-->

Sinopsis Judge Vs. Judge Episode 5

- Desember 02, 2017
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan kunjungi "www.diana-recap.com"

Sinopsis Judge Vs. Judge Episode 5

Sumber Gambar: SBS


Kembali disaat persidangan putusan Kakak Jung Ho, Choi Kyung Ho. Hakim Yoo mendekatinya dan memberinya permen karet.

Jung Joo menyentuh jubah Hakim Yoo, "Maksud Anda, aku bisa mengenakan ini suatu hari?"

Hakim Yoo mengangguk.

"Aku hanya bisa melihat kegelapan di masa depanku. Akankah itu menjadi lebih cerah jika aku mengenakan ini?"


Kemudian Han Joon datang, Hakim Yoo menyuruhnya untuk mengantar Jung Joo. Jung Joo menolaknya, ia baik-baik saja. Tapi Hakim Yoo berkata, ialah yang tidak baik-baik saja.

"Kamu akan mengantarkannya, bukan? Pastikan dia memakai helm."

"Helm itu milik Ui Hyun. Biar kutelepon dan kutanyakan."



Ui Hyun menyebut Han Joon penghianat karena Han Joon mau meninggalkannya. Tapi ia hanya becanda kok, ia mempersilahkan Han Joon pergi duluan karena ia juga meu menemui ayahnya.


Young Hoon mengantar Kyung Ho ke toilet. Ui Hyun tidak tahu itu saat ia masuk ke sana. Kyung Ho keluar dan saat melihat Ui Hyun, ia ingat sesuatu.

"Maaf. Anda tadi berada di ruang pengadilan, bukan? Apa aku boleh meminta bantuan?" Pinta Kyung Ho.


Kembali ke persidangan saat ini. Kyung Ho berkata kalau pembunuh yang sebenarnya ada di ruangan sidang, lalu ia menoleh ke arah Ui Hyun dan Han Joon.

Jaksa angkat bicara tapi Hakim Ketua Choi menahannya. Hakim Ketua Choi bertanya, maksud Kyung Ho, Kyung Ho bukan pembunuhnya?

Kyung Ho: Pembunuhnya ada di luar sana. Itulah kebenarannya. Namun, pelakunya adalah saya, orang yang menerima hukumannya. Itulah kenyataannya.

Jaksa: Yang Mulia, terdakwa mengatakan hal yang konyol dan...

Hakim Ketua Choi: Dia tidak menghina pengadilan, jadi, mari dengarkan dia.


Kyung Ho kemudian menatap Jung Joo, ia ingat kata-kata Young Hoon, "Hakim Lee Jung Joo. Tahukah kamu apa yang kakakmu jaga meski Kim Joo Hyung mengurung tawanannya? Itulah kebenarannya. Kemurnian, kebenaran klise, yang tidak perlu diputarbalikkan dan dipalsukan oleh siapa pun."


Kyung Ho: Para hakim, kebenaran mutlak yang kalian bicarakan dapat dihancurkan dengan mudah oleh realitas yang pahit, dan jika orang-orang berpengaruh ingin memalsukannya, kalian pun tidak bisa menentangnya. Jadi, mempertaruhkan nyawa untuk membela kebenaran mutlak adalah tindakan bodoh. Jangan lakukan itu.


Hakim Yoo: Terdakwa, Anda...

Namun Jung Joo menyelanya. "Terdakwa. Apa Anda sadar Anda sedang menghina pengadilan?!"

Hakim Ketua Choi: Jika Anda tidak mengatakan siapa pembunuh yang sebenarnya, kami mungkin akan memberi Anda hukuman yang lebih berat. Siapa pembunuh yang sebenarnya?

Se Ra menyaksikan persidangan itu dari atas. Disni ketegangan dimulai.

Kyung Ho: Saya tidak bisa mengatakannya. Saya telah bersepakat. Saya tidak berniat melanggar kesepakatannya sekarang.

Jung Joo: Kesepakatan?


