Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 11 Part 2
Ki Bum membeli buku sekaligus majalah dewasa, ia bahkan meminta poster promo majalah itu.
Saat akan
keluar Ki Bum bertemu dengan Kwon yang juga sedang membeli buku. Ki Bum
menyayangkan, kenapa Kwon tidak minta tolong saja padanya yang sudah pengalaman
selama 3 tahun.
"Jadi
apa yang kau beli? Coba kulihat."
Dan ternyata Kwon berubah pikiran, ia tidak jadi mengincar posisi Administrasi Umum, ia mau jadi pekerja sosial saja. Setelah mendengar apa yang Dong Young bilang kemarin, ia pikir ujian level 9 akan
sangat
kompetitif.
"Setelah
aku mencari tahu, ternyata pekerja sosial tidak banyak saingannya."
"Dasar
kunyuk plin-plan."
"Kau
kan tahu aku benci persaingan."
Ki Bum tahu sangat hal itu, makanya dulu Kwon berkencan dengan cewek terjelek di kelas. Saking besarnya dia, orang menyangka dia itu pria.
"Wajahnya
adalah satu-satunya yang tidak bisa diperbaiki oleh dokter bedah plastik. lebih
gampang kalau dia dilahirkan kembali saja, kalau dia mau jadi cantik."
Tapi dengan
begitu Kwon merasa tenang karena tak ada satupun pria lain yang menyukai
mantannya itu jadi ia tidak ada saingan.
Ki Bum terpeleset, ia sampai terguling di tangga dan ia rasa tulang ekornya patah. Ia pun meminta Kwon untuk menggendongnya sampai ke asrama.
Kwon pun
menggendong Ki Bum sampai ke kamarnya. Dan setelah itu mengeluh karena terlalu
capek gara-gara Ki Bum.
"Hei, apa kau kesal hanya karena aku meminta sedikit bantuanmu? Bagaimana bisa kau bersikpa begitu kalau kau mau jadi pekerja sosial?"
Kwon tak
mengerti lalu Ki Bum menjelaskan kalau pekerja sosial itu harus mendahulukan
kepemtingan orang lain dibanding kepentingan diri sendiri. Harus bermurah hati
untuk memberikan pertolongan pada tetangga! Harus punya rasa kemanusiaan
semacam itu!
"Oh,
benarkah!"
"Jadi
kau mau memijit bokongku, kan? Rasanya sakit sekali tahu! Sepertinya tulang
ekorku patah!"
Kwon malah
kabur.
Gong Myung membaringkan Ha Ha di tempat tidurnya dan ia malah duduk sambil belajar. Gong Myung menjahili Ha Na dengan menulis sesuatu di wajah Ha Na (Guru yang Bersinar-sinar).
Ha Na
terkejut saat bangun karena ia ada di tempat tidur Gong Myung. Gong Myung
sebenarnya ingin ketawa saat melihat Ha Na tapi ia menahannya lalu menjawab
kalau ia yang memindahkan Ha Na ke atas.
Ha Na minta
maaf lalu pamit untuk mengambil air. Setelah Ha Na keluar barulah Gong Myung
meluapkan tawanya, sampai memukul-mukul kasur.
Saat di luar orang-orang berbisik-bisik saat melihat Ha Na. Ha Na tentu saja merasa lalu ia bercermin,
"Apa
ini? Sialan Jin Gong Myung! Oh tidak! Oh tidak!"
Ha Na
langsung menghapusnya dengan air. Tak lama kemudian Gong Myung muncul, bertanya
apa Ha Na baik-baik saja.
"Apa
kau ingin mati?" Kesal Ha Na tapi Gong Myung malah tertawa saat melihat
wajah Ha Na.
"Aku
menulis 'Guru yang Bersinar-sinar', dan sekarang ini jadi 'Perempuan
Gila'."
Ha Na kembali bercermin dan benar apa yang dikatakan Gong Myung. Ia pun tambah kesal dan hendak memukul Gong Myung. Tapi ia menemukan gambar di jarinya. Ha Na bertanya, apa lagi itu?
"Oh,
itu hadiah dariku. berlian besar, kan?"
Ha Na kesal
lalu mengejar Gong Myung yang kabur dari sana.
Kwon menyapa Ki Bum dan Dong Young saat mereka akan masuk kelas. Dong Young ingin memastikan apa Kwon benar-benar ganti pilihan mau jadi pekerja sosial?
