-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 7 Part 2

- Februari 15, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN



Woo Il bergabung dengan yang lain. Hwan Gi disana tidak bisa berpikir jernih karena Ro Woon. Woo Il bertanya soal proyek Rose Airlines, Apakah ada kendala lain?

"Berkomunikasi dengan mereka sangat sulit." Jawab Yoo Hee.

Woo Il sudah menduga hal itu. Ia ingin laporannya. Tapi Hwan Gi bilang tidak perlu. Woo Il yang akan mengurus Tuan Park. Hwan Gi meminta Woo Il tidak perlu terlibat. Woo Il bukan bermaksud ikut campur, ia hanya ingin membantu.

"Hei, kubilang aku tidak butuh bantuanmu!" Bentak Hwan Gi mengagetkan semuanya termasuk Ro Woon yang baru datang.


Hwan Gi kemudian pergi tanpa bilang apa-apa dan Ro Woon mengikutinya. Woo Il mencairkan suasana dengan mengajak yang lain minum saja.



Hwan Gi berjalan dengan kesal, dipikirannya dipenuhi kata-kata marah.

"Aku marah. Aku marah. Aku marah. Aku marah. Aku marah. Aku marah. Aku marah! Di atas semua itu, aku marah karena merasa marah!"

Ro Woon mengikuti Hwan Gi di belakang menunggu saat untuk menegur Hwan Gi.


Hwan Gi menelfon psikiater mengatakan kalau ia mengacaukan makan malam tim. Psikiater ingin tahu alasannya. Hwan Gi menjelaskan kalau ia marah di hadapan semua orang.

"Emosimu tersalurkan. Itu perubahan yang bagus." Jawab Psikiater senang.

"Tidak, bukan seperti itu. Bukan perubahan begitu yang kuinginkan. Kurasa, kita tidak perlu melakukan konseling lagi. Aku terus mendapat efek samping..."


"Begitukah ceritanya? Kau bahkan mengikuti konseling... untuk berubah?" Tanya Ro Woon.

Hwan Gi malu dan ia berlari meninggalkan Ro Woon. Ro Woon tersenyum dengan tingkah hwan Gi itu.


Di rumah, Nyonya Eun curhat ke putrinya kalau ia mau suntik botox karena keriputnya semakin banyak. Ia sangat ceria tapi saat Woo Il datang moodnya langsung berubah dan langsung masuk ke kamar.


Yi Soo mengatakan kalau penata rambut Ibu melakukan kesalahan, Ibu jadi kesal beberapa hari ini. Woo Il tahu kalau itu karena dirinya yang menghilang begitu saja saat Malam Natal.

"Di luar dingin, kan? Minumlah teh hangat." Yi Soo mengalihkan pembicaraan, ia tetap tersenyum.


Woo Il bertanya, kenapa Yi Soo bersikap seolah tidak terjadi apa pun. Yi Soo malah membahas soal air yang sudah dingin dan akan menghangatkannya dulu.

"Aku bertingkah setelah pergi begitu saja di hari spesial itu. Dan kau tidak mau tahu alasan aku melakukannya... atau kebenaran yang terjadi? Kau juga tidak merasa marah?"

"Karena kau tidak akan memberitahuku. Tapi, aku menyukainya. Kata-kata tidak diperlukan antara kita. Meskipun kau tidak berkata apa-apa, ku tetap memahami dan menunggumu. Aku memercayaimu."

Woo Il meggenggam tangannya erat. Ia pusing lalu merebahkan diri di sofa. Saat itu Yi Soo ke dapur untuk menghangatkan airnya.


Hwan Gi memandangi foto Ro Woon di laptopnya. Ia bingung sampai mondar mandir terus setelahnya karena  Ro Woon tidak mau hilang dari pikirannya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Kesal Hwan Gi.


Ro Woon tiba-tiba masuk kantor lagi karena dompetnya ketinggalan. Hwan Gi hanya bisa memandangnya. Ro Woon mengatakan Direktur dari Panti Asuhan Awan Putih menelepon, soal perjalanan ke Malaysia yang disponsori Rose Airlines. Beliau senang bisa berangkat.

Hwan Gi bertanya, saat malam natal, apa Ro Woon bertemu Hwan Gi. Ro Woon tidak berbohong, ia datang karena Woo Il bilang ingin mengatakan sesuatu.

"Kelihatannya dia salah sambung, karena mabuk berat. Dia bahkan bertanya kenapa aku ke sana, dan siapa aku. Aku membelikan obat pereda mabuk, tapi dia menghilang begitu saja. Hanya itu. Tidak ada yang lain." Jelas Ro Woon.