Kyung Ho: Ya, tapi jika mereka tidak mau menepati kesepakatannya, saya pun tidak akan bisa menepatinya.

Saat mengatakan itu, Kyung Ho kembali menatap Han Joon.


Min Ah: Kenapa dia terus menatap Hakim Sah? Apa dia menatap pria yang duduk di sebelah Hakim Sah?

Sun Hwa: Dia putra Profesor Yoo Myung Hee.

Min Ah: Sungguh? Dia jaksa gila itu?

Kyung Ho: Saya memberi mereka peringatan yang jelas untuk menepati janji, kecuali jika mereka sudah gila.


Pak Sah ditinggal pergi Majelis Do dan ia terus memikirkan omongan Majelis Do.

"Seo Gi Ho tahu bahwa Choi Kyung Ho bukan pembunuh yang sebenarnya."

Pak Sah lalu googling tentang Choi Kyung Ho.


Majelis Do menelfon, bertanya apa Pak Sah masih memikirkan ucapannya? Pak Sah bertanya, siapa yang membunuh Seo Gi Ho jika bukan Jang Soon Bok? Katakan siapa pembunuh yang sebenarnya.

"Tenang saja. Pembunuh yang sebenarnya tidak di Korea lagi."

Lalu Majelis Do menyuruh supirnya menepi dan keluar dari mobil.


Majelis Do: Aku tahu kamu kesal karena keliru memenjarakan orang. Ini bukan waktu yang tepat bagimu untuk mencari pembunuh aslinya. Kini saatnya kamu semangat untuk melakukan segalanya dengan kekuasaanmu agar pembunuhnya tidak terekspos.

Pak Sah: Jin Myung!

Majelis Do: Jika Myung Hee tahu bahwa dia memberikan putusan yang salah, dia akan menggigit lidah dan muntah darah sambil kejijikan.

Pak Sah: Jika Choi Kyung Ho bukanlah pembunuhnya, kejahatan siapa yang dia tutupi?!!

Majelis Do: Tentu saja kejahatanku. Ada konsekuensinya untuk melindungi putraku.

Pak Sah: Itu kejahatan Han Joon?!!!

Majelis Do: Jung Do-ya, anggap saja ini membantu Myung Hee. Aku tidak mau pindah ke Gedung Biru tanpa istriku. Aku dan kamu.. harus memakan sujebi yang akan dimasak oleh Myung Hee.


Jung Joo menatap kakaknya saat akan masuk bis untuk kembali ke sel tahanan. Matanya berkaca-kaca.

Kilas Balik..


Ibu mereka dilarikan ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Jung Joo histeris, takut ibunya meninggal. Kyung Ho menenangkan, pasti ibu mereka  akan melewatinya.


Jung Joo menyalahkan kakaknya, jika Kyung Ho tidak membuat masalah dan membuatnya menderita...

"Aku harus bagaimana jika dia tidak selamat?" Teriak Jung Joo sambil meremas kerah kakaknya.

"Dia akan baik-baik saja setelah dioperasi."

"Dengan uang siapa? Dengan uang apa? Kita sudah diburu oleh lintah darat! Ibu~."

"Dia akan dioperasi. Tenanglah."


Tiba-tiba polisi datang membawa surat penangkapan untuk Kyung Ho atas tuduhan pemerk*saan dan pembunuhan Kim Ga Young. Jung Joo sangat terkejut.

"Oppa, apa yang terjadi? Oppa. Lepaskan borgol itu darinya!"

"Aku tidak butuh pengacara. Ayo."

"Oppa, tunggu. Oppa!"

Jung Joo akan mengikuti Kyung Ho tapi perawat memanggilnya, seoang wali dibutuhkan ibunya saat seperti ini. Jung Joo pun terpaksa tinggal dan membiarkan kakaknya dibawa polisi.

Kilas Balik Selesai..


Han Joon mendekati Jung Joo, bertanya sedang melihat apa Jung Joo itu? Han Joon berharap Jung Joo menatapanya seperti itu.

