-->

Sinopsis Attention, Love! Episode 13 Part 1

- November 21, 2017
>
Sinopsis Attention, Love! Episode 13 Part 1

Sumber Gambar: CTV


Shao Xi shock melihat Bai Bai mencium Li Zheng dengan mata kepalanya sendiri. Jin Li menyadari itu, ia langsung memutar balik motornya, membawa Shao XI menjauh dari mereka.


Li Zheng mendorong Bai Bai, tapi ia terlambat, Shao Xi sudah pergi dengan Jin Li.


Li Zheng akan mengejar tapi ia berhenti. Bai Bai berkata kalau Shao Xi tak akan pernah percaya pada Li Zheng walaupun Li Zheng mengejar lalu menjelaskan.

Li Zheng sontak berbalik menghadap Bai Bai. Bai Bai mengaku, tadi di bis, ia cerita pada Shao Xi kalau Li Zheng menciumnya di hotel. Saat itu, ekspresi Shao Xi sangat terkejut. Sekarang Shao Xi melihat sendiri ia mencium Li Zheng, jadi Shao Xi pasti mempercayai kebohongannya. 

"Kenapa kau melakukan hal ini?

"Karena aku ingin kau tahu bagaimana rasanya dimanfaatkan oleh seseorang."

Bai Bai lalu meninggalkan Li Zheng kesal.


Shao Xi malampiaskan kekesalannya dengan makan banyak. Jin Li khawatir, jadi menghentikan Shao Xi.


Shao Xi lalu bertanya pada Jin Li, apa dari sudut pandang pria Bai Bai itu lebih cantik darinya? Lebih anggun dan feminin darinya?

"Ya, dari luar dia memang seperti itu."

Shao Xi mengerti, jadi wajar kalau Li Zheng menyukai Bai Bai. Shao Xi lalu kembali makan dan kembali melampiaskan kekesalannya pada makanan.

Jin Li menjelaskan, baginya tidak ada yang lebih baik dari Shao Xi, karena Shao Xi adalah orang pertama yang membuatnya serius menyukai seseorang. 

"Zhong Shao Xi, jangan biarkan aku mempertanyakan penilaianku pada orang-orang.

"Terima kasih atas kata-katamu yang menenangkan."

"Siapa yang menenangkanmu? Ikut denganku. Akan aku tunjukkan padamu."


Jin Li lalu mengajak Shao Xi ke pelukis karikatur di pinggir jalan. Ia meminta palukis itu melukis bukan melihat wajah, tapi dengan deskripsi.


Jin Li lalu meminta cermin pada Shao Xi. Kemudian ia menyuruh Shao Xi melihat baik-baik bayangan dirinya di cermin untuk dideskripsikan pada pelukis.


Shao Xi menurut dan mulai mendeskripsikan wajahnya. 

"Wajahku tidak begitu besar. Tapi dibandingkan dengan tubuhku, kepalaku cukup besar. Mataku sedikit besar. Tapi banyak orang mengatakan padaku mataku terlihat jahat seolah-olah aku sedang melotot pada seseorang. Alisku tebal dan gelap. Aku memiliki sedikit lingkaran mata hitam. Kulitku, menurutku, sedikit pucat. Mulutku cukup umum. Sungguh tidak ada yang spesial."


Jin Li melihat hasil gambar pelukis itu dan ia geleng-geleng, tidak puas dengan hasilnya. Lalu ia meminta pelukis untuk menggambar lagi, kali ini ia yang mendeskripsikan wajah Shao Xi.


"Kepalanya cukup besar dan wajahnya akan bengkak saat dia makan. Dia seperti hamster bodoh. Matanya besar dan bulat tapi juga berkilau. Saat dia tersenyum, Mata membentuk bentuk bulan sabit. Alisnya sedikit tebal dan gelap. Dan juga saat dia marah, alisnya akan naik. Tapi alis ini memberi orang rasa keadilan. Atau haruskah aku katakan.. keadilan heroik. Alis Ini memiliki nuansa pahlawan."


"Hidungnya tegak. Benar-benar tidak ada yang spesial dengan bibirnya. Tapi warna bibirnya terlihat bagus. Saat dia tersenyum, dia membuat orang merasa hangat. sebagai tambahan, Meskipun dia terlihat sedikit berpikiran sederhana, dia memiliki kepribadian yang terbuka dan ceria. Seorang gadis yang membiarkan orang untuk menjadi diri mereka sendiri dan bersantai di sekitarnya. Dan dihatiku, gadis ini lebih cantik dibandingkan dengan apa yang dia pikirkan. Kau nomer 1 di dunia."


