-->

Sinopsis Lookout Episode 20

- Juni 22, 2017
>
Sinopsis Lookout Episode 20

Sumber Gambar: MBC


OMG!! Ternyata Yoon Seung Ro bersekongkol dengan Anggota Dewan Chae. Anggota Dewan Chae berpesan agar Yoon Seung Ro mengurus orang-orangnya dengan benar.

Yoon Seung Ro sekarang semakin yakin kalau Do Han sudah menipunya selama ini.


Do Han meminta mereka terus mengawasi Byung Jae. Ia tidak tahu sejak kapan dia menjadi antek, tapi dia tidak akan ragu menjalankan apa pun perintah Yoon Seung Ro.

Kyung Soo: Orang itu mungkin juga tahu keberadaan ibuku? Aku akan mengawasinya. Aku akan meretas komputer, ponsel, atau apa saja yang bisa kucapai. Apa pun yang ia coba sembunyikan, pasti kutemukan, bahkan video porno yang ia tonton 10 tahun lalu.

Soo Ji: Tunggu. Kau coba memanfaatkan kami setelah memberi informasi, begitu?

Do Han: Aku kan harus melakukan tugasku.

Bo Mi: Dan apa itu?

Do Han: Jika kalian menemukan Viper, aku akan menjadikan dia saksi dalam jajak pendapat kepantasan Yoon Seung Ro.

Soo Ji: Itu saja tidak cukup. Seperti biasa, Yoon Seung Ro... akan lolos lagi.

Do Han: Aku akan membuatnya meninggalkan jejak tidak terhapus. Itu sebabnya, harus ada orang yang bekerja dekat Yoon Seung Ro, sepertiku.


Yoon Seung Ro menghubungi Byung Jae, ia memerintahakan Byung Jae mencaritahu sesuatu tapi Do Han tidak boleh sampai tahu.


Eun Hyuk mengingat pesan Do Han kalau orang-orang ditas mereka (Yoon Seung Ro dkk) tidak akan bisa ia kalahkan dengan caranya!

Lalu Soon Ae menelfonnya, mengabari kalau mobil Do Han sudah ditemukan.


Mereka mengepung mobil Do Han tapi Soo Ji tidak ada disana, hanya Do Han yang diborgol dengan setir mobil. Soon Ae bertanya apa yang terjadi.

Do Han menjawab tanpa semangat, "Dia mengancamku, kemudian dikepung polisi. Setelah dipojokkan pun, dia akhirnya lolos. Maka itu, seharusnya kalian lebih cepat datang! Kenapa kalian membiarkan dia lolos dari gereja itu?"

Eun Joong berkomentar, kelihatannya Do Han baik-baik saja gitu!

"Hei. Bagaimana bisa kau berkata begitu pada sandera sepertiku?"

"Tidak ada masalah."

"Begitu saja? Kau tidak akan menangkap Jo Soo Ji?"

"Tentu, akan kutangkap beserta komplotannya."


Se Won sekarang bisa melukis Shi Wan terang-terangan. Di tengah-tengah ia melukis ibunya menelfon tapi ia matikan.

"Ibuku lagi." kata Se Won menjelaskan.

"Tapi, kenapa kau tidak menjawabnya?"

"Dia hanya tanya aku sudah makan dan sedang apa. Selalu begitu. Dia sangat sibuk, jadi hanya bisa menjadi ibu sebatas itu."

"Ibumu sepertinya tidak tahu kau dibully karena dia."

"Sekalipun kuberitahu, tak akan ada yang berubah. Buat apa? Kalau anak lain tahu, aku hanya akan semakin diolok sebagai pengadu. Dan ibuku hanya akan merasa sedih. Itu sesuatu yang harus kuhadapi sendiri."

"Kurasa, ada banyak sekali orang yang menjengkelkan di dunia ini."

"Ada orang seperti itu di sekitarmu? Kadang, aku merasa orang seperti itu akan menghilang dengan sendirinya."

"Aku setuju."

"Aku mengira kau dan aku sangat berbeda. Rupanya, kita memiliki banyak kesamaan."

*Kenapa aku selalu deg-degan ya saat Shi Wan muncul. Jangan-jangan ia mau mencelakai Se Won nih, karena Se Won orang yang menjengkelkan buatnya.


Kyung Soo harus bergerak sendirian karena polisi sudah tahu wajah Soo Ji dan Bo Mi. Kyung Soo menyamar sebagai petugas polisi dan saat ini ia sudah masuk ke kantor polisi.


