-->

Sinopsis Attention, Love! Episode 14 Part 2

- November 25, 2017
>
Ditulis oleh: Diana Recap
Support Admin dengan kunjungi "www.diana-recap.com"

Sinopsis Attention, Love! Episode 14 Part 2

Sumber Gambar: CTV


Kelas usai, Shao Xi mendapat pesan dari Ru Ping yang mentakan akan ada reuni SMA. Shao Xi berpikir sebentar sebelum membalas kalau ia akan datang.


Lalu ia melhat Xiao Qiao seorang diri. Karena ingat kata-kata Xiao Qiao semalam, jadi ia tidak mendekat.


Tapi Jin Li menjawab, ia datang untuk mencari Xiao Qiao. Xiao Qiao sontak menoleh pada Jin Li.


Jin Li memberikan ringkasan panduan ujian pada Xiao Qiao. Xiao Qiao bertanya, kenapa gak memberikannya langsung pada Shao Xi tadi? 

"Aku ingin memberikan ini untukmu. Mengapa aku harus memberikannya pada Shao Xi?"

"Bukannya kau datang mencariku untuk memberikan ini untuk Shao Xi?"

"Apakah aku begitu bodoh? Tidak mudah untuk mereka bersatu. Mengapa aku harus mencampuri hidup mereka?"

"Jadi... ini untukku?"

"Tentu saja."

"Terima kasih."


Selanjutnya, Jin Li membahas saat Xiao Qiao menciumnya semalam. Ia ingin Xiao Qiao tidak terlalu mengambil hati, ia tidak bermaksud untuk mempermalukan Xiao Qiao.

"Aku tahu. Aku tidak akan mengambil hati. Kalau aku adalah kau, aku juga tidak ingin Shao Xi melihat itu."


Jin Li kesal, bisa gak sih, Xiao Qiao bernenti menyebut nama Shao Xi?! Ini adalah masalah antara ia dan Xiao Qiao. Tidak ada hubungannya dengan Zhong Shao Xi.

"Jujur saja, pikiranku berantakan waktu itu. Terima kasih karena telah menemaniku di saat terendahku. Kalau itu aku yang dahuku, aku bisa saja memulai langsung denganmu. Tetapi sekarang, aku tidak ingin memperlakukanmu seperti bagaimana aku memperlakukan para gadis-gadis di masa lalu. Aku tidak ingin menggunakan perasaan sukamu padaku untuk menutupi fakta kalau aku sudah gagal dalam percintaan."

"Jadi, apa yang ingin kau katakan? Apa yang ingin kukatakan adalah kau adalah wanita yang baik."

"Aku tidak yakin kapan aku siap untuk menjalin hubungan lagi. Jadi jangan terlalu menyukaiku. Lupakan saja ciuman yang kita lakukan."


Xiao Qiao yang balik kesal sekatang. Ia menjelaskan, siapa yang Jin Li suka adalah masa lalu. Ia tidak peduli Jin Li mau suka sama Shao Xi sekalipun, asalkan Jin Li bahagia. 

"Jadi bagiku, adalah masalahku siapa yang kusuka. Tidak peduli apakah kau putus cinta, kau tidak harus peduli apakah aku akan terus menyukaimu. Yang terakhir, ada satu hal yang aku harus jelaskan padamu."


Xiao Qiao lalu mencium Jin Li lagi,

"Walaupun kalau ciumanku tidak sempurna, seharusnya adalah standar "menakjubkan". Jadi aku tidak memperkenankan kau untuk melupakannya. Nantinya, aku akan menciummu setiap kali kau lupa."

Xiao Qiao lalu melenggang pergi. Jin Li heran dan menyentuh bibirnya, tapi ia tersenyum lama-lama, walaupun tipis banget.


Shao Xi berjalan menuju lokasi reuni SMA-nya.


Dan disana Ru Ping sudah mulai cerita.

