
senang mendengar hal-hal seperti itu. Terserah kamu bagaimana cara
melakukannya."
Ji Eun membuka-buka
buku Hye Won dan disana tertulis lengkap hal-hal yang harus diperhatikan untuk
menghadapi para seniman.
Hye Won
menasehati kalau Ji Eun menyukainya maka Ji Eun pasti bisa menghadapi para
seniman itu.
"Ini
membutuhkan komitmen. Jika sudah bisa memercayai Kyung Sook, bawa dia
bersamamu."
Ji Eun
bertanya, apa dengan ini berarti Hye Won mempercayainya. Hye Won pecaya karena
Ji Eun temannya Do Woo.
"Dia
pandai dengan menikahimu." Ujar Ji Eun dan ia memastikan agar Hye Won
bekerja kembali dengannya jika kembali nanti.
"Aku
tidak menghakimi orang. Lagi pula aku temannya Doh Woo. Aku hanya peduli dengan
kepribadian seseorang."
Tiba-tiba
Hye WOn mendapat pesan dari Nyonya Hong yang memintanya untuk datang.
Do WOo memperbaiki pintu kamar Soo Ah, juga membelikan kasur untuk Soo Ah.
Nyonya Hong mencaritahu sendiri karena Hye Won dan Do Woo memperlama masalah perceraian mereka.
"Tindakanmu
salah. Kenapa mengatakan kamu membesarkannya? Eun Hee, Doh Woo, dan aku. Kamu
membohongi kami semua."
Nyonya Hong
sampai tidak bisa tidur saat mengetahuinya semalam, wajah Nyonya Go terus
terbayang di benaknya. Ia berpikir untuk membatalkan janjinya kepada Hye Won,
tapi Do Woo akan berkata, "Tidak ada yang bisa dilakukan."
"Mungkin dia tidak sengaja melakukannya."
Hye Won
minta maaf karena telah berbohong pada Nyonya Hong. Nyonya Hong berkata kalau
tidak ada gunanya meminta maaf pada dirinya karena Nyonya Go dan Annie tidak
bisa mendengar.
"Kini
hanya Do Woo yang tersisa. Mari kita akhiri di sini. Akhiri hubunganmu
dengannya. Jika tidak, aku tidak akan diam saja."
Hye Won
sudah mendapatkan surat cerai, ia lalu berangkat ke Jeju hari itu juga.
Nyonya Kim membawa masuk beberapa surat yang ditujukan ke rumahnya. Ia lalu membaca satu surat, itu dari Hyo Eun.
"Nenek,
aku harus menulis surat kepada seseorang yang tinggal di Korea daratan. Aku
merindukan Nenek. Sepertinya aku mulai menyukai Nenek."
Nyonya Kim
tertawa saat membacanya karena Hyo Eun melakukan salah eja. Lalu ia melihat
nama sekolah Hyo Eun yang ditulis di amplop.
Nyonya Kim langsung menelfon Soo Ah. Soo Ah jujur kalau Hyo Eun tidak belajar di sekolah internasional, hanya belajar di SD lokal.
"Kamu
membohongi aku?"
Soo Ah
beralasan kalau Nyonya Kim pasti tahu penderitaan Hyo Eun di Selandia Baru.
Keadaannya lebih baik setelah mereka tinggal di Jeju. Hyo Eun bahagia dan sehat
kembali.
"Kalian
berdua kini sudah berpisah?"
"Tidak.
Belum."
"Belum"?
Kamu bergurau, bukan? Hubungan kalian berdua tidak pernah baik. Seharusnya aku
sudah bisa menduganya."
Soo Ah
berjanji akan memberi tahu Jin Seok tentang sekolah Hyo Eun. Nyonya Kim
membenarkan, tentu saja Soo Ah yang harus melakukannya, ia tidak akan
mencampuri urusan mereka.
"Tapi
tetap saja, Soo Ah. Ini tidak benar. Ibu tahu hubungan kalian buruk, tapi
berbohong tetap salah. Setidaknya bertengkarlah dan selesaikan masalahnya.
