-->

Sinopsis Lookout Episode 28

- Juli 08, 2017
>
Sinopsis Lookout Episode 28

Sumber Gambar: MBC

>

Byung Jae datang bersama Soon Ae. Semua orang berbisik melihatnya, heran bahwa ternyata Byung Jae masih hidup

[48 Jam Sebelum Jajak Pendapat]

Do Han ke rumah sakit setelah Byung Jae ditemukan gantung diri. Ia lalu meminta bantuan Soon Ae.


Do Han meminta Soon Ae mengumumkan bahwa Byung Jae sudah meninggal. Soon Ae awalnya tidak mau. Lalu Do Han menjelaskan, ini adalah satu-satunya cara mereka bisa menangkap Yoon Seung Ro.

"Bantulah kami, Timjangnim."


Soon Ae menemui istri Byung Jae secara pribadi, menyampakan semua perbuatan Byung Jae. Byung Jae memang juga korban permainan kekuasaan. Namun, meski begitu adanya, dia tetap telah melakukan banyak tindak kejahatan.

"Mi Jin-ah. Aku biasanya tidak bicara seperti ini, tapi suamimu... setelah sadarkan diri tetap dipenjara setidaknya 30 tahun. Sebab itu, kumohon kau mau bekerja sama. Bila dia mau menjadi saksi dalam jajak pendapat, hukumannya bisa diringankan. Sebab suamimu harus membayar perbuatannya. Orang-orang tidak bersalah yang tewas... Bukankah seharusnya mereka pergi dengan tenang?"


Soon Ae kemudian mengumumkan kematian Byung Jae pada media.


Do Han menemui Byung Jae yang sudah sadarkan diri. ia menyuruh Byung Jae berhenti berpikir untuk mati dan ungkapkan saja kebenarannya.


"Yoon Seung Ro... tidak akan melindungi keluargamu meski kau mati. Apa kau masih belum mengerti? Tetaplah hidup, lalu lindungi keluargamu sendiri. Kau itu kepala keluarga."

"Bila aku tetap hidup, keluargaku hanya akan lebih terluka. Jadi, pergilah saja. Tidak ada gunanya di sini."

"Pikirkan baik-baik. Besok adalah hari terakhir jajak pendapatnya. Ketika esok berakhir, segalanya akan selesai."

[Jajak Pendapat Hari Pertama]


Byung Jae menyaksikan Yoon Seung Ro bicara tentangnya kalau dirinya hanyalah polsisi yang korup yang merasa ketakutan lalu mengakhiri hidup agar korupsinya tidak terungkap.

Byung Jae sakit hati, ia lalu meminta Jin Ki yang kebetulan menjaganya untuk dipertemukan dengan Do Han.


Jin Ki langsung menghubungi Soon Ae. Saat itu, tepat saat Se Won akan mengatakan semuanya padanya.


Do Han pun menemui Byung Jae. Byung Jae bertanya, ia... masih punyakah kesempatan hidup sebagai manusia lagi?

"Kau... memiliki keluarga. Kau mungkin menjadi bajingan demi Yoon Seung Ro, namun... kau kepala keluarga di rumahmu, yang tentu siap mati sebagai seorang ayah."


Byung Jae malangkah masuk lalu duduk disamping Do Han.

Kongres Chae: Komisioner. Detektif Nam Byung Jae, dalam jajak pendapat kandidat Yoon Seung Ro, akan menjadi saksi terakhir.


Soo Ji menghubungi Soon Ae. Ia akan menyerahkan diri hari ini.

Kilas Balik...

Gwan Woo memanggil Soo Ji waktu itu adalah untuk memberikan ponsel Byung Jae yang ia dapatkan dari Eun Joong. Jadi Eun Joong

"Kurasa, aku masih diawasi oleh polisi. Dibanding aku maupun Jang Geomsa, kurasa lebih aman bila kau yang membawa ini. Bukan demi aku maupun Jang Geomsa, bisakah aku meminta bantuan ini untuk menangkap Yoon Seung Ro?"

Kilas Balik Selesai...


Byung Jae mengakui, "Kepala Kejaksaan Yoon Seung Ro memerintahkan saya untuk menangkap seorang pria tidak bersalah, Lee Shin Hyuk, sebagai mata-mata yang telah melanggar UU Keamanan Nasional. Sebagai tambahan, saya pun menyiksanya agar mendapat pengakuan palsu.

"Lee Shin Hyuk itu... berapa lama dia dijatuhi hukuman penjara?" Tanya Kongres Chae.

"Dalam persidangan pertama dan kedua, dia dituntut kurungan penjara seumur hidup, namun akhirnya divonis 6 tahun penjara setelah membacakan pembelaan."

"Saksi yang menyatakan Lee Shin Hyuk adalah mata-mata, siapa orangnya?"