"Kalian semua tidak tahu saat Zhong Ke melihatnya datang, dia melempar Jin Li dari pundaknya. Dan juga. Yan Li Zheng langsung masuk, memukul meja dan memberitahu semua "Zhong Shao Xi adalah pacarku"."

Shao Xi datang dan langsung membungkam mulut Ru Ping, "Li Ru Ping, omong kosong apa yang kau ceritakan?!"


Yang lain mengonfirmasi, kata Ru Ping, Shao Xi dan Li Zheng sudah resmi pacaran ya? Benarkah? Pokoknya semua heboh deh.

Ru Ping: Semua, diamlah. Aku akan menjelaskan untuk Shao Xi. Aku yang paling tahu keadaan sekarang.

Shao Xi: Tidak perlu. Benar aku dan Yan Li Zheng ada hubungan.

Semuanya bersorak.


Lalu Dao Mao datang dan semuanya sontak diam. Dao Mao duduk bersama yang lain.


Seorang teman bertanya, apa Li Zheng sesempurna yang Ru Ping katakan? Shao Xi sontak menatap Ru Ping yang memasnaga wajah tidak tahu apa-apa.

Shao Xi lalu menjelaskan, "Tentu saja, dia punya sisi-sisi buruknya. Tetapi di mataku, kekurangannya juga adalah kelebihannya."

Semuanya merinding.


Tapi Dao Mao malah ketawa, Sungguh kekurangan Yan Li Zheng adalah kelebihannya? "Zhong Shao Xi, apakah kau yakin Yan Li Zheng yang kau dan aku kenal adalah orang yang sama. Dia seorang psycho, apa kau tahu itu?"

"Apa yang kau katakan? Kalau kau berani, katakan lagi."

"Dia seorang psycho."


Shao Xi kesal dan langsung berdiri. Ru Ping dan Yu Bin cepat-cepat memeganginya. Shao Xi gak rela Dao Mao menyebut pacarnya begitu, ia menuntut Dao Mao untuk minta maaf.

"Apa kau tidak tahu apa yang dia buat padaku waktu itu?"

"Apa yang sebenarnya kau katakan?"

"Oh.. Dia tidak pernah cerita? Benarkan? Dia itu menyeramkan. Kalau kau tahu, apakah kau masih rela berhubungan dengannya?"

Ru Ping ikutan, apa Dao Mao sudah selesai bicara? Kalau Dao Mao dayang bukan untuk berkumpul senang-senang bersama, silahkan pergi.

"Li Ru Ping, kapan sih kau bersuara? Aku terlalu malas untuk membantahmu. Kau anggap siapa itu dirimu?"


Yu Bin membela Ru Ping, ia langsung menonjok Dao Mao usai Dao Mau mendorong bahu Ru Ping. "Kalau kau berani mengganggu dia, kau mampus. Tidak peduli dimana kau, aku tidak akan membiarkanmu."

Yu Bin lalu menarik Ru Ping pergi.


Dao Mao masih berurusan dengan Shao Xi, ia menyuruh Shao Xi tanya langsung pada Li Zheng bagaimana Li Zhneg memaksanya untuk pindah sekolah.

"Itu karena kau menyontek waktu ujian. Semua tahu itu."

"Kau dan Yan Li Zheng tidak akan lama bersama. Menurut fakta kita dulu adalah teman sekelas, dan karena kau belum tahu betapa menyeramkannya dia, aku akan menasihatimu, lari darinya sekarang."

Dao Mao lalu pergi dan Shao Xi kepikiran.


Ru Ping menghentikan Yu Bin, mau berapa lama lagi? Ia sudah capek.

"Aku... aku... Itu karena aku tidak tahu tujuan, maka itu aku terus jalan. Mengapa kita tidak kembali saja? Mau kembali sekarang?"

"Eh! Eh! Itu sangat memalukan. Aku tidak mau."

"Kalau begitu.."


