Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 7 Part 2
Jin Suk tak sengaja bertemu dengan Mi Jin di depan lift.
"Bukankah
kau bertanya apa yang ingin aku mau makan, Nona Song?" Tanya Jin Suk.
Mi Jin
menjawab kalau itu adalah saat mereka si pesawat. Jin Suk mengeluh kalau
istrinya jauh karena menjaga anak mereka jadi ia keluar untuk membeli ramen dan
secara tak sengaja bertemu dengan Mi Jin,
"Kalau
permintaanku terlalu banyak..."
"Tentu
saja itu terlalu banyak. Anda tahu itu." Potong Mi Jin.
Mi Jin lalu
memencet password rumahnya, Jin Suk mengintipnya dan ternyata password Mi Jin
masih sama seperti dulu.
Di dalam rumah, Mi Jin menggerutu mengenai keberanian Jin Suk yang datang ke rumahnya dan minta makan.
Jin Suk
makan makanan Mi Jin, ia berkata kalau makanan Mi Jin sama seperti password Mi
Jin, dari dahulu tidak berubah.
Mi Jin
membuatnya karena merasa berterimakasih karena Jin SUk bersedia minta maaf demi
dirinya padahal Jin Suk adalah pria dengan harga diri selangit. (Oh ya, mereka
sudah memakai bahasa informal/santai).
Mi Jin selesai berterimakasih, selanjutnya ia ingin bicara mengenai Soo Eun (yang ternyata namanya adalah Ju Yeon, mian salah lagi). Mi Jin bertanya, berapa banyak lagi gadis-gadis yang akan Jin SUk kencani?
"Memangnya
kenapa dengan mereka?" tanya Jin Suk.
Mi Jin
menjelaskan kalau semuanya ingin membunuh Jin Suk dan ia lah yang menghibur
mereka dan mengancam mereka untuk tidak menyentuh Jin Suk.
"Aku
setidaknya berbicara dengan tiga gadis ,Oh Jung Ah, Lee Yeon Wu dan Kim Joo
Hyun."
Ji Min
membenarkan, bukan Lee Yeon Wu tapi Lee Wu Yeon. Jin Suk tak mengerti kenapa
wanita menganggap perbincangan biasa begitu dengan seriu. Lagipula ia kan sudah
menikah.
"Itu
sebabnya kau jangan bermain mata dengan mereka. Itu sebabnya mereka
menganggapnya serius. Apa kau masih memerlukan wanita untuk merasa percaya
diri? kau bilang itu adalah harga dirimu."
Jin Suk
terus saja makan. Mi Jin menyesal telah membuatkan sambal itu untuk Jin Suk.
Jin Suk mengakui kalau sambal Mi Jin enak banget.
Mi Jin lalu membicarakan masalah Do Woo. Jin Suk ingat, Soo Ah berkata kalau ia tidak mengenalnya. Mi Jin menjelaskan kalau Do Woo adalah ayahnya Annie, anak yang meninggal itu. Jin Suk mengguk dan itu awal dari kekacauan keluarganya.
Mi Jin
berkata kalau Ju Yeon kelihatannya senang Soo Ah punya skandal. Jin Suk tertawa
mendengar Soo Ah selingkuh, itu tidak mungkin.
"Kau
belum pernah bertemu dengan Seo Do Woo kan? Dia sangat tampan. Bahkan Soo Ah
akan jatuh cinta dengan pria seperti dia. Bagaimana kalau dia jatuh
cinta?"
Jin Suk akan
terang-terangan membodohi Soo Ah. Artinya, Soo Ah sama saja mati. Mi Jin
berjanji akan mencintai Jin Suk lagi jika Soo Ah selingkuh.
"Apa
kau mengasihani aku?"
"Ya.
Aku benar-benar kasihan padamu."
Tapi Jin Suk
menolak Mi Jin karena ia tidak berkencan dengan wanita yang sudah tua. Ia hanya
tidak bisa. Ia tidak tahan dengan tambahan lemak, masalah kesehatan, depresi
atau menyalahkan. Mi Jin tak menyangka kalau Jin Suk masih tetap begitu.
"Aku
tidak memerlukan cinta, kau bisa memberiku makan setiap saat. Makananmu
sempurna untuk seleraku."
