-->

Sinopsis Wise Prison Life Episode 1 Part 2

- Desember 07, 2017
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan kunjungi "www.diana-recap.com"

Sinopsis Wise Prison Life Episode 1 Part 2

Sumber Gambar: tvN


Dokter merasa Je Hyeok pasti tidak akan bisa tidur malam ini. Junior Joon Ho menjawab, sekarang ini tidak ada ketua ruangan kan? Sekarang sudah zaman modern.


Namun Junior salah, ada seorang yang mengenalkan diri sebagai Ketua Ruangan saat Je Hyeok masuk ke sel-nya. Ketua itu dipanggilnya Profesor Myung. Profesor Myung berkata akan memperkenalkan diri juga jika mereka (Je Hyuk dan Beobja) memperkenalkan diri lebih dulu.


Beob Ja: Halo, namaku adalah Kim Myung..

Tapi Profesor Myung menyela, apa Beobja dan ia pernah bertemu di Daejeon dua tahun lalu, seingatnya sih begitu. Beonja membenarkan dan ia juga mengenali Profesor Myung.


Lalu si Gundal bertanya, apa Beobja pernah bertemu dengannya di Jeongseon kan? Dan ternyata Ddolmani juga mengenal Beobja, mereka pernah masuk Kimcheon Juvy bersama.


Jadi Beobja (burung penjara) itu adalah seseorang yang sering keluar masuk penjara.


Saatnya Je Hyeok untuk memperkenalkan diri, tapi siaran berita di TV sudah mewakilinya.



Profesor Myung menyambut Je Hyuk dengan mengulurkan tangan untuk berjabat. Tiba-tiba seluruh penghuni sel bersorak meneriakkan nama Kim Je Hyeok.

Beobja: Laki-laki itu tentu saja Baseball.


Dokter kembali membahas sel itu, katanya di sel Je Hyuk dihuni oleh napi yang paling jahat, Ggaldaebong. Junior tahu itu, Ggaldaebong itu Ketua Geng terkenal Incheon, Burung Camar.


Joon Ho mendesah, ia perlu melindungi Je Hyeok.


Gundal inilah yang dimaksud Dokter dan Junior, ia meminta Je Hyeok memanggilnya Burung Camar (Ggalbegi). Dan Ggalbegi memutuskan untuk bicara formal pada Je Hyeok karena Je Heok superstar.

Selanjutnya Ggalbegi mengenalkan Ddolmae yang juga seorang atlet.


Satu lagi penghuni sel menyapa Je Hyeok, dia adalah Pak Tua. Ggalbegi tidak tahu kalau Pak Tua juga tergila-gila pada Superstar.


Selanjutnya, Profesor Myung mengambil giliran untuk mengenakan dirinya. Ia mengenalkan diri sebagai Profesor Myung, tentu saja iamemiliki nama. Tapi semua karena ia memiliki pengetahuan luas makanya semua orang memanggilnya Profesor Myung.

Usai sesi perkenalan Profesor Myung mengajak semuanya tidur. Tapi Ggalbegi tidak mengijinkan, mengingatkan bahwa mereka memiliki aturan.

Beobja: Ah.. kau pasti membicarakan ritual itu, silahkan lakukan saja.

Ggalbegi: Tidak, bukan kau. Kita harus melakukannya pada Superstar.


Selanjutnya Je Hyeok dibegal beramai-ramai, ada yang mengambil sikat gigi dengan ujung super runcing. 

Je Hyeok panik apalagi matanya. Profesor Myung menjelaskan, meskipun mereka masuk ke sana pada hari yang berbeda dan karena alasan yang berbeda, tapi hari ini dengan meminum darah segar bersma, mereka harap bisa menjadi saudara.

"Kalian sedang apa sekarang?"


Ggalbegi meletakkan plastik dibbawah tangan Je Hyeok. Ia bertanya, apa memakai tangan kanan tidak apa-apa? Profesor menjawab tidak karena Je Hyeok main dengan tangan kirinya.


Ritual dimulai dan ada darah mengalir di tangan Je Hyeok. Je Hyeok berteriak.

Je Hyeok: Di...dingin. Guru, terlalu dingin! Ah, suru tubuhku menurun drastis. Selamatkan aku. Tolong selamatkan aku.


Profesor Myung membuka penutup mata Je Hyeok. ia akan menyelamatkan Je Hyeok kali ini karena mereka adalah saudara sekarang.

"Te... terima kasih."

Lalu Profesor Myung menjilat ujung sikat gigi yang ada darah Je Hyeok tadi.


Profesor Myung mengatakan kalau Je Hyeok kali ini sudah bebas, jadi sudah bisa menurunkan kakinya. Dan semuanya kembali ke kegiatan masing-masing.


Profesor Myung mengatakan kalau Je Hyeok kali ini sudah bebas, jadi sudah bisa menurunkan kakinya. Dan semuanya kembali ke kegiatan masing-masing.


