-->

Sinopsis Meloholic Episode 5 Part 2

- November 21, 2017
>
Sinopsis Meloholic Episode 5 Part 2

Sumber Gambar: OCN


Perwira Kim menjelaskan, "Kau harus lega karena masalah tidak diperpanjang. Dream World tadinya ingin menuntutmu atas perampokan. Tapi Eun Ho memohon kepada mereka agar tidak menuntutmu."

Ye Ri bergumam, Dream World? Jadi mereka pasti pergi ke Dream World. Eun Ho tanya, ada apa? Joo Ri cepat-cepat bilang tidak apa-apa.


Ye Ri menjaduh dari keduanya untuk menulis kesaksian.


Ye Ri menjaduh dari keduanya untuk mengisi form. Eun Ho tersenyum pada Ye Ri. Ye Ri membatin, pasti satu kampus sekarang sudah tahu kalau ia pacaran dengan Eun Ho.  Ye Ri bingung haru bagaimana, bisa gila rasanya.


Perwira Kim bertanya pada Eun Ho, apa ada kejadian aneh? Tidak ada yang mengikuti atau menindas Eun Ho kan? Eun Ho heran, kenapa memangnya?

"Jika kau melihat wajah pembunuh berantainya, mungkin dia juga melihat wajahmu. Hah.. Rasanya aneh jika tidak terjadi apa pun. Baguslah jika tidak ada yang terjadi. Omong-omong, kenapa tanganmu?"

"Ini? Aku menyentuh benda tajam."

"Ah.. Begitu rupanya."


Perwira Kim melihat Ye Ri dan semakin dilihat ia meras tidak asing pada Ye Ri. Perwira Kim kemudian mengingat sesuatu. Eun Ho penasaran, Perwira Kim mengenalnya?

"Ya. Pasti tiga tahun lalu."


Jadi.. Ye Ri melaporkan seseorang yang tiba-tiba menghilang, Ye Ri yakin pasti terjadi sesuatu pada orang itu, kemungkinan adalah pacarnya. Perwira Kim tidak bisa memproses laporan Ye Ri karena Ye Ri bukan keluarga orang itu.

Tapi Ye Ri terus memohon, ia berkata kalau orang itu sama pentingnya seperti anggota keluarga bagi Ye Ri.


Perwira Kim menjelaskan, Ye Ri terus datang mencarinya beberapa kali. Entah apa Ye Ri sudah menemukannya atau belum.

"Omong-omong, bagaimana kau bisa mengenalnya?" Tanya Perwira Kim.

"Aku pacarnya."

"Oh.. Seharusnya aku tidak bilang. Pura-pura saja tidak tahu, ya. Itu sudah berlalu. huh?"


Eun Ho langsung kepikiran foto itu. Juga pengakuan Ye Ri bahwa tidak mengencani Byeong Cheol.

"Tapi kurasa.. aku tidak boleh mengabaikan ini begitu saja." Kata Eun Ho pada Perwira Kim.


Selanjutnya, Ye Ri dan Eun Ho bcara berdua. Ye Ri masih gugup dan tidak bisa menatap mata Eun Ho. Eun Ho bertanya, apa Ye Ri bersenang-senang kemarin?

"Apa? Ah.. Kemarin? Oh.. itu mengasyikkan."

"Senang berkunjung ke sana lagi. Sudah lama tidak ke sana. Sudah lima tahun."

Ye Ri membatin, ia belumpernah pergi ke sana. Eun Ho mengonfirmasi, kemarin kali pertama Ye Ri kesana kan? Ye Ri membenarkan.

"Apa yang paling kau nikmati?"

"O.. Semuanya mengasyikkan. Itu pengalaman pertamaku."

"Itu pengalaman pertamamu, jadi, kau suka semuanya?"

"Ya."

"Hah... Tidak ada yang ingin kau sampaikan?"

"Tidak."

"Kau yakin?"


Eun Ho kembali menghela nafas, lalu menununjukkan foto Byeong Cheol dan Joo Ri. Eun Ho bertanya lagi, setelah melihat foto itu, apa masih tidak ada yang ingin Ye Ri katakan? 

Ye Ri menghela nafas, "Ini bukan aku."

"Tidak kusangka itu jawabanmu. Kukira kau akan meminta maaf atau membuat alasan."

