-->

Sinopsis Longing Heart Episode 1 Part 1

- Januari 10, 2018
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan membaca sinopsis hanya di "www.diana-recap.com"

Sinopsis Longing Heart Episode 1 Part 1

Sumber Gambar: OCN


=2007=

Semua siswa memberi salam pada guru mereka yang melewati lorong sekolah. Anehnya guru itu menggunakan smartphone canggih, sayangnya tidak ada sinyal.


Guru itu masuk ke ruangan kelas, kelas 2-3. Ketua kelas memimpin untuk memberi salam.

"Berandal ini sudah berteman denganku selama 20 tahun -Kim Min Seok-" Narasi Guru itu.


Di belakang Min Seok, ada siswa yang ketiduran. Guru itu memanggilnya Choo Geun Deok, menyuruhnya bangun karena baru 5 menit yang lalu belnya berbunyi!

"Choo Geun Deok. Berandal ini juga sudah berteman denganku selama 20 tahun."


Guru bertanya, siapa yang piket hari ini. Lalu seorang siswa lekas maju untuk menghapus papan tulis.

"Jang So Ra. Temanku dan isteri Min Seok."


Di meja guru ada roti dan susu rasa pisang, serta ada pesan dari Ji Soo. Guru langsung menoleh ke arah Ji Soo.

"Dan gadis ini.. adalah Han Ji Soo. Dia adalah cinta pertamaku."


Selanjutnya Guru memerintahkan anak-anak untuk mengeluarkan PR dan bagi siapa yang tidak mengerjakan, berdiri dan mengakulah.

Ji Soo cemas, ia tidak dapat menemukan buku PR-nya. Lalu seorang siswa mengoper buku PR-nya pada Ji Soo, Ji Soo tersenyum menerimanya. Dan siswa itu berdiri karena tidak memiliki PR, namun walaupun begitu ia tetap tersenyum.

"Dan berandal satu ini adalah... aku. Aku, 10 tahun lalu."


"Ini tahun 2007. Aku datang.. dari tahun 2017."

=1 Bulan Lalu, tahun 2017=


Guru sampai di tempat janjian bersama Min Seok, tapi Min Seok nya gak dateng-dateng. Guru pun menelfon dan ternyata Min Seok menjebaknya, menyuruhnya kencan buta dengan seorang gadis yang duduk di dekat jendela.

"Hei, kalian melakukannya lagi?" Protes Guru.

"Berkencanlah tahun ini! Semoga berhasil."

Telfon pun diputus. Guru menggerutu, kenapa mereka selalu saja melakukan hal tidak penting? Uh~


Tiga sekawan sedang berkumpul, dimana Guru sedang heboh menonton pertandingan bola dan Geun Deok sibukmemakai krim. Min Seok bertanya pada Geon Deok, apa yang dilakukannya itu kan bilang sendiri bahwa tidak mempunyai pacar.

"Siapa yang tahu aku bisa melewati malam ini atau tidak. Karena melihat Kang Shin Woo (Guru) saja membuatku gila!"


Geon Deok tidak mengerti, kata Shin Woo sendiri gadis itu baik dan cantik, kenapa tidak bersama? Shin Woo menjawab, hanya karena dia baik bukan berarti ia harus bersamanya.

Min Seok: Bagaimana kau bisa tahu kau suka dia apa tidak, sedangkan kau baru ketemu dia hari ini?

Shin Woo: Shoot!!! Aku tahu saja.

Geun Deok: Kau masih berpikir apa dia akan membuat deg-degan atau tidak?

Shin Woo: Hei, tak ada yang bisa memastikan jantungku. Saat aku bersama seseorang yang cocok, jantungku akan berdetak cepat karena hormonku bekerja.

Geun Deok: Jadi karena itu rupanya. Karena Han Ji Soo!


Min Seok menegur Geon Deok, jangan begitu lah.. Geun Deok merasa benar kalau Shin Woo masih jomblo sejak dia menyukai Han Ji Soo saat kelas 1 SMA! Sudah 8 tahun, bukan?

Shin Woo: Choo Gen Deok! Bukan 8 tahun. Sudah 10 tahun, tahu? Wah! Bagaimana bisa 28 kurang 18 jadi 8? Apa kepalamu isinya batu? Hah?

Geun Deok: Lihatlah orang ini mengajariku matematika.

