Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis Oh My Geum Bi Episode 1 Part 2
Geum Bi bangun di pagi hari, ia melihat Hwi Cheol masih tertidur, lalu ia jongkok dan menggambar garis wajah Hwi Cheol mulai dari bawah telinnga hingga dagu.
Kemudian
Geum Bi menyentuh wajahnya. Geum Bi akan menggambar garis hidung Hwi Cheol tapi
Hwi Cheol bergerak dan ia menjauh.
Hwi Cheol terbangun, ia melihat botol air ada di atas meja. Ia kesal, kenapa tidak dikembalikan di kulkas.
Hwi Cheol
kemudian membuka kamar dan tidak menemukan Geum Bi, ia mengira Geum Bi sudah
pergi tapi kemudian ia melihat tas Geum Bi ada disana. Gak jadi lega deh..
Kang Hee berdiri di depan keramik yang semalam dielus-elusnya. Kakaknya (Go Joon Pil) ada di sana. Joon Pil heran, kenapa Kang Hee bersikeras ingin mempertahankan rumah ini.
"Karena
ini peninggalan ayah." Jawab Kang Hee.
Omong
kosong, lalu kenapa Kang Hee menjual semua benda antik koleksi Ayah mereka.
"Kau seperti hantu. Hantu yang menetap di rumah ini. Sudah 17 tahun berlalu. Kau tidak lelah?"
"Waktu
pasti terus berjalan bagimu."
"Sekalipun
kau memilih hidup dalam kesengsaraan, Jun Hee tidak akan hidup kembali."
"Kalau
begitu, apakah jika aku menutup mata dan bersikap sok kuat sepertimu, akan
membuat segala tentangnya terlupakan? Bisakah kau menghapus segalanya? Kau bisa
melupakan semuanya?"
Kenapa tidak
bisa? Semua orang melupakan masa lalu dan move on. Saat mereka ingin melupakan
dan move on, Kang Hee tiba-tiba kembali dan membuat semua orang melarikan diri.
Jika bukan karena Kang Hee, Ayah akan memiliki kehidupan yang lebih tenang.
"Apakah
sekali saja, Oppa pernah menatap mata Ayah, setelah kejadian hari itu?"
"Apa
maksudmu?"
"Sama
halnya dengan diriku. Ibu dan Ayah tidak pernah menyalahkan kita, kan? Tapi
mereka pun tidak pernah menatap mata kita (tidak bertukar pandang). Oppa tidak
mengerti? Kau pikir mereka sudah mengampuni kita?"
Joon Pil
melihat kursi lalu menendangnya, ia juga menjatuhkan lampu duduk di meja. Ia
meraih keramik yang dipandangi Kang Hee
siap untuk melemparnya ke lantai.
"Saat
kau memecahkan benda itu, aku akan bunuh diri." teriak Kang Hee.
Joon Pil
kesal, tapi ia mengembalikan keramikitu pada tempatnya. Sebelum pergi ia
berkata kalau ia akan mendaftarkan rumah ini pada agen real estate. Jadi Kang
Hee harus berhenti membelot.
Gil Ho juga memegang keramik yang sama seperti milik Kang Hee, ia mengaumi keramik itu, Keantikannya begitu luar biasa dan ia dapat merasakannya seolah ada tsunami dalam hatinya.
"Tsunami?
Dasar tukang membual. Itu hanya tiruan." Jawab Pak Antik (si pemilik benda
antik itu).
Gil Ho tak
percaya, kok bisa barang tiruan semirip itu. Pak Antik mengatakan kalau Kang
Hee memiliki yang asli.
"Kapan
kau bisa menghubungi dia?" tanya Gil Ho.
"Kau
yakin dapat menyelesaikannya? Kalian semua itu bodoh, makanya aku tidak yakin
bisa memercayai kalian bertiga."
"Jangan
berkata begitu. Kami sudah melakukan penelitian dan perencanaan selama sebulan
untuk hal ini."
Pak Antik
tidak yakin. Kang Hee mewarisi segalanya, tapi
tidak tahu apa-apa soal benda antik, jadi mungkin saja berhasil.
Gil Ho
merasa ada yang aneh, kenapa Kang Hee memepercayakan segalanya pada Pak Antik. Pak
Antik dulunya membantu ayah Kang Hee membeli beberapa koleksi saat masih hidup.
Ia mendapatkan keuntungan yang lumayan. sejauh nuraninya bisa menerima.
"Kau kan
tidak punya nurani."
Pak Antik
kembali ke topik, Gil Ho mau melakukannya atau tidak? Tentu Gil Ho mau
melakukannya.
