-->

Sinopsis Revolutionary Love Episode 14 Part 2

- November 27, 2017
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan kunjungi "www.diana-recap.com"

Sinopsis Revolutionary Love Episode 14 Part 2

Sumber Gambar: tvN


Nyonya Byun ke rumah Joon tapi malah melihat Ibu bersama pemilik gadung, Ibu mau menyewakan rumah Joon. Nyonya langsung bertanya pada Ibu setelah pemilik pergi, Joon mau pindah? Ibu membenarkan.

"Kenapa? Dia tidak punya masalah."

"Aku tidak ingin dia menghirup udara dan tinggal di tempat yang sama dengan orang sepertimu."


Nyonya merasa Ibu kelewatan saat mengatakan itu. Apa kesalahan Hyuk, selain merepotkan, hingga Ibu tidak menyukainya?

"kau yang kelewatan. kau memperlakukan orang seperti sampah. kau bahkan menghancurkan keluarganya. Kenapa kau sangat tidak tahu malu? `kau sangat meremehkan kami sampai mempunyai motif tersembunyi terhadap putriku?"

"Aku tidak paham maksudmu. Aku sungguh menganggap Joon cantik dan cerdas. Aku sungguh menyukai dan menyayanginya."

"Jangan bicara omong kosong."

"Apa? Aku bicara omong kosong katamu?"

"Ya. Semua perkataanmu terdengar seperti omong kosong bagiku. Jangan temui Joon atau aku akan melakukan hal buruk. kau dan putramu yang merepotkan itu."

Ibu langsung masuk ke dalam dan membanting pintu.

"Astaga. Aku tidak percaya ini. Apa salahku hingga diperlakukan seperti ini? Astaga. Sungguh?"

Nyonya curhat pada Bibi tentang perlakuan ibu itu. Bibi kesal dan mengungkit kalau Ayam Gangsu tutup karena mereka.

"Aku mencoba melupakan masa lalu dan menerima Joon apa adanya. Benar, bukan? Untuk apa mengaitkan masa lalu? Kita tidak bisa mengubah masa lalu."

"Dia tidak bisa diharapkan. Cari saja wanita lain."

"Tidak ada yang lebih baik daripada Joon. Aku harus bagaimana dalam situasi ini?"

"Kau sungguh.. sangat menyukainya?"

"Ya."

"Maka, banjiri mereka dengan angka. Maksudku, uang."


Joon sekarang hanya bersama Je Hoon saja dan rasanya kosong baget, ia menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa.

Kilas Balik..


Hyuk heboh sendiri karena perutnya tiba-tiba sakit, ia perlu ke kamar mandi. Ia tidak mau Joon melihatnya seperti itu, maka ia menyuruh Joon dan Je Hoon pergi duluan.

"Baik. kau lebih nyaman begitu?"

"Ya, pergilah lebih dahulu."

"Baiklah. Susul kami setelah kau selesai."


Tapi Hyuk ternyata hanya berakting. Ia lalu mengajak Yeon Hee dan Cheol Min berangkat juga, ia yang akan menyetir.


Presdir Min menunjukkan foto Yeon Hee dan Cheol Min.

"Anda bilang ada seseorang dari kepolisian?"

"Ya, kepolisian mengirim seseorang ke tim penyelidikan internal. Kenapa?"

"Itu dia. Menurut penyelidikan kami, pria ini adalah opsir polisi yang mengejar Hyuk dalam kehebohan pesawat. Setelah itu, di mendapatkan promosi khusus dan dimutasi ke tim penyelidikan ekonomi. Lalu dia dimutasi lagi ke kejaksaan. Sudah sekitar satu bulan ini, dia pindah ke gedung tempat Hyuk tinggal."

"Sudah satu bulan?"

"Ya. Tapi... Kurasa dia sudah menduga Manajer Han akan ke sana dan mencuri laptopnya."


"Katanya ada orang yang sebelumnya sengaja memecahkan vas. Bukankah menurutmu hanya polisi yang bisa melakukan hal itu?"


Dan memang benar, Cheol Min lah yang melakukan itu untuk menandai kalau Manajer Han ada di depan rumah Je Hoon. Cheol Min menanti suara injakan pada pecahan vas bunga itu.


Woo Sung makin marah pada Je Hoon. Presdir Min bertanya, apa yang harus ia lakukan?

"Kita tidak bisa diam. Seharusnya rencana itu dilaksanakan hari ini. Pertama, kita harus membuatnya diam."

"Baik. Akan kulakukan itu."


Setelah Presdir Min keluar dari RUangan Woo Sung, Tae Kyung melaporkannya pada Hyuk.

