Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 10 Part 2
Mi Jin datang ke rumah Soo Ah dan mereka bicara di luar. Mi Jin mengakui kalau yang dikatakan Jae Ah memang benar.
"Jangan
katakan itu. Aku tidak ingin mendengarnya." Larang Soo Ah.
Mi Jin tidak
ingin Soo Ah mendengarnya dari orang lain. Ia ingin memberikan informasi yang
tepat.
"Aku
bilang, jangan."
Tapi Mi Jin
tetap melanjutkan, ia bercerita kalau ia mengenal Jin Suk sejak masih kulian.
Mereka hidup bersama setelah setelah ia menjadi seorang pramugari selama
sekitar tiga tahun.
"Kemudian
dia berselingkuh denganmu. Itu sebabnya aku selalu merasa menyesal ketika aku
melihatmu. Aku sangat menyesal kalau aku tak pernah memberitahumu Pria seperti
apa dia. Aku bersumpah kalau aku tak pernah berbicara dengannya sebelum ada
masalah dengan istrinya Doh Woo. Aku terus menjaga kesetiaanku padamu."
Mi Jin minta
maaf karena sudah tinggal bersama dengan suami Soo Ah, ia harus melakukan itu
karena istrinya Do Woo. Tapi kenapa ia yang salah?
"Kau
tak punya hak untuk mengatakan apapun padaku. Kau tak bisa menamparku."
Soo Ah baru
menatap Mi Jin, Apa tak ada yang terjadi di kamar hotel?
"Jika
aku bilang... Kami hanya berbicara..."
Soo Ah terluka, ia berdiri dan pergi dari sana. Tapi baru beberapa langkah ia berbalik. Soo Ah tidak yakin apa Mi Jin akan percaya atau tidak dengannya.
"Aku
kecewa kepadanya (Jin Suk), Tapi aku lebih sedih lagi karena itu kau. Apa kau
mengerti? Aku telah mengenalmu lebih lama
Aku benar-benar hancur. Bagaimana bisa kau? Bagaimana bisa kau..."
Soo Ah tidak
bisa melanjutkan kata-katanya, Mi Jin minta maaf, tapi ia tidak menyesal.
Kenapa semua orang ada di pihak Soo Ah?
"Kau
adalah orang yang berselingkuh... Tapi para anggota awak pesawat berada di
pihakmu. Bagaimana dengan Jae Ah? Kau punya adik yang menyayangimu. Tak akan
ada yang berubah dalam hidupmu bahkan jika kau kehilangan teman. Kau memiliki
segalanya."
"Kau
bisa membawanya."
"Kau
membuangnya."
Soo Ah
menghapus airmatanya lalu kembali ke rumah. Di rumah ia tidak bisa tidur, hanya
berbaring di sofa.
Sampai pagi tiba, Soo Ah masih ada di sofa. Hyo Eun terbangun dan menegur ibunya yang tidak membangunkannya, kan jadinya ia terlambat.
Soo Ah mengatakan kalau ia merasa sedikit tidak enak badan hari ini, ia mengajak Hyo Eun untuk menghabiskan waktu bersama. Hyo Eun senang karena ia tidak harus ke sekolah hari ini.
"Luar
biasa. Kemana kita harus pergi?"
"tak
tahu. Kemana kita harus pergi?"
Hyo Eun
menyarankan ke tempat yang jauh saja. Soo AH tampaknya setuju. Jauh sekali...
Sangat jauh sekali...
Seok memutuskan untuk pergi dari rumah, Do Woo mungkin bisa hidup bersama Hye Won, tapi ia tidak bisa. Do Woo juga membuatku takut. Bagaimana Do Woo bisa hidup dengan semua kebohongan Hye Won? Beraninya Hye Won bilang dia membesarkan Eun Woo?
Do Woo
mengijinkannya pergi tapi hanya agar Seok bisa menghirup udara segar lalu
kembali lagi tapi Seok tidak akan kembali, bukan karena ia muak pada Hye Won
tapi karena Hye Won membuatnya takut.
"Jagalah
rumah ini. Aku harus pergi sementara waktu untuk bisa memenuhi keinginan ibu.
Seseorang harus ada disini."
"Apakah
kau..."
