Sinopsis Whisper Episode 1 Part 1
Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Sumber Gambar dan Konten dari SBS
Di suatu malam waktu hujan deras disertai petir, seorang pria paruh baya mengendarai mobilnya di jalanan yang sepi. Ponselnya berdering, tertulis nama di layar "Kim Sung Sik". Sung Sik memanggilnya Sunbae (Senior) dan mengajak untuk bertemu di tempat lain saja karena 'Mereka' sudah tahu keberadaannya.
Di belakang mobil Sunbae, ada mobil yang terus mengklakson. Subae meminta Sung Sik datang ke resort tempat mereka berlibur dengan keluarga mereka, di lokasi pemancingannya tapi ia menyampaikannya secara terputus karena gangguanklakson tadi.
Mobil itu mendadak mendahului mobil Sunbae hingga menyebabkan mobil Sunbae oleng, untung saja tidak masuk jurang karena tertahan pagar.
Mobil tadi menuju tempat Sung Sik dan tanpa aba-aba langsung menabrak Sung Sik. Sung Sik berteriak dan Sunbae mendengarnya. Sung Sik sampai terpental masuk ke dalam sungai.
"Sung Sik-ah. Kim Sung Sik. Kim Sung Sik. Ada apa? Sung Sik. Sung Sik." Panggil Sunbae dan karena tidak ada jawaban, Sunbae langsung memacu mobilnya menuju lokasi Sung Sik.
Pengemudi mobil tadi turun, berpakaian serba hitam dan wajahnya tidak terlihat. Ia mengambil tongkat besi runcing lalu menusukkannya ke dada Sung Sik.
Sementara itu di lokasi lain, seseorang masuk ruangan penyimpanan berkas kasus-kasus kriminal. Ia membuka sebuah dokumen. Sekilas ada tulisan,
"Shin Chang Ho, tertangkap."
"Diinterogasi oleh Kwon Hyuk Su, ditandatangani oleh Firma Hukum Taebaek."
"Firma Hukum Taebaek, terkait pesawat tempur F-445, F-558..."
"Park Dong Ho, kuasa hukum Firma Hukum Taebaek."
"Seo Jae Hyuk, kuasa hukum dari Firma Hukum Taebaek."
"Tim Kuasa Hukum Firma Hukum Taebaek."
Kilatan petir memperlihajatkan wajah orang itu, ia adalah Shin Young Joo.
Sunbae sampai tapi ia terlambat. Pelaku sudah meninggalkan lokasi dan Sung Sik sudah menutup matanya untuk selama-lamanya.
Sunbae lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi polisi tapi ia hanya sempat berkata ada orang terluka karena ponselnya keburu jatuh ke sungai. Sunbar menangis memeluk Sung Sik sambil mencoba menariknya ke tepi.
Polisi datang tapi bukan untuk menolong, melainkan menangkap Sunbae dengan tuduhan telah membunuh Sung Sik.
"Ada orang... Ada orang terluka. Sung Sik sudah mati." Tangis Sunbae sambil meronta.
Young Joo adalah seorang detektif yang sangat semangat. Ia sedang menyelidiki kasus korupsi industri. Ia memerintahkan Tim-nya untuk segera bergerak.
Seorang Detektif mendekatinya, Park Hyun Soo untuk menawarkan bantuan karena di tim-nya ada enam orang. Cukup untuk membantu, kan?
"Ayahku selama setahun ini mencari tahu soal kasus ini dan aku baru menyelidikinya selama dua bulan. Jangan sok cari perhatian. Kau bisa membantuku lain kali."
Young Joo lalu mengajak dua anggita Tim-nya, Detektif Kim (jaket coklat) dan Detektif Lee (jaket hitam) agar mengikutinya. Dalam jalannya keluar kantor, ibunya menelfon, mengadu kalau ayahnya pergi lagi dan karenanya ibu harus mengupas bawang putih seorang diri.
Young Joo hanya tersenyum tapi langsung sirna saat melihat ayahnya (Sunbae) dibawa ke kantor dengan tangan diborgol serta wartawan berkerumun menanyakan alasan Ayahnya melakukan pembunuhan.
"Ayah." Panggil Young Joo.
