Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 16 Part 1
Jung Suk meminta pada Bos Kim untuk pindah ruangan dengan menggunakan kedudukannya.
Jung Suk
beralasan kalau Bos Kim membuatnya tidak nyaman karena selalu menerobos masuk
ke ruangannya seolah ruangan itu adalah ruang tamu pribadi Bos Kim!
"Baiklah,
baik. Aku tidak akan ke sana lagi. Puas sekarang? Jadi, tidak bisakah kau tetap
di sana?Kumohon? Sofa dari Italia, meja kerja ukiran tangan, serta kursi
terbaik dan terbaru kami letakkan di sana khusus untukmu! Sulit memindahkan
semua itu, tahu!
Jung Suk
setuju, ia tidak akan pindah ruangan tapi ia mengancam akan mengundurkan diri.
Bos Kim kelabakan dan mau tak mau menyetujui permintaan Jung SUk itu. Jung Suk
menginginkan kalau prosesnya harus dipercepat.
Jin Yi mengobrol dengan ha Na di atap, mereka membahas soal Jung SUk yang tiba-tiba pindah raungan. Ha Na yakin kalau itu karena Jung Suk tidak ingin melihatnya.
Jin Yi tak
percaya, ia yakin hal yang paling ingin Jung SUk lalukan adalah selalu melihat
Ha Na karena mereka baru mulai berkencan.
"Kami...
sudah berpisah." Aku Ha Na.
Jin Yi
terkejut mendengarnya, ia yakin pasti Jung SUk yang memutuskan makanya sekarang
heboh minta pindah ruangan.
"Kenapa?
Apa alasan yang membuatnya ingin berpisah?"
Ha Na hanya
menangis dan Jin Yi memeluknya untuk menghibur. Gong Myung tak sengaja melihat
mereka.
Dong Young meminta kopi Ki Bum, ia hanya membawa gelas kosong. Ki Bum memberikannya tapi dengan syarat tidak ada isi ulang.
Chae Yeon
datang, ia mengangitkan pada mereka untuk serius belajar karena ujian PNS
tinggal 3 bulan lagi.
Dong Young
bertaruh pasti Chae Yeon akan lulus ujian PNS karena mengikuti ujian akademi
dengan sangat baik. Chae Yeon juga yakin hal itu, ia harus lulus dan keluar
dari Noryangjin.
Dong Young juga.
Setelah keluar dari sana, ia bahkan tidak akan pernah lagi buang air kecil di
seluruh penjuru Noryangjin (menunjukkan rasa bosan/kesal pada wilayah
tersebut).
Kalau Ki Bum
tetap akan kembali kesana meskipun lulus nanti. Ia ingin kembali dan melakukan
semua hal menyenangkan yang sampai saat ini belum sempat ia lakukan.
"Apa?
Maksudmu selama ini kau tidak bisa main karena sibuk belajar? Lalu, waktu yang
kau habiskan berkeliaran kesana kemari dan melakukan hal gila itu kau sebut
apa?" Tanya Dong Young.
Ki Bum
membantah, ia tidak pernah melakukan apa-apa, ia benar-benar menahan diri
selama ini, tahu! Ia masih memiliki aturan meskipun ia tukang bikin masalah.
Ki Bum tidak menyanyi lebih dari lima lagu saat di
tempat karaoke. Itulah aturannya selama belum lulus. Setelah lulus, ia akan
menyanyikan 50 lagu, terus bernyanyi sampai suaranya habis!
Selama ini,
ia pun hanya minum tiga gelas. Tapi nanti, ia akan minum 30 gelas! Glug, glug,
glug.
"Yeah,
tentu. Terserahlah. Kau harus memiliki hal-hal yang ingin kau lakukan setelah
lulus untuk menghibur dirimu sendiri." Jawab Dong Young.
Ki Bum
bertanya, apa mereka (Chae Yeon dan Dong Young) tidak memiliki keinginan dan
tiba-tiba ia mendapat ide.
Selanjutnya mereka berada di bukit. Ki Bum membawa kaleng. Ia meminta semua untuk menulis keinginannya masing-masing tentang hal yang paling mereka kalian lakukan setelah lulus.
Ia
memasukkan miliknya terlebih dahulu ke kaleng lalu milik Dong Young dan Chae
Yeon juga.
"Kita
akan mengubur ini dan membukanya kembali setelah lulus nanti." jelas Ki
Bum.