Ro Woon haus, ia akan mengambil minum di dapur. Ia berjalan sambil bicara karena melihat laptop di meja makan, ia mengira Hwan Gi bekerja sendirian lagi. Ia akan melihat apa yang dikerjakan Hwan Gi.

Hwan Gi bergerak cepat, ia menutup mata Ro Woon dengan memeluknya hingga kepala Ro Woon tertutup oleh jaketnya. Ro Woon tahu kalau ia tidak boleh melihat ia berjanji tidak akan melihatnya.


Hwan Gi belum melepaskan Ro Woon hingga ia berhasil menutup laptopnya. Saat Hwan Gi melepaskan Ro Woon, keduanya jadi salah tingkah. Hwan Gi akan membantu merapikan rambut Ro Woon tapi malah membuat Ro Woon terkejut. Ro Woon tidak jadi minum, ia pamit pulang saja.


Seperginya Ro Woon, Hwan Gi terjatuh lemas, nafasnya ngos-ngosan. Pasti tadi ia deg-deg an banget tuh.


Ro Woon di luar juga sama ngos-ngosannya.

"Apa tadi? Aku terkejut? Tentu saja. Tentu, aku hanya terkejut. Tiba-tiba gelap begitu. Tiba-tiba aku jadi tidak bisa melihat apa pun begitu. Sudah pasti aku terkejut." Kata Ro Woon meyakinkan dirinya sendiri.


Tuan Park datang ke Bandara dengan sekretarisnya. Yoo Hee menyambut mereka, ia memperkenalkan diri sebagai penanggung-jawab. Sekretaris menanyakan dimana Hwan Gi.

Yoo Hee bertanya pada Ro Woon. Ro Woon menunjuk ke belakangnya tapi ternyata Hwan Gi tidak ada padahal tadi ada di sana. Hwan Gi ternyata sedang memotret anak-anak panti.

Tuan Park membisiki sekretarisnya. Lalu sekretarisnya yang menyampaikan pada yang lain. Tuan Park ingin bertemu Woo Il karena Tuan Park agak pemalu pada orang asing, jadi lebih nyaman bicara dengan orang yang sudah dikenal. Tuan Eun sangat introvert.

"Dia mirip sekali dengan Bos kita." Ujar Se Jong sambil ketawa.


Tuan Park heran, kenapa Se Jong ada disana. Se Jong tidak mengerti, apa Tuan Park mengenalnya. Tuan Park mengenali Se Jong yang merupakan cucu dari Tuan Kwon, Presdir KJ Food. Semuanya terkejut terutama Gyo Ri. Kalu Ro Woon sih kelihatannya sudah tahu.

"Eum, iya." Jawab Se Jong.

Tuan Park mengerti saat melihat semua rekan Se Jong yang terkejut. Se Jong pasti merahasiakan hal itu. Tuan Park tertawa dan menepuk bahu Se Jong sok akrab, apa karena itu Se Jong berpura-pura seolah tidak mengenalnya?

"Maaf soal itu. Bukan rahasia juga, sih. Saya bukan pura-pura tidak kenal Anda, tapi memang tidak kenal."

Ro Woon menhan tawanya mendengar jawaban Se Jong. Tuan Park malah teriak karena tidak melihat Woo Il. Ia meminta mereka membawa Woo Il kehadapannya sekarang juga!


Woo Il menerima telfon. Ia sudah sampai di Bandara dan akan segera menemui Tuan Park. Saat ia menutup telfon, ada anak kecil berlari ke arahnya dan terjatuh. Woo Il pun membantunya berdiri.

Direktur Panti mendekati anak itu karena merupakan anak panti, namanya Si Won. Direktur berterimakasih pada Woo Il dan Woo Il terdiam menatap Direktur yang sibuk membatu Si Won. Ro Woon mendekat, ia mengenalkanDirektur Panti pada Woo Il.


"Saya Kang Woo Il. Sudah... 20 tahun, Direktur." Balas Woo Il.

Direktur mengenali Woo Il, matanya berkaca-kaca. Ro Woon bertanya, apa mereka berdua saling kenal.

Kilas balik...


Tuan Eun menjemput Woo Il dari panti asuhan. Woo Il saat itu menangis, Direkturlah yang meyakinkannya.

"Woo Il. Kau tidak boleh menangis. Kau seperti cahaya mentari di tengah hujan lebat."

"Aku pasti akan menelepon. Aku tidak akan pernah lupa."

Direktu lalu memeluk Woo Il kecil.

Kilas balik selesai...