Ayahnya hanya memandangnya sebentar karena Detektif harus membawanya masuk ke dalam. Sementara itu ibunya di telfon berpesan untuk menyuruh ayahnya pulang karena acara mengupas bawang putihnya sudah selesai.
-- Mahkamah Agung --
Hakim Mahkamah agung datang ke Mahkamah Agung.
Di dalam ruangannya, hakim Lee Dong Joon dibantu Gi Yong untuk memakai jubah kebesarannya. Gi Young menjelaskan bahwa hanya ada tiga tokoh berpengaruh di antara pejabat publik di Korea. Presiden, Ketua Mahkamah Agung, dan Hakim Mahkamah Agung.
"Orang yang akan Anda adili hari ini menantunya Hakim Mahkamah Agung. Jadi jangan terlalu kejam mengadilinya. Santai saja, ya?" Pinta Gi Yong.
"Mana bisa hakim hidup santai. Agar aku bisa menghukum orang yang mudah lari dari hukum negara memberikanku jubah ini dan menggajiku."
Gi Young menunjuk mata kirinya yang menghormati Dong Joo tapi mata kanannya mengkhawatirkan Dong Joo. Dong Joo hanya menanggapinya dengan senyum.
Seseorang datang, Hakim Mahkamah agung. Gi Yong pun meninggalkan mereka berdua. Hakim Mahkamah Agung (MA) bernostalgia, tiga puluh tahun lalu, ia memakai ruangan Dong Joon dan saat itu puterinya lahir. Dan sebentar lagi pun dia akan menjadi ibu. Dia membutuhkan suaminya saat dan sesudah dia melahirkan.
"Kulihat kau sudah jadi teladan rupanya. Kau bisa memberi hukuman masa percobaan pada menantuku..." Lanjut Hakim MA
"Sesuatu apapun bisa dijadikan teladan." Sela Dong Joon.
"Apa kau sungguh akan memberikan hukuman pada menantuku?"
"Anda akan tahu sendiri jawabannya di sidang nanti, Pak Hakim Mahkamah Agung." Dong Joon mengakhirinya dengan membungkuk hormat.
Dong Joon mendakwa Hwang In Ho (menantu Hakim MA) enurut hukum pidana khusus untuk kejahatan ekonomi tentang penggelapan. Ia menjatuhi hukuman tujuh tahun penjara dan pidana denda senilai 24 miliar won.
"Terdakwa, Hwang In Ho telah sengaja merugikan perusahaannya sendiri. Kendati demikian Terdakwa telah mengancam hidup para karyawannya dengan penggelapan dana perusahaan. Oleh karena itu, hukuman berat tidak bisa dihindari dalam kasus ini." Dong Joon membacakan itu sambil menatap Hakim MA yang duduk disebelah puterinya.
Kilas Balik...
Hakim MA mengatakan kalau Kasus malpraktek medis di
RS ayah Dong Joon (RS Hangang) akan ditunda oleh Mahkamah Agung. Saat itu Ayah Dong Joon menelfon. Hakim MA berharap pemiliran Dong Joon berubah maka tuntutan yang ditujukan ayahnya juga akan...
Belum selesai Hakim MA bicaranya, Dong Joon menyela. "Pikiran orang bisa berubah kapan saja. Karena itulah dunia tidak pernah berubah. Hakim Mahkamah Agung." Lalu ia menolak panggilan ayahnya.
Kilas Balik selesai...
Dong Joon melanjutkan membacakan keputusannya bahwa Hwang In Ho akan ditahan di bawah penanganan pengadilan. Ia mengakhirinya dengan mengetuk palu.
Nama ayah Young Joo adalah Shin Chang Ho. Berita soal penangkapannya disiarkan di TV dan semua detektif rekan Young Joo menontonnya.
"Shin Chang Ho merupakan orang yang pernah melakukan 2 aksi kriminal dan dikenal selama ini telah susah payah mencari nafkah. Pihak kepolisian meyakini motif pembunuhannya adalah rasa kebencian pribadi karena status keuangannya. Sang Korban, Kim-ssi tak lain adalah rekan kerjanya di SBC Network."
Semua menyadari kehadiran Young Joo dan langsung mematikan TV-nya.