Han Joon: Kamu menjadi juri persidangan kakakmu. Itu alasan bagimu untuk mundur dari persidangan. Atau menurutmu itu tidak masalah karena kini nama keluargamu sudah berbeda dengan kakakmu?

Jung Joo: Aku hanya menggantikan hakim yang mengalami kontraksi. Aku tidak tahu terdakwanya adalah Choi Kyung Ho.

Han Joon: Saat mengetahuinya, kamu seharusnya mundur menjadi juri. Kamu seharusnya mundur dari persidangan.


Tapi Jung Joo malah pergi meninggalkan Han Joon. Se Ra melihat mereka dari jauh.


Kyung Ho sekarang ada di bis menuju tahanan.

==5 jam sebelum persidangan==


Joo Hyung mengajak Kyung Ho berdamai jika Kyung Ho mau berlutut dan memohon maaf kepadanya.

"Kamu yang sebaiknya memohon maaf." Balas Kyung Ho.

"Kepada siapa? Ah.. Kepada hakim bodoh itu?"

"Dia tidak bodoh. Sudah kubilang, jangan pernah sebut namanya."

"Entah bagaimana dia bisa mencuri hatimu, tapi berhentilah membodohi dirimu sendiri."

Karena perkelahian mereka, Kyung Ho diawasi terus oleh petugas. Jadi ia tidak bisa berbuat macam-macam pada Joo Hyung.


Joo Hyung berkata saat Kyung Ho akan pergi bahwa Jaksa gila yang bertugas dalam kasusnya sangat tergila-gila kepada Jung Joo.

"Jaksa gila?"

"Katanya, dia akan memakaikan kalung pada lehernya dan membuatnya menjadi miliknya."

"Siapa nama jaksa itu?"

"Seingatku, Do Han Joong. Kenapa? Apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui namanya? Kamu akan menantangnya berduel?"

"Beri tahu bedebah itu."

"Apa?"

"Suruh dia menjauh dari Hakim Lee Jung Joo. Jika tidak menjauh dari hakim itu, dia akan menyesal."

"Astaga, aku takut. Kamu menyuruhku memperingatkan seorang jaksa?"

"Pastikan kamu melakukannya."

==Kembali Saat Ini==


Hakim Yoo menyapa Jung Joo yang melamun di toilet. Ia tahu Jung Joo lelah karena berada di tengah-tengah insiden. Jung Joo membenarkan. 

"Bukankah seharusnya kamu menahan diri? Aku cukup bingung di pengadilan saat sikapmu berlebihan kepada terdakwa itu. Kukira kamu hakim ketua."

"Maafkan aku." Kata Jung Joo.

"Hakim Lee, apa kamu selalu naik darah dengan semua omong kosong terdakwa?"

"Apa?"

"Amukanmu di pengadilan memang sudah dirahasiakan dari publik, tapi orang lain membahas kualifikasimu sebagai seorang hakim."


Hakim Moon keluar dari salah satu bilik toilet dan dengan tersirat menegur Hakim Yoo. Hakim Yoo membantah, ia hanya bermaksud kalau sikap Jung Joo kurang profesional belakangan ini.

Hakim Moon: Begitu rupanya. Tampaknya kamu yang menyebarkan gosip Hakim Lee, yang kamu bilang dibicarakan para hakim. Dan sikapmu itu juga tidak terlihat profesional.

Jung Joo: Maafkan aku atas masalah itu. Aku akan mundur dari semua sidang Chou Kyung Ho yang akan datang.

Jung Joo langsung keluar dari sana. Hakim Moon menatap tajam Hakim Yoo, namun Hakim Yoonpura-pura tidak melihat.


Di luar, Han Joon menarik Jung Joo karena ia belum selesai bicara.


Se Ra mengikuti Ui Hyun ke ruangannya karena sudah menelfon berkali-kali tapi tidak diangkat.