Dua gambar Shao Xi sudah selesai, Jin Li menunjukkannya pada Shao Xi. Sebelah kanan adalah versi Shao Xi dan sebelah kiri adalah versi Jin Li. 

"Dimata orang lain, kau tidak seburuk apa yang kau pikirkan. Setidaknya di hatiku, kau jauh lebih baik daripada Bai Bai."

Shao Xi terharu mendengar itu, juga saat menatap gambarnya yang versi Jin Li.


Selanjutnya mereka melihat matahari tenggelam di pinggir laut.

Shao Xi cerita, semalam Li Zheng menciumnya dan bilang menyukainya. Tapi kalau dipikirkan lagi, Li Zheng tidak menyebut namanya. Saat itu ia serasa terbang mendengarnya.

"Tapi sekarang.. aku sungguh bodoh."



Jin Li lalu duduk disampingnya. Dan apa yang ia pikirkan sekarang? Bahwa ia tidak akan pernah melihat matahari terbenam bersama Yan Li Zheng di tepi laut. Tidak sekalipun.

Shao Xi tidak mengerti, kenapa sulit sekali untuk mencintai seseorang? Ia merasa lelah sekali. Kenapa mudah sekali untuk jatuh cinta tapi sulit sekali untuk berhenti saat ia ingin berhenti?


Jin Li akan mencium Shao Xi, tapi tidak jadi. Ia hanya menghapus airmata Shao Xi. 


"Jika berat bagimu untuk mencintai seseorang, maka biarkan aku jadi orang yang mencintaimu. Tak apa jika kau tidak menyukaiku." Ujar Jin Li.

Lalu Jin Li merebahkan kepala Shao Xi ke pundaknya. 
 

Jin Li mengantar Shao Xi ke rumah orang tuanya bukan ke kosan. Shao Xi berterimakasih karena Jin Li sudah mau menemaninya.

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."

1"Gadis bodoh! Jangan memikirkan apapun lagi malam ini. Tidurlah dengan nyenyak."

Jin Li lalu pamit.


Shao Xi masuk rumah bertepatan saat kedua orang tuanya sedang bemesraan. Shao Xi minta maaf karena datang diwaktu yang tidak tepat, ia langsung naik ke kamarnya.


Tapi Shao Xi bukannya masuk ke kamarnya melainkan masuk ke kamar Li Zheng dan berbaring disana.

"Kuharap aku akan baik-baik saja suatu hari nanti. Bisa menerima dengan tulus sambil tersenyum, bisa mengatakan "Tak apa" dengan tulus, selama yang kusukai bahagia. Tidak canggung tinggal di tempat yang penuh kenangan dirinya dan tidak menangisinya lagi.

Tapi.. Berapa lama aku harus menunggu sampai hari itu datang? Hari itu... Apakah ada kemungkinan hari itu tidak akan datang?"


Li ZHeng menunggu Shao Xi pulang, Ia mengirim pesan buanyak yang intinya memberitahu kalau ia menunggu kepulangan Shao Xi, tapi Shao Xi sama sekali tidak membalasnya.

Saat Li Zheng akan masuk, Jin Li datang. Li Zheng bertanya dimana Shao Xi? Tapi Jin Li tidak menjawab, ia menaruh tasnya lalu meminta Li Zheng mengikutinya.


Jin Li tiba-tiba memukul Li Zheng. Ia mengorbankan perasaannya untuk melepas Shao Xi tadi malam setelah melihat Li Zheng mencium Shao Xi, karena ia tahu Shao Xi sangat menyukai Li Zheng. Tapi Jin Li marah karena Li Zheng malah bersama wanita lain. Li Zheng anggap apa Shao Xi itu, huh?!

Jin Li akan memukul lagi tapi Li ZHeng bisa menangkisnya dan memukul balik. Li Zheng tahu, bukannya saat-saat seperti ini yang Jin Li tunggu-tunggu?

Jin Li membenarkan, saat seperti ini adalah saat terbaik untuk mengambil hati SHao Xi. Saat Shao Xi sedang rapuh-rapuhnya, jadi mudah jatuh hati. Bahkan ia sudah akan menciumnya.


Li Zheng benar-benar marah, ia memukul Jin Li sampai jatuh dan masih akan memukulnya lagi, tapi omongan Li Zheng setelahnya menghentikannya.

"Tapi dia terus menangis. Meskipun aku melakukan segalanya untuk membuatnya bahagia, meskipun aku berada di sisinya, dia menghapus air mata itu sendiri di depanku, dan berkata dia baik-baik saja sambil tersenyum. Aku tahu dia pasti masih menangis di hatinya, tapi dia tidak menunjukkannya di depanku, karena air mata itu untukmu."