Young Joo bergerak menuju suatu ruangan dan Hyun Soo mengikutinya. Young Joo menjelaskan kalau ayahnya dihukum karena yakin akan pendiriannya dan dia dihukum karena melindungi informannya. Karena itulah dia pernah jadi mantan narapidana dua kali.
Young Joon akan membuka pintu ruangan yang ditujuanya tapi Hyun Soo menahannya. Young Joo harus menulis laporan dan mengajukan permohonan formal terkait kasus ayahnya. Young Joo bergegas karena kasus ayahnya akan segera dialihkan ke kejaksaan.
"Hyun Soo-ya. Kau bisa mengajariku? Kejaksaan ingin menangani kasus ayahku sebagai kasus pembunuhan. Keberadaan dan semua bukti pasti akan direkayasa oleh mereka. Apa ada cara lain untuk menyelamatkan ayahku?"
Maka Hyun Soo pun mengijinkan Young Joo untuk membuka pintu itu. Ternyata di dalam sedang ada rapat antara Kepala polisi dan para detektif kasus Ayah Young Joo.
Young Joo mengenalkan diri sebagai detektif dan juga anak Shin Chang Ho. Ia menunjukkan bukti kalau ayahnya tidak bersalah. Mulai dari foto perjalanan keluarganya bersama korban yang menunjukkan kedekatan ayahnya dengan korban untuk menampik tuduhan bahwa ayahnya memiliki dendam pada korban.
"Shin Chang Ho adalah seorang podcaster an selama ini melacak korupsi yang dilakukan beberapa industri. Kim Sung Sik mencoba menyerahkan bukti-bukti terkait kepada Shin Chang Ho yang dilarang oleh SBC dan..."
"Tidak ada tersangka selain Shin Chang Ho." Sela Kepala Polisi.
"Ada. Orang yang diuntungkan dari kasus inilah pelaku sesungguhnya."
Young Joo menampilkan slide mengenai Firma Hukum Taebaek yang merupakan firma hukum terbesar di Korea. Mereka memiliki lebih dari 800 pengacara. 100 orang penasehat terdiri dari mantan perdana menteri, menteri, wakil menteri, dan anggota MPR/DPR. Taebaek memang firma hukum terkemuka.
Taebaek bertanggung jawab atas semua kasus korupsi industri. Juga, Pengacara Senior Choi Il Hwan memasukkan orang yang didakwa tuduhan kasus korupsi tersebut ke firma hukum mereka dan dijadikan penasehat hukum firma tersebut. Choi Il Hwan diancam oleh Kim Sung Sik dan penyelidikan yang ditangani Shin Chang Ho...
"Baiklah. Serahkan buktinya pada tim kami. Nanti akan kuperiksa." Sela Kepala Polisi.
"Saya akan menyerahkan buktinya setelah hal ini ditayangkan di TV malam ini." Jawab Young Joo.
"Apa kau sudah membocorkan buktinya? Kau sudah melanggar aturan. Kau kirim kemana buktinya?"
"Yang lebih penting dari hal tersebut adalah memeriksa apakah bukti-bukti tersebut dapat dipercaya. Anda harus... menyelidiki ulang kasus ini dari awal, Pak."
Young Koo menemui ayahnya di ruang interogasi, Pertama ia menyampaikan kalau Pemakaman Kim Sung Sik Ahjussi berjalan lancar. Tuan Shin menanyakan soal pertemuan keluarga. Young Joo menundanya, Hyun Soo sudah bicara dengan orang tuanya.
"Aku sekarang berurusan dengan Firma Hukum Taebaek." Aku Young Joo.
"Young Joo-ya." Tuan Shin tidak setuju.
Young Joo menggenggam tangan ayahnya. Dari proyek kapal selam dalam negeri, proyek helikopter hingga proyek pelindung tubuh. Taebaek terlibat dengan tindak korupsi yang dilakukan industri keamanan. Young Joo meminta ayahnya menyerahkan bukti yang dipunyainya oadanya dan ia akan menyelidikinya.
"Kau saja yang serahkan data yang kau punya pada Ayah, maka Ayah akan menyelidikinya. Kau harus melakukan pekerjaanmu."
"Ini memang pekerjaanku. Aku polisi."