"Haruskah
aku membuat dia yang bertanggung jawab? Studio, galeri, rumah lama, Aset budaya
dan kamar ibu. Haruskah aku menyerahkan mereka padanya?"
Seok
melarang keras, jangan sampai Hye Won menyentuh semua yang ada di sana.
Do Woo lalu menjelaskan pada Hye Won dan Seok kalau ia akan pergi selama enam bulan sampai satu tahun. Sementara ia pergi, segala hal mengenai rumah ini akan diserahkan pada Seok.
"Kau
bisa membantu dia dengan pameran. Kau tahu bahwa tempat ini... membutuhkan
seseorang dengan kegigihan agar tetap terjaga. Aku akan terus membahas masalah
pekerjaan denganmu. Kita punya masalah sebagai pasangan yang menikah. Aku pikir
kami memiliki hubungan kerja yang baik. Dan tentang proyek Ji Eun... Mereka
ingin bekerja denganmu. Jangan khawatir tentang hal itu."
"Apakah
keputusan ini... Ada hubungannya dengan..."
Do Woo
memotong, ia lebih suka kalau Hye Won tidak bertanya. Ini diantara Nye Won dan
dirinya. Ia tidak berpikir ini terjadi karena orang lain. Masalah ini diantara
mereka dan kita sendiri.
"Kau
istriku... Dan aku mencintaimu. Aku mengandalkanmu. Kau ibunya Annie. Memang
sulit melakukannya. Sementara kita terpisah, Segera setelah kau tenang, Mari
kita berpisah. Mari... Kita akhiri disini."
Soo Ah dan Hyo Eun tiba diLaut Jeju. setelah dari laut mereka mengunjungi musium layang-layang. Bahkan Hyo Eun bisa menerbangkan layang-layang, pokonya disana mereka dihiasi senyuman.
Mereka terus berjalan dan melewati sekolahan, dimana ada sekelompok siswa seusia Hyo Eun yang sedang main bola. Soo Ah menyuruh Hyo Eun untuk bergabung dengan mereka.
"Apa
mereka akan memperbolehkanku?" Tanya Hyo Eun.
"Tanyakan
pada mereka. Tak masalah jika mereka bilang tidak."
Hyo Eun pun
perlahan bergabung dan mereka membiarkan Hyo Eun bahkan mengoper bola pada Hyo
Eun. Soo Ah tersenyum melihatnya.
Seseorang mendekati Soo Ah, mungkin ibu dari salah satu anak-anak yang main bola. Ibu itu bertanya, apa Soo Ah dari Seoul. Soo Ah mengiyakan.
Ibu itu
menjelaskan kalau ia baru pindah kesana bulan lalu, ia bertanya lagi, apa Soo
Ah akan tinggal di sana. Soo Ah belum mummutuskan hal itu.
"Begitulah
awal mulanya. Banyak orang datang berlibur dan tidak pernah kembali. Apa kau
memiliki tempat tinggal?"
"Belum."
"Kau
tidak punya rencana, kan? Seperti itulah semua orang. Kami hanya ingin pergi
jauh. Seperti itulah sebagian besar dari kami berakhir disini."
Lalu ibu itu mengantar Soo Ah dan Hyo Eun ke sutu rumah. Ibu itu mengatakan kalau banyak orang-orang ingin tinggal disana selama satu bulan atau lebih dan akan sulit mendapatkan rumah di akhir musim tapi kebetulann pemilik rumah itu kembali ke Seoul kemarin jadi Soo Ah dan Hyo Eun bisa tinggal disana untuk beberapa hari.
Soo Ah tak
menjawab tapi mukanya menunjukkan banyak pertanyaan, lalu ibu itu menjelaskan
kalau mereka juga tinggal di rumah seperti itu. Soo Ah pun berterima kasih dan
ibu itu pamit.
Hyo Eun naik
ke lantai 2, ia sangat menyukai rumah itu. Soo Ah juga senang, Bagus sekali.
"Akan
sangat bagus bisa tinggal disini." Angan Hyo Eun.
Soo Ah dan Hyo Eun keluar menuju pantai. Hyo Eun sibuk mencari keong sementara Soo Ah menatap jauh ke laut.
"Tempat ini berangin dan juga
tenang."
Ia teringat
Do Woo yang mengajaknya untuk hidup di tempat seperti itu.