"Kubilang, jangan telepon saat aku tidak menjawab panggilan pertamamu. Ponselku senyap saat aku mengerjakan dokumen kasus atau putusanku. Aku tidak akan menjawab meski kamu meneleponku 10 kali."

"Kalau begitu, aku akan meneleponmu sampai kamu menjawab panggilanku. Aku akan mengintaimu. Kamu orang pertama yang ingin kutemui saat aku mendarat di Korea. Tidakkah sikapmu terlalu kasar?"

"Kamu sungguh kemari untukku? Bukankah kamu kemari karena magang di pengadilan?"

"Oppa sudah tahu. Oppa tahu aku mengambil magang ini untukmu. Jika Oppa tidak bekerja di sini.."

"Kurasa kamu tidak ditugaskan di divisiku. Cobalah memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi."

"Baikah, aku akan pergi!"


Saat akan pergi, Se Ra melihat dokumen kasus Ui Hyun dan melihatnya, ia menunjukkan foto sepatu korban pada Ui Hyun. Se Ra lalu menunjukkan sepatu yang ia pakai dan sepatunya sama sepert yang ada di dokumen kasus.

"Oppa baru melihatnya? Itu milikku. Oppa ingat, bukan? Aku membelinya 10 tahun lalu di sebuah bazar selebritas. Kenapa itu ada di sana?"

Ui Hyun langsung berdiri.


Han Joon meminta Jung Joo mendengarkannya walau Jung Joo tidak mau. Jung Joo seharusnya mundur dari persidangan Choi Kyung Ho. Baiklah. Ia akan memaklumi Jung Joo hari ini, tapi jangan melakukan itu lagi. Jika Jung Joo ingin sukses sebagai hakim--

"Saat aku mengubah namaku menjadi Lee Jung Joo, dia bukan siapa-siapa bagiku. Dia bukan kakakku. Dia orang asing bagiku. Aku tidak mau melihat sampah itu lagi, jadi, aku tidak akan hadir di persidangannya. Jadi, diamlah."


Jung Joo kesal, ada pembunuh yang sesungguhnya? Kesepakatan? Peringatan? Sudah terlambat untuk itu. Ibunya sebenarnya gembira setelah melahirkan bedebah itu dan bahkan tidak bisa meninggal dengan tenang. Jika Han Joon menyebut dia di depannya lagi, ia tidak akan bicara dengan Han Joon lagi.


Jung Joo lalu meninggalkan Han Joon dan malah berpapasan dengan Ui Hyun.


Ui Hyun mengajak Han Joon bicara berdua.


Mereka pindah di ruangan Ui Hyun. Ui Hyun menunjukkan foto sepatu itu.

"Kenapa ini ada di sini?" Tanya Han Joon.

"Itulah pertanyaanku."

"Pasti kamu ingin bertanya kenapa sepatu yang kamu belikan untukku dipakai Kim Ga Young, orang yang diperk*sa dan dibunuh Choi Kyung Ho."

"Katakan. Kamu memberikan sepatu itu kepadanya?"

"Aku? Kepada Kim Ga Young? Benar. Lantas apa yang akan berubah?"

"Tidak akan ada yang berubah meski kamu mengenalnya? Hei! Kamu mengenal Choi Kyung Ho?"

"Aku sedang diinterogasi?"

"Kamu mengenalnya?!"

"Kamu pun mengenalnya. Kamu ingat persidangan kriminal ibuku yang kita hadiri untuk sebuah tugas? Choi Kyung Ho adalah terdakwa di persidangan itu."

"Choi Kyung Ho? Maka korbannya adalah Kim Ga Young?"

"Benar. Dia putri penjaga pondok kami."

"Pondokmu? Itu tidak ada dalam dokumen kasus."

"Kenapa kamu melihat dokumen kasusnya?"

"Jawab saja pertanyaanku. Kenapa kamu memberi Kim Ga Young sepatu itu?"

"Ah.. Aku sungguh sedang diinterogasi. Permisi."

Kilas Balik..