Chae Yeon
agak ragu, haruskah mereka benar-benar harus melakukan sesuatu yang kekananakan
seperti itu?
Ki Bum
menjelaskankalau mereka harus menentukan tujuan dalam hal remeh sekalipun!
Dengan begitu, mereka bisa sukses!
"Kau
belum pernah mendengarnya? Kita menentukan tujuan kita sekarang, jadi mari
berjuang dengan keras dan lulus!"
Chae Yeon
pun memasukkan miliknya dan Ki Bum menutup kalengnya rapat-rapat lalu
menguburnya.
Ha Na masih larut dalam patah hatinya, tapi kemudian ia menegaskan pada dirinya sendiri untuk tidak terus seperti itu.
"Pikirkan
saat pertama kali kau datang ke Noryangjin. Fokus saja untuk bekerja."
Baru mulai
bekerja Ha Na terganggu dengan suara musik yang diputar keras-keras. Ha Na
mencoba untuk tetap fokus, tapi beberapa saat kemudian dimejanya ada beberapa
botol minuman kosong dan saat ini Ha Na meminum minuman terakhir yang masih ada
isinya. Setelahnya ia menangis.
Selanjutnya, Ha Na menari mengikuti irama lagu.
"Aku harus hidup meskipun sedih. Aku
harus hidup karena aku sedih. Aku hanya akan tahu dengan pasti ketika kehidupan
ini berakhir."
Dan yang
terakhir, ia mengambil tisu toilet untuk menari, lebih mirip upacara pengusir
setan sih...hehehe
"Alasan
mengapa aku hidup seperti ini. Dia yang berduka ketika aku pergi menunjukkan
bahwa aku tetap bahagia meski dalam kesedihan."
Ha Na mendengar suara tetesan air, ia mengira itu hujan, bahkan langitpun juga ikut menangis karena memahami perasaannya saat ini.
Lalu Ha Na
mengintip keluar tapi ia malah melihat kaki seseorang. Ternyata itu bukan hujan
melainkan orang yang sedang kencing di jendela Ha Na (rumah Ha Na di bawah
tanah).
"Baiklah,
teruskan saja kencing di sana! Hidupku sudah berantakan. Kau mengencingi
rumahku pun tidak akan mengubah keadaan. Kencing sepuasmu agar tempat ini
kebanjiran, sialan! Kencing saja! Kencing!" Ujar Ha Na putus asa.
sampai Ha Na tertidur pun suara musik itu masih ada. Ha Na jadi tidak bisa tidur, ia menendang-endang selimut dengan kesal tapi malah ia jatuh dari tempat tidur.
Ha Na
menangis kesal dengan mata tertutup.
Di akademi, Ha Na tak sengaja berpapasan dengan Jung Suk saat keluar dari lift. Jung Suk mengabaikan Ha Na, karena itu Ha Na berdiam diri di depan lift bahkan sampai pintu lift tertutup dan membawa Jung Suk.
Ha Na kembali menangis di atap, Gong Myung lagi-lagi tak sengaja melihatnya.
Namun sangat berbeda dengan Jung Suk yang tetap bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Tapi ternyata Jung Suk tidak demikian, ia tetap teringat dengan Ha Na, saat ia minum sendirian ia memandangi foto mereka berdua saat memenangkan taruhan mendaki. Senyum terbentuk dibibirnya tapi cuma sampai disitu saja.
Ha Na minum sendirian juga malam itu. Ia mendesah beberapa kali.
Sementara
Gong Myung menenggelamkan diri dalam belajar.
Hari-H Ujian PNS.
Akademi Bos
Kim membagi-bagikan minuman untuk murid-murid mereka yang akan mengikuti ujian
tersebut.
Baru
sebentar Jin Yi sudah kelelahan dan ia duduk beristirahat. Bos Kim
memprotesnya, kenapa Jin Yi belakangan ini kau kacau sekali,?
"Apa
maksudmu, Direktur?"
Tiba-tiba
suara Jung Suk menegur mereka. Bos Kim sudah siap-siap sembunyi tapi ternyata
itu cuma Jin Woong yang sedang cosplay menjadi Jung Suk.
Baik Jin Yi
dan Bos Kim menyuruhnya untuk melepaskan topeng itu karena mereka sangat
terganggu. Bos Kim memberikan snak untuk dibagi-bagikan pada Jin Woong.
