Sinopsis Lookout Episode 29
Sumber Gamber: MBC
Sumber Gamber: MBC
>
Se Won ke atap mencari Shi Wan, tapi ia malah dijebak di dalam gudang. Tak peduli sebenara keras Se Won berteriak, tidak ada yang mendengarnya. Ditambah, di luar pintu dipasang tanda dilarang masuk.
Do Han membantak kesaksian Soo Ji, orang yang ingin menjatuhkan Yoon Seung Ro adalah dirinya. Ia yang memprovokasi Soo Ji. Bila tidak, maka Soo Ji tak akan sampai sejauh ini.
"Aku... memanipulasi dan memanfaatkan Jo Hyeongsa. Kematian Yu Na dan apa pun yang terjadi setelahnya, semua itu akibat tindakanku."
Soo Ji ditahan sementara Do Han belum. Soon Ae menjelaskan, Do Han baru saja membuat pernyataan di hadapan seluruh negeri. Jadi ia tidak akan menjalani penyelidikan sambil ditahan. Do Han menanyakan mengenai nasib Soo Ji.
"Jo Hyeongsa bagaimanapun juga... seorang buronan. Kami harus menahan dia. Kau pasti akan sangat sibuk mulai sekarang. Baik dengan Kejaksaan maupun Kepolisian, kau akan di investigasi. Dan juga, kau terlibat dalam banyak sekali kasus."
"Aku sudah siap."
"Satu tahun yang lalu, aku tidak pernah membayangkan sosokmu yang seperti ini. Akhirnya, semua... keanehan yang terjadi selama ini, aku memahaminya. Jadi, rencanamu saat ini adalah... mengakhiri segalanya, begitu?"
"Kita hanya perlu memenjarakan Yoon Shi Wan."
"Soal itu, biar aku yang urus. Dia sudah setuju menjalani interogasi."
Se Won akan menghubungi polisi tapi tidak ada sinyal. Ia sampai jinjit-jinjit tapi tetap tidak ada. Semua itu kerjaan Shi Wan, soalnya diluar jendela gudang dipasang sesuatu (mungkin penahan sinyal).
Sementara itu, Shi Wan kembali ke kelas dengan keadaan lesu. Temannya memintanya ke ruang guru, karena tadi Shi Wan dicariin saat tiba-tiba menghilang.
Tas dan barang-barang Se Won masih ada disana, Shi Wan mengemasi semuanya dan membawanya, ia berkata pada teman-temannya akan memberikan tas itu pada Se Won.
Shi Wan pamitanya sih mau mencari Se Won, tapi saat tidak ada yang melihat, ia membuang tas Se Won ke tempat sampah.
Shi Wan dijemput Ibunya untuk menuju kantor polisi. Ibunya bertanya, kemana saja SHi Wan tadi kok tiba-tiba menghilang sampai guru menelfon. Shi Wan menjawab, ada yang terjadi.
"Apa maksudmu?"
"Sesuatu yang bahkan Ayah tidak bisa melakukannya. Karena tidak mampu menangkap seorang buronan, dia jadi ditangkap."
"Shi Wan, jangan-jangan kau... merencanakan sesuatu yang aneh-aneh?"
"Aneh seperti apa?"
"Masalah ayahmu sudah cukup membuat sakit kepala. Jangan coba-coba membuat masalah."
"Aku kasihan padanya. Seperti orang bodoh, dia dipersalahkan."
"Jangan percaya apa pun yang media katakan.. Ayahmu akan baik-baik saja."
"Yakin akan seperti itu?"
"Sekarang, dibanding ayahmu, kau adalah masalah terbesar. Kini, ayahmu tidak bisa lagi melindungimu. Sebab itu, saat di kantor polisi nanti, apa pun yang kau katakan atau lakukan, pikirkan baik-baik. Kau mengerti?"
"Aku mengerti dan akan mengurusnya. Jangan khawatir, Eomma."
*Nyonya Park jelas tahu kalau anaknya adalah monster tapi tetap berusaha melindunginya, makanya Shi Wan gak sadar-sadar.
Kyung Soo keluar untuk mengamati situasi. Ia melapor pada Bo Mi kalau Soo Ji pergi ke kentor polisi, pasti saat ini sedang di investigasi. Bo Mi lega, Soo Ji memang hanya perlu menyerahkan diri sekarang.