"Aku
memutuskan untuk jadi agen real estate resmi yang bersertifikat." Jawab
Kwon sambil menunjukkan buku barunya.
Setelah ia
pikir-pikir, ia tidak bisa jadi pekerja sosial yang harus mengesampingkan
urusan pribadinya.
Baik Ki Bum
maupun Dong Young tak terkejut mendengarnya karena Kwon sudah bolak-balik
berubah pikiran!
"Makanya
aku pikir, aku akan sangat cocok jadi agen perumahan. Yang perlu kulakukan
hanya tinggal membawa pembeli berkeliling dan melihat-lihat rumah."
Lalu Kwon kembali ke asrama, ia mau mencari akademi yang cocok untuk profesi itu.
Saat Ki Bum
dan Dong Young selesai pelajaran, mereka melihat Kwon diturunkan oleh mobil
polisi di depan asrama. Mereka bertanya, kenapa Kwon bisa sampai bersama
polisi.
Kwon
menjelaskan kalau ia tersesat, jadi meminta pak polisi untuk mengantarnya ke
asrama. Dong Young sekarang jadi ingat kalau Kwon memang sering tersesat
kemanapun Kwon pergi.
"Kalau
kau mau jadi agen perumahan. Kau harus ingat jalan. au harus ingat jalan di
sekitarmu. Kalau kau sering nyasar, kau pikir kau bisa jadi agen
perumahan?" Bentak Ki Bum.
Kwon kembali
menyerah, Sepertinya sih tidak bisa. Jadi, ia berubah pikiran lagi. Ia ingin
jadi polisi. Saat ada di mobil polisi, rasanya luar biasa sekali. Ia juga suka
seragamnya.
Ki Bum
mengibaratkan Kwon sebagai pelangi. Dong Young tak mengerti itu. Ki Bum lalu
menjelaskan
"Dia
ada di mana-mana dengan berbagai warna. Bagaimana bisa kau jadi polisi? Polisi
sering terlibat perkelahian dengan penjahat. Bagaimana bisa kau bertengkar
kalau kau letoi?"
Kwon tentu saja kesal dikatai Letoi. Ki Bum kabur dan Kwon mengejarnya. Hanya Dong Young yang waras disana.
Kwon
kelelahan saat mengejar Ki Bum. Ia mengancam akan menghabisi Ki Bum jika
tertangkap nanti. Ki Bum membalas kalau Kwon lah yang akan habis sebelum
menangkapnya.
"Bisakah
kau jadi polisi? Kau akan lari kesana kemari untuk menangkap penjahat. Kalau
larimu saja lambat, mana bisa kau menangkap mereka?"
Kata-kata Ki
Bum tadi makin memicu semangat Kwon. Ki Bum juga tidak menyerah, ia terus
berlari dengan berbagai gaya.
Dong Young mencari-cari kawan-kawannya itu, kemana gerangan mereka berdua. Lalu ia menemukan Kwon sedang duduk sambil minum dan Ki Bum berjalan mundur ke arak Kwon.
Ki Bum
bertanya, kenapa Kwon tiba-tiba berhenti mengejarnya. Kwon merasa bisa mati
kalau ia lari lagi. Jadi ia menyerah untuk menjadi polisi.
"Sekarang
keinginanmu jadi polisi, sudah lenyap. Ada berapa keinginanmu yang lenyap hari
ini? Apa ada sesuatu yang benar-benar bisa kau lakukan di dunia ini?"
Dong Young
menegur Ki Bum yang menurutnya terlalu kasar dan meminta Kwon untuk tidak
memperdulikan Ki Bum.
"Tidak. Dia benar. Aku memang kunyuk tak berguna." Aku Kwon.
Dong Young
menyemangati Kwon, jangan putus asa dengan begitu mudahnya, "Ada berapa
banyak orang yang benar-benar bisa menjadikan keinginan mereka sebagai
profesi?"
kemudian
Dong Young menyarankan kwon untuk mencoba lagi level 9: ujian Administrasi
Umum. Kwon tidak mau karena saingannya terlalu ketat.