Jin Yi
menatap Ha Na, Ha Na lalu ijin untuk membagi-bagikan snack ke sebelah lain.
Ha Na bekerja keras membagikan snack sampai ia bertemu Gong Myung yang juga akan mengikuti ujian. Gong Myung belajar dengan keras karena dibanding siapapun, ia begitu ingin lulus.
"Lakukan
yang terbaik selama ujian." Ha Na menyemangatinya.
Gong Myung
mengajak Ha Na ketemuan setelah ujian selesai, ada yang ingin ia bicarakan.
Tanpa menunggu jawaban Ha Na, Gong Myung pergi.
Ha Na teringat janjinya pada Gong Myung waktu itu. bahwa dia bersedia mengabulkan satu permintaan Gong Myung.
Gong Myung, Chae Yeon dan Dong Young mengerjakan semua soal dengan mudah, cuma Ki Bum seorang yang kelihatannya banyak bimbang memilih jawaban mana yang terbaik.
Jin Yi mual-mual saat makan gurita, sebenarnya ia sudah menolak tapi Bos Kim memaksanya. Ha Na khawatir karenanya.
Jin Yi
mengatakan kalau ia baik-baik saja. ia hanya sedang hamil karena melakukan
hubungaan semalam akibat mabuk.
Ha Na
terkejut, apa orang itu tahu kalau Jin Yi hamil. Jin Yi tidak akan memberitahu
pria itu, bahkan Min Ho yang begitu ia inginkan untuk menikahinya, tidak bisa
menerima kemungkinan ia hamil.
"Lalu,
bagaimana kau pikir 'pria satu malam' itu akan
menggila jika mengetahui hal ini? Dia bisa benar-benar gila. Aku tidak
ingin terluka lagi."
Lalu apa
yang akan Jin Yi lakukan. Jin Yi dengan yakin menjawab kalau ia akan
membesarkan bayinya sendirian. Selama ini, ia hidup kesepian tanpa sanak
keluarga. Tapi, akhirnya ia mendapatkan seorang anggota keluarga baru sekarang!
"Anak
ini adalah anugerah dan aku akan membesarkannya dengan baik."
Dan ia
meminta Ha Na untuk merahasiakan kehamilannya dari siapapun. Ha Na mengerti.
Jin Woong cosplay lagi. Ia menyebut kalau kualitas gurita disana melebihi ekspektasinya. Bos Kim malah memukulnya.
"Aku
selalu ingin memukul Sampah Kualitas Tinggi itu setiap kali dia mengungkit soal
kualitas. Sekarang, terasa sedikit lebih baik." Aku Bos Kim.
Jin Woong
melepas topengnya, ia menyayangkan Jung Suk yang tidak berpartisipasi hari ini.
Bos Kim menjelaskan kalau tutor kelas atas seperti Jung Suk tidak memiliki
waktu melakukannya, harus menyiapkan kelas khusus di mana akan menjawab
soal-soal ujian tadi dan akan disiarkan secara nasional.
Ha Na dan Jin Yi kembali bergabung bersama mereka. Bos Kim menyruh mereka untuk cepat makan karena harus bergegas dan menyuruh murid-murid menyaksikan siaran langsung akademi mereka.
Jin Yi ijin
pulang duluan dengan alasan kurang enak badan,
"Kenapa
sih Profesor Hwang? Benar-benar! Dia menjadi sangat pemilih soal makanan, jika
tidak ingin makan selalu berkata tidak enak badan. Tapi kalau ingin, dia makan
dengan sangat lahap. Berat badannya juga terlihat tidak stabil. Dia bersikap
persis seperti istriku ketika sedang hamil." Ujar Bos Kim setelah jin Yi
pergi.
Membuat Jin
Woong tersedak dan Ha Na malah membentak Bos Kim yang bicara tidak-tidak, ia
berbohong kalau Jin Yi hanya mengidap gastritis!
Ha Na, Jin Yi dan Jin Woong melakukan promosi siaran khusus untuk menunjukkan jawaban soal-soal ujian. Tapi Jin Yi sudah kelelahan jadi Ha Na menawarkan diri untuk melakukan sisanya dan meminta Jin Yi dan Jin Woong untuk kembali saja.
Jin Woong
setuju dengan Ha Na, lagian mereka juga harus kembali untuk memeriksa soal-soal
ujian.