Tim Investigasi gabungan membahas soal dua komplotan Soo Ji, satunya Bo Mi dan satunya lagi belum teridentifikasi. Kyung Soo mendadak masuk kesana, Soon Ae menegurnya, petugas polisi pun dilarang sembarangan masuk ke sana.

"Aku menyuruhnya membawakan sesuatu. Jangan terlalu sensitif." Jelas Do Han.

Kyung Soo lalu meletakkan barang bawaannya ke meja yang ditunjuk Do Han.

Jin Ki mencurigai Kyung Soo, soalnya kemarin malam ia yang menangkap Kyung Soo, jadinya ia rada-rada ingat gitu. Ternyata tujuan Kyung Soo adalah untuk memasang router WiFi di ruangan itu.


Kyung Soo lalu keluar tapi Jin Ki masih penasaran dengannya, maka Jin Ki pun mengikutinya keluar. Kyung Soo sudah berjalan senatural mungkin tapi Jin Ki mendadak memanggilnya.


Eun Joong mengingatkan, ada satu orang lagi. Pertama, orang yang mengawasi CCTV di Miseo-dong adalah Seo Bo Mi. Lalu, hacker tidak teridentifikasi yang meretas papan iklan. Terakhir, pengirim foto para tersangka kasus Miseo-dong, satu orang. Setidaknya, ada tiga orang. Ia lalu menanyakan pendapat Do Han, ia yakin Do Han melihat jelas komplotan Soo Ji saat dijadikan sandera.

"Aku tidak melihat selain dua orang di CCTV ini."

"Lalu, Bapa itu? Aku memeriksa CCTV, dan kelihatannya dia di dalam gereja bersamamu."

Soon Ae juga mencurigai Gwan Woo karena telah berbohong bahwa dia berdoa sendiri di dalam gereja kemarin. Byung Jae menebak kalau Gwan Woo juga komplotan Soo Ji.

Do Han: Menurut pengalamanku sebagai sandera, jelas dia tidak punya pilihan kecuali menuruti kehendak Jo Soo Ji.

Soon Ae: Tapi karena dia ada di TKP, kita harus menginterogasinya.

Joon Pyo: Ya, lakukan.


Jin Ki menanyai Kyung Soo, dari bagaian mana Kyung Soo. Kyung Soo menjawab agak gagap kalau ia bertugas di departemen administrasi.

"Aku belum pernah melihatmu."

"Aku baru bertugas hari ini."

Lalu Jin Ki menanyakan nametag Kyung Soo yang tidak dipakai. Kyung Soo tidak bisa menjawabnya.


Eun Joong mengingat penjelasan Reporter Jang mengenai hubungan DO Han dan Gwan Woo. Do Han adalah putera pelaku dan Gwan Woo adalah putera korban. Ia juga mengingat kalau Do Han dan Gwan Woo bertukar identitas.

Eun Joong: Kita biarkan saja Bapa itu. Aku yakin Jang Geomsa yang paling memahami situasinya. Jang Geomsa tidak mungkin berbohong. Bukan begitu?

Semua orang diam. Do Han melihat kursi Jin Ki yang masih kosong, kayaknya ia mulai curiga.


Kyung Soo menjelaskan, tadi ia memakai nametag-nya tapi kelihatannya jatuh. Jin Ki lalu menanyakan nama Kyung Soo.

"Namaku?"  Kyung Soo mengulanginya.

Untungnya Do Han datang menyelamatkannya. Do Han menyuruh Kyung SOo segera balik ke posisinya di administrasi. Jin Ki bertanya, apa Do Han yakin Kyung Soo benar-benar petugas polisi?

"Kalau bukan, siapa lagi?"

"Saya rasa, saya salah orang."

Do Han lalu mengingatkan tugas Jin Ki tadi.


Byung Jae melihat rekaman CCTV di pintu masuk gereja. Ia melihat kala Do Hon masuk tidak lama setelah Gwan Woo masuk.


Kyung Soo kembali ke mobil. Ia kembali sukses kali ini.


Byung Jae mencari-cari soal Gwan Woo di situs Gereja. Tapi Do Han masuk, maka ia cepat-cepat menutup browsernya dan pura-pura minum.


kyung Soo berhasil meretas laptop Byung Jae itu dan ia bisa langsung mengetahui kalau Byung Jae sedang mencari soal Gwan Woo. Soo Ji menebak, mungkin polisi menyelidiki Gwan Woo juga karena terlihat bersamanya semalam.