"Itu
adalah akhir dari terimakasihku untuk membela ku. Keluarlah kalau kau sudah
selesai, Kapten Park."
Jin Suk pun
keluar tapi ia tersenyum saat akan naik lift keatas.
Soo Ah naik taksi sampai di depan kantor Do Woo. Ia meminta pak supir untuk menunggu 5 menit saja. Do Woo menelfon, apa Soo Ah tidak datang. Soo Ah melihat So Woo menutup jendela.
"Kau
bilang kau mau datang."
Soo Ah
beralasan kalau Hyo Eun barusan bangun. Do Woo tahu kalau itu hanya alasan Soo
Ah tapi tidak apa-apa, ia mengerti.
"8
malam rasanya lumayan lama. Mungkin ada yang berubah saat kau kembali atau
mungkin masih tetap sama. Kau maunya seperti apa?"
Soo Ah ingin
bertemu Do Woo dalam waktu lama tanpa menimbulkan masalah. Itu saja. Do Woo
berterimakasih pada Oakland karena mereka bisa melalui krisis.
"Aku
akan kembali."
"Hati-hati
di jalan."
Soo Ah keluar dari taksi, ie terus menatap kantor Do Woo dan Hye Won memergokinya. Jye Won mengeluarkan ponselnya dan merekam Soo Ah.
"Masuklah!
Masuklah! Masuklah sekarang!"
Tapi
kemudian di berubah pikiran. Dia tidak ingin Soo AH masuk, tidak! Dan ia
membunyikan klakson keras. Soo Ah pun masuk kembali ke dalam taksi dan langsung
pergi.
Hye Won mengemudi tapi pikirannya tidak fokus, maka ia menghentikan mobilnya di tengah jalan. Ia takut, apa yang terjadi dengan mereka berdua?
"Apa
yang terjadi di antara kalian? Aaaaa...!!!!!"
Hye Won memberikan hasil karya terakhir Nyonya Go pada Nyonya Hong. Hye Won berbohong kalau Nyonya Go menyetujui untuk bekerja sama dengan Nyonya Hong.
"Tentu
saja, saya tidak punya buktinya. Kita tidak bisa membuat dokumennya setelah
beliau jatuh sakit. Tapi saya harap Anda percaya bahwa Ibu bersedia bekerja
sama."
Nyonya Hong
bertanya, apa Do Woo punya kekuatan sekarang. Hye Won mengiyakan, seperti yang
Nyonya Hong kira, Nyonya Go dan Do Woo berbeda pendapat.
"Do Woo
kehilangan kepercayaan dari Ji Eun saat dia memulai bisnisnya. Anda harus
mengerti."
Nyonya Hong
tentu mengerti itu. Hye Won mendesak, kalau mereka terus begini, Do Woo tidak
akan mengatakan tidak pada wasiat ibunya.
"Bisakah
kau... Memegang kata-katamu?"
Hye Won
yakin bisa membujuk DO Woo. Ia akan membuat Do WOo datang secepatnya.
Ji Eun setengah berlutut di hadapan Do Woo dan Hyun Woo. Saat Hyun Woo bertanya kenapa Ji Eun tidak berlutut. Ji Eun mengatakan kalau lantainya kotor. Hyun Woo meyakinkan kalau ia telah membersihkannya.
"Ayolah."
rengek Ji Eun.
Selanjutnya
Ji Eun minta maaf pada Do Woo. Tapi ia sudah pegal dan melanjutkan kata-katanya
sambi berdiri.
"Aku
katakan padamu, ibuku sangat menyukaimu. Dia hanya ingin kau jadi bagian dari
bisnisnya. Itu termasuk perjanjian dengan kantormu."
Do Woo
bertanya, kapan batas waktu ia harus pindah?
"Besok."
Soo Ah mengelus perut Hyo Eun sebelum berangkat. Ia bertanya, kapan percobaan tim sepak bola Hyo Eun.
"Saat
makan siang."
Soo Ah belum
terbang saat makan siang jadi ia meminta Hyo Eun untuk menelfonnya. Hyo Eun
kemudian memeluk ibunya, ia khawatir, kenapa ibunya jauh sekali? Bagaimana
kalau ada kecelakaan?