Sementara itu, di akademi Bos Kim gugup meenghadapi siaran langsung ini. Ia memastikan pada pegawai yang mempersiapkan aiaran langsung. kemudian Jung Suk datang.
Bos Kim
mengatakan kalau soal sudah ia letakkan di meja Jung Suk. Jung Suk mengerti dan
bergegas ke ruangannya.
"Kehormatan
akademi kita dipertaruhkan di sini! Kau mengerti itu, kan? Kau harus melakukan
pekerjaanmu dengan baik, Profesor Jin! Semoga berhasil!" Teriak Bos Kim.
Ha Na dan petugas lain sudah selesai membagikan snack dan minuman. Petugas akan memasukkan sisanya ke dalam van milik akademi lalu mengembalikannya ke akademi. Maka Ha Na pun pergi dan menyerahkan sisanya pada mereka.
Ha Na
mendapat telfon dari Gong Myung yang mengajaknya bicara langsung karena
sekarang Gong Myung sudah ada di jalan tepatnya di seberang Ha Na.
Ha Na yang
akan menghampiri Gong Myung. Lampu hija untuk pejalan kaki sudah menyala. Ha Na
berjalan pelahan menuju Gong Myung tapi tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang
kearahnya.
Gong Myung
berteriak mengingatkan tapi terlambat, Ha Na tertabrak dan tumbang ke jalan.
Jin Yi dan Jin Woong sampai di akademi mereka menerima soal dari petugas dan karena Ha Na tidak ada maka Jin Yi menawarkan diri untuk memberikan soal pada Ha Na.
Jin Yi
menelfon Ha Na tapi yang mengangkat Gong Myung dan Gong Myung mengabarkan kalau
Ha Na sekarang di rumah sakit karena mendapatkan kecelakaan. Jin Yi minta Gong
Myung memberikan ponsel pada Ha Na tapi Ha Na ternyata belum sadarkan diri.
"A-apa?
Separah apa kecelakaannya sampai dia tidak sadarkan diri?" Tanya Jin Yi
panik.
Mendengar
kalimat Jin Yi itu, Jin WOong juga ikutan panik mendengar Ha Na kecelakaan. Jin
Yi tidak memperdulikan Jin Woong, ia bertanya pada Gong Myung dirumah sakit
mana Ha Na dirawat saat ini.
Jung Suk tak sengaja mendengar percakapan Jin Yi barusan dan ia melotot kaget.
Bos Kim mengecek satu persatu tutor yang akan melakukan siaran langsung. Bos Kim meminta mereka untuk melakukan sebaik mungkin jangan sampai ada kesalahan.
Kecemasan
muncul saat Dong Young melapor pada Bos Kim kalau Jung Suk menghilang.
Saat ini Jung SUk sedang memacu mobilnya sekencang mungkin menuju rumah sakit Ha Na, disampingnya ada ponsel dan Bos Kim menelfonnya berkali-kali namun ia hiraukan.
Sampai pada
akhirnya ia melihat Ha Na sedang ditangani. Raut wajah lega terlukis diwajahnya,
ia akan mendekat namun tidak jadi karena ternyata Gong Myung ada di samping Ha Na.
Jung SUk pun
harus puas hanya dengan melihat Ha Na dari jauh.
Gong Myung kemudian mendapat telfon dari Dong Young. Jung Suk pada akhirnya menangis dikursi tunggu.
Bos Kim panik sekali karena Jung SUk tak kunjung muncul padahal jatahnya sebentar lagi. Seseorang melapor kalau ia meminta Profesor Baek Sun Ho untuk menggantikan Jung Suk.
Bos Kim
memberi nasehat pada Profesor baek, biasanya, hanya tutor kelas atas yang
melakukan hal ini! Jdi Anggaplah sebagai kesempatan sekali seumur hidup, dan
jangan melakukan kesalahan apa pun.
Tapi sesaat
kemudian Jung Suk muncul, Bos Kim sangat kesal dan bersumpah akan melakukan
perhitungan dengan Jung Suk nanti jika siarannya kelar.
Dan
mengejutkannya lagi, Jung Suk berhasi melakukan siaran dengan baik tanpa
kesalahan. benar-benar profesional.
Gong Myung dengan setia menunggui Ha Na hingga Ha Na membuka matanya.