Selanjutnya
Dong Young menyarankan untuk ikut ujian jadi pekerja sosial saja. Ki Bum
tiba-tiba menyahut minuman Kwon dan kwon langsung merebutnya kembali sambil
marah-marah kalau itu miliknya, jika Ki Bum mau, beli sendiri saja sana!
Melihat
sikap Kwon itu, Dong Young berpikir kalau pekerja soaial bukanlah ide yang
baik. Ia pun menyuruh kwon untuk memikirkan kembali tentang agen perumahan.
"Aku
menghargai semangat kalian untukku. Aku cuma sedang tidak bisa mendengarkan
sekarang. Aku mau ke asrama dulu."
Kwon
berjalan ke kanan, tapi asrama sebenarnya ke arah kiri. Walaupun malas, Ki Bum
tetap mengingatkannya. Kwon pun berbalik arah dengan malu.
Dong Young
merasa kalau Kwon tak mungkin jadi agen perumahan lalu ia menyarankan pada Ki
Bum, haruskah mereka menyuruh kwo jadi polisi saja?
"Kau
pikir dia mau karena kita menyuruhnya?" Tanya Ki Bum sambil melihat ke
arah Kwon yang muntah-muntah di pinggir jalan.
Dong Young
lantas membenarkan Ki Bum, mungkin tidak ada yang benar-benar bisa Kwon lakukan
di planet ini.
"Bagaimana
ya dia nanti?"
Ki Bum cuma
bisa geleng-geleng.
Selanjutnya Gong Myung menelfon Dong Young minta pinjam catatan hari ini. Dong Young bertanya, memangnya Gong Myung kemana seharian ini?
"Apa?
Rumah sakit?"
Gong Myung
mengatakan kalau ia sudah boleh pulang hari ini jadi mereka tak usah
repot-repot menjenguk.
Selesai menelfon, Ha Na masuk dengan membawa alat pelembab ruangan. Gong Myung sudah melarang Ha Na melakukan apapun tapi Ha na terus saja melakukan sesuatu.
Ha Na
menjawab kalau ia tidak apa-apa. Gong Myung ingin ke toilet, ia memastikan Ha
Na agar tidak melakukan apapun selagi ia tidak ada.
Ha Na
melepas jam tangannya untuk membersihkan lengannya yang kotor. Ponsel Gong
Myung tiba-tiba berdering, dari Ibu. Ha Na pun memutuskan untuk mengangkatnya.
Jin Yi sama sekali tidak mendapat telfon dari pacarnya, ia kesal sekali. Apa pacarnya benar-benar ingin putus?
Lalu ia
masuk mobil dan menjalankan mobilnya melewati Jung Suk. Jung Suk menirukan
kata-ka Jin Yi tadi, mirip seperti cara bicara Jin Yi..
"Siapa
yang akan menyukai orang egois seperti dia"?
Jung Suk
menjawab kalau Ha Na menyukai pria semacam dirinya. Mengatakan itu membuatnya
bertanya-tanya, kenapa Ha Na tidak menelfonnya ya?
"Sampai
kapan dia mau sok jual mahal, hah?"
ia mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan untuk Ha Na.
"Bagaimana bisa kau tidak menelponku
lagi setelah panggilan tak terjawab dariku?"
"Aku tidak punya banyak
kesabaran."
"Jangan main-main dan telponlah aku, No
Geu Rae."
Saat ia
memasukkan kembali ponselnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Jung Suk langsung
tersenyum senang,
"Kalau
cuma begini, ngapain juga dia sok jual mahal sih?"
Tapi ternyata itu telfon dari ibunya, bukan dari Ha Na. Ibunya mengabari kalau Gong Myung kecelakaan.
"Seberapa
buruk kau perlakukan dia? Bagaimana mungkin dia tidka bisa menelponmu sementara
dia di rumah sakit? Perhatikanlah orang di sekelilingmu. Bergaullah. Jangan
hanya berpikir tentang dirimu sendiri." Tegur Ibu.
Jung Suk
berjanji akan bicara pada Gong Myung.
Jung Suk langsung menuju rumah sakit Gong Myung, sambil menunggu pintu lift terbuka ia bertanya-tanya, bagaimana bisa Gong Myung kecelakaan? Memang dasar tidak hati-hati.
Disaat yang
sama, Ha Na dan Gong Myung juga menunggu lift terbuka. Ha Na sangat senang
mendengar kalau kakak Gong Myung mau datang. Tapi tidak dengan Gong Myung,
"Guru
seharusnya tidak mengangkat telfon ibuku. Tidak ada kakakku sebenarnya lebih
baik."