"Sungguh. Ini bukan aku. Aku bisa menjelaskan.."

Ye Ri ingin menyentuh tangan Eun Ho tapi Eun Ho menarik tangannya.


"Jangan membohongiku. Kumohon. Jika kau berbohong, aku harus melihat sesuatu yang tidak ingin kulihat."

"Hanya saja.."

"Baiklah. Kita bicarakan ini nanti."

Eun Ho meninggalkan Ye Ri.


Eun Ho cerita pada Joo Seung, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan kali ini. Joo Seung terganggu dengan perban Eun Ho, kenapa masih dipake saat RS mengatakan perban itu sudah bisa dicopot.

"Aku takut.. Aku takut melihat isi pikirannya. Aku takut ada sesuatu yang tidak boleh kuketahui."

"Mungkin sesuatu yang tidak ingin kau ketahui. Kau boleh kecewa setelah mengetahui kebenarannya. Kenapa kau menerka-nerka dan ketakutan sendiri? Anggaplah dia berbohong. Lantas? Kau selalu jujur kepadanya? Bisakah kau menceritakan semua tentang tangan itu? Tidak mungkin kau mengaku bisa mendengar pikirannya saat memegang tangannya."

Eun Ho menghela nafas.


Joo Seung menasehati, semua orang punya alasan sendiri. Jika Ye Ri menyembunyikan sesuatu, tunggulah sampai Ye Ri bisa mengatakan alasannya. Lalu Eun Ho akan tahu apakah Ye Ri tulus atau tidak. Benarkan?

Lalu Joo Seung ada telfon dari guru Min Jung, jadi ia harus pergi duluan. Katanya Min Jung pulang lebih awal. 


Eun Ho disana untuk mengukir nama. Petugas memanggil siapa yang mengukir nama. Eun Ho dan satu pria lagi mendekat, pria pemilik toko buku.

Kebetulannya lagi, mereka sama-sama mengukir untuk nama Han Ye Ri.


Ternyata yang selesai duluan milik Eun Ho dan pria itu harus menunggu.

"Nama pacarmu pasti sama dengan nama pacarku. Itu bukan nama yang umum." Ucap Pria itu pada Eun Ho.

"Tidak."

"Kami sudah berpacaran selama tiga tahun lebih."

"Ah.. Hubungan kalian sudah lama sekali."

"Sesuatu terjadi dan kami pun berjauhan. Tapi aku ingin memperbaikinya dengan memberinya cincin. Dia akan menyukainya saat kuberikan, bukan?"

"Ya, mungkin."

Eun Ho lalu pamitan.


Eun Ho sempat berhenti karena merasa aneh, tapi ia tidak ambil pusing dan lanjut jalan lagi. Pria itu juga kembali duduk.


Min Jung pergi ke toko buku pria itu dan ternyata tutup. Lalu kakaknya menelfon. Min Jung terkejut, pasti gurunya menelfon kakaknya nih!

"Astaga, tamat riwayatku. Bagaimana ini?"


Lalu pria itu datang dan memanggil Min Jung. Min Jung langsung kewata lebar dan memanggilnya balik, Sang Sung Oppa (kalao gak salah, soalnya di subtitle gak disebutin).


Min Jung cerita soal Ye Ri.

"Aku pandai menilai orang. Aku bisa tahu mereka seperti apa dari kesan pertama. Dia seperti rubah betina. Hah! Eun Ho tidak tahu."

"Semua orang punya dua sisi. Jika sungguh cinta, kau harus bisa menerima mereka."

Min Jung mengerti dan mengambil sebuah novel, seperti kisah dalam novel kan? TTapi itu kan cuma novel tidak terjadi di kehidupan nyata.

"Terkadang, realitas bisa lebih tidak nyata daripada novel. Cerita fiksi pun bisa lebih nyata daripada realitas." Jawab Sang Sung.


Tiba-tiba ada buku yang menjatuhi Min Jung. Untung Sang Sung sigap, ia menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk melindungi Min Jung. Min Jung makin terpesona pada Sang Sung. Tapi ia melihat bandul kalung Sang Sung yang merupakan sebuah cincin dan ada ukiran namanya, mungkin cincin yang ia ukir dengan nama "Han Ye Ri" tadi.