Keberadaanmu di sana tidak akan mewujudkan apa pun. Seharusnya sejak awal Ibu
tidak perlu tertarik dengan urusan kalian."
Soo Ah minta
maaf, tapi ini masalahnya dengan Jin Suk. Seperti yang Nyonya Kim ketahui, Jin
Suk itu...
Nyonya Kim
memotong Soo AH untuk berhenti, Soo Ah tidak memiliki niat untuk konsultasi
dengannya, kan?
"Soo
Ah, Ibu menyukaimu, tapi ini tidak benar."
"Tapi
hanya Ibu yang mengetahui semua masalahnya secara terperinci."
"Jangan.
Ibu tidak mau mendengarnya. Ibu mempunyai masalah sendiri tentang pengembangan
ini. Benar. Ibu akan mengurusi masalah Ibu sendiri dan kamu harus mengurus
masalahmu."
Nyonya Kim
lalu memutus telfon.
Jae AH kembali ke rumah Mi Jin, ia curhat kalau ia ada masalah di pekerjaannya. Mi Jin menebak, apa Jae Ah keluar dari pekerjaannya?
"Tidak.
Kurasa kini aku sudah dewasa. Aku bisa menghadapinya."
"Kamu
tidak tahu betapa bangganya aku kepadamu."
Mi Jin hanya
bisa menyiapkan makanan sederhana untuk Jae Ah karena sebentar lagi ia harus
terbang. Jae Ah bertanya, apa kakak iparnya juga?
"Keluarlah."
Bentak Mi Jin.
Jae Ah tidak
mau, ia akan pergi setelah makan. Dan ia duduk di menja makan. Jae Ah tahu,
pasti Mi Jin belum minta maaf pada Soo Ah, kan?
"Kenapa
semua orang menyuruhku melakukan itu? Kenapa aku harus meminta maaf? Berikan
alasannya kepadaku." teriak Mi Jin.
"Benar.
Kamu hanya dibutakan cinta."
Mi Jin
mengambil mangkuk nasi Jae Ah.
"Pertemuanmu
dengannya beberapa kali bukan masalah besar." lanjut ae AH dan Mi Jin
mengembalikan mangkuknya.
Tapi tetap
saja Jae Ah penasaran. Kenapa Jin Suk menikahi teman dari mantannya? Kenapa Soo
Ah menerimanya? Ia bisa membayangkan Jin Suk melakukan hal itu, tapi Mi Jin
bisa memberitahu Soo Ah. Mi Jin adalah sahabat Soo Ah.
"Kamu
tahu betapa naifnya Noona-ku. Jika kamu menceritakan kebenarannya kepadanya,
mungkin dia akan tetap menikahinya."
Soo Ah keluar dari ruangan staff dan Kevin menghampirinya. Kevin ternyata sedang bicara di telfon dengan Mi Jin dan Mi Jin memintanya untuk memberikan telfonnya pada Soo Ah.
Soo AH menerima
telfon itu. Mi Jin mengatakan kalau Kevin tidak tahu apa-apa jadi Soo Ah jangan
bilang apa-apa.
"Apa
yang akan kamu lakukan di sana? Aku tahu Doh Woo juga ada di sana." Tanya
Mi Jin.
Soo Ah tidak
menjawabnya, ia malah mengembalikan telfonnya pada Kevin. Mi Jin meminta Kevin
untuk memberikan telfonnya kembali pada Soo Ah.
Do Woo sampai di bandara. Kevin memaksa Soo Ah untukbicara dengan Mi Jin, jika tidak, ia tidak akan membiarkan Soo Ah pergi.
Soo Ah pun
menjawabnya dan Kevin menjauh. DO Woo yang berada tak jauh dari sana mendengar
percakapan Soo Ah di telfon. Kevin juga mendengarnya.
Soo Ah mulai
dengan, darimana Mi Jin mendengar tentang Do Woo. Mi Jin menjawab kalau ia
mendengar banyak hal, lucu, kan?
"Ya,
sama seperti aku mendengar hubunganmu dengan Jin Seok. kamu benar. Tidak ada
rahasia di dunia ini." Jawab Soo Ah.