Ha Na jadi
makin penasaran dengan kakak Gong Myung sampai-sampai Gong Myung sebegitu tidak
sukanya.
Pintu lift Jung Suk terbuka dan ia punlangsung naik ke atas ke lantai 7, dimana ada Gong Myung dan Ha Na berdiri di sana.
Pintu lift
di lantai 7 juga terbuka. Tapi di dalamnya kosong, Gong Myung dan Ha Na pun
segera masuk ke dalam. Tepat saat itu Jung Suk juga sampai di lantai 7 tapi ia
tidak menemukan siapapun disana.
Gong Myung tetap mengantar Ha Na sampai luar walaupun Ha Na terus menyuruhnya masuk kembali. bahkan kalau bisa Gong myung ingin mengantar ha na sampai rumah.
"Tak
apa. Aku malu. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu. Tapi, malah kau yang
melakukan segalanya untukku. Aku makan dan tidur nyenyak di sini. Aku merasa
tak enak.
"Jangan
bicara begitu."
Ha Na pun pergi setelah mengucapkan terimakasih. Gong Myung tak rela melepas Ha Na. ia pun menyusul Ha Na dan memeluknya dari belakang.
"Aku
mau berterima kasih padamu, Guru. Aku senang karena kau di sini sepanjang hari
denganku. Sekarang aku akan masuk."
Gong Myung
melepaskan Ha Na dan berjalan masuk ke rumah sakit. Ha Na masih tidak bisa
mengatakan apa-apa karena terkejut, lalu ia berbalik menatap Gong Myung. Gong
Myung juga berbalik melambai pada Ha Na lalu berlari kecil kembali ke rumah
sakit.
Ha Na
membatin, "Bagaimana bisa perasaannya tidak berubah sedikitpun padaku? Aku
mungkin akan bahagia jika bisa bersama orang seperti dia. Dia sama sekali tidak
egois seperti si Sampah Kualitas Tinggi."
Gong Myung kembali ke kamarnya namun sudah ada Jung Suk di dalam yang sedang lihat-lihat. Jung Suk menegur Gong Myung yang malah keluyuran bukannya di tempat tidur.
"Jangan
mencemaskanku. Sudah kubilang jangan datang kenapa masih datang juga?"
Jung Suk
datang juga bukan karena keinginannya, Ia datang karena Ibu menyuruhnya datang.
Lalu ia mulai bertanya, apa yang terjadi pada Gong Myung? apa Gong myung
terluka?
"Kelihatannya
kau habis belajar berhari-hari, tapi karena tidak sanggup jadi kau membuat
masalah, kan?" Tuduh Jung Suk.
"Apa?
Masalah? Bagaimana kau bisa bicara begitu pada adikmu yang sakit? Ayah dan Ibu
memberimu nama yang benar-benar cocok. Jin Sang, seperti dirimu.
"Beraninya
kau."
Gong Myung
menyuruh Jung Suk pergi jika tidak bisa bersikap baik pada seorang pasien. Ia
minta uang saja lalu meminta Jung Suk memberikan dompetnya.
Tepat saat itu Ki Bum masuk. Mereka tentu saja heran melihat Jung Suk menjenguk Gong Myung.
"Kenapa
Anda ada di sini?"
"Untuk
mengurus kelas gabunganku.."
Gong Myung terpaksa jujur pada Ki Bum kalau Jung Suk adalah kakanya. Ki Bum protes kenapa Gong Myung merahasiakannya?
"Kakakku
bilang memalukan, kalau orang tahu dia punya adik pecundang sepertiku. Dia
terlalu merasa dipermalukan."
Ki Bum
membenarkan, kenyataan bahwa Gong Myung adalah adik Jung Suk bukan sesuatu yang
bisa kau banggakan.
"Semua
gen pintar ada padanya, kan? Dia yang pintar, kau tidak. Tidak adil, kan?"
Gong Myung
bertanya, kenapa Ki Bum datang bukannya belajar. Ki Bum datang karena ia tidak
mau belajar. Ia akan begadang dengan Gong Myung di sana.
"Ayo
main game."
"Tidak
terima kasih."