Min Seok: Tapi, hei, Shin Woo. Bukan karena Ji Soo kau tak bisa berpacaran lagi, 'kan?

Shin Woo: Apa... Apa maksudmu? Itu sudah lama berlalu.

Min Seok: Ayo temui dokter, ya? Sebelum kau pulang sebaiknya kita ke rumah sakit.

Shin Woo: Hei, jadi seorang jomblo bukan berarti dia harus ke dokter!

Min Seok: Masalahnya bukan karena kau sudah lama menjomblo. Masalahnya adalah kau tidak menyukai orang lain! Bagaimana bisa tidak seorangpun buat kau deg-degan?

Shin Woo terpojok, jadi ia setuju saja dengan usulan Min Seok itu. Geun Deok ada kenalan dokter hebat, ia menyuruh Shin Woo pergi kesana saja, ia akan menghubunginya.

Shin Woo: Baiklah. Aku akan kesana sebelum aku pulang besok.


Besoknya Shin Woo beneran menemui dokter yang direkomensasikan Geun Deok dan ia histeris mendengar apa yang Geun Deok bilang pada dokter itu tentang dirinya sampai membuat dokter itu ketakutan. Geun Deok pun segera mengklarifikasinya. 

"Oh, jangan salah paham. Aku sangat menentang diskriminasi dalam bentuk apapun. Aku percaya LGBT punya hak yang sama. Tapi, bagaimana bisa seorang teman bahkan hampir tidak mengenaliku? Tunggu.. mereka pasti khawatir padaku sampai mereka berlebihan begini.. Baiklah. Mungkin saja benar. Tetap saja, ini salah!"

Geun Deok akhirnya duduk kembali. Dokter pun memintanya tenang dan mengatakan semuanya dengan jujur.

"Masalah yang menimpaku..."


Setelah konsultasi, Shin Woo jadi sedih banget, ia lemes gitu.

Kilas Balik.. 


Dokter: Jadi, tak ada yang buat kau deg-degan selain cinta pertamamu dan kau tak pernah menyukai siapapun atau bertemu dengan orang yang buat dirimu antusias?

Shin Woo tidak membantahnya, dokter langsung menutup laptop, berhenti menulis.

Dokter: Ini bukan saran medis sebenarnya, tapi aku beri saran padamu sebagai seseorang yang lebih tua dan berpengalaman darimu. Alasan kenapa kau tak pernah menyukai orang lain selain dia mungkin saja karena kau masih mencintainya, bukan begitu? Artinya sudah ada seseorang yang membuatmu deg-degan. Lihatlah kedalam hatimu baik-baik.

Kilas Balik Selesai..


Min Seok mengirim pesan di group, "So Ra bilang dia dengar  sesuatu tentang Ji Soo. Sepertinya seseorang melihatnya di RS Seoul. Ji Soo."


Usai membaca pesan itu Shin Woo melihat ke depan dan ada bayangan Ji Soo sedang berjalan ke arahnya.

"Sepertinya.. Aku hanya tak mau mengakuinya. Aku hanya berpura-pura tak tahu jawaban dibalik permasalahan ini.. walaupun sebenarnya aku tahu."


Shin Woo ingat bagaimana ia melindungi Ji Soo dari sinar matahari di dalam bis.

Shin Woo ingat bagaimana ia melindungi Ji Soo dari sinar matahari di dalam bis.

"Tapi tak peduli apa yang kulakukan.. jawaban salah tetaplah salah. Dan jawaban benar adalah yang benar."


Tapi itu bukan bayangan, yang berjalan menuju Shin Woo beneran Ji Soo, Ji Soo yang sudah menjadi seorang dokter. Shin Woo sampai menjatuhkan ponselnya saking kagetnya dan ia memegangi dadanya,

"Kau tak bisa menipu hatimu sendiri, bagaimanapun kau mencobanya."


Ji Soo juga terkejut melihat Shin Woo ada di depannya.


Shin Woo: Ji Soo-ya..


Lalu mereka pindah ke kafe. Ji Soo yang memulai pembicaraan, mengatakan kalau pertemuan mereka merupakan kebetulan lalu menanyakan bagaimana keadaan Shin Woo sekarang, baik-baik saja, 'kan?

"Ya." Jawab Shin Woo.

"Yang lain baik-baik saja, 'kan?"

"Ya. Kau pasti sering lihat Geun Deok di TV. Dan So Ra juga Mi Seok sudah menikah. Mereka sudah punya 2 anak."