Ye Ri membongkar tasnya untuk mencari kalung pemberian Eun Ho, tapi tidak ketemu. Ia sedih.


Eun Ho juga gak bisa tidur, ia bangun lagi dan menatap tangannya yang diperban. Lalu ia memutuskan untuk membuka perban itu, ia sudah berniat untuk mengetahui segalanya tentang Ye Ri.


Di kampus, Eun Ho dan Ye Ri tak sengaja bertemu, lalu mereka bicara.


Ye Ri bisa menjelaskan, ia akan memberitahu Eun Ho semuanya. Tapi ia harus menyampaikan sesuatu sebelum memulainya. Sepertinya ia menghilangkan kalung pemberian Eun Ho. Maaf.

"Kalungmu hilang?"

"Mungkin tidak kuhilangkan. Mungkin dia sengaja membuangnya. Sebenarnya, orang yang pergi ke Dream World bukan.."

Eun Ho memotong penjelaskan Ye Ri dengan menunjukkan kalung itu. Ye Ri terkejut, jadi Eun Ho menyimpannya?

Kilas Balik..


Jadi Eun Ho menyadari Joo Ri menjatuhkan kalungnya dan ternyata rantainya putus. 

"Akan kuganti rantainya. Akan kubeli yang paling kuat."

"Baiklah. Ayo."

"Ke mana?"

"Kau tidak perlu tahu. Ayo."

Kilas Balik selesai..


Eun Ho menjelaskan, setelah mengganti rantainya, ia mengukir nama Ye Ri, tidak ingatkah? Ye Ri tidak bisa menjawab.


Eun Ho menyadari, ada banyak hal yang sangat aneh jika ia pikir terus-menerus. Ye Ri bilng belum pernah ke Dream World, tapi kemarin, Ye Ri kelihatan sangat hafal tempat-tempat disana, tampak sudah sering kesana.

"Kau tampak seperti orang lain." Ujar Eun Ho.

Lalu Eun Ho menarik tangan Ye Ri, "Katakan! Apa yang ingin.. kau katakan?"


Tapi tiba-tiba Ye Ri lemas, Eun Ho khawatir dan menarik Ye Ri ke pelukannya.


Setelah sadar, yang keluar malah Joo Ri. Eun Ho kembali heran karena Ye Ri tiba-tiba kuat kembali.

"Senang melihatmu lagi, Yoo Eun Ho." Ucap Joo Ri.

Joo Ri mengomentari pakaian Ye Ri yang gelap dan sesak, ia langsung mencopot kancing atasnya dan mencopot kacamatanya.

"Kenapa kau menyukainya?" Tanya Joo Ri.

"Ye Ri-ya." Panggil Eun Ho sambil memegang tangan Ye Ri.

Joo Ri mengatakan kalau Ye Ri sedang tidur, ia menunjuk kepalanya, Ye Ri tidur karena ia menyuruhnya. Eun Ho kembali ingat alasan Ye Ri di kafe kemarin, Ye Ri berkata bahawa yang di foto itu bukan dirinya.


Eun Ho terkejut, tidak mungkin seperti yang ia pikirkan kan? Joo Ri tersenyum, lalu meminta Eun Ho melepaskan tangannya, tapi Eun Ho malah memegangnya semakin erat. 

"Karena sudah begini, aku harus memastikannya sendiri." Kata Eun Ho. 

"Apa?"


Dan Eun Ho melihat apa yang terjadi di Dream World saat Joo Ri menghilang.


Juga saat ia selesai membaringkan Joo Ri di kamar Min Jung malam itu. Tak peduli bagaimanapun keadaan Joo Ri, Eun Ho tetap memuji Ye Ri cantik.


Setelah semuanya keluar, Joo Ri bangun.

"Saat menyadari keberadaannya besok pagi, dia akan sangat terkejut. Aku akan tidur seperti Elsa yang bergaun kuning. Tugasku selesai."


Eun Ho terkejut bukan main. Joo Ri lalu melepas ikat rambutnya dan tersenyum puas.


Saking terkejutnya, Eun Ho sampai linglung.

"Sepertinya itu wajar." Kata Joo Ri dan tersenyum.


Saking terkejutnya, Eun Ho sampai linglung.