"Kau
sudah suruh Dong Young datang, kan?" Tanya Gong Myung.
Ki Bum
mengiyakan, Dong Young akan datang setelah mandi dan ia mengelukan Dong Young
yang sering sekali mandi.
Dong Young tak lama muncul, ia langsung nerocos kalau ia melihat Sampah Kualitas Tinggi hari ini. Gong Myung jelas tak mengerti siapa yang dimaksud Dong Young itu.
Ki Bum
mengkode Dong Young untuk berhenti tapi Dong Young tak menangkap kode itu, ia
lalu menjelaskan pada Gong Myung,
"Ya,
Sampah Kualitas Tinggi. Itu panggilan untuk Profesor Jin. Penampilan dan
pendidikannya semua kualitas tinggi. Tapi kelakuannya benar-benar seperti
sampah. Bahkan Profesor yang lain membicarakanya di belakang. Cocok."
Ki Bum
menegur Dong Young untuk berhenti sambil kode-kode kalau bicara seperti itu
tidak sopan. Dong Young tak peduli, mengingat apa yang dilakukan Jung Suk
padanya pagi ini.
"Kita
kan sedang tidak di tempat les. Haruskah aku mengabaikan kedudukannya?
Menyebalkan!!!"
Dan Ki Bum
lantas membungkam mulut Dong Young agar berhenti. Dong Young membentak, kenapa
ia harus berhenti?
"Sampah
Kualitas Tinggi adalah kakaknya Gong Myung." Ujar Ki Bum.
Dong Young
langsung melotot. Gong Myung angkat bicara, ia memyuruh teman-temannya santai
saja, tidak usah mencemaskannya, ia juga benci kakanya kok. apa? Sampah
Kualitas Tinggi? Siapapun yang punya ide itu benar-benar cemerlang.
Tapi setelah
Gong Myung pikir-pikur nama "Sampah Kualitas Tinggi" terdengar
familiar di telinganya.
Jung Suk ditinggal sendirian di ruangan Gong Myung, lalu ia melihat jam tangan Ha Na. Ia mengambil jam itu dan setelah mengamatinya mirip sekali dengan milik Ha Na. Kemudian Gong Myung masuk, Jung Suk lalu menanyakan jam itu milik siapa?
Gong Myung
langsung merebut jam Ha Na dari Jung Suk, ia menjawab kalau itu adalah jam
kekasih masa depannya. Jung Suk tak menyangka kalau Gong Myung ternyata punya
pacar.
"Ya,
dan uruslah saja urusanmu." Sergah Gong Myung.
"Kau
ini benar-benar sesuatu."
Ki Bum dan Dong Young masuk untuk pamitan, mereka memanggil Jung Suk dengan sebutan kakak bukan Profesor. Mereka beralasan kalau Kakak temannya adalah kakak mereka juga.
"Aku tidak
ikut-ikutan. Sudah cukup punya adik bodoh seperti dia, aku tidak mau lagi.
Pergilah. Dan tolong jangan beritahukan pada siapapun di tempat les tentang
ini."
Ki Bum
mengerti, tapi ia penasaran akan satu hal. Jung Suk mengiklankan di mana-mana
tentang bagaimana cara mendapatkan kesuksesan, tapi kenapa Jung Suk tidak
memberitahukan caranya pada Gong Myung?
Sebelum Jung
Suk marah, Gong Myung mengusir teman-temannya untuk cepat pergi.
Jung Suk langsung menegur adiknya, ia menuduh kalau adiknya itu bersama kunyuk dua itu bukan untuk belajar, kan?
"Apa?
Kau jangan bilang begitu. Kau tidak tahu apa-apa."
Jung Suk
membentak, kanapa memangnya ia tak boleh bilang begitu. Gong Myung harusnya kan
belajar. tapi sekarang malah bicara tentang pacar. benar-benar menyedihkan.
"Kenapa
aku menyedihkan? Kau tidak benar-benar menyukai seseorang, kan? Aku yakin kau
tidak pernah benar-benar menyukai seseorang. Kau hanya menyukai dirimu sendiri.
Makanya orang memanggilmu Sampah Kualitas Tinggi."
Jung Suk
syok mendengarnya. Gong Myung dengan berat hati menjelaskan kalau semua orang
di tempat les
memanggil
Jung Suk Sampah Kualitas Tinggi.