"Bagian administrasi di kantor Lee Shin Hyuk bekerja, Lee Eun Ja."

"Lee Eun Ja tersebut... sama dengan sosok ibu rumah tangga yang menghilang sepuluh tahun lalu, dan baru-baru ini... ditemukan meninggal?"

"Ya, itu benar. Semula, ia hendak bersaksi bahwa pernyataannya yang melawan Lee Shin Hyuk disebabkan oleh ancaman yang ia terima. Namun saya menculik, lalu membunuhnya."


Kyung Soo dan Bo Mi menyaksikan itu semua. Bo Mi menggenggam tangan Kyung Soo menguatkan.

Kongres Chae bertanya, siapa yang telah memerintahkan semua itu padanya?

"Kepala Departemen Keamanan Publik Kejaksaan Seoul saat itu, Jaksa Yoon Seung Ro." Jawab Byung Jae.


Yoon Seung Ro mulai emosi, "Berhentilah berbohong! Dia saat ini membuat kesaksian yang menentang saya akibat dendam, sebab saya menolak untuk membantu menutupi tindak korupsinya."

"Semua yang saya katakan adalah kebenaran. Di ponsel saya, terdapat semua rekaman percakapan saya dengan Kepala Kejaksaan Yoon Seung Ro." Jelas Byung Jae.

"Kalau begitu, selagi seluruh penjuru negeri menonton, silakan perdengarkan rekaman tersebut."


Mereka menghadapi masalah, Jin Ki menelfon Soon Ae, mengabari kalau ponsel Nam Byung Jae hilang.


Eun Joong menyaksikan jajak pendapat itu dari rumah. Ia lalu menghubungi Soon Ae tapi tidak ada jawaban.


Semua orang balik menyerbu Byung Jae karena mengatakan sesuatu tanpa bukti. Yoon Seung Ro merasa diatas angin sekarang. Semua itu sudah dirancangnya.


Soo Ji kembali menghubungi Soon Ae, sekarang ia sedang dalam perjalanan menuju gedung Kongres. Soo Ji membawa ponsel Byung Jae, ia meminta Soon Ae untuk mengulur jajak pendapatnya.

"Kelihatannya, tidak akan bisa. Dia bahkan sudah menghapus dokumen yang ada di server kepolisian. Soo Ji-ah. Jangan datang ke sini. Kau hanya akan ditangkap. Jangan datang."


Soo Ji menghubungi Kyung Soo, meminta Kyung SOo meretas ponsel Byung Jae yang ada padanya.

Soo Ji: Ada banyak media di ruang jajak pendapat, 'kan?


Komisioner akan menutup jajak pendapat, namun tiba-tiba rekaman Byung Jae terputar di ruang itu jadi semuanya bisa mendengar. Do Han tersenyum menang.


Setelah semuanya bubar, Soon Ae mendekati Yoon Seung Ro untuk menagkapnya.

"Yoon Seung Ro, Kandidat Jaksa Agung. Kau ditahan atas tuduhan memprakarsai penyiksaan dan pembunuhan."

Jin Ki lalu membawanya.


Setelahnya, Soon Ae mendekati Byung Jae, "Sunbaenim."

"Aku ingin minta tolong. Anakku dan ibunya, bisa tolong jaga mereka? Dan juga... maafkan aku."


Yoon Seung Ro dan Byung Jae dibawa dua mobil berbeda menuju kantor polisi.


Soo Ji menunjukkan diri di depan Soon Ae.

"Hei! Aku sudah melarangmu datang."

"Sudah kubilang, janji itu harus dipenuhi sekarang."


Do Han melihat Soo Ji menyerahkan diri.


Pengacara memberitahu Nyonya Park bahwa Yoon Seung Ro saat ini tengah menjalani interogasi di Kepolisian. Dan juga, kasus Jo Yu Na dalam penyelidikan ulang. Dengan begitu, Shi Wan pun akan menjalani pemeriksaan.


Nyonya Park lalu menghubungi Shi Wan, memberitahu kalau Shi Wan akan ke kantor polisi untuk diperiksa setelah pulang sekolah.

"Apakah terjadi sesuatu pada Ayah?" Tanya Shi Wan.

"Nanti kujelaskan."


Shi Wan melihat Se Won, tapi Se Eon menjauh setelah menatapnya.


Shi Wan mengejar Se Won. Ia berjanji akan jujur pada polisi soal Yu Na. Shi Wan menunjukkan wajah sedih, hampir menangis.

"Tidak peduli apa pun yang aku katakan, aku tahu tindakanku tidak termaafkan. Tapi, agar Yu Na bisa memaafkanku, tidak masalah meski aku berlutut pada keluarganya."

"Apa pun yang kau katakan, aku tidak lagi percaya." Jawab Se Won lalu pergi.