Woo Il berkata, "Bagiku, Anda adalah ibuku."

Ro Woon mengerti apa maksudnya itu. Direktur menggenggam tangan Woo Il bangga. Sayangnya itu tidak berlangsung lama karena Yoo Hee datang mengabarkan kalau Tuan Park mencari-cari Woo Il sedari tadi.


Woo Il memberi salam pada Tuan Park. Tapi Tuan Park malah marah-marah. Kalau Woo Il sudah ditugaskan sebagai penanggung-jawab, mestinya Woo Il bertindak dengan benar. Hanya karena Woo Il tampan dan tinggi, tidaklah cukup sebagai modal menjadi Presdir.

"Kau datang telat! Kau tidak punya tata krama pada klienmu? Bagaimana bisa aku memercayakan pekerjaan padamu?"


Lagi-lagi Woo Il hanya bisa mengatakan maaf dan membungkuk hormat. Ia lalu mengajak Tuan Park untuk mencari tempat untuk bicara.Hwan Gi melihat Woo Il ditegur Tuan Park.


Tuan Park mengingatkan kalau ia adalah bintang utama proyek ini. Ia meminta mereka menghilangkan citra buruknya di masyarakat. Tapi kenapa malah mengajak sebuah panti asuhan pergi liburan? Bagaimana hal itu bisa memulihkan citranya?

Ponsel Woo Il bergetar, panggilan dari Nyonya Eun, ia pun menolak panggilannya. Tuan Park melanjutkan marahnya, kenapa juga Woo Il membawa orang-orang bodoh itu (Tim SIlent Monster)? Apa Woo Il mencoba menguras uangnya? Hanya karena Senator Eun Bok Dong...


Tuan Park kesal karena ponsel Woo Il terus bergetar. Kali ini pesan dan Woo Il membacanya, "Dimana kau? Sedang apa kau? Telepon aku. Cepat. Ini darurat. Sekarang."

"Aish... benar-benar! Tidak bisa kau fokus padaku?"

Woo Il kembali minta maaf. Lalu Hwan Gi datang, ia minta maaf sudah menginterupsi tapi ia ingin meminta waktu sebentar. Ia menjelaskan kalau Staf yang akan memberitahukan jadwalnya pada Tuan Eun.


Hwan Gi mengajak Woo Il bicara berdua katanya penting. Woo Il minta maaf pada Tuan Eun dan berjanji akan segera kembali. Ia mengiuti hwan Gi kemudian tapi lupa dengan dompetnya yang ada di nampan.


Hwan Gi menyuruh Woo Il kembali ke Kantor dan biar ia yang mengurus hal ini. Woo Il enggan, memang apa yang akan Hwan Gi lakukan? Tuan Park bukan seseorang yang dapat Hwan Gi atasi. Jika terjadi kesalahan, pencalonan walikota Ayah... Bukan. Bagaimana dengan nasib staf Hwan Gi?

"Seperti katamu, mereka stafku. Jadi... biar aku yang urus."

Hwan Gi memegang lengan Woo Il lalu pergi.


Woo Il datang ke tempat yang diminta Nyonya Eun tapi ternyata Yi Soo juga datang ke sana karena Nyonya Eun juga menyuruhnya datang. Mereka masuk ke dalam dan ternyata Nyonya Eun sedang mencoba sebuah gaun.

"Ibu, kenapa pakai gaun segala?" Tanya Yi Soo.

"Memang semua Ibu harus pakai hanbok? Aku juga ingin memakai gaun."

"Iya, Ibu boleh kok memakai apa pun, tapi pernikahan kami masih lama."

"Sudah tiga tahun kalian bertunangan. Kau sudah menundanya akibat insiden tiga tahun lalu, lalu kau beralasan sibuk kerja. Dan sekarang karena pencalonan suamiku? Cepatlah! Biar puteriku memakai gaun pengantin!"


Tuan Eun datang dan langsung berteriak marah. Ia mendekat dan menampar Woo Il. Tuan Eun marah karena Tuan Park menelfon dan situasinya kacau.

"Aku menyuruhmu mengurus dia, tapi kau malah mempersiapkan pernikahan? Kenapa membuang waktu di sini?"

Yi Soo membela Woo Il, ibunya lah yang meminta Woo Il datang. Nyonya Eun tidak mau disalahkan, Woo Il kan bukan robot yang harus menuruti perintah! Woo Il bahkan bisa bertingkah menghilang di tengah makan malam saat Malam Natal!

"Kenapa begini? Kalian orang tuaku, tapi kalian membuatku lelah!" Kesal Yi Soo.