"Sepertinya itu wajar." Kata Joo Ri dan tersenyum.

Eun Ho ingat kejadian malam saat ia berpapasan dengan Ye Ri di penyebrangan, saat Ye Ri memakai gaun merah dan tidak mengenalinya. "Jadi, itu bukan.. Ye Ri?"

Joo Ri ketawa puas, "Akhirnya kau berpikir jernih. Kukira kau terlalu bodoh."

"Tunggu. Artinya.."

Eun Ho mengingat masalah Byeong Cheol dan Ye Ri.

Byeong Cheol: Kau tidak tahu seperti apa Go Eun.. Maksudku Ye Ri. Dia sangat berbeda.


Eun Ho akan mulai membahas Byeong Cheol tapi Joo Ri menghentikannya.

"Jangan membicarakannya. Sulit sekali mencampakkannya. Jangan!"


Lalu Joo Ri megambil kalung yang ada di tangan Eun Ho, ia menertawainya, "Kau pikir wanita akan suka hadiah semacam ini? Astaga, Bung! Jika kau akan memacari orang lain, jangan berikan sesuatu seperti itu. Berpura-pura menyukai hadiah.. lebih sulit dari kelihatannya. Kita baru kenal sebentar, tapi itu menyenangkan. Bye. Selamat tinggal."


Eun Ho tidak bisa membiarkan Joo Ri pergi begitu saja, ia menarik tangan Joo Ri.

"Ada apa lagi?" Tanya Joo Ri. "Karena kau sudah tahu semuanya, Jangan ikuti aku lagi dan enyahlah!"

"Aku.. perlu bicara dengan Ye Ri. Aku harus bagaimana?"

"Kurasa dia tidak akan mau melihatmu. Jangan bertingkah tidak pantas. Kurasa kau harus merelakan dia."

"Biar kami yang mengurusnya. Jangan ikut campur."

"Apa?"

"Jangan ikut campur."

"Terserah kau saja."


Lalu Joo Ri menarik Eun Ho mendekat. Eun Ho terkejut. Joo Ri melarang Eun Ho bergerak jika beberan ingin bicara sama Ye Ri. Joo Ri lalu memeluk Eun Ho dan memejamkan matanya.


Saat Joo Ri melepaskan Eun Ho dan membuka matanya lagi, ia sudah berubah menjadi Ye Ri. Ye Ri terkejut dengan keadaan baju, kacamata dan rambutnya.


Setelah Ye Ri membetulkan semuanya, mereka duduk berdampingan di bangu taman. Namun keduanya sama-sama diam. 


Eun Ho memulai membicaraan, "Jadi, maksudmu, jika kau diajak berkencan di depan orang lain, dia keluar?"

Ye Ri mengangguk, "Namanya Han Joo Ri."

"Dia punya nama? Bagaimanapun, Han Joo Ri.. akan keluar?"

"Ya."

"Karena itukah kau ingin.. merahasiakan hubungan kita?"

Ye Ri hanya menghela nafas.


Eun Ho kesal, kenapa Ye Ri merahasiakan masalah sebesar ini?

"Maaf."

"Kapan kau berniat memberitahuku? Jika aku tidak bertanya, kau akan memberitahuku? Kau akan tetap berhubungan denganku dan menertawaiku, sementara kau menutupi rahasia sebesar itu? Pikirmu.. aku tidak akan tahu?"

"Bagimu, fakta bahwa aku menyembunyikan sesuatu lebih penting.. daripada bagaimana dan kenapa aku menjadi seperti ini? hh.. Sudahlah. Aku tidak berharap.. dimengerti olehmu. Maaf karena tidak mengatakan ini lebih awal. Aku pergi."


Eun Ho hanya bisa memandang kepergian Ye Ri. Dan ternyata mereka sedang diawasi si penguntit.


Eun Ho jalan sambil melamun, lalu Joo Seung menghampirinya. Joo Seung bertanya, Eun Ho itu kenapa? Terjadi sesuatu kah?

Eun Ho hanya menghela nafas.


Kyung Ah melihat keduanya saat sedang jogging, ia lalu merangkul keduanya biar semangat. Eun Ho agak terkejut melihat Kyung Ah.

Tapi Kyung Ah tidak bisa lama-lama, ia harus masak nasi.