Shi Wan ternyata hanya pura-pura, setelah Se Won pergi, ia langsung berubah menjadi mengesalkan lagi.


Soo Ji mengakui semua tuduhan yang diarahkan padanya. Soon Ae mengerti, akui saja semuanya dan bayar konsekuensinya, itu sudah cukup. 

"Yoon Seung Ro, juga Yoon Shi Wan, pun sama."

"Semuanya sekarang, tergantung pada Timjangnim. Aku memercayai Timjangnim."

"Ya, terima kasih sudah mengatakannya. Aku semestinya sudah menyelesaikannya setahun lalu. Kali ini, aku akan melakukannya dengan benar."


Jin Ki masuk, memberitahu kalau Do Han sudah sampai. Soon Ae heran, untuk apa. Jin Ki menjelaskan, untuk pemeriksaan silang dengan Soo Ji.


Do Han: Orang yang memerintahkan penculikan Jo Soo Ji Hyeongsa saat dipindahkan adalah aku.

Soon Ae: Kau membencinya, lalu kenapa melakukannya?

Do Han: Aku ingin memanfaatkan amarahnya untuk membalas dendam pada Yoon Seung Ro. Sebab itu, dia tidak kabur meski sebenarnya ingin.


Soo Ji membantahnya, setelah kecelakaan itu, ia tidak kembali ke kantor polisi. Itu adalah pilihannya.

Do Han: Selama ini, apa pun yang dilakukan Jo Soo Ji Hyeongsa juga adalah perintah dariku.

Soo Ji: Benar bahwa kau yang memberiku informasi, tapi keinginan untuk menjatuhkan Yoon Seung Ro adalah tujuanku sendiri.

Do Han: Aku memprovokasinya. Bila tidak, Jo Hyeongsa tidak mungkin sampai sejauh ini. Aku... memanipulasi dan memanfaatkan Jo Hyeongsa. Kematian Yu Na, juga segala yang terjadi setelahnya, terjadi akibat tindakanku.


Joon Pyo melakukan interogasi pada Yoon Seung Ro. Pertama ia menunjukkan foto mendiang Lee Eun Ja yang coba dibuang Nam Byung Jae. Lalu ponsel Byung Jae yang tersimpan rekaman.

"Sekarang, kau mengakui telah menginstruksikan pembunuhan Lee Eun Ja?" Tanya Joon Pyo.


"Ada sesuatu yang kalian tidak pahami. Nyawa wanita itu tidak perlu dihitung. Kita tidak melakukan kesalahan. Kita tidak melakukan apa-apa. Juga tidak perlu mengakui apa pun. Jika kita melakukan kesalahan, kepercayaan masyarakat pada Kejaksaan akan runtuh. Kita perlu melindungi itu sampai akhir."

"Kepercayaan masyarakat kepada kita... Lalu, bagaimana dengan nyawa para korban tidak bersalah?"

"Bagi Lee Shin Hyuk maupun Lee Eun Ja, kematian mereka mungkin terasa tidak adil. Namun, secara keseluruhan, tidak ada pilihan yang lebih baik. Mereka hanya secara malang terpilih sebagai domba yang harus dikorbankan. Bukannya karena aku memiliki dendam pribadi pada mereka."


Shi Wan menghilang, teman dekatnya juga tidak bisa menghubunginya. Se Won mendengar semua itu, juga saat teman dekat Shi Wan meragukan Shi Wan.  Se Won awalnya cuek, sampai ia tak sengaja menemukan surat Shi Wan dimejanya.


"Se Won-ah. Aku rasa, aku tidak akan termaafkan atas yang telah kulakukan. Ini mungkin tidak akan membersihkan namaku, tapi aku akan pergi sebagaimana Yu Na. Maafkan aku. Terima kasih. Orang yang memperlakukan aku dengan tulus dan jujur, hanya kau."


Se Won langsung menuju ke atap. Ia menelfon Shi Wan tapi tidak ada jawaban. Se Won sampai di atap, tapi tidak ada siapa-siapa.


Dari gudang terdengar suara kotak musik. Se Won memberanikan diri masuk ke sana untuk mencari Shi Wan, tapi di dalam gelap, lampunya tidak menyala. Se Won menyalakan lampu di ponselnya sebagai penerangan, namun tiba-tiba pintu ditutup dari luar.


Seseorang menggembok pintunya lalu mamasang sebuah peringatan. Se Won berteriak-teriak dari dalam minta tolong.


Siapa lagi yang mengunci pintu itu kalau bukan Shi Wan.

2 komentar

avatar

Shi wan mengerikan,psikopat... Padahal imut gitu mukanya,,

avatar

Shi wan memang psikopat ... ditunggu ep selanjutnya mba semangat nulisnya ya..


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
$-)
(y)
x-)
(k)
 

Start typing and press Enter to search