Hyo Eun
menunjukkan keong yang keluar dari cangkangnya, mereka sama-sama tertawa. Lalu
Soo Ah mengajak Hyo Eun untuk tinggal bersama disana.
"Benarkah?"
Hyo Eun sangat senang.
Jin Suk terus menghubungi Mi Jin tapi tidak diangkat. Lalu pesan Soo Ah masuk, mengatakan kalau Hyo Eun masuk ke sekolah internasional di Jeju.
Jin Suk tak
mengerti, lalu ia menelfon Soo Ah. Soo Ah menjelaskan kalau mereka mendaftar di
Malaysia dan Jeju setelah gagal di Selandia Baru. dan sekolah Di Jeju tiba-tiba
menelfon, dan mereka datang ke sana untuk mengurus semuanya.
"Dalam
dua hari? Itu tidak masuk akal."
Soo Ah
mengingatkan kalau Jin Suk juga mencarikan Hyo Eun sekolah di Malaysia dalam
dua hari. Jin Suk membenarkan. Soo Ah bertanya, haruskah Hyo Eun pergi atau
tidak.
"Tentu
saja, dia harus pergi." Jawab Jin Suk senang.
Soo Ah
kembali menjelaskan kalau ia ingin tinggal disana bersama Hyo Eun. Jin Suk
heran, apa disana tidak ada asrama.
"Asrama...
Itu... Mereka tidak memilikinya."
Jin Suk
mengerti, lalu Soo Ah meminta Jin Suk untuk mengirimkan koper yang ada di rumah
Nyonya Kim. Jin Suk menyuruh Soo Ah untuk datang sendiri saja, mana ia tahu apa
yang harus dikirim toh hanya memakan waktu sehari, ia akan menelfon perusahaan
pindahan.
"Kau
akhirnya melakukan hal yang benar." Puji Jin Suk senang.
Soo Ah
bertanya, Jin Suk bahagia, kan? Soalnya Jin Suk tidak suka hidup dengannya.
"Kau
menyingkirkan penumpang yang mengerikan. Kau pasti lebih senang." Balas
Jin Suk.
Soo Ah menyelimuti Hyo Eun yang tertidur lalu ia kembali ke depan. Ia melhat ponselnya. setelah itu ia ke halaman samping, mondar-mandir disana.
Do Woo di
ruangan favoritnya, membuka jendela dan menata keluar. Soo Ah menghubunginya,
tapi setelah ia angkat, Soo Ah tak kunjung bicara.
"Kau
dapat mengatakan apa pun yang kau inginkan." Ujar Do Woo.
Soo Ah tiba-tiba bertanya siapa penyanyi kesukaan Do Woo dan saat Do Woo mengatakannya, ia akan mendengarkan lagu-lagu penyanyi itu setiap hari,
"Aku
suka Kim Dong Ryul. Saat aku mendengarkan lagu-lagunya, Aku ingin tahu apakah
mereka kisah nyata. 'Bagaimana rasanya dicintai seperti itu?' Aku selalu
membayangkan wanita seperti itu dan iri padanya." Lanjut SOo Ah.
Do Woo
merespon kalau ia harus menganalisa liriknya kalau begitu. Soo Ah mengaku kalau
sebenarnya ia ingin mengatakan sesuatu taoi malah bertanya aneh-aneh.
Do Woo
merubah posisi duduknya untuk mendengarkan Soo Ah.
"Aku
pikir aku tidak bisa melakukan... Apa yang kau minta. Hyo Eun dan aku... akan
pindah ke tempat yang jauh."
Do Woo
bertanya, dimana tempat itu, tapi Soo Ah hanya menjawab kalau tempatnya itu
jauh sekali. Soo Ah pikir mereka harus menyerah pada "Dua hal tidak
boleh" itu."
Do Woo ingin
menjaga satu saja tapi Soo Ah tidak ingin berharap lebih, ia menyalahkan
dirinya sendiri bahkan saat istirahat.
"Aku
pikir semuanya salahku. Aku tidak bisa hidup seperti ini lagi. Aku minta
maaf."
Do Woo mengajaknya bertemu saat ini. Soo Ah segera menolaknya karena saat ini ia sangat jauh. Sangat jauh. Ia berkata pada dirinya sendiri, "Itu bukan apa-apa." "Itu pasti bukan apa-apa." ratusan kali.