Joo Seung kembali memandangi Kyung Ah yang berlari, ia kagum banget pokoknya. Tapi tidak dengan Eun Ho, ia kelihatan bingung sambil memandangi tangannya.


Eun Ho bertanya, apa Joo Seung tahu tentang sesuatu? Joo Seung gak ngerti, tentang apa?

"Tentang wanita... Maksudku, pria itu."

"Pria itu?"

"Orang yang berkata, "Semoga harimu menyenangkan"."

"Maksudmu Kyung Ae-ssi? hahahahaha.. kau bercanda agar aku tertawa?"

"Bukan begitu. Aku merasakannya, tapi tidak mendengar isi pikirannya."

"Aku sudah menyentuh dadanya. kau keliru."

"Kukira juga begitu, tapi.."

"Kenapa kau berkata seperti itu? Sudah kupastikan dia punya dua payudara. Lihatlah betapa ketatnya."

"Dia pasti menjalani operasi."

"Operasi?"


Eun Ho kemudian menyuruh Joo Seung berpikir, tidakkah ada yang aneh pada Kyung Ae. Joo Seung berpikir dan memang aneh saat mereka berhubungan.

"Dia membahas kelompok minoritas dan masyarakat matriarkatnya. Saat aku mencoba menindih, malah dia yang menindih dan.."

Joo Seung menyadari Eun Ho benar, jadi ia hanya bisa menangis tersedu. Menyesal.


Selanjutnya, Eun Ho ada di tempat hiburan, tepatnya di tempat karaoke. Ia menemani Yoo Sik yang sedang menyanyikan lagu sedih.

Kilas Balik..


Tadi Ye Ri memutuskan Eun Ho ternyata karena Eun Ho sudah mengetahui tentang Joo Ri.

"Apa? Putus?"

"Saat orang-orang melihatnya, mereka lari ketakutan atau menyebut dia aneh kepadaku. Mereka tidak ingin mendekatiku. Kau juga akan begitu."

"Jangan begitu yakin. Mungkin saja tidak."

"Aku ingin menjadi pacar yang normal untukmu. Wanita normal seperti yang lain."

Eun Ho mengambil tangan Ye Ri untuk dipegangnya, "Maka cegah dia keluar."

"Jika aku ingin mencegahnya, kau harus menghilang dari hadapanku. Kita harus putus untuk menghentikannya."

"Lalu kau ingin aku bagaimana?!"


Ye Ri melepaskan tangan Eun Ho, "Maaf." Lalu ia pergi meninggalkan Eun Ho.

Kilas Balik selesai..


Eun Ho merenungi nasibnya, harusnya Ye Ri tidak memulai ini sejak awal. Seharusnya jangan.

Eun Ho lalu ikutan Yoo Sik menyanyikan lagu itu.

Mereka lebay banget sampai menyita perhatian pengunjung lain dan Yoo Sik iseng membuka pintu pula.


Eun Ho di depan rumah Ye Ri, ia menelfon tapi ponsel Ye Ri tidak aktif. Eun Ho menghela nafas.

"Kenapa dia mematikan ponselnya? Bisa berbahaya."


Eun Ho lalu mengeluarkan kalungnya, "Tapi aku harus memberinya ini. Aku bahkan sudah mengukirkan inisial namanya. Jadi, aku bisa bertemu dengannya lagi."


Eun Ho akan pergi, tapi ia mendengar suara Ye Ri lalu diikuti "Gedebuk" dari atas, Eun Ho pun naik. Anehnya, pintu rumah Ye Ri tidak terkunci Eun Ho pun berjalan masuk.


Eun Ho khawatir, ia mencoba menyadarkan Ye Ri dengan menggoyangkan dan memanggilnya.

"Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kenapa mengenakan pakaian ini?"


Ye Ri membuka matanya dan melihat pria penguntit datang.

Eun Ho memegang tangan Ye Ri, jadi ia bisa membaca pikiran Ye Ri.

"Lari, Eun Ho! Di belakangmu."


Eun Ho menoleh, ia melihat penguntit itu dan langsung ingat Byeong Cheol. Senyum penguntit itu mirip sekali dengan senyum Byeong Cheol. Bisa dipastikan kalau penguntit itu adalah Byeong Cheol.

"kau..." Ucap Eun Ho.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search