"Sung Sik meninggal. Orang-orang itu pun membunuh seseorang. Young Joo-ya. Ayah takut. Ayah tidak ingin kau terluka."
"Ayah."
Seorang Detektif masuk mengabari kalau ia baru saja dapat hasil dari Layanan Forensik Nasional. DNA Tuan Shin ditemukan pada mayat Kim Sung Sik.
"Itu memang karena ayahku menyeret tubuhnya." Jawab Young Joo.
"Mereka juga menemukan noda darah pada pakaian Shin Chang Ho." Timpal detektif yang satunya lagi.
Detektif yang pertama akan membawa Tuan Shin tapi Young Joo masih berusaha menghalangi hal itu, mengatakan Ayahnya tidak punya motif pembunuhan. Jadi mereka tidak bisa menahannya.
"Dia ini punya utang. Kim Sung Sik mentransfer 30 juta won ke rekening ayahmu pada bulan Oktober tahun lalu." Jelas Detektif pertama sambil menunjukkan buktinya.
Maka Young Joo tidak bisa lagi membantah, ia membiarkan mereka membawa ayahnya. Tuan berjanji pada Young Joo akan segera keluar, 'Mereka' tidak akan bisa menangkapnya atas kejahatan yang tidak ia lakukan.
"Young Joo, sampaikan ibumu kalau dia tidak perlu khawatir dengan Ayah." Lanjut Tuan Shin.
Young Joo pulang, saat itu ibunya sedang menonton berita mengenai ayahnya dan hitang itu disebut-sebut. Young Joo langsung mematikannya, ia menenangkan ibunya kalau bukti itu pasti diada-ada, Ibu kan tahu sendiri ayah itu bagaimana.
"Ibu... Ibu yang meminjamnya. Si pemilik apartemen ingin menaikkan harga sewa, tapi Ibu tidak ingin menggunakan uang tabungan pernikahanmu. Ayahmu tidak tahu apa-apa soal itu. Bagaimana ini, Young Joo? Ibu hanya meminjam uang agar kita bisa makan dan hidup. Tak kusangka ayahmu terkena masalah ini karena hal itu. Bagaimana ini?"
Young Joo pun terduduk lemas mendengarnya.
-- Rumah Sakit Hangang --
Dong Joon datang dan ayahnya sudah menunggunya di depan, Direktur Lee Ho Bum. Direktur Lee memimpin jalan sambil mewanti-wanti kalau Dong Joo sebaiknya belajar menundukkan kepala.
"Aku menangani kasusnya sesuai hukum. Dan hakim akan memutuskan kasus malpraktek medis Ayah menurut hukum. Jika Ayah mencoba berurusan dengan hasil putusanku lagi, Ayah akan..."
Dong Joo tidak melanjutkan kata-katanya karena di ruangan ayahnya ada orang yang tidak asing, Pengacara Senior Choi Il Hwan dari Firma Hukum Taebek sudah menunggunya bersama sanga Puteri Choi Soo Yeon yang kelihatan sangat sombong.
Direktur Lee duduk di kursinya. Sementara Pengacara Choi menyuruh Dong Joon duduk maka Direktur Lee juga akan duduk dan Direktur Lee pun berdiri. Sementara Soo Yeon tersenyum senang.
Young Joo yang akan pergi ke kejaksaan dan menemui jaksa. Hyun Soo mengingatkan, Orang yang bersangkutan tidak seharusnya menemuinya sebelum sidang. Young Joo kesal karena tidak ada yang bisa ia lakukan untuk ayahnya.
"Young Joo-yah. Hakim untuk kasus ayahmu sudah ditentukan. Hakim Lee Dong Jun yang akan menangani kasus ayahmu. Dia memvonis hukuman penjara kepada Ketua Ijin Group Life. Dia menyimpulkan kalau si saksi tidak bersalah. Dia menahan menantu Hakim Mahkamah Agung di tangan pengadilan. Young Joo, aku yakin hakim ini akan memvonis ayahmu dengan putusan yang adil."
"Hakim... Lee Dong Joon?" Gumam Young Joo.
Pengacara Choi berbasa basi, lebih dari 20 tahun, Direktur Lee sudah jadi dokter keluarganya. Jadi mereka ssama saja sudah seperti keluarga. Dan tak ia sangka mereka akan jadi keluarga sungguhan.