Chae Yeon menghitung nilainya. Ia tersenyum senang mengetahui scrore yang dicapainya kali ini. Dong Young mengakui kalau nilai Chae Yeon itu sempurnya, sementara dirinya berhasil melampaui nilai minimal tahun kemarin.
"Seharusnya
bisa lulus dengan skor ini, kan?" yakin Dong Young.
Hanya Ki Bum
yang tidak bersemangat, bahkan ia tidak menyelesaikan menjumlah semua nilainya
karena hasilnya sudah jelas.
Kedua
temannya menatapnya dengan iba. Ki Bum memastikan kalau ia baik-baik saja. Ia
selalu mengatakan bahwa ia akan lulus ujian ini seperti lari maraton!
"Sudah
kubilang, aku berencana lulus dalam tahun kelima. Jadi, aku masih memiliki dua
tahun tersisa."
Dong Young
mengakui itu, karena belakangan ini Ki Bum benar-benar belajar dengan keras.
Jika Ki Bum terus seperti itu, Ki Bum pasti bisa lulus pada ujian selanjutnya.
Ki Bum
membenarkan, lalu mengingatkan kalau mereka seharusnya membuka kapsul waktu
mereka sekarang. Chae Yeon menjawab kalau mereka belum menerima pemberitahuan
resmi bahwa mereka lulus.
"Hey,
ayolah. Kalian berdua sudah jelas lulus dengan skor kalian. Ayo pergi. Aku
penasaran dengan yang kalian tulis di sana. Ayolah. Ayo pergi." Paksa Ki
Bum.
Pada akhirnya mereka membuka kapsul waktu. Chae yeon menulis ingin berlayar dengan kapal mengelilingi gedung 63 pencakar langit. Ki Bum mengingatkan kalau mereka bisa melihat Gedung 63 dari asrama, kan?
"Yeah.
Aku tidak ingin hanya melihatnya dari atap asrama. Aku ingin melihatnya dari
Sungai Han." jawab Chae Yeon.
Kalau Dong
Young menulis keinginannya dengan sangat rinci. Ia menulis "Lima Hal Utama
yang Ingin ia lakukan Saat Lulus?"
Pertama!
Melemparkan botol yogurt layaknya pria keren. Chae Yeon tak mengerti
masksudnya, kemudian Ki Bum menjelaskan kalau DOng Young selalu menjilati
penutup yogurt setiap kali membelinya.
Kedua!
Memakan ayam seorang diri. Chae Yeon lagi-lagi heran, benarkan Dong Young belum
pernah makan ayam seorang diri.
"Yeah.
Dia mencuri beberapa potong dariku setiap kali aku membeli ayam." jawab Ki
Bum.
Dong Young
akan menunjukkan yang ketiga dan seterusnya tapi Ki Bum melarangnya karena
hanya akan membuat Dong Young terlalu menyedihkan.
"Apa,
dasar berandal? Kalau begitu, apa yang kau tulis?" Kesal Ki Bum.
Dong Young
ingin membukanya tapi Ki Bum merebutnya. Ia tidak ingin membukanya karena ia
tidak lulus, jadi membacanya hanya akan membuantnya merasa buruk. Ki Bum
menyuruh teman-temannya untuk melakukan semua keinginannya itu sementara ia
akan menenggelamkan dirinya sendiri dalam asrama.
Ki Bum berjalan
dan membuang kertas keinginannya begitu saja. Selanjutnya Dong Young dan Chae
Yeon menyusulnya.
Ki Bum beneran kembali ke asrama. Ia mendesah, apakah ia harus mulai dari awal lagi?
Lalu ia
mendengar tetangganya yang bicara di telfon kalau ia lulus. Ia iri
mendengarnya. Tapi kemudian ia sadar itu tidak perlu, ia hanya harus lulus
dalam dua tahun yang tersisa.
"Tidak
perlu merasa sedih, Kim Ki Bum. Kau tidak boleh sedih!"
Ki Bum
mengambil buku dan foto dirinya dan Chae Yeon jatuh dari buku itu, ia tersenyum
menatapnya. sebenarnya yang membuatnya sedih adalah karena Chae Yeon pada
akhirnya harus pergi dari Noryangjin.
Jin Yi sangat senang dengan kehamilannya, ia akan mengambil cuti jika perutnya sudah membesar nanti jadi semua tidak akan ada yang tahu.