Di mobil, Yeon Hee memprotes Hyuk yang hanya mengemudi 60 km per jam padahal batas kecepatannya 80 km per jam.

"He he he Maafkan aku, tapi SIM-ku yang ditahan baru saja dikembalikan. Aku harus berhati-hati."

"Kau sangat lamban. Bisakah kau saja yang mengemudi?"

Cheol Min: Apakah ini karena Kwon Je Hoon-ssi?

Hyuk diam saja.


Joon dan Je Hoon sampai di lokasi selanjutnya. Joon sangat bahagia bisa kesana, lalu ia menyuruh Je Hoon bertanya pada Hyuk sudah sampai dimana mereka.

"Dia akan tiba. Ayo masuk." Jawab Je Hoon.


Hyuk membaca pesan dari Tae Kyung, bahwa Presdir Min mulai bergerak, ia rasa Presdir Min mengirim orang ke sana.


Hyuk mengetes mobil di belakang mereka. Saat ia ambil jalur kanan, saat ia ambil jalur kiri mobil itu juga ikut. Hyuk menyadari kalau mobil itu menguntitnya. Dan tiba-tiba ia mengerem mendadak. Mobil itu kelabakan, untung saja tidak menabrak.


Hyuk dan Cheol Min langsung keluar dan meminta pengendara mobil keluar. Cheol Min bahkan menunjukkan tanda pengenal polisinya.

"Aku hanya diperintahkan untuk mengikutinya." Kata penguntit itu.

"Siapa yang menyuruhmu?" Tanya Hyuk.

"Direktur Byun. Maafkan aku."

Lalu Hyuk meminjam mobil penguntit itu, ia mau menemui kakaknya.


Saat dalam perjalanan, Joon menelfon, menanyakan dimana ia sekarang karena lama sekali sampainya.

"Oh.. Joon-ah. Aku ada urusan. Aku sedang kembali ke Seoul."

"Perutmu sesakit itu? kau akan ke IGD?"

"Tidak, perutku baik-baik saja. Astaga, ini memalukan. Je Hoon bersamamu?"

"Ya."

"Kalian harus memandangi bintang. Suatu hari, kita bertiga harus ke sana lagi. Setuju? Sampai jumpa."

*Jadi Hyuk sengaja agar Je Hoon dan Joon bisa berduaan.

Narasi Hyuk: Wanita yang sangat kucintai. Dan.. kawan yang sangat kusayangi. Kenapa harus kita?

Hyuk menangis.. TT


Joon akhirnya bisa melihat bintang dan ia sangat senang, tapi Je Hoon malah sibuk menatap Joon. Joon menyesalkan, harusnya dari dahulu ia kesana. Kenapa ia tidak punya kesempatan menikmati itu sebelumnya?

Je Hoon masih terus menatap Joon sampai Joon akhirnya bertanya, ada apa? Je Hoon ingin mengatakan sesuatu?

"Joon-ah, kau pernah menyesal.. dalam hidupmu?"

"Emm.. Sering. Ada banyak hal yang kusesali. Saat aku menyadari.. bahwa yang pernah kukira benar ternyata salah, dan saat aku mengetahui bahwa harga diriku terbentuk dari rasa rendah diriku. Tapi di sisi lain, setelah melalui semua masa sulit itu, sedikit demi sedikit aku bisa menemukan jalanku. Bagaimana denganmu? kau punya penyesalan?"

"Ada satu hal."

"Apa itu?"

"Saat kau.. mengatakan bahwa kau menyukaiku, aku tidak menjawab dengan benar. Aku terlalu gugup, jadi, aku bicara omong kosong. Dan setelah itu, aku tidak bisa memperbaikinya."


Je Hoon kemudian memeluk Joon,

"Kini sudah tidak apa-apa."


Dan Je Hoon pergi meninggalkan Joon. Joon meneteskan airmatanya.


Yeon Hee dan Cheol Min sampai, tapi cuma ada Joon disana.

"Yeon Hee-ah." Panggil Joon lemas.

"Ada apa, Joon? Ada apa?"

Lalu Cheol Min menerima SMS Je Hoon, "Aku pergi lebih dahulu. Tolong jaga Joon."


Je Hoon diikuti orang-orang Presdir Min, mobilnya di kepung, depan-belakang-samping kanan-samping kiri. Je Hoon tidak bisa lolos. Lalu orang-orang keluar dari mobil dan menangkap Je Hoon.


Hyuk berlari menuju ruangan kakaknya.