Ru Ping bertanya, berapa lama Yu Bin akan menggandeng tangannya? Yu Bin pun melepaskan tangan Ru Ping, tapi sedetik kemudian ia menggandengnya lagi dan mendekatkan ke dadanya.

"Jadi, tidak bisakah kita terus bergandengan tangan?" Tanya Yu Bin.


Lalu mereka terus bergandengan tangan. Dan mereka sudah ada tujuan, mau menonton film.


Shao XI ada di jembatan sungai dan ia masih kepikiran kata-kata Dao Mao tadi.

"Apa maksud Da Mao?"

Ia membatin, haruskah ia menanyakannya pada Yan Li Zheng? Tapi bagaimana mungkin ia tiba-tiba menanyakan padanya?

"Tunggu. Kenapa aku sungguh berpikir kalau Yan Li Zheng sungguh melakukan sesuatu pada Da Mao? Da Mao pasti merekayasanya."


Shao Xi jalan dan tak sengaja melihat anak geng Yi Li diganggu preman. Shao Xi tidak tega jadi ia membantu.


Bai Bai tidak sengaja juga melihatnya dan ia memvideokan saat Shao XI mengajar preman-preman itu.


Setelah semua preman pergi, Shao Xi menyadari ada seseorang (Bai Bai). Ia menoleh tapi Bai Bai sudah pergi. Tapi ia lebih kasihan sama Teman Yi Li daripada untuk mengejar orang itu. Shao Ximengulurkan tangan untuk membantu teman Yi Li.


Selanjutnya, mereka minum kopi bersama. Teman Yi Li cerita, barusan memang betul pacarnya, dulu cukup baik tapi belakangan sering kasar dan meminta uang padanya sampai akhirnya ia melihat dia membawa wanita lain jalan-jalan dengan mobilnya. Bukan hanya itu, hari ini, dia mencarinya dan meminta uang. Dia bilang kalau ia tidak memberikan padanya, dia tidak akan melepaskannya.

"Kau pasti berpikir ini semua adalah karma."

"Itu adalah dua hal yang berbeda. Alasan kenapa kau sangat sedih.. adalah karena kau sangat menyukainya kan?"


Shao Xi mengijinkan teman Yi Li menangis, bahkan memberikan tisu, ia berjanji akan menganggap tidak melihat apapun.


Shao Xi menemani Teman Yi Li menuju kos, tapi ditengah jalan harus ia tinggal karena kos mereka beda arah.


Teman Yi Li meminta Shao Xi untuk merahasiakan kejadian ini pada Yi Li dan yang lain. Shao Xi mengerti.


Sampai di kosan, Shao Xi sangat lelah dan ia langsung tidur.


Li Zheng masuk mengajaknya makan malam tapi Shao Xi bilang ingin tidur. Li Zheng pun membiarkannya.


Li Zheng membuka diary Shao Xi dan membaca 10 daftar keinginan Shao Xi. Li Zheng tersenyum.


Li Zheng lalu memakaikan selimut Shao Xi dan membelai rambutnya lembut, ia berjanji akan melakukan keinginan Shao Xi itu.  Shao Xi menggeliat dan Li Zheng melihat luka di wajahnya, ia khawatir.


Jin Li sedang makan di minimarket yang biasa dan seseorang mengulurkan cokelat. Jin Li tersenyum dan melihat bayangan Shao Xi tersenyum di kaca.


Namun saat menoleh, Xiao Qiao lah yang berdiri disana. XIao Qiao membaca kekecewaan di wajah Jin Li, ia tahu, Jin Li berharap Shao Xi kan yang datang?


Xiao Qiao lalu duduk disamping Jin Li, ia bertanya, kenapa Jin Li makan sendirian disana?

"Aku tinggal di apartemen yang sama dengan mereka. Aku tidak mau menjadi gangguan di dunia indah mereka. Tidak bolehkah aku begitu?"

Jin Li lalu menyudahi makannya.