"Aku juga harusnya pergi (menyerahkan diri)." Kata Kyung Soo.
"Kenapa kau? Kau bukan buronan, bahkan wajahmu saja mereka tidak tahu."
"Tetap saja, tidak berarti semua perbuatanku dapat dibenarkan."
Kyung Soo menatap CCTV, memastikan bahwa Bo Mi sedang melihatnya. Lalu Kyung Soo mendadak menari dengan sikap cute, gak peduli banyak orang melihatnya.
Bo Mi tak bisa menahan tawanya, "Di tengah jalan begitu, apa sebenarnya yang kau lakukan?". Bo Mi merasa aneh, bisa tersenyum seperti itu.
"Ini terakhir kalinya aku bisa melakukan ini. Sampai jumpa lagi setelah aku keluar dari penjara. Kita tidak akan diburu, juga tidak akan bersembunyi lagi, 'kan?" tanya Kyung Soo.
"Itu benar."
"Sebab itu, siapa pun... yang keluar duluan harus menunggu."
Bo Mi hanya mengangguk.
"Kenapa kau tidak menjawabku? Kau mau mencampakkan aku setelah keluar tahanan?"
"Dasar idiot! Aku pasti akan menunggumu meskipun nantinya aku yang keluar duluan. Sebab itu, tunggu aku di sana. Aku akan membersihkan tempat ini, lalu ke kantor polisi."
Bo Mi menemukan ada yang aneh, ia memastikan Yoon Shi Wan sedang di investigasi ulang, kan? Kyung Soo membenarkan. Bo Mi kemudian menjelaskan kalau semua CCTV di sekolah Shi Wan mendadak dimatikan, padahal sebelumnya berfungsi dengan lancar.
Kyung Soo melihat mobil Shi Wan baru saja sampai di kantor polisi. Bo Mi menebak, apa cuma rusak biasa ya?
"Aish, aku ingin hidup di jalan yang lurus, tapi masih ada yang harus aku selesaikan. Aku akan segera ke sana." Kata Kyung Soo.
Saat SHi Wan dibawa ke ruang interogasi, mereka berpapasan dengan Soo Ji. Nyonya Park dan Soo Ji bertemu pandang. Sementara SHi Wan, kembali tersenyum pada Soo Ji.
Soon Ae menghampiri Soo Ji, berjanji akan menggantikan Soo Ji membawa titik terang atas perbuatan keji Yoon Shi Wan. Jadi Soo Ji tidak perlu khawatir.
Rekan Soon Ae mulai menanyai Shi Wan pada hari anak satu tahun lalu, apa Shi Wan ingat kasus Yu Na yang tewas usai terjatuh dari atap gedung? Shi Wan menjawab ingat.
"Dan dalam kasus itu, seseorang menyaksikan bahwa selama beberapa hari kau selalu berada di sekitar anak itu. Kenapa kau melakukannya?"
"Setelah aku mengikuti acara bakti sosial, Yu Na dan aku menjadi dekat."
Soon Ae menambahi, kalau memang dekat dengan Yu Na, seharusnya Shi Wan main bersamanya. Tapi, kedengaran aneh saat Shi Wan hanya mengawasi dia diam-diam. Shi Wan membantah, tetap saja tidak lantas itu jadi bukti ia yang membunuh Yu Na.
"Kami bertanya bukan karena mencurigaimu sebagai pembunuh. Um.. apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu, kami hanya ingin tahu." Kata detektif rekan Soon Ae.
Soon Ae: Kau belum menjawab pertanyaanku? Kenapa kau membuntutinya?
PEngacara: Apakah saksi yang dimaksud adalah Jaksa Jang dari Jajak Pendapat?
Soon Ae: Ya, benar. Kalau tidak keberatan, dia bahkan bersedia menjalani pemeriksaan silang.
Nyonya Park: Dia itu adalah orang yang memfitnah suamiku.
Detektif: Kami memiliki bukti bahwa tuduhannya bukan fitnah belaka. Saat ini, kami tengah melakukan investigasi berdasar bukti-bukti yang konkrit. Waktu dan tempat ini tidak tepat untuk mendiskusikannya.
Soon Ae: Jaksa Jang, satu tahun lalu, ke mana dan bagaimana Shi Wan membuntuti Yu Na, dia masih ingat dengan sangat jelas. Sudah dikonfirmasi, pergerakan Shi Wan, sesuai dengan yang ia ceritakan. Kau masih belum menjawab pertanyaanku.