"Kudengar Doh Woo ada di Pulau Jeju. Kamu bertemu dengannya? Apa yang kamu lakukan? Ada apa di antara kalian berdua?"
Soo Ah akan
mengajukan pertanyaan yang sama. Mi Jin meminta Soo Ah untuk mendengarkannya
baik-baik. Malam itu, ia dan Jin Suk hanya mengobrol semalaman. Tidak ada
apa-apa. Ia mohon agar Soo Ah percaya padanya.
"Ada
satu hal dalam hati nuraniku. Saat Jin Seok memintaku untuk mengikuti kata
hatiku, aku berpikir untuk membiarkannya menjadi bagian dalam hidupku. Maafkan
aku soal itu. Kamu tahu kenapa? Itu karena aku malu kepada diriku sendiri. Aku
tidak bisa berteman dengan pria yang meninggalkanku untuk temanku. Aku
menyedihkan dan aku tahu itu. Kamu puas?"
Soo Ah mengiyakan
dan akan memutus telfon. Mi Jin tiba-tiba minta maaf. Soo Ah terkejut, kenapa
memangnya. Mi Jin menjawab kalau semua orang ingin ia meminta maaf, engan kata
lain, sudah waktunya juga bagi Soo Ah untuk meminta maaf. Mungkin Soo Ah harus
meminta maaf kepada lebih banyak orang.
"Aku
akan meminta maaf. Berikan daftarnya kepadaku." Jawab Soo Ah.
Mi Jin
mengerti, tapi ia minta nomor ponsel Soo Ah terlebih dahulu, lalu ia akan
mengirimkan daftarnya.
Soo Ah
bertanya, kenapa Mi Jin tidak mencegahnya untuk menikah dengan Jin Suk.
"Itu
tiba-tiba sekali. Fokuslah. Jika kamu ketahuan, Jin Suk akan membunuhmu.
Seharusnya kamu bercerai terlebih dahulu."
"Kenapa kamu tidak mencegahku menikah seperti ini? Seharusnya kamu menghentikanku. Seharusnya kamu bilang bahwa dia tidak bisa membina keluarga. Bahwa dia akan membenciku karena bernapas dan berjalan. Sama seperti dia memacariku saat dia berpacaran denganmu, bahwa dia akan selalu berselingkuh. Bahwa aku tidak akan menjadi bagian dari hidupnya. Kenapa kamu tidak memberitahuku? Kenapa? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Soo Ah meluapkan emosinya saat mengatakan itu.
Mi Jin
bertanya, apa jika ia menghentikannya Soo Ah akan mendengarkan?
"Ya.
Jadi, semua ini adalah salahmu."
Mi Jin
tertawa, ia yakin kalau Soo Ah tidak akan mendengarkannya karena Soo Ah sangat
mencintai Do WOo.
"Kamu
tidak hidup dengan damai di sana, bukan? Kamu pasti bingung memilih. Apakah
hidupmu bahagia atau tidak? Setidaknya beri tahu aku itu. Aku
mengkhawatirkanmu. Beri tahu aku alasanmu pergi ke sana. Aku akan membantumu
semampuku."
Soo AH
menegaskan kalau ia bahagia lebih dari bahagia malah. Mi Jin bahkan akan
terkejut. Mi Jin menyuruhnya berhenti berbohong. Ia langsung tahu.
"Kurasa
kamu tidak bisa melakukan apa-apa karena mengkhawatirkan semua orang. Tapi kamu
yang terpenting. Bukan Seo Do Woo, Park Hyo Eun, atau Park Jin Suk. Pikirkan
dirimu sendiri dahulu. Ini dari hatiku. Aku tidak bisa memberitahumu tentangnya
dahulu. Maaf."
So Ah
menutup telfon. Mi Jin menangis, merasa bersalah pada Soo Ah.
Sementara
Soo Ah memberikan kembali ponselnya pada kevin dan ia berjalan pergi, Kevin pun
membiarkan Soo Ah dan Do Woo sengaja tidak menghampiri Soo Ah.
>
EmoticonEmoticon