Selanjutnya
Bos Kim dan Jin Woong masuk. Bos Kim menanyakan keadaan Ha Na. Ha Na memastikan
kalau dirinya baik-baik saja.
Bos Kim
punya kabar baik untuk Ha Na. Ha Na mendapat tambahan 20 murid baru, jadi
totalnya Ha Na memiliki 30 murid sekarang. Ha Na senang begitu pula Jin Yi dan
Jin Woong.
Selanjutnya
Bos Kim meminta Jin Woong untuk memberikan Dokumen yang ia katakan sebelumnya.
Bawa itu ke ruangannya.
Jin Yi ingin
minum jus tomat dan ia mengajak Ha Na ikut serta. Ha Na bersedia dan ia yang
akan mentraktirnya, ia juga menawari Jin Woong untuk ikut tapi Jin Woong tidak
mau.
Jin Woong mengerjakan dokumen yang diminta Bos Kim tapi ia tidak menemukan staples, maka ia mencari di laci Jin Yi dan ia tak sengaja menemukan foto ultasound bayi Jin Yi. Jin Woong langsung melotot kaget.
Jin Woong lalu mengajak Jin Yi bicara berdua di atap. Ia langsung bertanya, apa Jin Yi hamil. Jelas Jin Yi marah karena Jin Woong bertanya itu pada wabita lajang. Jin Woong lalu menunjukkan foto ultrasound milik Jin Yi.
Jin Yi ingin
merebutnya tapi Jin Woong tak mengijinkannya dan Jin Yi memukulnya. Jin Woong
protes, kenapa Jin Yi malah memukulnya. Jin Yi tidak menjawab malah kembali
memukul dan menyuruh Jin Woong untuk diam.
"Jadi,
kau benar-benar hamil, kan? Yeah, jelas. Apakah bayi ini dari malam
kita..."
Jin Yi malah
memukuli Jin Woong bertubi-tubi. Jin Woong menahan tangan Jin Yi, ia minta Jin
Yi menjelaskan tentang foto itu jika perkiraannya salah.
"Aku
hanya memintanya dari seseorang karena terlihat lucu! Jangan berani mengatakan
hal seperti itu lagi. Jika kau melakukannya, aku bukan hanya akan memukulmu.
Dasar gila." Jawab Jin Yi kesal dan meninggalkan Jin Woong.
Jin Woong
tak percaya dengan alasan jin Yi itu.
Selesai mengajar, Ha Na mendapat pesan dari Gong Myung yang mengajaknya untuk makan sesuatu yang lezat. Dan ada yang ingin Gong Myung bicarakan karena ujian sudah selesai.
Ki Bum melihat memergoki Chae Yeon yang sedang menatap gedung 63 dari atap asrama. ia lalu menyinggung perihal Chae Yeon yang akan meninggalkan Noryangjin.
"Oh.
Yeah, Ibuku datang menjemputku." Jawab Chae Yeon.
Ki Bum
berani bertaruh kalau Chae Yeon pasti sangat baik dan tenang setelah keluar
dari sana. Chae Yeon tersenyum membenarkan lalu kembali menatap gedung 63.
Ki Bum
bertanya, kenapa Chae Yeon hanya berdiri saja disana bukannya berlayar
mengelilingi gedung itu. Chae Yeon sangat menginginkannya tapi tidak ada teman
yang bisa menemaninya karena ia sudah lama tidak berhubungan dengan mereka
karena sibuk belajar. Rasanya aneh kalau menghubungi mereka sekarang.
"Aku
juga tidak terburu-buru ingin melakukannya, jadi aku bisa melakukannya kapan
saja."
Ki Bum
menawarkan diri untuk menemani Chae Yeon. Ia ingin Chae Yeon bisa melakukannya,
lagi pula, meteka jiga belum tentu bisa bertemu lagi.
"Jadi,
mungkin itu saat terakhir aku bisa melihatmu."
"Kau
hanya membuat alasan, sebenarnya kau ingin pergi jalan-jalan."
"Yeah.
Kau pergi karena lulus, tidak bisakah melakukan hal itu untukku?"
Chae Yeon
pun tersenyum dan Ki Bum juga.
Dong Young jalan sendirian, di kantongnya ia menemukan catatan keinginannya dan memutuskan untuk mewujudkannya hari ini.