Shi Wan: Aku hanya perhatian padanya. Anak itu selalu saja sendirian. Aku ingin melindungi dia.
Detektif: Kau ingin melindungi dia?
Soon Ae: Lalu, kenapa kau menggambar sesuatu seperti itu? Kau mendorong Yu Na dari atap, sketsa kejadian itu, ada saksi yang mengaku melihat kau menggambarnya.
Shi Wan: Siapa yang bilang? Ibunya Yu Na? Atau... Se Won yang bilang?
Nyonya Park: Kita tidak bisa memercayai kesaksian ibu korban yang sudah menyelinap masuk ke rumah kami!
Soon Ae: Kalau begitu, gambar itu tidak ada?
Shi Wan: Tidak ada.
Ayah Do Han sudah sadar. Do Han menjenguknya sekalian menyuapinya makan. Gwan Woo menyaksikan haru mereka.
Lalu mereka berdua ngobrol di luar. Gwan Woo menjelaskan, begitu Jajak Pendapat selesai, secara ajaib Ayah Do Han sadarkan diri setelah sekian lama koma seolah dia mengetahui segalanya.
"Sekarang, apa yang akan kau lakukan?"
"Pernah sekali aku... menanyakannya pada seseorang."
Orang yang dimaksud adalah Soo Ji, Saat itu Soo Ji menjawab harus membayarnya. Soo Ji melukai banyak orang, kecil maupun besar, jadi ia harus membayarnya. Do Han juga akan melakukan hal yang sama seperti Soo Ji, harus membayar perbuatannya.
Kyung Soo mengecek masalahnya, ternyata ada yang melepas DVR cord-nya (kabel penghubung--dalam hal ini kamera CCTV). Itu sebabnya tidak ada yang terekam. Tidak ada yang memonitor kamera pengawas setelah jam sekolah usai.
"Mungkin, itu yang dia inginkan." tebak Bo Mi.
"Apa ini? Aku dapat firasat buruk. Terlebih, Noonim tidak ada di sini. Bagaimana ini? Oh, kita tanya Daejang. Daejang tidak ditahan."
"Dia membiarkan Yu Na meninggal. Keterlibatan Daejang pasti sesuatu yang tidak diinginkan Unnie."
"Tapi, ini bukan saat yang tepat untuk itu."
Kyung Soo tetap menghubungi Do Han, melapor bahwa sepertinya ada yang direncanakan oleh Shi Wan dan mereka memerlukan bantuan.
Bo Mi: Sekarang, putrinya Lee Son Ae Timjang, Jin Se Won,
menghilang.
Kyung Soo: Tolong cepat ke sekolahnya.
Nyonya Park meninggikan suaranya. Baik setahun yang lalu dan bahkan sekarang, Soon Ae masih memaksa seseorang mengaku padahaln tanpa bukti. Nyonya park mengonfirmasi pada pengacara, apa Soon Ae memiliki cukup bukti membuka ulang kasusnya?
Soon Ae: Lalu, apa kalian keberatan kalau kami menggeledah kamarnya Shi Wan?
Ponsel Soon Ae berbunyi. Soon Ae melihatnya lalu mematikannya karena merasa tidak penting, tapi ponselnya berbunyi lagi.
Shi Wan: Itu mungkin darurat. Silakan jawablah.
Soon Ae: Ini sama sekali bukan urusanmu.
Tapi Soon Ae keluar dan meminta Jin Ki untuk menggantikannya.
Ternyata itu adaah telfon dari guru akademi Se Won, mengabari kalau Se Won bolos kelas gambar padahal tida pernah terjadi sebelumnya.
"Ya, ya, maafkan saya. Akan saya hubungi dia." Jawab Soon Ae.
Soon Ae lalu menghubungi Se Won tapi ponsel Se Won tidak aktif. Ia lalu meminta tolong tim-nya untuk melacak posisi ponsel Se Won.
Se Won masih berusaha menggedor pintu, tapiseberapa jeras usahanya tidak membutuhkan hasil sampai keringatnya bercucuran dan nafasnya ngos-ngosan.
Se Won penasaran dengan kitak musik yang tadi terus berbunyi, ia mencari asal kotak musik itu dan saat ia menemukannya, ia membukanya. Lalu terdengar bunyi, bib-bib-bib dengan jeda yang konsisten (tiap satu detik). Se Won memandang sekitar lagi dan ia menemukan sesuatu, bom kah?