"Bagiku,
itu adalah... Yang paling... Masalah yang paling... Terbesar yang pernah ada.
Itu terlalu banyak. Jika kita mengakhirinya sekarang, Itu akan menjadi bukan
apa-apa. Kau tahu apa yang aku maksud, bukan?"
"Aku
tidak bisa membantah itu. Aku rasa aku tahu... Kenapa kau mengatakan ini. Itu
semua... Masuk akal."
Soo Ah
berterimakasih untuk segalanya dan ia minta maaf untuk semuanya. Baik Soo Ah
maupun Do Woo merasa sangat sedih.
Soo Ah dan Hyo Eun mendatangi sekolah baru Hyo Eun. Soo Ah menemui pihak sekolah dan mereka mengatakan kalau Hyo Eun bisa sekolah disana, yang mereka perlukan saat ini hanyalah alamat rumah dan dokumen kepindahan.
Hyo Eun
sangat senang mendengarnya. Soo Ah lalu menjelaskan kalau ia akan ke Seoul hari
ini untuk mengurus semuanya juga bertemu dengan Jin Suk dan akan kembali sore
ini juga.
Hyo Eun tak
masalah pokoknya Soo Ah harus kembali sebelum gelap, ia malah mendorong ibunya
untuk cepat pergi.
Do Woo mulai berkemas. Seok melarangnya khawatir masalah rumah, dan bersenang-senang sajalah. Seok pastikan kalau semua hal di rumah akan dijaganya dengan baik, ia juga sudah minta bantuan seorang ahli.
"Aku
semangat dengan penuh gairah. Tapi aku tak tahu apa-apa."
Do Woo
menjawab kalau itu adalah kelemahan Seok. Sekali lagi Seok melarang Do Woo
untuk khawatir, ia akan berjuang untuk tempat itu.
"Terima
kasih Hyung."
Hye Won akhirnya mempunyai ruang kerja sendiri. Ji Eun curhat pada Hyun Jung kalau seharusnya yang ada di ruangan Hye Won adalah Do Woo.
"Aku
benar-benar tidak ingin melakukan ini. Kau juga tidak, kan?"
Hyun Jung
hanya tersenyum.
Soo Ah mendapatkan formulir kepindahan Hyo Eun dari sekolah. Setelah itu ia naik bis. Mi Jin menelfon tapi Soo Ah tidak mengangkatnya.
Soo Ah pergi
ke daerah kantor Do Woo, ia memotret gedung itu dari bawah. Kemudian Hyun Woo
datang habis belanja. Hyun Woo bertanya
kenapa Soo Ah ada disana,
Soo Ah
berbohong bahwa ia hanya lewat saja, lalu pamit. Hyun Woo berjanji kalau ia
tidak akan bilang pada Do Woo kalau ia melihat Soo Ah disana. Soo Ah menangguk.
Mi Jin mendapat pesan dari Jin Suk kalau Soo Ah dan Hyo Eun akhirnya pergi dan ia bisa beristirahat. Mi Jin langsung menghapus SMS itu setelah membacanya.
Soo Ah turun
dari bis dan Mi Jin menelfonnya tapi kali ini Soo Ah mengangkatnya. Tapi Soo Ah
cuma mau bilang supaya Mi Jin tidak menelfonnya lagi.
"Apa
kau pergi ke suatu tempat?" Tanya Mi Jin.
"Apakah
Jin Suk memberitahumu?"
"Apa
yang terjadi?"
Soo Ah hanya
mengatakan kalau mereka pergi ke tempat yang jauh. Dengan kata lain, ia punya
hak untuk menampar Mi Jin sekarang. Mi Jin bertanya, apa Soo Ah mengakhirinya.
"Aku
tidak ingin melihatmu." Tutup Soo Ah lalu melemparkan ponselnya ke tong
sampah. (Trus apa gunanya tadi Soo Ah mengambil foto ya?)
Soo Ah
selanjutnya membeli ponsel baru dan nomor baru.
Soo Ah ke rumah ibu mertuanya, ia mengambil giok Annie yang disimpannya di laci.
Soo Ah
selanjutnya berbicara dengan Nyonya Kim mengenai apa yang harus dibawa oleh
perusahaan pindahan.