Bo Mi: Mungkin mereka juga mencari soal Daejang.

Kyung Soo: Aish... aku bisa meretas laptopnya, tapi ponselnya gagal. Seharusnya berhasil pada semua benda yang terkoneksi internet. Ini aneh.

Soo Ji: Apanya yang aneh?

Kyung Soo: Kurasa, dia memblokir jaringan internet ponselnya. Kurasa, satu-satunya cara adalah kita meretas ponselnya secara manual. Bagaimana?


Bo Mi: Tenang saja, kita punya Daejang. Dia sudah membuat kita mengeluarkan banyak keringat. Sekarang gilirannya.

Do Han: Kalau aku bisa menyentuh ponselnya, sudah sejak lama kulakukan. Aku tidak tahu ada apanya, tapi dia tidak pernah meninggalkan ponselnya.

Kyung Soo: Apa... aku copet saja ponselnya?

Bo Mi: Lupakan!

Soo Ji: Kau bisa terluka. Dia sudah jadi detektif selama puluhan tahun. Kalau kita bertindak gegabah, hanya akan membahayakan kita.

Do Han: Untuk sekarang, awasi saja dia. Aku akan coba mendapatkan ponselnya.

Bo Mi: Dia baru saja keluar dari Kantor Polisi.

Soo Ji lalu menjalankan mobilnya mengikuti byung Jae.


Do Han menegur Eun Joong yang semakin dingin saja padanya. Memang sih Eun Joong selalu dingin, tapi belakangan semakin parah. Apakah terjadi sesuatu di luar sepengetahuannya?

"Itu... yang ingin kutanyakan padamu. Kau harus mengatakan dulu padaku. Apa sebenarnya yang kau rencanakan selagi bekerja di bawah hidung Geomsajang?"

"Aku tidak yakin alasan kau bersikap begini, tapi aku mengetahui sesuatu juga. Aku tahu penyokongmu dan Park Bujang. Itulah sebabnya kalian berdua bisa masuk Tim Investigasi Gabungan."

"Apa kau sedang mengancamku karena tahu sesuatu tenganku?"

"Aku menyuruhmu hati-hati. Bila ketahuan kasus Miseo-dong dibocorkan terhadap Kongres Chae olehmu, orang akan berpandangan negatif. Aku hanya... tidak ingin kau berada dalam bahaya. Kau satu-satunya Jaksa yang aku puja."

"Sayang sekali. Kurasa, kaulah yang berada dalam bahaya."

Lalu Do Han mendapat telfon dari Yoon Seung Ro.


Byung Jae menemui seseorang. Soo Ji mengawasi mereka tapi Soo Ji tidak tahu siapap orang itu.

Bo Mi: Apa Yoon Seung Ro memberi dia tugas lagi?


Yoon Seung Ro memanggil Do Han perihal tugas yang ia berikan untuk menemui detektif penanggungjawab kasus Miseo-dong. Tapi kenapa Do Han belum melapor juga?

"Saya hendak melaporkannya."


Lalu Yoon Seung Ro mendapat telfon dari Yoon Seung Ro. Yoon Seung Ro tidak bilang apa-apa, ia cuma mendengarkan.

"Saya baru saja bertemu dengan detektif penanggungjawab kasus Miseo-dong. Rupanya Detektif Ma Jin Gi dari Tim Investigasi Gabungan. Beberapa hari lalu mendadak dia muncul dan menanyakan banyak hal tentang kasus Miseo-dong. Saya tidak yakin Ma Hyeongsa berinisiatif sendiri. Kemungkinan Lee Timjang di belakangnya, atau orang dekat Lee Timjang : Kim Geomsa. Oh, detektif itu juga memiliki kisah dengan Jang Do Han Geomsa. Beberapa tahun lalu, dia diselidiki atas tuduhan suap. Namun Jang Geomsa justru amat tertarik akan kasus Miseo-dong."

"Kerja bagus."


Yoon Seung Ro meminta Do Han menjelaskan laporannya. Do Han mengatakan sudah bertemu detektif itu, tapi dia bilang tidak ingat soalnya banyak sekali yang menanyainya kasus Miseo-dong. Pun sekarang kasusnya menjadi sangat populer.

"Begitu? Lalu kau bilang, foto para tersangka dikirim ke Miseo-dong Apartment oleh sosok anonim?"

"Saya akan menemukan jalan lain."

"Berhentilah saja."


Saat Do Han berjalan keluar, Yoon Seung Ro bertanya, sampai kapan Do Han mau menipunya. Do Han berbalik, bertanya dengan hati-hati, maksud Yoon Seung Ro apa?