Selanjutnya, Jin Li kembali main basket dan Xiao Qiao mengikutinya, tapi cuma duduk karena ia gak bisa main.

"Kalau tidak bisa, kenapa kau ikut?"

"Dalam menyukai seseorang, meskipun aku tidak melakukan apapun, selama aku bisa melihat dia, aku merasa senang."

Jin Li terdiam sebentar lalu lanjut main lagi.


Jin Li berhenti dan mulai tanya-tanya.

"Kalau begitu, apa kau sudah memutuskan apa yang akan kau lakukan setelah lulus?"

"Paling mungkin aku akan membantu ibuku di perusahaannya."

"Aku sudah memikirkan itu sebelumnya. Tapi sekarang aku pikir.. hidup seperti itu sungguh sia-sia."

"Hidup seperti itu? Apa maksudmu?"

"Maksudnya.. belajar di jurusan yang ayahku mau, bekerja di perusahaannya setelah lulus, menikahi wanita yang dia pilihkan. Lalu bersaing dengan kakakku untuk menjadi pewaris. Hidup seperti itu.. sungguh membosankan."


Tapi menurut Xiao Qiao dibandingkan banyak orang lainnya, mereka sangat beruntung. Jin Li setuju, tapi ia ingin lari dari "keberuntungan" semacam itu.

"Maksudnya apa?" Tanya Xiao Qiao.


Jin Li menyuruh Xiao Qiao menyerah. Meski tidak ada Zhong Shao Xi, ia tidak akan bersama dengan Xiao Qiao.

"Kenapa? Apakah aku separah itu?"

"Bukan itu. Justru kebalikannya. Kau terlalu baik. Kau adalah tipe orang yang ayahku mau aku nikahi. Kenyataan bahwa kita mengenal satu sama lain karena latar belakang keluarga kita. Di mata mereka, kita tidak hanya Wang Jin Lin dan An Xiao Qiao. Kita adalah keuntungan yang digabungkan dari keluarga Wang dan An. Jika aku memilihmu, itu berarti bahwa aku bersedia untuk mendengarkan ayahku. Aku bersedia untuk hidup dengan kehidupan yang dia atur untuk kita. Tapi aku tidak ingin itu terjadi."


Jin Li berjalan pergi, Xiao Qiao bertanya, bagaimana jika ia bersedia menyerah? Jika ia menyerahkan hak untuk mewarisi perusahaan ibunya, dan hanya menjadi An Xiao Qiao, apa Jin Li akan jatuh cinta padanya?


Shao Xi terbangun, lapar mungkin. Ia melewati kamar Li Zheng tapi memutuskan untuk tidak mengetuk karena ingat tadi ia menolak ajakan Li Zheng. Namun Li Zheng keuar dan memangilnya untuk masuk sebentar.


Shao Xi membayangkan Li Zheng akan menciumnya lagi. Ia gugup jadi tidak masuk-masuk.


Sampai Li Zheng keluar lagi dan menariknya untuk masuk.


Li Zheng mendongakkan kepala Shao Xi dan terus mendekat. Shao Xi menutup matanya, tapai kemudian menghentikan Li ZHeng karena ia belum gosok gigi. Tapi ternyata Li Zheng cuma mau melihat luka SHao Xi.


Li Zheng mengoleskan obat sambil bertanya, kenapa Shao Xi terluka. Shao XI mengarang cerita, ia tidak sengaja membentur sesuatu saat reuni kelas SMA tadi.

Shao Xi masih kepikiran kata-kata Dao Mao, jadi ia pelan-pelan membahas soal Dao Mao. Tapi Li Zheng menghindar, lalu?


Shao Xo mengingatkan, bukannya dulu mereka dekat ya? Bahkan sampai bermain basket bersama. Lalu kenapa sekarang hilang kontak?

"Itu biasa bagi kita tidak saling menghubungi setelah dia pindah."

"Lalu apa kalian berdua bertengkar saat Da Mao pindah?"