Geum Bi duduk di delas 4 SD, saat ini ia diajak bicara berdua dengan ibu wali kelas. Pertama, Ibu wali kelas menanyakan kabar Geum Bi.
"Saya
baik-baik saja." Jawab Geum Bi.
Pelan-pelan
Ibu wali kelas membicarakan rumor yang ia dengar, apa benar Geum Bi pergi ke
pengadilan. Geum Bi menangguk.
"Hanya
Ibu yang mengetahuinya, jadi kau tidak perlu kuatir. Tidak perlu malu pada Ibu.
Alasan Ibu mengatakan hal ini adalah... Jika tiba-tiba... Maksud Ibu, kalau
mendadak kau berada dalam bahaya, cepatlah datang pada Ibu. Kau mengerti?"
Ibu wali kelasmencoba mencari kata sehalus mungkin.
"Ya,
Bu."
Geum Bi menunggu bis di halte. Kang Hee melihatnya, ia hendak menyapa Geum Bi tapi lampu berubah hijau dan mobil di belakangnya sudah mengklakson, maka ia pun menjalankan mobilnya dan mengurungkan niatnya.
Geum Bi pulang, dirumah Hwi Cheol dan Gil Ho main Go stop dengan 2 wanita canti, mereka manja-manja gitu sama Hwi Cheol.
Hwi Cheol
menyadari Geum Bi pulang dan ia menyuruhnya untuk menyapa teman wanitanya itu.
Mereka bertanya, siapa Geum Bi.
"Tebaklah.
Siapa dia?" Jawab Hwi Cheol.
Salah satu
dari mereka menebak kalau Geum Bi pasti putri Hwi Cheol yang sudah lama hilang.
Tapi Hwi Cheol langsung menepisnya.
Yang satunya
lagi bertanya pada Geum Bi langsung, siapa nama Geum Bi. Geum Bi mengatakan
dengan sopan siapa namanya dan karena geum Bi manis, wanita itu memberi Geum Bi
uang 10,000 won.
"Anak
pintar. Kau memang tidak seharusnya menolak uang." Ujar Hwi Cheol.
"Bersenang-senanglah."
Hormat geum Bi pada semuanya.
Mereka semua lanjut bermain kartu dan Geum Bi masuk kamar. Geum Bi menatap uang pemberian wanita itu lalu menghela. Ia menghempaskan dirinya di kasur.
Gil Ho mengajak Hwi Cheol bicara berdua, ia merasa kalau Geum Bi pasti terluka dengan kata-kata Hwi Cheol barusan.
"Dia
melukaiku lebih dulu. Tunggu dan lihat saja. Aku akan mengembalikan kehidupan
lajangku yang bahagia."
Gil Ho rasa
Geum Bi tidak akan mau pergi, mengingat Hwi Cheol itu ayah yang baru pertama
kalu ditemuinya dan Geum Bi terlihat seperti anak yang manis. Kenapa Hwi Cheol
tidak membesarkan saja Geum Bi?
"Kau
bisa sembarangan bicara karena dia bukan anakmu." Balas Hwi Cheol.
Geum Bi lalu keluar dengan membawa uang 10,000 won-nya. Ia mengajak kakak-kakak itu main kartu dan ternyata Geum Bi jago banget sampai ia bisa menguras habis uang kedua kakak itu.
Kakak itu
kesal pada Hwi Cheol, mereka mengira Hwi Cheol sengaja mengundang mereka untuk
ini dan mereka tidak akan mau bergaul dengan Hwi Cheol lagi.
Hwi Cheol
mencoba menjelaskan tapi mereka tidak percaya dan cepat-cepat pergi dari rumah Hwi
Cheol.
Geum Bi
mengipas-ngipaskan uangnya ia menawari Hwi Cheol untuk makan daging besok.
Sementara itu Hwi Cheol memandanginya penuh rasa kesal.
Gil Ho dan Pak Antik mendatangi rumah Kang Hee. Gil Ho menunjukkan kemampuan aktingnya, ia berpura-pura menjadi pembeli dan katanya akan menghubungi ahli benda antik, jika mereka sepakat mengenai harganya, mereka bisa langsung tanda tangan kontrak.
Kang Hee
menyetujui.
Geum Bi kembali duduk di halte yang sama, ia mengingat Hwi Cheol yang dikelilingi wanita cantik itu semalam.
Kang Hee
kembali melewati halte itu dan kali ini ia berkesempatan untuk menyapa Geum Bi.
Kang Hee memberi Geum Bi tumpangan, ia bertanya alamat rumah Geum Bi dan akan mengantar Geum Bi. Geum Bi bertanya, Kang Hee mau kemana.
"Aku?
Ke kuil."
"Berdoa?"
"Seperti
itulah."