Do Han sampai di sekolah Se Won, ia lalu menghubungi Soon Ae tapi ponsel Soon Ae sedang sibuk.
Penjaga sekolah menemukan tas Se Won di tong sampah, ia pun memungutnya karena masih bagus. Do Han mendekatinya, meminta ijin berkeliling dengan menunjukkan kartu pengenal jaksa miliknya.
pertama, Do Han menuju ruang CCTV dan benar dugaan Kyung Soo, seseorang dengan sengaja melepas DVR cord-nya.
Do Han: Tapi, di sini tidak ada CCTV.
Bo Mi: Itu lebih aneh lagi.
Do Han: Kau sudah mencari keberadaan putrinya Timjangnim?
Bo Mi: Dia tidak kelihatan di CCTV sekitar sekolah maupun dekat rumahnya. Dan juga, bukan sampai situ saja keanehannya. Saat Yoon Shi Wan sendirian, dia selalu duduk di depan sebuah komputer. Dia selalu menggunakan komputer yang tidak terkena arah CCTV.
Kyung Soo: Tapi saat ini, kami terblokir dari server sekolah itu.
Do Han: Aku mengerti, akan kuperiksa.
Do Han akan menuju ruang komputer, ia masih mencoba menghubungi Soon Ae tapi tetap sibuk.
Soon Ae mendapat kabar kalau lokasi ponsel Se Won tidak bisa dilacak. Ia lalu menghubungi kembali guru Se Won.
"Saya tidak bisa menemukan keberadaan Se Won sekarang. Ah, apakah sampai pulang sekolah dia masih ada? Ya, saya akan tetap mencarinya."
Soon Ae menatap Shi Wan dari dinding kaca, terlihat kalau Shi Wan sedang menatapnya lurus. Lalu sebuah pesan masuk ke ponsel Soon Ae. Pesan itu berisi foto Se Won yang sedang sendirian di ruang gelap.
Lalu disusul pesan teks "Aku akan memberimu satu jam untuk membawa Jo Soo Ji ke Buam-dong 1080."
Soon Ae langsung menhubungi nomor yang mengiriminya pesan tapi nomornya tidak bisa dihubungi.
Soon Ae kembali menatap Shi Wan dan kali ini Shi Wan tersenyum padanya.
Do Han akhirnya bisa menghubungi Soon Ae. Do Han memberitahu kalau sekarang ia sedang di sekolah puteri Soon Ae.
"Kenapa Jang Geomsanim ke sana?"
"Yoon Shi Wan kelihatannya melakukan sesuatu di sekolah. Kau bisa menghubungi puterimu?"
"Jang Geomsanim, sejujurnya, sekarang Se Won-ku..."
Soon Ae kembali menatap Shi Wan yang saat ini menatapnya tegas. Soon Ae tidak jadi memberitahu Do Han, malah memutus telfon.
Penjaga sekolah membawa Do Han ke lab. Komputer, tapi ia tidak bisa menemani karena ada banyak yang harus ia kerjakan. Do Han tidak masalah, malah berterimakasih.
Do Han bertanya pada Kyung Soo, bisakah Kyung Soo menemukan komputer yang biasa dipakai Yoon Shi Wan?
kyung Soo: Itu gampang sekali. Kau hanya perlu menyalakan komputernya.
Do Han: Komputer yang tidak terekam oleh CCTV.

Do Han mulai menyalakan komputer satu per satu. Ia meminta Kyung Soo mencaritahu semua, Shi Wan mengunjungi wesite apa saja.
Kyung Soo menemukan komputernya yaitu komputer bagian belakang yang dekat jendela.
Kyung Soo: Baj* itu mencari ke pusat informasi Korea perihal sistem peradilan tindak kriminal. Dia sering memakai ID Yoon Seung Ro. Mulai dari kasus Kim Woo Sung sampai kasus mata-mata Lee Shin Hyuk, dia mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan itu. Apa? Dia juga tahu alamat ini.
Do Han: Dia pasti memiliki rencana besar.
Soon Ae menemui rekannya yang lain. Detektif itu heran, bukannya Soon Ae sedang menginterogasi Shi Wan?
"Anu, sebenarnya sekarang..."