Ui Hyun membelikan sepatu itu karena kaki Han Joon sedang terluka.

Ui Hyun: Mulai sekarang, aku akan menolak memberi bantuan semacam ini lagi. Meski itu barang bintang terkenal, bisa-bisanya kamu membayar 1.000 dolar untuk ini? Aku tidak bisa terbiasa dengan fakta bahwa kamu temanku.

Han Joon: Aku benar-benar terbiasa. Lihatlah ini. Sepatu ini hanya ada sepasang di seluruh dunia. Kamu melihat "SR" ini? Inilah alasannya. Kamu tahu grup wanita Bellagio, bukan? Ini inisial Jin Se Ra.

Ui Hyun: Pasti kamu tidak akan memakainya. Itu untuk siapa?

Han Joon: Penggemar berat Bellagio.

Ui Hyun: Kamu telah berpacaran tanpa memberitahuku?

Han Joon: Berpacaran? Aku bahkan tidak punya cukup waktu untuk menghafal ini. Tidakkah kamu melihat ini? Terima kasih atas bantuanmu.

Kilas Balik Selesai..


Han Joon menuju motornya, ia kesal dan akan memukulkan helm ke body motor, tapi ia masih bisa menahannya. Mata Han Joon sampai merah menahan amarah.


Yoo Il keluar dari ruang bersalin sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan soalnya ia habis mengantarkan Hakim yang akan melahirkan.

"Dia baru saja masuk ke ruangan. Keluarganya datang, jadi, aku akan segera kembali ke gedung pengadilan." Kata Yoo Il di telfon.


Yong Soo dimarahi ajumma petugas kebersihan karena mencuci sepatu di toilet.


Yoon Il melihatnya dan membatu Yoon Soo mengambil sepatunya. Yoon Il mengenali sepatu itu, sepatu yang hanya dimiliki Se Ra dan Ga Young.

"Kamu ingat Que Sera Sera? Klub penggemar Bellagio. Kamu tidak tahu? Ini luar biasa. Bagaimana kamu bisa mendapatkannya? Se Ra Noona pernah memakai itu saat masih aktif."

"Ini milik Ga Young." Jawab Yoon Il.

"Ga Young?"


Ketua Hakim bicara dengan Hakim Ketua Oh soal kasus Jung Joo yang belum dilemar-lempar.

"Seorang hakim junior akan mengabaikan pertimbangan ketua mahkamah agung? Sebagai ketuanya, kamu hanya akan mengawasi dari jauh?"

"Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk meyakinkan dia agar mengopernya, tapi.."

"Kamu seharusnya tidak mencoba, tapi melakukannya. Jika kamu membiarkan hakim junior memerintahmu, mana bisa kamu menjadi ketua hakim di Pengadilan Tinggi?"

"Aku tidak diperintah. Aku menghargai keinginan hakim yang mengerjakan kasus itu."

"Jangan hanya menghargai. Kamu harus dihargai. Meski mereka memanggilmu "Kepala Bankir", kamu harus pastikan mereka mendengar ucapanmu tanpa berkomentar."

"Hakim Lee Jung Joo biasanya sangat akomodatif dan mendengarkan, tapi kurasa dia trauma setelah menjadi tawanan Kim Joo Hyung."

"Minta dia untuk mencobanya. Dia pasti akan memutuskan untuk menolak petisinya. Lagi pula, apa salahmu? Karena hakim pembantumu yang ceroboh, kamu akan menjadi ketua hakim Pengadilan Tinggi, tapi kini, kamu malah akan menginjak ladang ranjau."

"Baiklah.. Aku akan meyakinkan Hakim Lee Jung Joo."

"Silakan."


Tapi saat keluar dari ruangan Ketua Hakim, Hakim Ketua Oh menertawainya, "Apa? Ladang ranjau? Bicara soal gertakanmu. Jika bukan karena promosi Pengadilan Tinggi yang konyol itu.. Dasar licik."