"Sampah
Kualitas Tinggi. Penampilan dan pendidikanmu kualitas tinggi, tapi kelakuanmu
seperti sampah."
Jung Suk
sedikit menurunkan nada suaranya, karena ia Sampah Kualitas Tinggi makan tidak
ada gunanya iadi sana dan bersikap seolah-olah aku peduli pada adiknya.
Gong Myung
membenarkan. Jung Suk keluar dengan muka ditekuk, sedikit sakit hati. Gong
Myung juga sebenarnya kesal pada dirinya sendiri karena sudah
mengatakannya.
Chae Yeon belajar seorang diri tapi terus terbayang Gong Myung yang biasanya ada disampingnya.
"Konsentrasilah, bisa? Jung Chae Yeon.
Kalau kau sudah susah-susah ke Noryangjin... fokuslah belajar." Batin
Chae Yeon.
Saat pulang ke asrama pun ia kembali teringat Gong Myung yang pernah mengantarnya. Chae Yeon menyesal sudah setuju dengan permintaan Gong Myung sebagai mentor.
"Kalau
begini, tidak ada hal baik yang akan terjadi." gumamnya.
Lalu Chae
Yeon menelfon Gong Myung untuk memberitahukan bahwa ia berhenti mengajari Gong
Myung. Mulai besok Gong Myung harus belajar sendiri. Saat Gong Myung bertanya
alasannya, ia menjawab,
"Kau
tidak punya kemauan dan hanya mau mencari jalan pintas saja. Aku tidak mau
menghabiskan waktu untukmu."
Ki Bum dan Gong Myung mendengar saat Chae Yeon mengucapkan jawaban itu. Ki Bum menegur Chae Yeon yang menakutkan dan menyeramkan.
"Kau
sudah kelewatan, Orang Jahat."
Chae Yeon
tak mengerti, memangnya apa salahnya. Ki Bum menyalahkan Chae Yeon sebagai
penyebab Gong Myung tidak fokus.
Dong Young
mencoba menghentikan Ki Bum karen Gong Myung minta apa yang terjadi hari ini
dirahasiakan. Ki Bum tak peduli.
"Gong
Myung bilang jangan memberitahunya agar belajarnya tak terganggu. Dia kesal sendiri
karena tidak tahu." Ujar Ki Bum.
Chae Yeon
tambah tak mengerti arah pembicaraan Ki Bum. Ki Bum kemudian bertanya, pasti
Chae Yeon kan yang menyuruh Gong Myung untuk membaca catatan sambil berjalan?
"Dia
sampai kecelakaan! semua ini gara-gara kau!"
"Apa?"
Selanjutnya Chae Yeon menyendiri di atap. Gong Myung menelfonnya, mengatakan kalau ia benar-benar tidak bisa menemui Chae Yeon hari ini, jadi ia harap Chae Yeon tidak marah. Ia berjanji kalau hal yang sama tak akan terulang lagi, maaf.
"Aku
sudah dengar semua. Kau kecelakaan, kan? Kenapa kau tidak mengatakan yang
sebenarnya?"
Chae Yeon
minta maaf, ia tidak tahu kalau Gong Myung terluka karena dirinya. Gong Myung
menegaskan kalau ia baik-baik saja kok! sungguh.
Gong Myung
malarang Chae Yeon khawatir, dan sampai ketemu besok.
Chae Yeon menangis setelah menutup telfon. Ia merasa bersalah pada Gong Myung.
"Maafkan
aku, Gong Myung. Semua ini salahku."
Dong Young
tak sengaja melihat Chae Yeon menangis dan mendengar gumaman Chae Yeon.
"Apa
yang terjadi? Dia menangis karena Gong Myung? Dia adalah penyihir berhati
dingin."
Dong Young lalu kembali turun. Di tangga ia bertemu dengan Ki Bum yang langsung bertanya, apa Chae Yeon ada di atap karena kata anak-anak Chae Yeon kemungkinan disana.
Dong Young
balik bertanya, untuk apa Ki Bum butuh Chae Yeon. Ki Bum merasa sudah kelewatan
tadi pada Chae Yeon dan ia merasa tidak enak.
Dong Young
berbohong kalau Chae Yeon tidak ada di atap lalu ia mengajak Ki Bum kembali
turun.
"Kau
bilang tidak suka padanya. Kenapa merasa tak enak. Ayo pergi."