Je Hyeok pun bangun dan mencari-cari skalar lampu. Ggalbegi marah karena Je Hyeok lama sekali, apa mau begitu terus sampai pagi? Semua orang menahan tawa.


Kepala Jo membuka jendela, bertanya, sedang apa Je Hyeok itu? Je Hyeok menjawab kalau ia sedang mencari saklar. Kepala Jo ketawa, memberitahu kalau penjara itu tidak memiliki saklar, mereka tidak pernah mematikan lampu. Kepala Jo menegur yang lain karena mngerjai Je Hyeok. 


Siaran malah bersama 50.000 tahanan. Saya Lee Min Joo, host Acara Borami. Teman-teman sekalian bagaimana hari kalian hari ini? Sekarang diam dan tutuplah matamu, sekarang waktunya menutup hari ini. Talmud pernah berkata begini.. Daripada menyesali hal yang sudah terjadi, sesalilah hal yang belum pernah dilakukan. Ini adalah lagu terakhir hari ini, dan kebetulan banyak yang meminta lagu ini. Ini pasti berarti menyambut keluarga kalian yang baru, kan? Lagu Andrea Bochelli dan Sarah Brightman.. Time to Say Goodbye.


Je Hyeok bergumam, berhentilan! Berhentilah!


Je Hyeok memandang keluar dan hujan turun.


Di apartemennya, tiket ke Boston terkena percikan air hujan karena tadi ia tidak menutup jendelanya.


Si Chaebol 2Se kedinginan, dengan intonasi khasnya, ia meminta pemanas atau semacamnya, tapi yang ia dapatkan malah pukulan.


Je Hyoek akan menggunakan kamar mandi tapi ia terdiam saat melihat ukuran kamar mandi itu, benar-benar sempit.


Profesor Myung memberinya sabun pencuci muka. Ia berbisik, disana tidak bisa menemukan barang seperti itu, tapi tenang saja, Je Hyeok tinggal bilang mau apa, nanti ia sediakan.

"Ah, ya.."


Profesor Myung: Ini waktunya sarapan, Atlet Kim. Aku sudah memanggil Room Service.


Tahanan yang bertugas mengantarkan makanan adalah Suji


Ggalbegi memanggil Su Ji untuk meminta telur gulung lagi. Suji meminta maaf, biar ia menyelesaikan sampai ujung dulu, baru kalau ada sisa ia kembali lagi.

"kalau ketahuan berkurang, aku akan dimarahi." Jelas Suji.


Profesor Myung melerai, tidak baik berantem pagi-pagi. Lalu ia meminta seseorang mengambilkan tasnya.


Dari tas itu Profesor Myung mengeluarkan minyak wijen, saus kedelai dan pasta cabai. Beobja berkata sungguh banyak barang di sel, semua orang pasti memiliki banyak uang.

"Profesor Myung, kapan-kapan, bagi untukku ya?"

"Selama kau membayar."


Je Hyeok mendapat bagian supnya. Profesor Myung berkata kalau tidak ada daging di dalam sup daging. Je Hyeok hanya diam saja dan memakannya.


Ggalbegi bertanya pada Beobja, kali ini masuk penjara karena apa?

"Karena meminjam uang untuk operasi ibuku dan tidak bisa membayarnya." awab Beobja.


Profesor Myung: Oh, kali ini kau masuk dengan alasan lebih manusiawi. Tapi apakah makanan disini cocok dengan lidahmu, Atlet Kim?

Je Hyeok: Enak.

Profesor: Kalau begitu syukurlah. Dulu kepala dapur disini adalah pembantu seorang pembunuh, tapi masakan buatannya sungguh enak.

Je Hyeok sontak berhenti makan.


Pengacara mengunjungi Je Hyeok. Je Hyeok bertanya, berapa la aia harus disana? Pengacara mengatakan aling lama satu bulan. Pengacara akan segera mengajukan sidang ulang, ia menduga Jaksa menuntut Je Hyeok karena reaksi media. Tapi  publik bersimpati pada Je Hyeok, jadi ia yakin Je Hyeok akan memenangkan sidang banding.


Pengacara diam-diam memberi Je Hyeok nomor barunya karena reporter terus menghubunginya. Je Hyeok meminta bantuan. Profesor menyela, sel privat kan?

"Kalau masalah itu jangan khawatir, aku sudah bersepakat dengan Kepala. kau bisa mendapatkannya juga waktu untuk olah raga."

"Bukan, Tolong urus tagihan kartu dan paketku."

"Hah?"

"Jeonbuk (Abalone) pasti sudah meleleh semua. Itu juga."

"Baiklah, jangan khawatir."

"ku juga lupa mematikan Boilernya."

"Baiklah, akan aku matikan."

"Dan juga, aku berjanji akan mengirim bola dan sarung tangan Baseball, itu juga tolong kirimkan. Karena itu anakmu, Hyung pasti tau brand kesukaannya kan? Jangan terlambat dan tolong kirimkan."