Soo Ah
melepas pelukan HyoEun dan menatap kedua mata Hyo Eun, ia memastikan kalau
tidak akan terjadi hal seperti itu.
"Aku
memerlukan ibu. Apa ibu harus pergi?"
"Berikan
ibu ciuman."
"Aku
bukan anak-anak lagi."
Tapi Hyo Eun
tetap memberikan ibunya itu ciuman.
Kemudian
pesan masuk di ponsel Soo Ah.
"Halo,
aku meninggalkan pesan tapi kau tidak membacanya. Aku memasukkan permohonan
penerbangan ke Oakland."
Soo Ah
kemudian menghubungi pihak penerbangan dan ia hanya menjawab "iya. Aku
baru saja membacanya" lalu "Tidak apa-apa, terima kasih."
Hyo Eun
bertanya setelah ibunya menutup telfon, apaibunya bisa tinggal. Soo AH menjawab
"mungkin". Hyo Eun pun senang mendengarnya tapi Soo Ah tidak.
"Ini
penundaan. Yang terbaik adalah pergi di saat aku masih bisa."
Soo Ah berganti baju dan mengantar Ibu mertuanya menuju ruang operasi.
Setelah semua
yang kau katakan tentang Oakland. Soo Ah menyemangati ibu mertuanya. Nyonya Kim
sangat khawatir dengan operasinya.
"Kau
berada di udara, aku dimeja operasi. Aku bertanya-tanya apa itu karena aku
ingin mendapat bayaran."
"Aku
akan membayarmu"
"Aku
tidak melakukan apapun. Aku tidak mau makan gaji buta. Tidak ada yang gratis
dalam hidup ini."
Soo Ah menulis pesan untuk "bandara" bahwa penerbangannya dibatalkan. Do Woo duduk dikantornya untuk yang terakhir, lalu sebuah pesan masuk dari "tepian sungai Han".
"Aku akan segera naik pesawat. Aku tidak akan bisa memeriksa telponku selama dua hari. Aku akan menelpon setelah aku kembali."
Soo Ah
bergumam setelah mengirim pesan "Singkatnya, kita tidak bisa berbicara
sementara waktu selama satu minggu".
Do Woo menulis balasan untuk Soo Ah,
"Apa yang akan masih tetap sama dan apa
yang akan berubah? Aku penasaran. Semoga penerbanganmu aman"
Soo Ah sedang memasukkan sayur mayur ke dalam kulkas dan ponselnya berdering, dari Hyun Joo. Soo Ah langsung bergegas ke lapangan sekolah.
Saat ini Hyo
Eun sedang menangis dan berteriak-teriak di lapangan sekolah karena ia tidak
diijinkan untuk ikut tim inti sepak bola.
Hyun Joo
sampai bingung menenangkan Hyo Eun. Untungnya Soo Ah cepat datang. Hyun Joo
lalu bicara pada Soo Ah. Soo Ah berterimakasih sekaligus minta maaf padaHyun
Joo.
"Aku
akan berbicara dengan gurunya agar menyarakan untuk memulai Tim sepak bola
wanita. Katakan pada Hyo Eun untuk menunggu."
Hyo Eun
terus berteriak sambil menangis untuk dibuatkan Tim Sepak Bola Perempuan. Hyun
Joo berkata kalau ia sering melihat wanita marah, tapi Hyo Eun kali ini sangat
histeris.
Soo Ah menunggui Hyo Eun hingga petang baru mengajak Hyo Eun pulang karena sudah tidak ada siapaun yang melihat di sana.
"Ibu rasa
mereka tidak akan membuat kau bergabung kali ini. Mari kita tunggu sampai
mereka membentuk tim wanita. Menerima kenyataan..."
Belum
selesai Soo Ah bicara tiba-tiba Hyo Eun jatuh pingsan.
Hye Won mengajak Do Woo makan di luar. Hye Won lalu menyebut kalau dirinya bertemu dengan Nyonya Hong hari ini dan mengatakan pada Nyonya Hong kalau ia ingin membantunya membuat merek Nyonya Go.
"Bukankah
kita sudah bilang tidak?"