Li Zheng pun melepaskan Jin Li. Jin Li melanjutkan, apapun yang ia lakukan, ia tidak akan pernah bisa menggantikan Li Zheng di hati Shao Xi.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Jin Li. 


Li Zheng duduk, baru menjawab kalau ia menyukai Shao Xi. Jin Li tak mengerti, kalau suka ya bilang saja! Li Zheng pria bukan sih?!

"Apakah kau pernah menyesali keputusan yang kau buat?" Tanya Li Zheng.

"Kenapa kau menyesal?"

"Sejak hari itu, tidak ada hari tanpa penyesalah atas keputusan yang aku buat."


Hari yang dimaksud Li Zheng adalah saat diary Shao Xi dibaca Dao Mao. 

"Aku menyesal aku tidak mengatakan satu katapun waktu itu. Dan kenapa aku bahkan tidak punya keberanian untuk menghiburnya? Kenapa?"


Lalu saat ia melihat Shao Xi menangis di tengah hujan dan keduluan Ru Ping saat akan mendekat. 

"Kenapa aku tidak mengatakan padanya untuk tidak menangis lagi? Jangan sedih lagi?"


Lalu saat Shao Xi menyatakan perasaannya. 

"Aku menyesal, kenapa aku tidak peka. Padahal aku mulai suka padanya sejak dulu."


Li Zheng sampai tak bisa menghitung berapa kali ia menyesal saking banyaknya dan kalau bisa, ia ingin memutar waktu. Ia ingin menyatakan perasaannya.

Jin Li kesal sekali dengan orang-orang seperti Li Zheng dan Shao Xi ini. Tinggal bilang saja, apa susahnya? Gak usah kebanyakan mikir deh!


Sebenarnya Li Zheng dulu iri pada Jin Li. Karena kapanpun Shao Xi bersama Jin Li, Shao Xi selalu  lebih cocok untuk Shao Xi daripada dirinya. Tapi ia sungguh tidak bisa membiarkan Shao Xi memilih Jin Li. 

"Apakah kau bodoh? Para gadis bisa tersenyum pada pria manapun yang tidak mereka sukai. Tapi mereka hanya akan menangis untuk pria yang sungguh mereka sukai. Itulah sebabnya aku iri padamu. Kau terus membuat Zhong Shao Xi menangis kerenamu.


Jin Li terbangun karena suara ribut-ribut. Ia kesal, siapa sih yang ribut-ribut pagi-pagi begini?


Ia keluar dan  melihat kalau sumber suara itu dari kamar Shao Xi. Jin Li tanya, apa Shao Xi sedang bersih-bersih?

"Aku sudah beritahu orangtuaku.. aku akan kembali pulang untuk sementara."

"Kalu ingin tinggal dirumah?"

Shao Xi membenarkan. Jin Li tak menyangka Shao Xi akan melakukan semua ini saat Li Zheng tidak ada. Shao Xi menjelaskan, ia takut bertemu Li Zheng, takut Li Zheng mengatakan sedang berkencan dengan Bai Bai. Ia belum siap memberinya restu.

"Sebenarnya... Yan Li Zheng, dia.."

kilas Balik..

in Li bertanya, apa Shao Xi masih belum menjawab telfon Li Zheng? Li Zheng mengangguk. Jin Li menawari, apa ia perlu menelfon Shao Xi agar Li Zheng bisa menjelaskan semuanya?

"Tidak perlu. Ini urusanku dengannya."

Kilas Balik seselai..


Jadi Jin Li tidak jadi mengatakannya, ia memilih membantu SHao Xi berkemas saja. Shao XI akan mengambil kantung sampah, tapi sebelum itu ia mengambil obat dan menyuruh Jin Li mengobati lukanya dulu.

"Terima kasih."


Setelah Shao Xi pergi, Li Zheng duduk hendak mengoleskan obat, tapi ia lebih tertarik pada boneka Shao Xi. 

Ia dengar gak ya rekaman Shao Xi?

Soalnya scene langsung beralih beberapa saat kemudian. Jin Li memanggil Bai Bai ke taman, ia mau bicara.


Jin Li mengajak Bai Bai bekerja sama, ia tahu Bai Bai mengyukai Li Zheng dan ia mengukai Shao Xi. Bai Bai ingin memiliki Li Zheng dan ia ingin memiliki Shao Xi, jadi mereka sekutu. Bai Bai tersenyum.


Shao Xi tiduran di rumah, ia tidak semangat melakukan apapun. Namun sesekali ia melihat ponselnya.