Gong Myung menyempatkan diri untuk belajar, saat istirahat, ia mengambil jam tangan Ha Na di meja.
Ha Na sedang
menyiapkan soal untuk ujian akademi, tapi ia tidak bisa konsentrasi. Saat ia
memaksa untuk kembali berkonsentrasi, Gong Myung mengiriminya pesan.
Gong Myung memberitahu kalau Ha Na meninggalkan jam tangannya. Ha Na baru teringat kalau ia kelupaan.
Kemudian
Gong Myung bertanya mengenai cicncin yang ia gambar, apa Ha Na sudah
menghapusnya?
"Tidak.
Kau pakai spidol permanen? Aku tidak bisa menghapusnya."Jawab Ha Na.
Lalu Gong Myung memotret tangannya dan mengirimya pada Ha Na, sebenarnya itu adalah cincin pasangan mereka. Ha Na tersenyum membacanya tapi tak membalasnya.
Ha Na mengambil botol minuman di kulkas lalu menenggaknya sambil melihat kembali pesan Gong Myung.
Ha Na baru
mengecek pesan masuk yang lain dan itu dari Jung Suk,
"Bagaimana bisa kau tidak menelponku
setelah panggilan tak terjawab dariku?"
"Aku tidak punya banyak
kesabaran."
"Berhentilah sok jual mahal, dan
teleponlah aku, No Geu Rae."
Jung Suk kesal karena Ha Na tidak menjawab pesannya, cuma membacanya. Ia bertanya-tanya, apa Ha Na sedang menguji kesabarannya atau bagaimana?
Barulah
pesan masuk dari Ha Na,
"Bermain-main? Semuanya masih tentang
dirimu, kan?"
"Aku masih belum mendengar pengakuanmu.
Jangan telepon aku lagi kalau tidak ada kepentingan."
Paginya, Jung Suk menjalankan hobinya. Mengoperasikan drone.
"Ketika pagi terasa menyegarkan. Kadang
aku keluar untuk menikmati hobiku. Hobiku adalah bersenang-senang dengan diriku
sendiri. Waktu untuk diri sendiri waktu untuk menyembuhkan diri."
Tapi ia
tidak tenang saat mengingat kata-kata Gong Myung kalau orang-orang memanggilnya
"Sampah Kualitas Tinggi."
Tapi
kemudian ia memutuskan untuk tidak peduli apa anggapan orang. Karena pada
akhirnya, ia memang lebih suka sendiri.
Lalu Ia
teringat kata-kata Jin Yi,
"Siapa
orang yang menyukai manusia egois seperti dia?"
Jung Suk
menegaskan kembali pada dirinya kalau ia tidak peduli orang tidak menyukainya.
Ia hanya akan hidup mewah, sendirian seumur hidupknya.
Jung Suk beristirahat tapi ia kembali teringat Ha Na dan pesan balasan Ha Na membuatnya berubah,
"Dulu,
aku merasa sangat nyaman sendirian. Tapi sekarang, aku ingin bersamamamu, No
Geu Rae. Sekarang akhirnya aku menyadari perasaanku padamu. Kenapa dia jadi
dingin? Apa yang sudah kulakukan?"
Ia teringat
kata-katanya saat di pesta pernikahan mengenai wanita isealnya. Ia mendesah
pasti Ha Na punya alasan sendiri, kenapa menolaknya.
"Bagaimana
caranya aku bisa mendapatkannya kembali?"
Ha Na akan berangkat ke akademi, ia menasehati dirinya untuk memperlakukan Jung Suk seperti biasanya saja, ia yakin Jung Suk sudah mengerti dengan maksud SMS-nya itu.
Tapi kemudian Jung Suk datang entah darimana dan memanggilnya.
>
6 komentar
Makasi sinopsisny ...Fighting..😊
Semangat mba, lanjut terus nulis sinopsisnya yah ☺☺☺, ak termasuk pembaca setia sinopsis DS loh, gomawo...^^
Aq jg unnie!d cepetin ngerecap ep 12 y gomawo,!fighting
Menanti episode selanjutnya, unni!! Fighting!!!
Dilanjut secepatnya ya eonni recapan drinking solo dan on the Way airport nya, hheee
Dilanjut please ya kakak, semangat
EmoticonEmoticon