Geum Bi
ingin ikut. Kang Hee menjelaskan kalau disana kemungkinan akan membuat Geum Bi
bosan. Geum Bi tak masalah dengan itu. Boleh ya, please??
Maka Kang
Hee pun mengijinkannya ikut.
Kang Hee melakukan persembahan untuk memperingati hari kematian ayahnya. Geum Bi menunggunya dengan sabar dan Kang Hee sesekali menoleh ke arahnya.
Saat perjalanan pulang, Geum Bi bertanya, untuk apa persembahan tadi. Kang Hee menjelaskan, jika tidak membuat persembahan maka arwah mendiang tidak akan memiliki makanan.
"Benarkah?"
"Mungkin
juga tidak. Itu hanya pendapat orang-orang."
Lalu Kang
Hee mengajak Geum Bi untuk mampir ke rumahnya, mampir makan.
Kang Hee senang melihat Geum Bi makan dengan lahap di rumahnya.
Gil Ho sedang mempelajari harga-harga barang antik, ia tiba-tiba teringat sesuatu, ia ingat wanita yang mirip dengan Geum Bi. Ada seorang gadis yang tidak bisa hidup tanpa Hwi Cheol.
"Namanya...
Joo... Joo Young atau apalah itu."
"Siapa?
Oh, si psiko itu?"
Hwi Cheol
mencoba membandingkan Geum bi denganwanita yang dimaksudkan tapi bukan
deh.
Tak berapa lama kemudian Geum Bi pulang. Ia menuju ke Hwi Cheol memberikan daftar sesuatu. Geum Bi minta Hwi Cheol untuk membelikan semua yang ada di daftar itu besok. Apel, kacang, dan buah pir serta Okchun.
"Apa
semua ini? " Tanya Hwi Cheol.
"Aku
membutuhkan semuanya. Lebih baik Ahjussi membelikan semuanya untukku."
Hwi Cheol
tidak begitu fokus dengan jawaban Geum Bi itu karena ada seseorang yang
menelfonnya masalah uang.
Besonya, Geum Bi langsung berlari saat bel pulang berbunyi, ia dengan penuh senyum pulang ke rumah.
Malam pun
tiba, Geum Bi menunggu kepulangan Hwi Cheol dengan sabar dan senyum tapi
setelah Hwi Cheol datang, senyumnya langung sirna.
Ia menanyakan Apel, kacang, buah pir, dan Okchun yang ia minta. Hwi Cheol tidak membelikannya. Geum Bi menuntutnya, kenapa Hwi Cheol tidak membelikannya.
"Perhatikan
sopan santunmu. Kau tidak ada kegiatan atau semacamnya? Kenapa kau menyuruhku
membelikanmu bahan persembahan?"
Geum Bi
memelototinya, Hwi Cheol menyuruh Geum Bi berhenti melotot, ia mencoba menahan
diri sampai sejauh ini, jangan membuat keberuntungan Geum Bi sendiri melayang.
Apakah begini cara Bibi Geum Bi mendidik?
"Bagaimana
dengan Ahjussi? Apakah begini cara Ibu Ahjussi mendidik Ahjussi?"
Hwi Cheol
memukul kepala Geum Bi, Jangan main-main. Geum Bi mulai menangis, ia tidak
main-main, itu semua untuk Peringatan kematian Ibunya.
"Kau
bilang kalau kau tidak punya Ibu."
"Ahjussi
juga tidak akan mendoakan dia. Sama seperti Bibiku yang tidak pernah peduli
akan dirinya. Apa yang akan terjadi pada Ibuku jika aku juga tidak mendoakan
dia?"
"Lupakan.
Orang yang sudah mati tidak tahu apa-apa. Tidurlah. Sudah lewat waktu
tidurmu."
Geum Bi menghapus airmatanya dan kembali ke kamar, ia membuat persembahan untuk ibunya dengan jajan seadanya dan selebihnya hanya gambar saja.
Geum Bi
kemudian memanjatkan doa dan Hwi Cheol mengintipnya.
Gil Ho menjelaskan misi mereka selanjutnya, ia muter kesana kemari. Hwi Cheol membentaknya, langsung ke intinya saja.
"Singkatnya,
dia ingin menjual seluruh warisan miliknya." Kesimpulan Hwi Cheol.
Gil Ho
menjawab kalau Hwi Cheol kawar tapi memang begitu. Jae Kyung tanya, caranya
gimana.
"Aku
pihak pembeli, dan Hwi Cheol akan menjadi peneliti barang antik."
Dan tugas
Jae Kyung adalah sebagai pengacara yang mengiapkan kontrak.
"Kapan
D-day (hari H)?" Tanya Hwi Cheol.