Ibu tiri Dong Joon akan mengatur hari pernikahannya sebelum musim semi berakhir. Mei bisa, 'kan? Ia memang tidak melahirkan Dong Joon, tapi dia sudah seperti anak kandungnya.
"Meskipun aku anak ayahku... kami sepenuhnya
bukan keluarga." Ucap Dong Joon sambil menatap foto keluarga.
Pengacara Choi hanya tersenyum. Setelah pernikahan ia menyuruh Dong Joon bekerja di firmanya selama beberapa tahun saja lalu lanjut kuliahlah ke Amerika Serikat ambil gelar MBA dan pastikan dapatkan ijazah lalu pasang di dinding bersandingan dengan milik Direktur Lee.
"Aku juga tidak ingin menjadi keluarga Anda, Presdir." Kata Dong Joo.
"Dong Joon-ah." bujuk Direktur Lee.
Dong Joon menjelaskan, ayah dan ibunya saat ini telah membuat namanya tercantum di Kartu Keluarga mereka setelah ia umur 20. Jadi Presdir Choi akan mengira kalau ia akan mendukungnya karena hal itu.
"Benar." Jawab Presdir Choi.
"Apa menurut Anda Taebaek bisa terbantu jika Anda menjadikan hakim terkenal seperti saya menjadi menantu Anda?"
"Benar. Kau hakim terkenal, jadi hal itu bisa menolong firma-ku. Kau tak punya keuntungan, jadi lebih mudah kau mendukungku. Tidak ada pohon yang tumbuh sendirian. Lagipula kau juga nanti akan berlutut. Jika kau membungkuk padaku, dunia ini akan kuberikan padamu."
"Pelaku Hukum. Artinya seorang pencuri yang memuaskan keinginan egoisnya memanfaatkan hukum. Banyak orang bilang Firma Hukum Taebaek adalah pelaku hukum. Saya tidak belajar hukum buat menjadi seorang pencuri."
Presidr Choi tertawa, Dong Joon tidak bisa selalu hidup menurut hukum, harus belajar melanjutkan hidup. Dong Joon mendesah, jika Presdir Choi butuh orang yang bisa dmanfaatkan, cari saja di di tempat lain, ia akan hidup sebagai seorang hakim.
Dong Joo akan bangkit tapi terhenti karena kata-kata Presdir Choi. Hakim juga punya masa kerjanya, Mereka diangkat lagi setiap 10 tahun. Ada sekitar tiga hakim dikecualikan dari pengangkatan kembali selama 30 tahun terakhir.
Gi Yong menelfonsaat itu memberitahukan ada Surat Pemberitahuan Pengangkatan Kembali. Apa ini? Apa Dong Joon dipecat? Padahal Dong Joon itu berhak dapat sertifikat penghargaan. Omong kosong apa ini?
Dong Joon menutup telfon dan menatap Presdir Choi. Presdir Choi melanjutkan perkatannya, akan ada empat hakim yang dikecualikan dari pengangkatan kembali. Hakim yang dikecualikan dari pengangkatan kembali akan disidang oleh komite. Ketua komitenya adalah Hakim Mahkamah Agung Jang Hyun Guk.
"Dialah salah satu orang yang memutuskan pengangkatan kembalinya dirimu. Dia mungkin orang yang tidak bisa bersyukur, tapi dia orang yang cukup lama menyimpan dendam. Jika seorang hakim yang menentang Hakim Mahkamah Agung menjadi menantuku, sudut pandang orang lain terhadap Taebaek pasti akan berubah. Aku dengan senang hati menolongmu agar tak jatuh ke dalam rawa. Bagaimana menurutmu? Kau ingin berjabat tangan denganku?"
Soo Yeon menyuruh Dong Joon menjabat saja tangan ayahnya, lagipula ini cuma kesepakatan saja. Ia juga tidak butuh suami yang baik, asal Dong Joon jangan ganggu dirinya.
Dong Joon ternyata tetap berdiri, ia memberi hormat lalu berharap Presdir Choi bisa mencari orang lain. Dong Joon meninggalkan ruangan ayahnya tanpa mengindahkan panggilan ayahnya.