Hye Won
berkata kalau ia mau melakukannya, benar-benar mau melakukannya. Do Woo merasa
itu tak ada gunanya karena ibunya sudah meninggal.
"Kita
akan mencari tahu. Kita harus menunjukkan kalau hasil karyanya masih tetap
hidup. Itu sebabnya aku semakin ingin melakukannya."
Hye Won
meminta Do Woo datang kesana agar bisa berbicara dengan tenang, jadi ia meminta
kerjasama Do Woo agar ia bisa melakukannya.
Do Woo
meletakkan garpunya, berkata kalau semua itu buka kekuasaannya. Bukan itu yang
diinginkan ibunya.
"Aku
harus bekerja seperti orang gila untuk mendemonstrasikan cintaku untukmu."
Do Woo
mengingatkan kalau banyak orang yang ingin memperkerjakan Hye Won jadi Hye Won
bisa mencari pekerjaan. Hye Won tidak ingin bekerja untuk orang lain, pokoknya Do Woo harus mengatakan iya
"Ibunya...
Hyo Eun, Kau mengenalnya! Jadi katakan iya. Itu hanya perasaan bersalah. Aku
tidak pernah melihat atau memastikan sesuatu. Aku tidak memandang rendah dirimu
untuk menyelidiki sampai sejauh itu. Aku masih takut padamu, Kau anak dari
Nyonya Go. Tapi kemudian, instingku mengatakan padaku kalau dialah yang menyebabkan
kau merasa sangat bersalah terhadapku. Aku merasa buruk waktu membicarakan
ayahnya Annie. Aku merasa begitu, Membicarakannya membuatku merasa rendah. Aku
ingin tahu apakah ibunya Hyo Eun juga begitu bagimu, Benarkah?"
Do Woo
mengelaknya. Hye Won menanyakan alasannya kenapa tidak. Do Woo menjelaskan
kalau yang membuatnya merasa bersalah terhadap Hye Won bukan Soo Ah.
"Ibunya
Hyo Eun... Sangat berarti bagiku. Seperti Ji Eun waktu kami jadi rekan bisnis.
Aku sering berbicara dengannya setelah kejadian yang menimpa Annie. Dia
membawakan barang-barangnya Annie dan banyak membantuku waktu kau tidak mau
membicarakan tentang Annie,. Dialah yang bisa aku ajak bicara dengan tenang.
Jadi sekarang, aku lebih dekat dengannya daripada Ji Eun yang mengkhianati aku.
Aku tidak yakin, apakah itu alasan untuk merasa bersalah. Aku perlu
memikirkannya."
Do Woo mengemudi, ia membatin kalau semua yang dikatakannya tadi benar tapi juga semuanya bohong.
Hyun Woo mengatakan kalau para tukang akan membersihkan kantor Do Woo dan mereka sudah mulai berkemas. Do Woo mendesah. Hyun Woo menawarinya bir.
"Mungkin
nanti." Jawab Do Woo.
Hyun Woo
lalu memberikan foto-foto saat pesta syukuran dulu, barangkali Do Woo mau
melihatnya.
Jin Suk mengajak Mi Jin minum. Mi Jin lalu mengajak Jin Suk ke bar Hyun Woo. Mi Jin berkata kalau ia mengenal pemilik bar juga mengenal pria di lantai atas, Seo Do Woo yang disebut-debut Joo Hyun.
"Siapa?
Tempat ini terlalu ramai." Jin Suk mersa tak nyaman.
Mi Jin yakin bahwa Jin Suk ingin bertemu di tempat yang tenang. Itulah gaya Jin Suk, mencari tempat dimana tidak seorangpun perduli padanya dan minum. Kemudian kau akan berbicara sepanjang malam sebagai teman. Itulah yang Jin Suk inginkan engan gadis kira-kira berumur 25 dan 29 tahun.
"Aku
tidak bisa berbuat apa-apa, kalau mereka mendatangiku." Balas Jin Suk.
"Itu
menyedihkan sekali."
"Bukan
salahmu kau sudah tua."
"Aku
sedih karena kau begitu menyedihkan. Aku tidak percaya aku menyia-nyiakan masa
mudaku kepadamu. Ah... Lupakan saja. Aku mencintai seseorang dengan seluruh
hatiku, itu sudah cukup."