Gil Ho lalu
memberinya segebok kertas. Katanya itu adalah daftar dari barang-barang antik,
detailnya dan perkiraan harga. Ia menyuruh Hwi Cheol mengingat semuanya dalam
dua hari. Hwi Cheol protes kenapa harus dia?
"Lalu,
siapa lagi? Kau tidak memiliki penampilan. seperti seorang pembeli yang kaya
raya."
Hwi Cheol
membenarkan dengan kesal, lalu ia menunjuk jae Kyung tapi Jae Kyung menolaknya,
seorang wanita adalah musuh terburuk bagi wanita lain. Kang Hee tidak akan
memercayai seorang peneliti wanita.
Terpaksalah Hwi
Cheol memerankan peran itu. Kedua rekannya memberinya semangat.
Hwi Cheol mulai menghafal, ia memilih taman yang sepi agar bisa konsentrasi. Hwi Cheol kesal, ia tiduran dan melihat bayangan Kang Hee di langit, lalu ia membuat sketsa wajah Kang Hee di kertasnya.
Selanjutnya, Gil Ho menemani Hwi Cheol menghafal, ia menyarankan untuk mulai dari yang paling pendek dulu. tapi Hwi Cheol memaksa untuk mulai dari yang terpanjang. Tapi kemudian ia menyerah dan mulai dari yang paling pendek.
Hwi Cheol
membalik kertasnya, Gil Ho lalu melihat sketsa Kang Hee, ia heran, darimana Hwi
Cheol tahu wajah wanita yang akan mereka tipu?
Geum Bi
mendengar ucapan Gil Ho saat mengambil minum. Sementara Hwi Cheol tak peduli,
ia tetap fokus untuk menghafal.
Di sekolah, Geum Bi minta Jae Ha untuk mengajarinya mengedit video lewat ponsel. Setelah mengajari, Jae Ha bertanya, apa benar Geum Bi akan membuat video tentang hal itu.
"Ya.
Kenapa?" Jawab Geum Bi yakin.
Hwi Cheol membuat ramen dan ia masih sibuk dengan hafalannya, saat itu Geum Bi merekamnya. Hwi Cheol menolak, ia menyuruh Geum Bi menyingkirkan kamera dari wajahnya.
"Apakah
kau sering melanggar hukum?" Tanya Geum Bi sambil mematikan kameranya.
"Benar.
Tapi, aku juga mempertanggungjawabkannya. Tebaklah pelanggaran apa saja
itu."
Geum Bi
melihat ramen Hwi Cheol, ia bertanya, bikin berapa Hwi Cheol?
Hwi Cheol
memberikan ramennya untuk Geum Bi dan ia memasak yang baru.
Geum Bi menggabungkan video yang ia rekam di kuil (video Kang Hee) dan video Hwi Cheol yang ia rekam semalam, judul videonya "orang yang ingin aku buat bahagia."
Hong Shil Ra
meremehkan video Geum Bi itu, sementara Geum bi puas dengan hasil videonya.
Tiga penipu siap beraksi. Gil Ho menegaskan kalau mereka harus berhasil dalam misi kali ini. Jae Kyung menceramahi untuk mengawasi Hwi Cheol.
"Dia
itu black hole (kelemahan) tim kita."
"Aku
akan membuatmu berada di posisiku suatu hari nanti." Balas Hwi Cheol.
Merea bertiga masuk ke dalam dan saaat itu Kang Hee sedang menanam bunga. Hwi Cheol terpukaumelihat Kang Hee sampai ia lupa dengan nama samarannya dan malah mengenalkan nama aslinya pada Kang Hee. Hal itu membuat kedua rekannya cemas.
Geum Bi memutar kembali vidoe Hwi Cheol tapi ia baru melihat kalau sketsaHwi Cheol ikut terekam disana dan itu adalah Kang Hee. Ia teringat Gil Ho, kalau sketsa itu mirip dengan wanita yang akan mereka tipu.
Geum Bi
langsung berlari menuju rumah Kang Hee.
Kang Hee siap mengecap kontrak dengan stempelnya tapi Hwi Cheol tiba-tiba menyela. Ia cuma mau meminta Kang Hee hati-hati karena menggunakan baju putih.
Hal itu kembali membuat kedua rekannya khawatir. Kang Hee kembali melanjutkan menyetempel tapi terganggu lagi dengan suara bel pintu.
Kang Hee
minta waktu sebentar pada mereka untuk membuka pintu. Si tamu masuk dan yang
datang adalah... Geum Bi.
Semua
melotot tajam pada Geum Bi dan yang paling Geum Bi pelototi adalah Hwi Cheol.
>
EmoticonEmoticon