Direktur Lee minta maaf pada Presdir Choi, nanti ia akan bicara baik-baik lagi dengan Dong Joon. Presdir Choi melarangnya, orang tua mana bisa marah-marah pada anaknya. Nanti Dong Joon juga akan sadar sendiri seiring waktu. Sama seperti putrinya.
Dong Joon menemui Hakim MA, ia langsung menanyakan mengenai Undang-Undang Organisasi Konstitusi, Pasal 45, Ayat 2. Isinya menunjukkan alasan untuk diskualifikasi.
"Tolong beritahu saya. Atas dasar apa saya didiskualifikasikan?"
"Aku akan memberitahu putusannya di pengadilan. Sama seperti yang kau lakukan."
"Saya akan menemui personel komite dan membuktikan diri kalau saya tidak pantas didiskualifikasi. Saya akan memberitahu mereka kalau saya diperlakukan tidak adil berdasarkan perasaan pribadi. Maka Anda akan berada dalam masalah. Hakim Mahkamah Agung."
Tapi kelihatannya Hakim MA tidak gentar dengan ancaman Dong Joon itu.
Saat persidangan Ayah Young Joo. Jaksa membacakan kejahatan Ayah Young Joo selain tuduhan pembunuhan, yaitu melakukan aksi pemogokan ilegal. Anggota serikat pekerja pun khawatir dengan keuangan perusahaan dan mereka sulit kembali bekerja. Namun Ayah Young Joo bersikukuh tidak ingin bekerja, yang menyebabkan dia akhirnya dipecat. Dialah seorang jurnalis anti-sosial.
Dong Joon langsung bertanya pada Tuan Shin, kenapa Tuan Shin tidak kembali bekerja. Tuan Shin adalah seorang wartawan luar biasa. Jika menerima tawaran dari perusahaan, bisa saja menjadi direktur yang bertanggung jawab atas ruang berita.
"Kondisinya saat itu saya harus mengabaikan tindakan penyalahgunaan dana perusahaan." Jawab Tuan Shin
"Itu tidak benar. Terdakwa sudah didakwa beberapa kali atas pencemaran nama baik." Bantah Jaksa.
Dong Joon kembali menanyai Tuan Shin, apakah tidak menyesali keputusannya karena sepertinya hidupnya makin susah semenjak di-PHK.
"Karena itulah yang mereka inginkan. Agar saya menyesal." Jawab Tuan Shin.
Dong Joon mengerti dan ia akan menunda argumen terdakwa. Jaksa protes tapi Dong Joon tidak menjawabnya, malah menyuruh pengacara untuk melengkapi bukti-bukti dan dokumen terkait kemudian serahkan padanya, ia akan memeriksanya secara menyeluruh. Young Joo lega mendengarnya.
Young Joo sengaja menabrakkan mobilnya ke mobil Dong Joon agar bisa bertemu Dong Joon. Ia tidak diizinkan bicara dengan orang dari Departemen Kehakiman.
"Taati hukum saja. Kau bisa serahkan bukti tambahan lewat..."
"Ayahku orang yang taat hukum... tapi akhirnya ayahku malah berakhir seperti ini, Yang Mulia Hakim."
Mereka lalu pindah ke kafe. Disana Young Joo menunjukkan bukti-bukti. Waktu perkiraan kematian Kim Sung Sik pukul 05:10 pagi tapi saat itu ayahnya sedang di jalan dan tiba di lokasi pemancingan pukul 05:40.
"Hasil otopsi punya batas error satu jam. Kau sudah dapat rekaman..."
"Ponselnya hilang di TKP. Ayahku dijebak."
"Jika kau ingin mengeluarkan dia dari jebakan, kau harus mengambil ponselnya dari lokasi pemancingan itu untuk membuktikan dia tidak bersalah."
"Jaksa Penuntut Umum pasti harus membuktikan kalau dia bersalah. Sejak kapan korban harus membuktikan dirinya tidak bersalah di dunia ini?"
Dong Joon melihat-lihat bukti yang dibawa Young Joo, ia tahu semua itu di dapatnya secara ilegal termasuk rekaman CCTV. Jadi ia melarang Young Joo menyerahkan bukti itu.