Omongan Soon Ae terselao oleh pesan masuk, "Jika kau mengatakan pada siapa pun, anakmu akan mati. Percaya atau tidak, terserah padamu. Waktumu tersisa 30 menit."
"Timjangnim, Anda baik-baik saja? Ada apa?"
"Bukan apa-apa. Soo Ji di mana?"
"Sedang di ruang interogasi."
Soo Ji masih kepikiran senyum Shi Wan tadi. Detektif tadi datang membawakan minuman.
"Timjangnim... sedang menginterogasi Yoon Shi Wan kan sekarang?" Tanya Soo Ji.
"Ah, tadinya kupikir juga begitu. Tapi, barusan dia ada di sini."
"Ada di sini?"
"Dia terlihat kebingungan luar biasa dan tidak fokus saat bicara. Aku juga baru kali ini melihat Timjangnim seperti itu. Yah, kasus ini memang tidak mudah. Pasti berat untuknya."
Jin Ki kewalahan, Shi Wan minta pulang pula jika sudah tidak ada pertanyaan. Soon Ae akhirnya masuk, ia minta keduanya (Jin Ki dan detektif tadiP untuk keluar, ia yang akan mengurus semuanya.
Soon Ae: Kau... Shi Wan-ah, apa yang kau lakukan sepulang sekolah tadi? Di mana dan apa yang kau lakukan?
Nyonya Park: Itu tidak ada hubungannya dengan kasus satu tahun yang lalu!
Soon Ae: Aku sekarang sedang bertanya pada putramu! Apa... yang kau lakukan?
Shi Wan: Apa lagi? Bersama Ibu, aku ke sini menjalani pemeriksaan. Tapi, saat aku keluar tadi, Se Won tidak ada di sana. Benar, 'kan? Jin Se Won... putrinya Ahjumma? Kau semestinya tidak berada di sini sekarang. Jo Soo Ji juga... tidak bisa menyelamatkan putrinya dan menyesali seumur hidup. Ahjumma, jangan sampai kau mengambil keputusan yang salah.
Se Won benar-benar ketakutan, apa lagi disana ada bom yang sudah aktif dengan waktu yang terus berkurang.
"Aku selalu sendirian. Aku selalu mencoba berpikir lebih baik bila sendirian. Sejujurnya, aku pun takut saat sendirian. Namun, saat kau (Shi Wan) akhirnya datang, aku bersyukur. Seperti anak-anak lain, aku pun ingin memiliki teman. Hanya itu saja. Sungguh itu saja. Kenapa kau melakukan ini padaku?" Tangis Se Won.
Kyung Soo menemukan kalau Shi Wan terakhir kali mencari tahu cara membuat bom rakitan.
Bo Mi: Bom rakitan? Bagaimana bisa seorang anak SMA mendapatkan bahan-bahannya?
Kyung Soo: Dengan gas butana, kuku, petasan, dan pengatur waktu, dengan mudah seseorang bisa terbunuh.
Do Han: Periksa apa dia mencari bahan-bahan serta metodenya.
Kyung Soo: Ya. Sebentar, Daejang. Yoon Shi Wan... mengirim beberapa pesan berwaktu.
Do Han: Pesan berwaktu? Isinya?
Kyung Soo lalu menunjukkan pesan yang dikirim ke ponsel Soon Ae. Do Han memeriksa waktu pesan itu terkirim dan mencocokkannya dengan waktu ia menghubungi Soon Ae.
Do Han: Timjangnim... menerima pesan itu sebelum menjawab teleponku.
Kyung Soo: Tapi, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa pada Daejang?
Do Han: Apa yang Yoon Shi Wan inginkan, mungkin akan dipenuhi olehnya. Untuk saat ini, lekas periksa pergerakan Timjangnim. Jangan sampai lolos.
Bo Mi langsung bergerak ke posisinya.
Do Han menghubungi Soon Ae tapi masih tidak bisa, jadi ia menghubungi Jin Ki untuk menanyakan keberadaan Soon Ae.
"Dia pergi membawa Jo Hyeongsanim ke Kejaksaan." Kata Jin Ki.
Shi Wan diijinkan pulang dan ia tersenyum melihat Soon Ae membawa Soo Ji.
Nonya Park: Apa yang membuatmu tersenyum begitu?
Shi Wan: Sesuatu.
Do Han sampai di kantor polisi tapi ia terlambat. Mobil SOon Ae melaju di belakangnya.
EmoticonEmoticon