"Tidak, Mengapa kau tiba-tiba sangat curiga mengenai Da Mao ? Apa dia mengatakan sesuatu padamu?"

"Tidak. Aku tidak sangka melihat Da Mao hari ini. Jadi kami bicara. Apa yang mungkin Da Mao katakan padaku? Apa kau lupa kita orang bodoh dengan satu sama lain? Aku sedikit lelah. Aku kembali ke kamarku untuk istirahat. Selamat malam."


Shao Xi kembali ke kamarnya dan merasa sangat bersalah karena menanyakan soal Dao Mao.


"Mungkin kesalahanku adalah karena sebenarnya mencurigai Yan Li Zheng, hanya karena apa yang orang katakan. Curiga dia terhadapnya tanpa alasan membuatku merasa bahwa aku sekarang pacar yang tidak cukup baik. Yan Li Zheng, aku minta maaf."


9. Berbagi semua rahasia
10. Selamanya bersama


Shao Xi dan Xiao Qiao sudah baikan, mereka selfie bersama sebelum kelas dimulai.


Geng Yi Li masuk dan Xiao Qiao mendapati Shao Xi memandangi mereka. Xiao Qiao tanya, kenapa menatap mereka terus. SHao Xi buru0buru bilang tidak apa-apa.


Yu Bin lari-lari masuk ke kelas, ia menunjukkan video menganai Shao Xi yang menghajar para preman dan itu sudah tersebar ke seluruh penjuru kampus.


Shao Xi tampak mencurigai Geng Yi Li.


Bai Bai dan Shao Xi tak sengaja bertemu. Shao Xi melewatinya begutu saja tapi Bai Bai memanggil. Bai Bai mengakui kalau ia yang mengambilnya dan mengunggah video itu.

"Apa yang kau ingin lakukan terserahmu." Kata Shao Xi.


Bai Bai tak menyangka triknya gagal. Lalu ia melihat geng Yi Li. Ia memanggil Shao Xi dan menyentuh lengannya, tapi kemudian ia sengaja menjatuhkan diri, jadi geng Yi Li menduga SHao XI sengaja mendorongnya.


Mereka kemudian melindungi Bai Bai. Apalagi Bai Bai melebih-lebihkan kalau kakinya terkilir. Shao XI minta maaf, barusah ia tidak memperhatikan.

"Zhong Shao Xi, apa kau harus menggunakan kekerasan? Aku benci orang yang menggunakan kekerasan. Terutama ketika kau mengganggu teman wanita yang tidak bisa membalas."

Teman Yi Li yang ditolong Shao Xi melerai, sudahlah, jangan diteruskan, tapi ia malah dibentak.

"Tidak bisa. Walaupun Zhong Shao Xi teman kelas kita, kita tidak bisa menutupi untuk seseorang yang menggunakan kekerasan. dan mengganggu teman yang lain."


Mereka membahas soal video itu, itu SHao Xi bukan? Shao Xi hanya diam saja. Yu Bin melihat itu dan panik menghubungi seseorang. Teman Yi Li diam saja.


Shao Xi akhirnya mengakui kalau itu memang dirinya. Mereka menegur, tidak bisakah bicara baik-baik? Kenapa harus memakai kekerasan?

"Aku tidak tahan melihat orang itu. Tidak dapatkah aku lakukan itu?"

"Karena kau mengaku, ayo kasih tahu kampus kau yang melakukannya."


Shao Xi menepis tangan yang mendekatinya. Mereka menganggap itu ajakan Shao Xi untuk berkelahi. Shao Xi bingung, apalagi saat ia di dorong-dorong. Lalu Li Zheng datang dan menahan tangan Yi Li.

>

3 komentar

avatar

Semangat eonii
Btw postnya lebih cepat yaa 😂
Makasih😍😊😊

avatar

Yeeeeee....1eps lgi semangat☺☺☺☺

avatar

semangat nylesein sinopsnya mba diana , ��������


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search