Young Joo harus membuktikan ayahnya tidak bersalah, ia harus mencari cara walaupun caranya ilegal di dunia ini. "Apa aku yang membuat dunia seperti itu? Aku harus bagaimana? Kekuasaan, dan pengaruh akan dunia ini, semuanya milik mereka yang tak bertanggung jawab. Aku harus menemui mereka, walaupun aku tak ingin menemui mereka. Aku butuh mereka. Aku sangat membutuhkan mereka."
Kata-kata Young Joo itu menggugah hati Dong Joon. Dong Joon tidak bisa membuat hasil putusan berdasarkan bukti yang tak bisa ia lihat. Namun, iaaku tidak akan mengabaikan bukti konkret. Ia jamin hal itu.
Setelahnya, Dong Joon berdiri di depan suatu gedung. Kata-kata Young Joo mengenai hebatnya kekuasaan dan ia juga teringat kata Presdir Choi yang akan memberinya dunia ini. Maka ia pun mantap melangkah masuk menuju gedung itu yang ternyata adalah gedung Firma Hukum Taebek.
Ternyata banyak orang yang ingin bertemu dengan Presdir Choi. Tapi terkhusus Dong Joon bisa langsung masuk bahkan menyela orang-orang yang sudah antri dari tadi.
Song Tae Gon, Kepala Sekretaris |
Orang yang menyeleksi siapa yang boleh masuk ternyata Sunbae-nya Dong Joon. Tapi dia tidak mau dipanggil Sunbae soalnya Dong Joon itu hakim dan ia hanyalah jaksa sponsor, jadi panggil saja pakai nama.
"Aku sadar kalau kau itu tidak punya surat izin jaksa."
"Aku boleh saja tak punya surat izin, tapi aku punya kemampuan." Jawab Sunbae itu sambil memberi Dong Joon kartu namanya.
Tae Gon mengingatkan, karena hasil putusan Dong Joon ia jadi susah, ia mendekam tiga tahun di penjara.
Sebelum masuk, Dong Joon harus meninggalkan jam tangan dan ponselnya. Dimasukkan ke laci yang dikunci dengan sidik jari pemilik (Dong Joon).
"Mereka memanfaatkan kita ketika mereka butuh. Mereka mengkhianati kita ketika kita tak dibutuhkan." Jelas Tae Gon.
Dong Joon masuk tepat saat Presdir Choi sedang bicara di telfon.
"Dia sudah jadi hakim selama 10 tahun. Setidaknya kita harus memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Tunda tanggal hasil putusan."
Dong Joon heran, bagaimana Presdir Choi bisa tahu alasannya kesana?
"Bukankah kau bilang kalau aku ini pelaku hukum? Pelaku hukum pasti punya orang yang bisa dimanfaatkan. Silakan duduk."
"Saya akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membela diri. Terima kasih."
Dong Joon akan pergi tapi Presdir Choi malah minta maaf karena sudah membuat Dong Joon membela diri,
"Sudah kubilang padamu kalau Hakim MA Jang Hyun Guk adalah ketua personil komite." Presdir Choi mengingatkan.
"Ada delapan anggota komite. Mereka tidak akan mengeluarkan hasil putusan mereka menuruti perasaan pribadi ketua terhadapku."
"Kau hakim yang menangani kasus penggelapan pajak yang ditujukan pada Pengacara Lee Sung Min, 'kan? Kau juga menjebloskan Presedir Bae Jung Man ke penjara karena keterlibatannya dalam proses penerimaan korup. Merekalah... para anggota komite itu. Terdiri dari Ahn Chi Young, Seo Gi Su, Choi Jin Gu, Park Sang Jin, Kang Ji Ho, dan Cho Soon Ho."
"Hwang Kyu Baek. Dia ayahnya Presedir Lee Dae Myung. Kau hakim ketua yang menangani kasus kekerasan seksual dan memberikan hukuman maksimum padanya." Lanjut Presdir Choi.
Dong Joon tidak percaya, ada juga peraturan komite. Bagaimana bisa komite dibentuk dengan orang-orang seperti itu?
"Kejahatan memang tidak pernah tidur. Hakim MA Jang Hyun Guk juga tidak pernah tidur." Jawab Presdir Choi.
>
EmoticonEmoticon