Tiba-tiba ada orang yang melempari jendelanya dengan kerikil, dia adalah Jin Li. Jin Li berteriak, mengajak Shao Xi kencan. 


Li Zheng pulang, ia tersenyum melihat kamar Shao Xi tidak tertutup rapat. Kemudian ia mendekat dan memanggil SHao Xi, tapi tidak ada jawaban. Ia pun membuka pintu dan malah shock karena kamarnya kosong, barang-barangnya pun tidak ada. Hanya ada sepatu pemberiannya disana. Li Zheng langsung berlari keluar.


Jin Li membawa Shao Xi ke tempat permainan, menurutnya lebih baik kesana daripada diam di rumah. Hitung-hitung Shao XI bisa melepaskan stress-nya. Shao Xi bilang kalau ia baik-baik saja tapi Jin Li gak percaya.

Jin Li lalu meminta ponsel Shao Xi, ia mematikannya dan menyimpannya.


Pada akhirnya, Shao Xi ikut bermain dengan Jin Li. Lumayankah, ia bisa ketawa. 


Li Zheng pulang ke rumah orang tua Shao Xi. Ia masuk ke kamar Shao Xi dan disana ada barang-barang Shao Xi yang masih belum dibongkar. 

Mama Zhong datang, memberitahu kalau Shao Xi pergi dengan Jin Li. Mama bertanya, apa Jin Li dan Shao Xi bertengkar? Kalau tidak, kenapa Shao Xi tiba-tiba berkata ingin pulang ke rumah?

Li Zheng tidak menjawabnya. Ia menyentuh boneka yang ia dapatkan susah payah untuk melengkapi koleksi Shao Xi.


Selanjutnya Jin Li membawa Shao Xi menonton film di bioakop pribadi yang khusus ia siapkan untuk Shao Xi. Sebenarnya Jin Li hanya ingin memenuhi janjinya pada Shao Xi yang akan mengajak Shao Xi nonton bareng.


Mereka pun nonton berdua sambil menimkati camilan yang tersedia.


Diam-diam Jin Li memandang Shao Xi dan teringat saat dulu ia pertama bertemu Shao Xi. Mereka bertemu di bioskop. 


Setelah film selesai, Jin Li menjelaskan bahwa film yang barusan mereka tonton itu adalah film yang sama saat mereka pertama kali bertemu. Saat itu Shao Xi menangis tersedu-sedu dan lari keluar sebelum film selesai. 

"Kenapa kau masih ingat itu?"

"Karena kau menangis dengan sangat menyedihkan, jadi aku ingat padamu. Tetapi kau juga melihat aku menangis. Apa kau masih ingat? Di minimarket?"

"Aku juga merasa tidak nyaman waktu itu. Aku tidak tahu apakah aku seharusnya menghampirimu atau tidak."

"Kalau aku tidak bertemu denganmu, aku mungkin masih seperti sebelumnya."

"APa?"

"Belum bisa menyukai seseorang dengan serius. Sekarang, apa aku terlihat lumayan di matamu?"

"Sangat baik malah. Kau memang selalu sangat baik. Bisakah aku tarik kembali yang aku katakan sebelumnya tentangmy yang tidak mengerti bagaimana cara menyukai seseorang?"

"Itu sudah cukup untukku."


Jin Li lalu mengatakan hari ini ada dua hadiah untuk Shao Xi sebagai kenangan kencan pertama mereka. Shao Xi tidak mau menerima hadiah Jin Li, tidak bisa.

Jadi hadiah Jin Li yang pertama adalah rekaman Bai Bai.

Kilas Balik..


Jadi Jin Li merekam pembicaraannya dengan Bai Bai di taman itu. Bai Bai menceritakan semuanya, ia sengaja bohong sama Shao Xi dan sengaja mencium Li Zheng di depan Shao Xi. 

Kilas Balik selesai..


Jin Li menjelaskan, ia meminta Bai Bai bertemu untuk bertanya yang sesungguhnya. Bai Bai hanya berbohong, dia dan Li Zheng tidak ada hubungan apapaun.

"Bai Bai... membohongiku?"

"Alasan mengapa dia bohong padamu, jawabannya sederhana. Semua ada di hadiahku yang kedua untukmu."


Jin Li memberikan hadiahnya yang kedua yaitu boneka Shao Xi.

"Ini adalah.." Ucap Shao Xi.

"Jawaban yang kau cari selalu ada di sini. Kau hanya tidak melihatnya."

"Apa artinya?"

"Kau akan tahu saat kau menekannya."

>

1 komentar:

avatar

Kamsahamnida unnie semangat ya ngelanjutinya 😊😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search