Woo Il menunduk pada Tuan Eun lalu keluar. Yi Soo mengejarnya.


Sampai di mobil, Woo Il mendapat telfon dari Ro Woon dan Yi Soo melihatnya. Yi Soo memegang lengan Woo Il memintanya untuk memandangnya tapi Woo Il tidak mengambulkan itu. Ia tetap masuk mobil dan pergi begitu saja.


Saat pemotretan, Si Won menangis. Taun Park menanyakan alasannya. Direktur menjelaskan kalau Si Won kehilangan boneka beruang kesayangannya.

"Itu bukan apa-apa. Ahjussi akan belikan yang baru. Boneka yang besar."

Taun Park membentak Si Won untuk berhenti menangis tapi itu malah membuat yang lain takut dan ikutmenangis sampai akhirnya semua anak-anak menangis bersama dan menggagalkan acara foto bersama.

Sekretaris menjelaskan pada anak-anak kalau Tuan Park bukan orang yang jahat, hanya tidak pintar mengekspresikan perasaannya.  Beliau pria yang sangat pemalu. Tuan Park kesal, situasi macam apa ini? Dimana Woo Il?

"Mana saya tahu?" Balas sekretaris.


Woo Il mengangkat tangan, mengatakan kalau ia adalah Presdir perusahaan dan Tuan Park bisa bicara padanya. Semua staff was-was dengan usul Hwan Gi itu.

Tuan Park memarahi Hwan Gi, Ia memercayakan tugas ini pada perusahaan mereka karena Tuan Eun! Tapi Hwan Gi malah menjatuhkan nama baiknya! Ia meminta Hwan Gi memperbaiki citranya! Hentikan kalau begini jadinya!

"Baiklah kalau begitu. Kami bisa membatalkan semua jadwal Anda agar Anda bisa pergi sekarang." Jawab Hwan Gi.

"Apa? Kau mengatakan bahwa kau menyerah?"


Yang lain tambah terkejut mendengarnya. Hwan Gi sih santai-santai saja sambil melihat foto anak-anak di kameranya. Lalu ia mengarahkan kameranya pada Tuan Park. Tuan Park menutupi wajahnya saat Hwan Gi memotret.

"Demi kebaikan anak-anak, pemaksaan lebih jauh tidaklah bagus."

"Hei, apa katamu?"

"Saya tidak bisa menjamin akan menjadikan Anda kembali disukai, tapi saya tetap bisa mempromosikan perusahaan Anda. Saya bisa menjamin soal itu."

"Beraninya kau!"

Hwan Gi menyuruh Tuan Park tersenyum. Ia membahas soal banyak wartawan di bandara, pasti akan ada selebriti top di sini. Dan Tuan Park tersenyum pada para wartawan tersebut.

"Pemberitaan perihal penyalahgunaan kekuasaan
pasti membuat Anda stres. Anda harus mencoba semaksimal mungkin untuk menahan diri. Saya tahu benar karena pernah mengalaminya." Ucap Hwan Gi dan Tuan Park pun pergi sesuai saran Hwan Gi.


Sekretaris yang meminta maaf pada Hwan Gi, ia mengatakan kalau Tuannya adalah sosok introvert, sangat pemalu di sekeliling orang asing. Dan sebelum pergi, ia memberikan dompet Woo Il yang ketinggalan tadi.

Hwan Gi menerimanya dan ada sesuatu yang jatuh. Ternyata itu adalah gambar Ro Woon yang pernah dilihatnya juga. Hwan Gi menoleh ke arah Ro Woon yang sibuk menangkan anak-anak.


Semua anak-anak sudah siap pergi. Si Won tertinggal dibelakang dan ia masih menangis. Ro Woon mendekatinya tapi kalah cepat dengan Hwan Gi. Hwan Gi mengatakan sesuatu dan itu bisa membuat Si Woon berhenti menangis. Hwan Gi berani berjanji pada Si Woon. Janji pinky swear (janji dengan menautkan kelingking dan ibu jari).


Hwan Gi kemudian mengantarkan Si Won pada Ro Woon, ia menyuruh mereka pergi duluan, ia akan menyusul. Ro Woon mengangguk, ia akan menunggu dan meminta Hwan Gi cepat.


Ro Woon melapor pada Woo Il bahwa mereka akan segera terbang kecuali Hwan Gi yang tiba-tiba pergi. Tapi Jangan kuatir karena Hwan Gi bilang akan menyusul. Woo Il pun mengebut.


Gyo Ri memandangi Se Jong terus dan Sun Bong menyadarinya.

"Kau jadi tertarik padanya setelah tahu siapa dia?"

