-->

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 8

- Desember 31, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari Sohu TV

Sinopsis Pounding Spike 2 Episode 8

-= Episode 8 =-


Setelah mendapat kepastian dari Hae Sung kalau Da Won bukan pacarnya, I Ra langsung menembak Da Won dan secara sepihak mengatakan kalau hari ini adalah hari pertama mereka menjadi sepasang kekasih.


“Anu, aku…” Da Woon tak melanjutkan kalimatnya, iamelirik Hae Sung yang malah tersenyum lebar sambil mengucapkan selamat.


I Ra mengajaknya makan karena Da Won sudah menolaknya dua kali. Tapi Da Won masih sempat melirih Hae Sung saat I Ra menggandengnya.

Setelah mereka pergi, Hae Sung mendesah sedih dan senyum lebarnya sirna.


I Ra makannya lahap banget (lebih ke rakus) sampai membuat Da Won begidik. Sembari makan, Ia menjelaskan kalau kantin yang mereka datangi saat ini menjual makanan enak-enak.

Sepertinya, Da Won terpaksa makan makanannya, ia kelihatan tidak berselera. Ia Ra menambahi kalau ia tidak suka orang yang pilih-pilih makanan, ia lega melihat Da Won makan dengan baik.


Setelah makan, Da Won jalan dibelakang karena dadanya sakit (gangguan pencernaan). Ia Ra tak menyadarinya malah asyik mengajak kencan akhir pecan nanti,


“Kau suka nonton?”

Da Won hanya diam saja, Ia Ra menebak, apa Da Won punya janji? Da Won menjawab tidak, lalu I Ra mendekat, menanyakan jenis film yang Da Won sukai, seperti biasan, ia menebak kalau Da Won suka melodrama tanpa menunggu jawaban Da Won.

I Ra akan membeli tiket untuk akhir pekan dan akan menelfon Da Won setelahnya tapi ia tidak punya nomor Da Won, ia minta ponsel Da Won lalu mengetikkan nomornya disana.

I Ra menjelaskan kalau ia jarang menggunakan telfon, jika ia sedang latihan maka ponselnya akan ia matikanm jadi jangan marah jika tidak bisa menghubunginya.

“Tapi akan ku pastikan selalu menghubungimu sebelum tidur.”


Sekarang I Ra harus berlatih dan Da Won berkata kalau ia ada kelas, maka I Ra menginggalkan Da Won.

I Ra melambai dan Da Won menunduk sopan. Setelah I Ra pergi, Da Won kembali memukul-mukul dadanya.


Di kelas Da Won lemas, mukanya pucat, ia bahkan tidak mengindahkan si gendut dan si kurus yang memintanya geser karena ia ingin duduk di bangku Da Won. Si gendut dan si kurus memaksa hingga Da Won harus pindah tapi saat akan berdiri , ia tak mampu dan kembali duduk.


Hae Sung datang, ia melihat ada yang aneh dengan Da Won. Setelah melihat Hae Sung Da Won jatuh pingsan. Hae Sung langsung menggendongnya ke rumah sakit dan meminta si gendut dan si kurus untuk membawa tas Da Won.


Si gendut dan si kurus kesal karena timing Da Won selalu pas saat ada Hae Sung. Da Won mendapat pesan dan mereka membukanya.

Pesan dari I Ra yang telah membeli seluruh tiket film karena tidak tahu Da Won suka yang mana. Hal itu menjadikan candaan bagi mereka berdua,


Da Won bangun di rumah sakit dan mendapai pakaiannya sudah berganti. Perawat datang dan menyuruhnya untuk kembali berbaring.

Da Won bertanya, dimana pakaiaannya. Perawat menjelaskan kalau Da Won muntah-muntah saat masuk RS dan Hae Sung yang membawa Da Won kesana juga memintanya untuk menjaga Da Won baik-baik.

“Ah, jadi Unnie yang membantuku berganti pakaian ini?”

“Tidak. Hae Sung yang melakukannya.”

“Apa?!”

“Tak perlu malu. Apa seorang pacar tak boleh melakukan hal kecil seperti itu?”


Hae Sung datang dengan membawa sesuatu. Ia berterimakasih pada perawat tapi perawat malah berterimakasih balik. Ia mengatakan pada Da Won kalau tadi di RS terjadi keributan hanya untuk mendapatkan TTD Hae Sung.

“Pacarmu sangat baik. Setiap wanita ingin memiliki pacar sepertinya.”

Tapi Da Won malah merasa tak enak.


Hae Sung mengantar Da Won pulang. Suasan canggung masih terasa hingga Hae Sung mengambil tangan Da Won untuk mengecek suhu tubuhnya. Sekarang sudah hangat, tadi saat masuk RS, Da Won sangat pucat dan tangan Da Won dingin, ia kira Da Won sakit parah.

“Kau tidak tahu kalau kau mengalami gangguan pencernaan?”

Da Won mengiyakan. Hae Sung kemudian bertanya, apa yang dimakan Da Won tadi siang.