Di jalur yang berbeda, hakim Ketua Choi juga sedang berjalan sambil bergumam, "Keputusan itu tidak akan menghentikanku, bukan? Promosi Pengadilan Tinggi adalah tujuanku."


Tiba-tiba mereka bertabrakan di sudut ruangan. Mereka saling minta maaf sebelum melihat wajah satu sama lain, tapi setelah melihat, mereka bersitegang.


"Benar. Kamu pernah membela Choi Kyung Ho, bukan?" tanya Hakim Ketua Choi.

"Sudah kubilang, jangan bahas masa-masaku menjadi seorang pengacara."

"Kasus pemerk*saan dan pembunuhan Choi Kyung Ho. Ingat?"

"Tidak."

"Dia memerk*sa dan membunuh Kim Ga Young, seorang siswa SMP."

"Aku tidak ingat!"

"Coba diingat-ingat."

"Aku tidak ingat, bedebah!"

"Jawab ponselmu!"


Hakim Ketua Oh ditelfon oleh CEO Cha, ditanya mengenai kasusu Choi Kyung Ho dan ia menjawab iangat karena ia adalah pengacaranya.

"Salinan dokumen kasusnya? Baik, Pak. Semoga hari Anda menyenangkan."


Hakim Ketua Choi tentu saja mendengarnya dan mengejek, sekarang Hakim Ketua Oh sudah ingat kah?

"Kamu baru saja mengingatkanku."

"Hei! Jika hendak berbohong, buatlah yang lebih masuk akal. Seburuk apa kamu tanpa wigmu?"

"Apa?"

"Itu terlihat alami. Sama sekali tidak ada yang tampak mencurigakan."

"Aku pernah bilang jangan mengekspos kebenaran mutlak rambutku, bukan?"

"Hei. Apa salahnya botak? Itu bukti kuat seorang hakim bahwa dia bekerja keras seumur hidupnya. Benar. Tidak "seumur hidupmu", karena kamu juga melakukan hal lain."

"Aku tahu kamu sedang berusaha membuatku marah, tapi aku akan menahan diri karena itu hanya spekulasi. Kuulangi, jika kamu menyebut wigku lagi, aku akan membuatmu memakai wig juga, dasar kurcaci gendut."


Pak Sah melihat kembali putusan kasus Kyung Ho sambil kembali mengingat kata Majelis Do soal pembunuh yang sebenarnya.

Ui Hyun mengetuk pintu dan masuk ingin menanyakan sesuatu. Ui Hyun kemungkinan membaca apa yang dibaca ayahnya sebelum ayahnya menutup laptop.


Min Ah, Yoon Il, Young Hoon dan Sun Hwa berdiskusi di ruangan mereka.

Min Ah: Motif pembunuhan Jang Soon Bok adalah uang asuransi. Sebelum suaminya meninggal, dia membeli tujuh polis asuransi untuk suaminya.

Yoon Il: Itu cukup untuk menambah kecurigaan.

Min Ah: Dua adalah polis asuransi jiwa yang tidak bisa dia ambil.

Yoon Il: Berarti, dia mengincar yang lima lagi.

Min Ah: Tapi tuntutannya adalah saat dia mengajukan asuransi, dia tidak mengakui bahwa suaminya mengidap polio. Dia tidak bisa menolak temannya yang memintanya mendaftar dan berencana membatalkan polisnya.

Yoon Il: Dia tidak ingin menyimpan polis asuransinya.


Sun Hwa: Tapi ini yang pengadilan putuskan dalam sidang pertamanya.


Pak Sah: Meski dia tidak mengungkapkan fakta bahwa dia mengidap polio, karena bukan penyakit terminal atau menyebabkan kematian, itu tidak menghalanginya dari mengambil asuransi jiwa.


Yoon Il: Sungguh?

Young Hoon: Ya. Entah apakah itu berlaku pada semua perusahaan asuransi, tapi kebanyakan berlaku.

Yoon Il: Berarti Jang Soon Bok mengetahui semua ini dan merencanakannya.