"Tidak, bukan seperti itu."

"Jangan mimpi. Dinding penghalangnya terlalu tinggi."

"Aku tahu! Aku hanya menatapnya, kok. Tidak boleh menatap dia?"

"Kau suka padanya? Sadarlah, benar-benar!  Tidak akan ada yang menganggapmu tulus padanya. Semua orang hanya akan menganggapmu salah satu gadis yang ingin memanfaatkan pria untuk menaikkan status
sosial mereka."

Gyo Ri mulai menangis, ia juga tahu itu! Ia sadar sekali. Tapi Sosis itu... Se Jong sangat menikmati sosis itu. Ia hanya tidak mengerti kenapa Se Jong begitu menikmatinya?

"Berapa banyak yang sudah dia makan? Kau benar-benar menyukai dia? Dia makan sosis?" Tanya Sun Bong.


Ro Woon menggantikan Yoo Hee menggendong Si Won. Ro Woon bertanya, apa yang dikatakan hwan Gi tadi pada Si Won.

"Katanya dia lupa tiket penerbangannya."


Woo Il di ruangannya memandangi tiket pesawat yang ada di mejanya.


Semua sudah sampai di Malaysia dan bermain air dengan ceria hanya Si Won saja yang tidak bersemangat. Direktur menjelaskan pada Ro Woon.


"Dia diantar ke panti asuhan dengan boneka itu di dalam pakaiannya. Bagi dia, boneka itu adalah teman, juga keluarga. Dia selalu membawanya sepanjang waktu."

Ro Woon mendekati Si Woon dan mengajaknya jalan-jalan bersama.


Ro Woon dan Si Won menanti kedatangan seseorang. Ro Woon kecewa saat Se Jong yang menghampiri mereka.

"Sudah kubilang, dia tidak akan datang." Ucap Se Jong.

"Kenapa dia belum datang?" Tanya Ro Woon dan Si Won bersamaan sambil menatap ke arah yang sama.

Ro Woon bertanya, Si Won juga sedang menunggu Ahjussi berpakaian hitam. Si Woon menggeleng, ia sedang menunggu pandanya.

"Apa dia akan menemukan tiket Panda-ku?" Tanya Si Won.

Ro Woon tidak mengerti, Panda... Tiket?


Se Jong lalu menunjukkan sesuatu. Si Won sangat senang, itu adalah Panda miliknya. Postingan Panda hendak pesawat dan banyak sekali yang menyukainya. Ro Woon tersenyum menyadari sesuatu.

Kilas Balik...


Hwan Gi mengatakan pada Si Woon kalau panda melupakan tiketnya. Ia akan membantu mencari dan menyusul dengan penerbangan selanjutnya. Jadi Si Won pergilah duluan dan tunggu di sana, oke?

Si Won percaya karena Hwan Gi berjanji, janji pinky swear.


Hwan Gi pun mencari boneka Panda milik Si Won ke seluruh bandara dan akhirnya ia menemukannya di kedai kopi. Penjaga disana yang menyimpan boneka itu.

Hwan Gi kemudian membuat cerita mengenai Panda yang ketinggalan pesawat.

"Dia terlalu antusias akan terbang bersama Si Won, sampai lupa membawa tiket."


"Panda sedang dalam perjalanan di departemen keberangkatan. Panda menemukan tiket keberangkatannya. Panda melewati pemeriksaan keamanan."

Ia bahkan mengurus makanan dan juga Panda yang tertidur.

"Panda makan di pesawat. Panda mengantuk, jadi memakai masker mata."


Narasi Ro Woon, "Orang itu adalah pemeran pendukung."


Se Jong memanggil yang lain untuk menunjukkan Panda itu. Yang lain kagum dengan ide Hwan Gi itu. Mereka yakin Tuan Park pasti akan sangat senang dan mereka tidak akan dipecat.

Narasi Ro Woon, "Dia pemeran pendukung yang lebih bersinar dibanding pemeran utama."

Ro Woon mengajak Si Won jalan-jalan kembali. Sementara Hwan Gi menuju mereka bersama Panda.

"Kakak pasti ingin cepat bertemu Ahjussi berpakaian hitam, kan?"

"Apa? tidak, kok!"

"Kakak terlihat sedih karena merindukan dia." Tebak Si Won.

"Itu tidak benar."


Mereka melihat Hwan Gi dan Ro Woon tersenyum. Si Won semakin yakin dengan tebakannya.

Hwan Gi mendekat, "Aku merindukanmu."

Ro Woon yang awalnya tersenyum menjadi terkejut.





>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search