Nyonya Kim
merasa kalau Jeju lebih baik daripada Selandia baru karena lebih dekat tapi
mengenai gaji bulanan yang Soo Ah janjikan itu tidak bisa Soo Ah lakukan kan?
Itu adalah uang pesangon Soo Ah,
"Aku
berharap aku bisa mendapatkan 50 dolar setiap bulan. Mau bagaimana lagi. Aku
tidak ditakdirkan untuk menikmati gaji yang mewah. Jangan khawatir tentang hal
itu."
Soo Ah
menjawab kalau ia akan segera menghubungi ibu mertuanya setelah mereka menetap.
Nyonya Kim mengeri, tapi bagaimana dengan Jin Suk.
"Kami
akan bertemu di suatu tempat." Jawab Soo Ah.
Soo Ah menemui Jin Suk di kafe. Soo Ah menjelaskan kalau ia tidak bisa membawa banyak barang jadi ia meminta Jin Suk untuk mengirim buku-buku dan pakaian saja.
"Mereka
akan tiba besok. Hubungi mereka. Berikan mereka alamatnya."
Soo Ah
mengerti dan pangsung bangkit. Jin Suk heran, apa cuma itu saja. Soo Ah
beralasan kalau ia harus sampai sebelum gelap karena Hyo Eun sendirian.
"Berapa
banyak yang harus aku kirim untuk biaya hidup?"
Soo Ah
menjawab kalau mereka akan hidup dari uang pesangonnya untuk saat ini. Jin Suk
tahu, sekolah disana pasti sangat mahal. Soo Ah beralasan kalau biaya hidup
disana tidak mahal dan mereka menemukan rumah sewa bulanan yang murah.
"Maka...
Aku rasa kita sudah sepakat."
"Aku
akan melihat bagaimana Hyo Eun tinggal disana... Dan memutuskan apakah akan
tinggal lebih lama atau kembali."
Jin Suk
yakin kalau Hyo Eun pasti baik-baik saja tinggal disana. Itu sebabnya kenapa
mahal. Soo Ah setuju karena Hyo Eun bilang akan mencoba.
Lalu Jin Suk
mengajak Soo Ah pergi untuk mengejar penerbangan sore ini. Sementara ia
membayar di kasir, Jin Suk meminta Soo Ah menunggu di bawah.
Saat Soo Ah turun tangga, Do Woo masuk ke dalam jadi mereka saling menatap. Tak lama kemudian Jin Suk ikut turun, ia mengajak Soo Ah bergegas.
Jin Suk berjalan duluan melewati Do Woo. Perlahan-lahan Do Woo dan Soo Ah mendekat. Soo Ah tak bisa menahan tangisnya, Do Woo diam-diam mengganggam tangan Soo Ah saat mereka berpapasan. Soo Ah semakin emosi, airmatanya tak bisa berhenti.
Tai Do Woo
hanya menggenggam tangan Soo Ah sebentar karena mereka harus melanjutkan jalan
masing-masing. Tapi kemudian mereka saling berbalik.
Do Woo
mengangguk malah membuat Soo Ah semakin sedih. Tapi pada akhirnya Soo Ah tetap
harus mengikuti suaminya.
>
11 komentar
sprtiny di jeju soo ahjd pramugari lg ya.. semoga do woo bisa brtemu soo ah du jeju. lgsung bulan madu aja deh heheheheee. tq sinopnya min say
Jalannya ga mudah utk bahagia...harus lewati masa2 sulit dulu..semoga berakhir bahagia yaa...
bikin baper
Moga bisa ketemu d jeju..
Lebih baik soAh ama do woo dr pd ma jin suk..
Smngat minn buat sinopsis'a di tnggu ep 11'a😁
Moga bisa ketemu d jeju..
Lebih baik soAh ama do woo dr pd ma jin suk..
Smngat minn buat sinopsis'a di tnggu ep 11'a😁
Ditunggu next episode nya.... trims...
trm ksih sinopsisnya. dtggu ep. 11
Semangat min, aku selalu nunggu sinopsisnya..
semangat min. thanks sinopsisnya
sprtinya do woo suka bgt mainin lampu..eps 11 lebaaayyy..drama korea bgt, prtemuan tak trduga n jaim2an...tp aku suka aku suka miiiinnn... hayo lanjuuuttkaaann
episode 11 di tunggu..
EmoticonEmoticon