"Buat apa kau ke rumah sakit? Oh~ Rasanya aku yang menanyakan pertanyaan terus."

"Aku ke sini karenamu."

"Apa?"

"Banyak yang harus kukatakan dan tanyakan padamu saat kita bertemu lagi. Namun sepertinya tidak begitu. Hanya saja.. dekat denganmu seperti ini sudah lebih dari cukup."


Ji Soo bertanya, Meski begitu.. apa tak ada yang mau Shin Woo tanyakan padanya atau dengar sesuatu darinya? Tak ada sama sekali?

"Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padamu.. Aku merindukanmu.. Sangat merindukanmu."

"Maaf."

"Untuk apa?"

"Aku tak memikirkan hal itu. Mengenai dirimu, teman-teman atau kenangan kita yang dulu."

"Sudah 10 tahun berlalu. Aku mengerti. Hal ini biasanya terjadi."

"Aku juga sering begini. Maaf, aku harus kembali."

"Tidak, tak apa. Aku akan pulang kampung nanti. Aku ada urusan disana."


Ji Soo ingat kalau hari ini peringatan meninggalnya ibu Shin Woo yang ke 10. Shin Woo terkejut, Ji Soo mengingatnya?

"Aku harus kembali sekarang." Jawab Ji Soo mengalihkan pembicaraan.

"Biar kuberi tumpangan."

"Tak apa. Tak usah. Aku sudah punya nomormu, jadi aku akan menghubungimu nanti."


Ji Soo pergi duluan dan Shin Woo mengejarnya lalu menghentikannya. Shin Woo ingat sesuatu dan ingin menanyakannyapada Ji Soo.

"10 tahun lalu.. apa terjadi sesuatu padamu? Aku tak paham sama sekali, bagaimanapun aku coba untuk memahaminya. Dan saat kau pergi tanpa sepatah kata apapun--."

"Jadi.. itukah yang ingin kau katakan? Maksudmu, kau benci aku? Kalau kau membenciku karena hal itu? Kau--"

"Kalau aku.. khawatir padamu. Dan aku merasa menyesal. Aku khawatir sesuatu terjadi padamu. Jika sesuatu terjadi padamu saat itu... Maaf aku tak tahu. Jika tak ada apapun yang terjadi padamu.. Aku benar-benar lega."

"Bagaimana bisa kau bicara "Maaf" dan "Lega" sekarang? Tak perlu minta maaf. Kau harusnya membenciku. Tak usah mencemaskanku. Kau harusnya marah! Kau seharusnya berkata, "Dasar wanita gila", dan lupakan saja aku! Kenapa kau khawatir dan meminta maaf?"

"Karena aku..."


Shin Woo menunduk dan melihat cincin di jari manis Ji Soo, itu membuatnya tidak bisa mengatakan apapun.

Ji Soo: Kurasa kita ditakdirkan satu sama lain karena kita bertemu saat ini. Namun jika kita memang ditakdirkan, aku yakin alasan dibaliknya pasti bukan alasan yang baik. Kau bilang kau rindu aku, 'kan? Aku.. berharap tak pernah bertemu denganmu lagi kapanpun. Kita sudah bertemu, seperti keinginanmu. Sekarang, lakukan keinginanku dan jangan bertemu denganku lagi. Kurasa itulah yang terbaik. Demi.. aku dan dirimu.

Dan Ji Soo meninggalkan Shin Woo.


Shin Woo galau dalamperjalanan kembali.

"Apa yang bisa aku harapkan setelah 10 tahun berlalu?" Gumam Shin WOo kesal.

Kilas Balik ke tahun 2007.


Shin Woo naik bis ke sekolah dan di dalam bis itu ada Ji Soo yang ketiduran. Shin Woo terus memperhatikannya setelah membaca nametag-nya.

"Dia seangkatan kita.. tapi aku tak pernah melihatnya. Mungkin dia murid pindahan?" Gumamnya.


Dan karena Ji Soo kelihatan tidak nyaman dengan cahaya matahari yang mengenai matanya, Shin Woo menggunakan tangannya sebagai tameng. Tapi saat anak-anak turun di depan sekolah, Ji Soo masih belum bangun juga. Namun Shin Woo tidak membangunkan, ia memutuskan menunggu saja sampai Ji Soo bangun sendiri.