Jin Suk tahu
kalau Mi Jin sangat mencintainya karena ia memberi Mi Jin segalanya. Mi Jin
mengakui itu tapi itu di masa lalu, di masa lalu yang kelam
"Seorang
gadis cantik waktu berumur 25 tahun, Tapi aku memilih yang berumur 30-an. Gadis
20-an sangat licik dan manipulatif. Mereka sangat tidak tulus.Mereka cuma mau
tas mahal saja. Dan mereka sangat terbuka tentang masalah seksual." Jujur
Jin Suk.
Mi Jin
mengingatkan kalau dirinya adalah teman istri Jin Suk. Jin Suk menambahkan
kalau Mi Jin adalah Istri kantornya.
Kemudian Mi Jin mengambil pesanan pada Hyun Woo langsung. Ia sambil bertanya, apa Do Woo di atas? Ia mengenalkan diri sebagai temannya Ji Eun.
"Banyak
sekali temannya orang itu." Balas Hyun Woo.
Lalu para
pekerja membawa kotak besar turun dari lantai atas. Mi Jin meras ada yang aneh
dengan kotak-kotak itu. Mi Jin yakin kalau Do WOo pasti ada di atas, ia minta
Hyun Woo untuk memanggilnya.
"Kenapa?"
"Aku
ingin pamer di depan temanku yang buruk yang aku tahu sebagai orang yang
hebat."
Hyun Woo
menjawab dengan memberikan dua gelas bir pesanan Mi Jin.
Mi Jin
membawa gelas ke mejanya dan memberikannya untuk Jin Suk. Jin Suk hendak
mengajak Mi Jin bersulang tapi Mi Jin buru-buru meminumnya sendiri.
Mi Jin
bertanya, apa Jin Suk tidur dengan Joo Hyun. Jin Suk tidak segila itu karena
mereka berada dalam satu tim. Mi Jin bertanya lagi, apa Jin SUk tidur dengan
orang lain.
Jin Suk
tidak menjawabnya, ia berkata kalau Joo Hyun anah, mereka hanya berbicara dan
Joo Hyun datang ke kamarnya pagi harinya. Mi Jin yakin kalau Jin Suk pasti
memebri Joo Hyun harapan.
Jin Suk
membantah, ia tidak melakukan apapun yang bisa menimbulkan salah paham. Tidak
ada pria yang sukses setelah menyingkirkan isterinya
"Itu
sangat mengharukan."
Jin Suk
mengakui kalau Mi Jin memang yang terbaik Mi Jin lah satu-satunya istri
kantornya.
Sebenarnya ada yang ingin Mi Jin katakan pada Jin Suk suatu hari nanti tapi ia akan mengatakannya sekarang. Setelah ia mengatakannya, ia mungkin menumpahkan seluruh birnya kepada Jin Suk.
Jin Suk
reflesk agak menjauh. Mi Jin meremehkan Jin Suk yang terlalu takut berkencan
dengan teman istrinya. Baiklah, Mi Jin anggap ini demi kebaikan Jin Suk.
Mi Jin lalu
menenggak birnya. baru mulai berbicara. Saat ia tinggal bersama Jin Suk. Jin
Suk tidur dimana-mana dan ia selalu menjemput Jin Suk, ia sering melakukannya.
Waktu Jin
Suk bilang akan menikah dengan Soo Ah, ia sebenarnya berterima kasih pada Soo
Ah. Tapi sampai sekarang Soo Ah masih belum apa maksudnya, Soo Ah tidak tahu
kenapa aku sangat berterima kasih padanya
"Dia
membantuku mengatasi... Obsesi lamaku terhadapmu. Aku merasa kasihan karena dia
bersamamu. Aku bahkan merasa bersalah. Aku tidak mengatakan yang sebenarnya
tentang dirimu padanya. Aku masih menderita kalau bukan karena Soo Ah. Aku
masih tetap jadi pecundang menyedihkan. Apa artinya kau bagiku? Kau masa lalu
yang memalukan... Yang ingin aku lupakan.Tidak semua orang... Melihat kembali
cintanya dengan mata yang penuh cinta."
Jin Suk
kembali mendekat dan bertanya, "Haruskah kita kembali bersama?"