Di dalam mobil, Cheol Min menelfon Hyuk, bertanya dimana Hyuk saat ini, ia memberitahu kalau Je Hoon sekarang tidak bisa dihubungi.

"Dia mengirimiku pesan bahwa dia akan pergi lebih dahulu. Setelah itu dia tidak menjawab teleponku."


Joon menerogoh sakunya dan menemukan ada USB. Ia berpikir, dan baru ingat kalau tadi Je Hoon memasukkan itu saat memeluknya, Joon tadi terlalu terkejut sampai tidak sempat memikirkan itu.


Joon langsung mengambil ponsel Cheol Min untuk bicara pada Hyuk, "Hyuk, kau di mana? Di mana kau?!"


Hyuk akhirnya berhasil bertemu kakaknya. Woo Sung bertanya, ada apa malam-malam begini?

"Hyung benar-benar harus bertindak sejauh ini? Hyung membuntutiku. Apa yang terjadi kepada Je Hoon? Kenapa tiba-tiba dia tidak bisa dihubungi? Ini juga perbuatan Hyung? Hyung yang memerintahkan ini?"

"Kau tahu rencana Je Hoon? Jika mengetahuinya, kau tidak tahu berterima kasih, dan jahat kepada ayah dan kakakmu. Jika tidak mengetahuinya, kau pria paling bodoh di dunia."

"Di mana Je Hoon?"

"Ayahnya adalah sopir, dan hidupnya bergantung kepadamu, si putra CEO. Kau tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya, dan rasa rendah dirinya, bukan?"

"Aku bertanya Je Hoon di mana!!"

"Sadarlah, Bedebah!!!! Aku akan sangat bersabar kepadamu karena kau adikku. Tapi.. Aku tidak akan menahannya lagi. Mengerti?"


Woo Sung pergi dan orang-orangnya menahan Hyuk yang akan mengikutinya. Hyuk terus berteriak menanyakan dimana Je Hoon saat ini.


Je Hoon disiksa orang-orang Presdir Min. Mereka menggeledah Je Hoon juga tapi tidak menemukan apapun.

"Di mana itu?" Tanya Presdir Min.

"Aku tidak tahu yang kau cari." Jawab Je Hoon yang mendapat hadiah tamparan.

"Di mana benda yang ingin kau serahkan kepada kejaksaan?"

"Kau sudah mengambil laptopku. Kau pasti sudah melihat isinya."

"Kau akan ke kantor kejaksaan tanpa membawa apa-apa? Hei. Kau mau aku memercayai itu?"

"Apakah kau akan percaya jika kubilang bahwa aku punya banyak informasi di dalam kepalaku?"

"Orang ini.. Kau mempermainkanku?!


Je Hoon ditendang karena Presdir Min merasa Je Hoon sudah mempermainkannya.

Je Hoon: Tentu saja tidak. Aku tidak pernah seserius ini.


Jaksa Yoon marah pada Cheol Min karena Je Hoon tidak muncul padahal kata Cheol Min Je Hoon pergi duluan dan malah sekarang tidak bisa dihubungi.

"Ponselnya tidak aktif."

"Dia lari di saat-saat terakhir, bukan?"

"Menurutku, bukan begitu."

"Lalu?"

"Kurasa dia diculik."

"Diculik?"

"Soal pria yang datang tadi pagi.."

"Jaksa Hwang? Ada apa dengannya?"

"Aku mendengar pembicaraan aneh."


Woo Sung setelah bertemu Hyuk tadi langsung menemui Jaksa Hwang.


Joon menunggu Hyuk pulang. Hal pertama yang Joon tanyakan adalah Je Hoon, lalu ia menyerahkan USB yang ditinggalkan Je Hoon di kantongnya.


Je Hoon membuka matanya dan tiba-tiba ia sudah ada di ruang investigasi kejaksaan, dimana Jaksa Hwang ada di depannya.

"Astaga, berandal ceroboh. Kenapa kau melakukan hal yang sangat bodoh? Ada banyak orang yang hidupnya kacau setelah orang sepertimu muncul di perusahaan. Grup Gangsoo tidak bisa diubah oleh orang sepertimu."

"Benar. Orang sepertiku tidak bisa untuk mengubah Grup Gangsu. Tapi.. ada orang lain yang sedang kuubah, Seonbaenim."

"Apa?"


Hyuk membawa USB itu karena semalam Joon memberikan USB itu padanya. Alasan Joon adalah karena Je Hoon berusaha melindungi data di dalamnya dan ia rasa Hyuk harus mengetahuinya.


Tim Dir. Seol digeledah, semua dokumen yang ada disita tim Kejaksaan.