Ji Soo memperlihatkan gelagat akan bangun, karena takut ketahuan, Shin Woo cepat-cepat duduk di belakang dan pura-pura tidur. Ji Soo sadar ia kelewatan, jadi ia cepat-cepat turun dan Shin Woo mengikutinya.


Ji Soo tidak tahu arah sekolahnya kemana, jadi ia bertanya pada orang yang lewat. Shin Woo mendengarnya, jadi ia jalan duluan di depan Ji Soo.

"Astaga, telat lagi." Gumamnya.

Ji Soo melihat seragam mereka sama, jadi ia segera mengikuti langkah Shin Woo.


Shin Woo melloncati pagar karena sudah terlambat, Ji Soo ikut juga tapi ia kesulitan turun. Shin Woo pun menoleh untuk menawarkan bantuan dan Ji Soo mengiyakannya.


Jadilah Shin Woo membantu Ji Soo turun dengan cara yang romantis.

"Saat itulah aku tahu bahwa kau bisa jatuh cinta dalam 3 detik."


Setelah menurunkan Ji Soo dan Ji Soo mengucapkan terimakasih, Shin Woo menyadari kalau rok Ji Soo robek. Tapi Shin Woo tidak ingin mengatakannya secara lugas, jadi ia memakaikan tas selempangnya pada Ji Soo untuk menutupi rok yang robek itu.

Shin Woo: Karena aku sudah membantumu, bawakan tasku.

Setelah mengatakannya Shin Woo langsung berbalik. Awalnya Ji Soo tidak mengerti, tapi setelah ia melepas tas Shin Woo, ia baru sadar apa sebebnya Shin Woo memintanya membawakan tas.


Ji Soo pun tersenyum dan Shin Woo juga. Shin Woo berjalan sambil memegangi dadanya dan tersenyum.


Saat dikelas, Shin Woo tidak melepaskan pandangannya dari Ji Soo.

"Satu ekspresi wajahnya bisa membuatku bahagia selama 5 jam.."


Dan jika Ji Soo sedih, itu juga bisa membuatnya lebih sedih.


Suatu hari, Ji Soo ditembak oleh seorang senior dan semua anak melihatnya termasuk Shin Woo. Waktu itu Ji Soo menolaknya dengan alasan sudah menyukai orang lain.


Di taman, Shin Woo mendegar obrolan So Ra dan Ji Soo.

So Ra: Dia tampan, pintar dan dari keluarga mapan! Padalah standarnya sudah paling oke di sekolah kita.. Seberapa kerenkah cowok yang kau sukai? Keren juga si Oppa itu.

Shin Woo mengatakan pada dirinya sendiri kalau ia kalah, lalu ia membuang hadiah yang hendaknya ia berikan pada Ji Soo dan pergi dari sana.

"Dan karena saat penuh ragu itu.. Selama 3.000 hari setelahnya, aku sangat menyesal 3.000 hari setelahnya, aku tak bisa melupakannya."

Kilas Balik Selesai..


Shin Woo menghela nafas menyesali keragu-raguaannya itu.


Ada panggilan masuk dari Min Seok untuk bertanya tentang pertemuaannya dengan dokter, tidak ada yang aneh kan?

"Tidak. Tapi kurasa ada yang salah denganku."

"Kenapa? Apa masalahnya masih "kau tak bisa deg-degan lihat orang lain"?"

"Bukan. Sekarang, jantungku berdetak sangat cepat. Dan rasanya sakit."


Shin Woo sampai di rumah kampungnya dan disana ada teman kakak perempuannya yang sudah lama tak dijumpainya.

"Ada apa dengan wajah panjangmu, calon pengantin? Sesuatu terjadi?" Tanya Shin Woo.

"Aku sedih karena tak bisa mewujudkan impianku. Karena aku tak bisa bertemu dengan pria Seoul, aku akan menyesal selamanya."

"Apa Mokzart tak baik padamu?"

"Hei, berandal! Sudah lama tak berjumpa sejak kita lulus dan kenapa kau masih panggil dia Mokzart? Oh ya, besok kau ke tempat kerja baru, 'kan?"

"Ya."

"Sampai jumpa di sekolah."

Dan Noona itu pamit.


Shin Woo bertanya pada Noona-nya, apa yang terjadi pada Noona tadi? Atau hanya kena marriage blues (terjadi kecemasan atau tekanan mental menjelang hari pernikahan sendiri)?