Pertama! ia
membuang tutup yogurt tanpa menjilatnya walaupun sangat susah awalnya tapi ia
berhasil mekaukannya.
Kedua! ia
makan ayam utuh seorang diri. Tiga! Buang acar yang tersisa setelah makan ayam.
Empat! Beli pakaian bermerk, tapi karena ditoko harganya sangat mahal, maka ia
membeli saat ada cuci gudang.
"Siapa
yang peduli kalau barang cuci gudang? Tetap saja merk ternama."
Gong Myung berhasil mengajak Ha Na keluar dan ia membawa Ha Na ke restaurant yang sangat tinggi. Gong Myung sudah memikirkannya. Tempat-tempat yang ia kunjungi bersama Ha Na sebelumnya kalau bukan dekat akademi, pasti dekat tempat tinggal Ha Na.
"Aku
selalu ingin ke tempat seperti ini. Bagaimana? Indah, kan?"
Ha Na
tersenyum, tapi sejujurnya ia kurang nyaman berada di tempat seperti ini. Gong
Myung meminta Ha Na untuk menikmatinya saja karena hari ini adalah hari
istimewa.
"Hari
istimewa?" Tanya Ha Na.
Gong Myung
tidak menjawabnya, ia menukar steak miliknya yang sudah ia potong-potong dengan
milik Ha Na yang masih utuh.
Jin Woong masuk paksa mobil Jin Yi saat akan keluar akademi karena ada yang ingin ia katakan pada Jin Yi. Jin Yi menyuruh Jin Woong untuk segera keluar tapi Jin Woong bebal mungkin karena ia Jin Yi terlalu sering memukulnya, pendengarannya jadi bermasalah.
"Aku
tidak bisa mendengarmu dengan baik."
Jin Yi tetap
memaksa tapi ia tidak bisa lagi karena mobil dibelakang sudah mengklakson terus
tanda Jin Yi harus segera maju.
Selama
perjalanan, Jin Woong tak sengaja melihat diary kehamilan Jin Yi yang muncul
dari tas Jin Yi. Ia pun membacanya.
lalu Jin
Woong bertanya pada Jin Yi, apa itu. Jin Yi kesal, kenapa Jin Woong usil dengan
barang miliknya. Dan Jin Woong meminta Jin Yi untuk menghentikan mobilnya.
"Jika
sekarang kehamilanmu memasuki minggu ke lima belas, berarti tepat hari itu.
Katakan sejujurnya padaku. Dia bayi kita, kan?"
Jin Yi pun tak bisa lagi menutupi kenyataan itu. Jadi apa yang akan Jin Woong lakukan? Jin Woong terkejut dan tepat sekali dengan dugaan Jin Yi.
"Kau
pasti berpikir bahwa hidupmu kacau akibat cinta satu malam. Kenapa kau repot-repot
bertanya padaku jika akhirnya bersikap seperti ini, huh?"
Jin Woong
malah menangis. Jin Yi melarangnya khawatir, karena ia tidak akan meminta
tanggung jawab Jin Woong. Ia akan membesarkan anak itu sendirian. Jadi,
berhenti menunjukkan wajah putus asa dan menangis begitu!
Ternyata Jin
Woong menangis bukan karena putus asa. ia menangis karena ia sangat bahagia.
Sejujurnya... Setelah yang terjadi malam itu... Ia berniat mengajak Jin Yi
berkencan.
"Tapi,
aku tidak memenuhi standarmu. Jadi, aku tidak berani melakukannya. Tapi,
sekarang ada kesempatan bagi kita untuk bersama sebagai keluarga. Aku begitu
bahagia."
"Profesor
Min."
"Setelah
Ibuku meninggal, aku mengira bahwa aku hanya sebatang kara di dunia ini. Aku
merasa sangat kesepian. Tapi, sekarang ada kau dan bayi kita. Oh, apa yang
harus kulakukan? Astaga, aku pasti sudah gila. Aku sangat bahagia
sekarang."
Mendengar
itu, membuat Jin Yi juga menangis. Sekalipun Jin Yi mengatakan akan membesarkan
anak itu sendiri... sebenarnya ia sangat takut. Ia benar-benar mengira jin
Woong akan ketakutan dan melarikan diri. Jadi, ia senang mendengar kata-kata Jin Woong barusan.
Pada
akhirnya mereka sepakat untuk membesarkan anak mereka bersama-sama.
>
EmoticonEmoticon