"Kau berjanji padaku akan menangkap Jo Soo Ji. Tapi kau terus kehilangan dia." Jawab Yoon Seung Ro setelah beberapa detik.

"Maafkan saya."

"Jangan hanya menunggu. Bergeraklah."

"Anda ingin saya memasang perangkap?"

"Kau cukup pandai sampai berpikir begitu."

"Saya akan memanfaatkan ibunya Jo Soo Ji. Dia pasti akan muncul."

"Bagus. Aku tunggu hasilnya."


Do Han galau, ia mengingat bagaimana sedihnya keluarga Soo Ji karena Yu Na meninggal. Lalu teringat bagaimana marahnya Soo Ji saat tahu ia memanfaatkan kematian Yu Na untuk mendekati Yoon Seung Ro.


Soo Ji menghampiri Kyung Soo yang sedang diluar sambil memendangi foto ibunya di poster pencarian orang hilang. Kyung Soo bilang kalau syal yang dipakai ibunya difoto adalah hadiah ulang tahun darinya. Ibunya memakai syal itu sepanjang waktu, ibunya membanggakan selera fashionnya.

"Seandainya aku tahu betapa dia menyukainya, akan kubelikan syal yang lebih bagus."

"Dia tampak cantik. Cocok sekali dengannya."

"Ayah dan kakakku ingin berhenti mencari, Bo Mi juga menyuruhku tidak banyak berharap. Aku tidak bisa menyerah. Karena aku merasa dia masih menungguku. Bila kita bisa membuktikan detektif itu adalah Viper, apakah ibuku bisa ditemukan?"

"Kuharap begitu."

"Aku merindukannya. Ibuku."


Tanpa mereka sadari Bo Mi menguping pembicaraan singkat itu.


Nyonya Park membawakan camilan untuk menemani belajar Shi Wan. Lalu Nyonya Park membahas mengenai nilai matematika Shi Wan yang turun, ia menyarankan agar Shi Wan mengganti guru les. 

"Biar aku sendiri yang mengurusnya." Jawab Shi Wan.

"Kau tidak akan bisa masuk universitas yang sama seperti ayahmu kalau terus begitu."


Nyonya Park menyinggung soal lukisan yang dipajang Shi Wan, apa Shi Wan yang membuatnya. Shi Wan menjawab kalau itu hadiah dari seseorang.

"Siapa? Teman sekolah?"

"Teman."

"Selama ini tidak ada yang memberimu hadiah. Kau menyukai temanmu ini?"

"Kurasa, akan terjadi hal menarik kalau kami jalan bersama."


Soo Ji menonton percakapan mereka itu dari laptopnya. Ia agak terganggu saat Shi Wan bilang, "Kurasa, akan terjadi hal menarik kalau kami jalan bersama."
Tapi ia tidak sempat memikirkan lebih lama karena Do Han mendadak datang.


Soo Ji senang Do Han datang, mereka memotret semua yang ditemui Byung Jae hari ini, dan ada satu yang tidak ia kenal. Ia ingin Do Han melihatnya, siapa tahu Do Han kenal.

"Kita harus pergi ke suatu tempat dulu. Rumahmu."

Semua panik, apa terjadi sesuatu. Do han menjelaskan kalau kondisi ibunya Soo Ji semakin parah, Sudah beberapa hari tokonya ditutup. Soo Ji heran, kerana ibunya masih sehat-sehat saja saat ia telfon beberapa hari lalu.


Soo Ji: Di mana dan bagaimana sakitnya?

Do Han: Aku juga tidak tahu itu.

Bo Mi: Kau tidak tahu, tapi ingin dia ikut denganmu menemui ibunya?

Do Han: Besok, media akan heboh. Rencananya adalah memancingmu keluar dari persembunyian dengan memanfaatkan ibumu.

Kyung Soo: Mereka bahkan memanfaatkan ikatan ibu-anak sekarang? Dasar!

Do Han: Itu ideku.

Soo Ji: Terakhir kali, kau menjebak kami untuk memenuhi keinginan Yoon Seung Ro. Tapi kenapa kali ini kau memberitahuku dulu?

Do Han: Rencanaku akan berantakan kalau kau sampai tertangkap. Para detektif belum ditempatkan di sana. Hanya ada dua petugas polisi saat ini.

Kyung Soo: Noonim, kau harus pergi sekarang. Aku akan mengalihkan polisinya.