Pak Sah: Jang Soon Bok pernah menjual asuransi. Dia pasti sudah tahu.


Min Ah: Tapi Jang Soon Bok hanya menjual asuransi selama enam bulan. Aku mengenal beberapa wiraniaga asuransi yang sudah berpengalaman, mereka tidak tahu soal ini. Mereka sungguh bertanya kepadaku apakah itu benar.


Sun Hwa: Bagaimana jika Jang Soon Bok seperti mereka?
Min Ah: Berarti motivasi jelasnya benar-benar tidak meyakinkan.

Young Hoon: Di samping itu, meski dia memang mengetahuinya, sangat sulit untuk membuktikan kurangnya hubungan dengan kematian. Banyak orang seperti mereka yang berakhir di pengadilan karena masalah itu.


Yoon Il: Dia mau mengambil risiko itu dan mengejar uang asuransi? Ini memberiku keraguan yang masuk akal.

Young Hoon: Ini sulit.


Han Joon terus berpikir sekarang ini. Ia sengaja tidak menyalakan lampu dan menedengarkan musik.

Lalu ia membuka catatannya, "Choi Kyung Ho tidak bersalah"


Sampai di rumah, Han Joon melihat ibunya sedang menyetrika. Han Joon tidak suka melihatnya, ia meminta ibunya menyuruh pembantu saja atau membawanya ke penatu.

"Kamu tahu, ayahmu hanya akan memakai pakaian yang ibu setrika."

"Jadi, Ibu senang dengan itu? Lihatlah. Ibu berkeringat. Kenapa Ibu mencari pekerjaan tambahan?"


Han Joon lalu mendekat dan mengusap keringat ibunya dan saat itu, Han Joon tidak sengaja melihat memar di punggung ibunya.

"Apa ini?" Tanya Han Joon, tapi Profesor Yoon hanya menggenggam, tangannya. Han Joon kesal, "Di mana Anggota Majelis Do?"


Han Joon langsung ke ruangan Majelis Do. Majelis Do bertanya, apa Han Joon masih  bermain-main dengan Lee Jung Joo?

"Saatnya menyingkirkan dia. Itu sudah terlampau lama." Lanjut Majelis Do.

"Bukan dia yang seharusnya kusingkirkan sejak dahulu."

"Maksudmu aku? Cobalah kalau begitu. Bukankah kamu masih menunjukkan wajah manismu karena menginginkan sesuatu dariku?"

"Anda ingat Choi Kyung Ho, bukan?"

"Tentu saja."

"Dia memberiku peringatan."

"Apa? Peringatan?"


Kyung Ho di selnya iangat saat sidang usai, dimana adiknya sama sekali tidak mau melihatnya.


Esoknya, ia dijenguk oleh Young Hoon, ia bertanya, apa Young Hoon pernah melihat seseorang yang terlihat memesona dengan jubah? Andai tahu akan bertemu dengannya, ia akan keramas dan bercukur. Apa ia terlihat menarik?

"Ya, kecuali bagian seragamnya. Kamu bersepakat?"

"Kamu sungguh percaya itu? Kamu terus bersikeras bahwa aku bukan pembunuh yang sebenarnya, jadi, aku ingin mencoba pembelaan itu sendiri. Aku berusaha meluangkan waktu untuk melihat Jung Joo lebih lama."

"Choi Kyung Ho."

"Dia tampak memesona dengan jubah itu. Aku mengucapkan omong kosong itu agar bisa melihatnya kebih lama."

"Aku tahu itu bukan kebohongan. Matamu memberitahuku bahwa kamu jujur. Orang lain sungguh membunuh gadis itu, kan?"

"Tidak. Omong-omong, bisakah dia menjadi juri di persidanganku? Maksudku, aku senang melihat dia."

Mereka masih ingin bicara tapi waktu kunjungan sudah habis. Kyung Ho berpesa, jangan sampai bilang pada orang-orang kalau Jung Joo adalah adiknya. Young Hoon mengangguk.

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search