"Sadarlah,
dasar kau gila."
Jin Suk
malah tertawa, memang Mi Jin lah yang paling mudah diajak bicara. Mi Jin lalu
berdiri dengan menenteng tasnya, ia mau mencari udara segar. Rasanya ia meu
muntah, entah karena birnya atau karena Jin Suk.
"Kau
sudah tua, kau harus mengurangi minum." Tanggap Jin Suk.
Mi Jin menyesal telah mengatakannya, ia pikir akhirnya mengatakan itu terasa enak tapi malah terasa lebih buruk, seperti bir hambar. Memang ada waktu untuk segalanya.
"Aish..Aku
merusak malamku."
Akhirnya demam Hyo Eun turun setelah di rawat Soo Ah. Hyo Eun mengantuk. Soo Ah pun menyuruhnya untuk tidur.
Mi Jin menelfon, bertanya dengan bahasa alay, apa yang sedang dilakukan teman tercintanya (Soo Ah). Soo Ah tahu kalau Mi Jin sedang mabuk, ia bertanya, Mi Jin minum dengan siapa?
"Apa
kau akan memarahiku kalau aku mengatakannya padamu?"
Mi Jin
berbohong kalau ia minum sendirian di ar di bawah kantornya Do Woo. Soo AH
bertanya lagi, dimana?
"Di
tempatnya Do Woo, kantor ayahnya Annie. Aku lihat tukang angkut ada di sini,
pasti dia pindah."
"Apa?
Pindah?"
Do Woo melihat-lihat foto pesta syukuran ditemani segelas bir. Ia hanya fokus pada foto Soo Ah dan teringat dengan perbincangan pertama mereka memalui telfon.
Soo Ah
menahan dirinya sendiri untuk tidak menemui Do Woo ia membaca kembali pesan
balasa Do Woo.
"Aku
berada di pesawat. Aku tidak boleh pergi, aku tidak boleh."
Do Woo juga membaca kembali pesan Soo Ah, lalu ia menulis pesan dan Soo Ah langsung membacanya,
"Ini hari terakhirku di kantor. Aku
ingin bersamamu. Kemarilah! Sekarang!"
Soo Ah lalu
menghubungi seseorang. Mi Jin meminta pak supir taksi putar balik setelah
menutup telfon.
Mi Jin masuk ke rumah Soo Ah, tepat saat Soo Ah buru-buru keluar. Mi Jin bertanya, ada apa. Soo Ah berjanji akan menjelaskan pada Mi Jin nanti. Soo Ah mengatakan kalau demam Hyo Eun sudah turun tapi ia tetap meminta Mi Jin untukmemeriksa Hyo Eun untuk berjaga-jaga
"Kau
aneh sekali." Ujar Mi Jin.
Soo Ah
mengangguk tapi ia tetap pergi.
Jin Suk heran karena Mi Jin tak kunjung kembali. Ia berpikir, apamungkin Mi Jin pulang?
Tepat saat
itu Soo Ah melintas di belakangnya dan langsung naik ke atas.
Do Woo mendengar pintunya di ketuk dua kali.
"Hyun
Woo~ya Pintunya terbuka." Jawab Do Woo.
Tapi pintu
tak kunjung dibuka akhirnya Do Woo pun berjalan menuju pintu untuk membukanya
dan ia melihat Soo Ah dibalik pintu.
Do Woo langsung menarik Soo Ah masuk dan memeluknya. Ia membiarkan pintu kembali tertutup dengan sendirinya.
>
8 komentar
Pngn bngt Jin suk liat soo ah lg SM do woo...😊 dy cemburu g y..mkasi sinopsis NY fighting
Makasih ��
Jd penasaranan ep 8
Semngat minn
Buat sinopsis'a
Makasih
Makasih .. Cepet banget mbak diana.. Ditunggu epsd 8 ..
Masih harus baca sinopsis nya walau sudah lihat di youtube ..
itu eps 8 mrk melakukan 'itu' gak sihh??? secara kiss nta hot bgt, syg teu ngarti ngomongnya. ditunggu segera min say eps 8 nya
Hmmm.....
Next.... namanya mirip2 jd salah fokus hyo eun, hye won,,hyong jun.. de el el...
EmoticonEmoticon