Bo Mi: Ya, pergilah sebelum situasi di luar kendali.

Do Han: Kalian berdua tetap di sini saja. Pastikan segala sesuatu terkendali.

Bo Mi: Lalu, apa yang akan kau lakukan?

Do Han: Aku akan membawanya. Mereka tidak akan mencurigaiku.


Yoon Seung Ro menelfon Byung Jae, ia yakin Do Han akan mulai bergerak. Ternyata Byung Jae selama ini selalu merekam percakapannya dengan Yoon Seung Ro di ponselnya itu.


Do Han sampai di depan rumah Soo Ji, ia mengajak dua detektif yang ada disana untuk minum kopi karena ada yang ingin ia tanyakan soal Ibu Soo Ji. Mereka tidak mau tapi Do Han memaksa, cuma sebentar kok, Soo Ji juga tidak mungkin muncul dalam waktu sebentar itu.


Soo Ji lalu keluar dari mobil Do Han. Ia masuk ke rumahnya menemui ibunya. Ibunya tidak menyangka Soo Ji datang, bahkan merasa hanya berhalusianasi. Soo Ji memastikan kalau ibunya tidak berhalusinasi. Ibu langsung memeluknya erat.


Do Han bukannya ngajak minum kopi tapi Soju sambil makan. Lalu Do Han mendapat pesan dari Kyung Soo. Berisi foto yang mereka mabil tadi.

Itu adalah foto saat Byung Jae menemui detektif kasus miseo-dong. Do Han jelas mengenalinya. Do Han mengerti sekarang, Yoon Seung Ro sedang mengujinya dengan menyuruh Byung Jae.


Detektif yang diajak Do Han mendapat telfon dari SUnbae-nya (mungkin Byung Jae). Namun saat bicara ia sambil lirik-lirik ke Do Han. Do Han menyadari ada sesuatu lalu ia pamit ke toilet.


Tapi sebenarnya Do Han kembali ke rumah Soo Ji, disana ia melihat foto Soo Ji bersama Yu Na. Ia juga mendengar Soo Ji dan Ibunya berbincang.

Ibu Soo Ji: Kurasa, sekarang aku bisa hidup lagi setelah melihatmu.


Ternyata Do Han melihat Shi Wan membawa Yu Na ke gedung tertinggi. Tapi gak tahu ya, ia lihat gak waktu Shi Wan mendorong Yu Na.


Do Han lalu memanggil Soo Ji, mengajaknya segera pergi karena semua ini adalah perangkap. Soo Ji mengerti tapi ia pamitan dulu pada ibunya.

"Jangan kemana-mana, Eomma. Anak Eomma ini masih baik-baik saja. Mengerti?"

"Aku mengerti. Pergilah. Pergi, atau aku akan menghentikanmu."

Soo Ji memeluk ibunya sekali lagi baru pergi.


Soo Ji meminta Do Han menjelaskan, apa maksudnya dengan perangkap. Do Han menjelaskan kalau Yoon Seung Ro sedang mengujinya. Mereka lalu masuk ke mobil Do Han. Do Han di depan dan Soo Ji dibelakang.


Sementara itu, Yoon Seung Ro gelisah menunggu kabar.


Saat keluar dari gang rumah Soo Ji, mobil Byung Jae menghadang jalan mobil Do Han. Byung Jae bertanya apa yang sedang Do Han lakukan malam-malam disana. Do Han balik bertanya pertanyaan yang sama.

"Aku dikirim oleh Geomsajangnim. Aku dapat telepon kalau Jo Soo Ji muncul."

"Aku tidak dengar itu. Auh, dari mana kau dengar kabar bohong begitu?"

"Entah, ya. Aku sudah mencari kemana-mana dan tidak menemukan dia. Tapi, mobil Geomsanim... belum kuperiksa."

"Lalu? Kau ingin memeriksanya? Jo Soo Ji tidak akan punya nyali sembunyi di mobilku kecuali dia sudah gila."

"Siapa tahu? Dia bahkan menjadikanmu sandera, bukan begitu? Di jok belakang Geomsanim, dia mungkin bersembunyi, menunggu waktu menyerang."

"Dia tidak ada."

"Kalau begitu, pasti tidak keberatan kalau kuperiksa."

Byung Jae siap membuka pintu belakang mobil Do Han.

>

1 komentar:

avatar

wuahhh semoga soo ji ga ketahuan sama byung jae..terima kasih mba diana sudah bikin sinopsis ini.semangat ya nulis sinopsis ep selanjutnya..


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search