"Memangnya sekarang masalahnya adalah anakku? Dan juga anak itu sudah berhenti bermain Baseball. Olahraga hanya boleh dimainkan oleh para jenius yang sudah dilahirkan dengan bakatnya sepertimu. Hey, kau tidak boleh berhenti olahraga. Walaupun kau pasti mengurusnya sendiri. Bagaimana dengan tempat olahraga disini? Besar?"


Je Hyeok geleng-geleng saat keluar di lapangan olan raga karena lapangannya kecil banget. 


Teman-teman satu selnya mendekat, mereka membawa satu tahanan dari sel sebelah. Putri  tahanan itu lahir hari ini dan ia meminta bantuan mencarikan nama.

"Bagaimana kalau Kim Mal Shim?" Tanya Beobja.

"Kedengarannya jadul sekali." Jawab Je Hyeok.

"Tapi itu nama ibuku." Kata Beobja, Je Hyeok pun terdiam, merasa bersalah.


Kepala Jo membunyikan peluit, menyuruh mereka menyebar.


Je Hyeok berbisik pada Profesor kalau ia ingin bola baseball. Profesor kesusahan, ia rasa lebih cepat untuk mendapatkan alat pemukul atau pistol dari pada bola.

"Benar, kan? Kalau begitu, bagaimana dengan apel?"

"Apel.. Itu sepertinya bisa, jika kau memegang apel, sama halnya dengan memegang bola baseball. Sepertinya itu bisa membantu latihanmu."

"Ya. Terima kasih. Bagaimana dengan uangnya?"

"50,000 won saja. Tentu saja dengan pelan-pelan."


Kepala Jo memanggil Beobja karena ada pengunjung. Je Hyeok juga memiliki pengunjung.


Tapi mereka masih harus menunggu giliran. Beobja menjelaskan, waktu kunjungan hanya 10 menit. Je Hyeok tahu itu.

"Masalah jika kau bicaranya lemah seperti itu."

"Ya." Jawab Je Hyeok.

"Kunjungan dari siapa memangnya?"

"Ibu."

"Kenapa berpikirnya lama sekali. Dan satu lagi? Ibumu dan ada satu orang lain."

Je Hyeok diam saja.


Ibu bertanya, bagaimana makan Je Hyeok? Je Hyeok berkata ia makan dengan baik dan tidur dengan baik juga.

"Kau tidur dengan nyenyak?"

"Ya, Ibu tidak perlu khawatir."

"Apa tidak dingin? Apa penghangatnya cukup?"

"Iya. Tidak apa-apa."

"Jae Hee.."

"Jangan suruh Jae Hee masuk, lagipula dia akan menangis. Untuk apa mengajaknya kemari? Ibu aku benar baik-baik saja."

"Ibu sudah memakai semua waktunya." Ibu lalu meninggalkan Je Hyeok dan Ji Ho.


Ji Ho cemberut dan Je Hyeok menunjukkan senyum manisnya. Ji Ho heran, jadi Je Hyeok belum memberitahu kalau mereka sudah putus?

"Aku baru mau memberitahunya."


Ji Ho mulai menggigit kukunya dan Je Hyeok mengetuk kaca agar Ji Ho berhenti. Mereka terdiam lama. Ji Ho lalu bertanya, apa Je Hyeok baik-baik saja?

"Tidak."

"Makan?"

"Tidak ada rasanya."

"Kau tidur nyenyak?"

"Tidak, sama sekali tidak bisa tidur."

"Tidak dingin?"

"Dingin, sepertinya akan terkena flu."


Je Hyeok membahas soal rok Ji Ho yang sepertinay semakin pendek saja. Ji Ho menunduk, memangnya masalah? Kan mereka sudah putus. Je Hyoek pun tertawa.

"Sekarang masih bisa tertawa?"

"Benar juga."

"Berhati-hatilah pada orang disini."

"Kaulah yang hati-hati."

"Aku selalu hati-hati."

"Mau bertengkar lagi?"

"Mau lakukan?"

Lalu alaram berbunyi, mengingatkan kalau watu tinggal 1 menit lagi. Ji Ho mulai menggigit kuku lagi

Je Hyeok: Ji Ho-ya, Oppa baik-baik saja, maka dari itu kau tidak perlu kemari lagi.

Ji Ho: Memangnya ada yang mau datang.

Je Hyeok: Benar juga.

Ji Ho: Oppa tidak bersalah. Maka dari itu jangan patah semangat. Kami semua di pihakmu.


Alaram di depan Ji Ho berbunyi lagi, memberitahu kalau waktu kunjungan sudah habis. Ji Ho menunduk menatap alaram itu lama, tapi saat ia menatap ke depan lagi, Je Hyeok sudah tidak ada di depannya.

"Ah, dasar breng**k."

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search