"Masalah wanita, masalah uang, masalah dengan orang tua Tn. Beom Shik. Sepertinya dia bermasalah dengannya."

"Lantas untuk apa dia menikahinya? Mereka sudah 10 tahun pacaran, sejak SMA. Dan tak mungkin membatalkan pernikahan setelah undangan disebar. Ini kota kecil, mereka bahkan kerja di tempat yang sama."

"Tetap saja!"

"Masuklah cepat. Kita harus lakukan penghormatan untuk Ibu."


Ji Soo memandangi cincinnya di depan kalender. Ia ingat pertemuannya dengan Shin Woo tadi, saat ia mengatakan kalau hari ini adalah hari peringatan meninggalnya Ibu Shin Woo.


Ji Soo pengap di dalam terus jadi ia memutuskan untuk mencari udara segar di luar. Tamannya lalu melihat kalender yang dipandangi Ji Soo tadi. Ada tanda merah di tanggal 30 September.


Usai melakukan penghormatan, Shin Woo dan Noona berbincang. Noona merasa ibu pasti senang melihat Shin Woo tumbuh dewasa jadi pria sejati.

"Kuharap aku bisa memperlihatkan Ibu rupaku sekarang. Dan menunjukkan pada Ibu bahwa anaknya telah tumbuh menjadi pria sejati." Jawab Shin Woo.


Shin Woo lalu masuk kamarnya untuk memasukkan foto ibunya ke laci, tapi ia malah menemukan buku "Pencarian Waktu yang Hilang" - Marcel Proust di dalam laci.

Shin Woo mengambil buku itu dan ia tersenyum, sepertinya ia sudah lama kehilangan buku itu.

Kilas Balik.. 


Teman-teman Shin Woo melayat saat pemakaman Ibu Shin Woo 10 tahun lalu.


Min Seok memberikan buku itu pada Shin Woo, katanya itu titipan dari Ji Soo, Ji Soo juga mengatakan kalau dia meminjam buku itu dari Shin Woo.

"Tapi... apa Ji Soo tak datang bersama kalian?" Tanya Shin Woo.

"Ji Soo tak kemari? Kupikir dia akan kesini sendiri." Jawab Geun Deok.


Saat Shin Woo masuk sekolah untuk pertama kalinya setelah pemakaman Ibunya, ia mendapat pemberitahuan dari So Ra kalau Ji Soo pindah sekolah ke luar negeri.

"Luar negeri? Tanpa mengatakan apapun?" Tanya Shin Woo.

"Benar. Bagaimana bisa dia pergi begitu saja tanpa sepatah kata apapun?"


Shin Woo langsung membuka loker Ji Soo dan memang sudah kosong.

Kilas Balik Selesai..


Shin Woo bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi waktu itu? Ia kemudian membuka buku itu dan tak sengaja menjatuhkan catatan di kertas pink, sebuah pesan.

"Shin Woo, ada yang harus kuberitahu padamu. Aku akan menunggumu di Firefly Bridge pukul 11 besok."

Shin Woo: Jadi inikah sebabnya.. dia memberikanku buku ini?


Maka Shin Woo pun pergi ke jembatan yang dimaksud.

"Jika aku membacanya 10 tahun lalu dan menemukan catatan ini.. lalu menemuimu disini, seperti yang kau tulis di catatan ini kira-kira seperti apa hubungan kita saat ini? Saat itu, aku berdoa bahwa aku bisa mengubah waktu. Supaya aku bisa meluruskan semua ini."


Tiba-tiba ada sepeda menuju Shin Woo, sepeda pengantar koran, dan lampunya menyilaukan Shin Woo. Bersamaan dengan itu, seseorang dibawa ke rumah sakit dan keadaannya kritis.


Shin Woo menerbangkan pesan dari Ji Soo dan saat akan meraihnya ia malah tercebur. 

"Aku sangat, sangat merindukanmu."


Dokter mengumumkan kematian pasien itu, "30 September 2017 pukul 11:32 malam. Pasien Han Ji Soo meninggal dunia."

Ternyata berita kematian Ji Soo termuat di koran yang saat ini jatuh ke air bersama Shin Woo. Shin Woo pasrah, ia tidak melawan lagi, hanya diam dalam air.

"Ji Soo~" Batinnya saat ingat kata-kata Ji Soo sebelum meninggalkannya bahwa mereka lebih baik tidak bertemu.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search