Hyuk baru datang dan ia terkejut. Kepala Yang tanya, apa yang mereka lakukan ini? Petugas mengatakan kalau Je Hoon telah ditahan karena penggelapan.


Hyuk lalu maju, menanyakan dimana Je Hoon saat ini. Petugas mengatakan kalau Je Hoon sedang diinvestigasi di Kantor Jaksa Umum.

Narasi Hyuk: Jadi, ini rencanamu, Hyung? Kau memecat ayahnya Joon karena menerima suap. Kini Kau menjebak Je Hoon karena penggelapan. Inikah caramu? Ini.. cara Ayah?


CEO Byun memuji kerja bagus Woo Sung.

CEO: Dasar berandal sombong. Beraninya dia mencoba melawan ayah. Dia mencoba menyerang Gangsu.

Woo Sung: Aku mempunyai semua data Je Hoon.

CEO: kau harus mencabut sampai ke akar untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi. Woo Sung, kau tahu benar.

Woo Sung: Aku sudah memberi perintah untuk melakukan itu.

CEO: Aku memperlakukan dia dengan baik karena ayahnya. Berandal itu. Kenapa dia sangat tidak berterima kasih? Itu dia. Jangan memanjakan mereka.


Pak Kwon shock mendapat kabar Joon ditahan.


Joon apalagi. Joon mendapat kabar dari Ki Sub.

"Orang-orang dari kantor kejaksaan datang dan mengambil semuanya." Kata Ki Sub.

"Penggelapan? Bagaimana dengan Hyuk? Apa yang dia lakukan?"

"Dia sedang menuju kantor Dir. Seol."

Joon tidak bisa diam, ia menyambar mantelnya dan melesat keluar.


Dir. Seol memberi Hyuk banyak dokumen. Hyuk bertanya, apa itu?

"Kita tidak bisa berbuat banyak terhadap penggelapan." Jawab Gir. Seol.

"Lalu apa ini?"

"Ini jawaban dari pertanyaan Manajer Kwon."


Jawaban pertanyaan Je Hoon mengenai apa semua ini karena perusahaan bernama BS? Dan siapa pemilik BS?

Dir Seol: Kau bisa melakukan dua hal dengan ini. Pertama, membawa ini ke kantor kejaksaan dan selesaikan rencana Je Hoon.


Joon sampai di perusahaan. Ia langsung berlari ke dalam setelah turun dari taksi.


Hyuk bertanya, bagaimana dengan pilihan kedua? Dir. Seol menyuruh Hyuk membawa dokumen itu ke CEO dan membuat kesepakatan karena CEO akan bisa membebaskan Je Hoon kapan saja.

"Pilihan mana.. yang diinginkan Je Hoon?"

"Aku tidak yakin. Bukankah kau lebih mengetahuinya?"

Hyuk mengingat kata Je Hoon, "Aku bisa memulainya. Jika aku memulainya, kau yang harus menyelesaikannya. Bisakah kau melakukan itu?"


Hyuk berjalan keluar membawa dokuman itu, ia jalan sambil nunduk dan mengingat penjelasan Dir. Seol tadi.

"Aku menghabiskan seluruh hidupku untuk Grup Gangsoo. Aib dan kemenangan datang silih berganti. Kemenangan besar bagiku adalah bisa menjadi direktur eksekutif dari sekadar pegawai biasa. Tapi itu juga menjadi aib bagiku. Kau harus membuat pilihan. Entah itu menyelesaikan rencana Je Hoon, atau berikan itu kepada CEO dan menyelamatkan temanmu."


Joon melihat Hyuk, ia mengonfirmasi, apa Je Hoon ditahan karena penggelapan?


Hyuk membenarkan. Joon lalu bertanya, bagaimana dengan Hyuk? Apa yang akan Hyuk lakukan?

"Aku akan memilih jalan di mana tidak ada yang terluka." Kata Hyuk setelah melihat dokumen yang dibawanya.

"Apa maksudnya? Apa yang akan kau lakukan?"

"Joon-ah, kau memercayaiku? Jawablah! Kau memercayaiku?"

"Ya. Aku memercayaimu."

"Baik, terima kasih. Aku tidak akan mengecewakanmu. Percayalah, dan tunggu aku."


Hyuk lalu melewati Joon.

>

1 komentar:

avatar

ma'af apa sinopsis ini sdh g dilanjutkn lg padhl q selalu menantikn'y...q suka drama yg kaya gini terutama ibu'y hyuk meski dia konglomerat tp g pilih" bahkn galau krn joon...kl boleh tolong dilanjut yah


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search