“Di kantin.”

“Sama siapa?”

“Go I Ra Sunbaenim.”

Hae Sung langsung diam seketika. Da Won minta maaf karena sudah merepotkan Hae Sung. Hae Sung mendesah, mungkin ini kesalahannya seharusnya ia menelfon I Ra tapi keadaan Da Won sudah sangat parah tadi jadi ia meminta Da Won untuk menjelaskan ke I Ra nanti.

“Atau mau ku bantu menjelaskan?”

“Tidak, tidak!”

“kalau begitu telfon dia. Aku juga tidak ikut latihan hari ini, Go I Ra pasti marah-marah.”

“Iya.”

Da Won mengecek bawaannya tapi tak menemukan ponselnya disana.


Setelah sampai rumah, Hae Sung menghubungi ponsel Da Won yang ternyata masih dibawa si gendut dan si kurus. Hae Sung meminta mereka untuk memberikan tas dan ponsel Da Won besok.

Hae Sung berkata pada Da Won kalau ia lupa menanyakan nama mereka tapi yang pasti mereka selalu mengikutinya dan memanggilnya “Oppa” setiap hari.  Hae Sung menyuruh Da Won untuk mengambil ponsel dan tasnya pada mereka.

Da Won mengerti dan berterimakasih karena sudah dibelikan baju dan juga terimakasih karena sudah membawanya ke RS.

“Meskipun aku bukan lagi konsultan cintamu, AKu masih ingin mebngatakan ini untuk terakhir kali. Han Da Won, Cinta itu untuk kebahagiaan bukan malah untuk terluka dan menderita. Meskipun mencoba untuk mengerti dan menyesuaikan satu sama lain, aku tidak suka kau memaksakan diri hingga akhirnya terluka.”

Hae Sung kembali mengelus rambut Da Won, ia berharap da Won bahagia.



Da Won menelfon kakaknya yang sedang di asrama yang sangat enderita seperti di penjara. Da Won bertanya karena kakaknya sudah berpengalaman tentang cinta.

“Kapan kau meras tidak nyaman disamping pacarmu?”

Ah Reum kaget, apa Da Won punya pacar. Ia menebak, apa itu Dong Hae Sung? Da Won menggeleng tidak, pacarnya itu Go I Ra Sunbaenim.

Ah Reum tidak lagi heboh mendengarnya. Da Won menjelaskan kalau Hae Sung Cuma teman sekelasnya, masa ia berani untuk…

“Da Won ~ ah, Jika kau menyukainya, maka kencanilah. Atlet professional juga manusia biasa. Meskipun dia ganteng dan terlalu sempurna jika dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita. Tapi jika kau memang suka, beranilah. Dekatilah dia, walaupun dia bukan tipe-ku tapi ku pikir ia cocok bersamamu.”


Da Won makin galau karena ia mengatakan sendiri pada Hae Sung kalau ia menyukai Go I Ra. bahkan Hae Sung adalah konsultan cintanya dan Hae Sung juga menyelamatinya.

“Tapi sekarang… bagaimana aku bisa bilang kalau aku menyukai oppa bukannya Sunbaenim?”


I Ra selesai mandi dan siap-siap tidur, tak lupa ia menelfon Da Won tapi malah bukan Da Won yang mengangkatnya.

I Ra bertanya siapa yang mengangkat telfon itu dan si penelfon malah balik bertanya siapa I Ra. I Ra dengan bangganya mengenalkan diri sebagai pacar Da Won.

“Benarkah? Lalu harus ku katakana atau tidak ya? Apa kau tahu hari ini Han da Won dan Dong Hae Sung layaknya beradegan dalam film?”


Paginya, I Ra sengaja mencegat Hae Sung di depan fakultas, ia berterimakasih karena sudah membawa pacarnya ke RS. Hae Sung tidak menjawabnya, tapi I ra tidak pusing karena ie melihat Da Won dan lengsung menggandeng Da Won.


I Ra mengajak Da Won ke taman untuk memberikan tas dan ponsel da Won. Da Won heran, gimana ponsel dan tasnya bisa ada pada I Ra. I Ra menjelaskan kejadian semalam, Da Won  pun berterimakasih.

“Apa mungkin karena aku… Kau masuk RS?”

Da Won tidak menjawab. I Ra menatap kedua mata Da Won, apa Da Won tidak nyaman dengannya? Da Won kembali tidak menjawab, ia teringat kata-kata Hae Sung semalam kalau cinta itu untuk kebahagiaan bukan penderitaan dan Hae Sung berharap ia bahagia.

“Aku akan mencoba seperti yang Oppa katakan.”

I Ra minta Da Won jujur, jika tidak nyaman maka katakanlah. Da Won menggeleng, tidak kok dan itu membuat I Ra senang hingga tertawa terbahak.


Da Won kembali duduk disamping Hae Sung. Ia ramah tamah, menyinggung kalau sekarang mulai panas mungkin karena musim panas akan segera datang.  Hae Sung mengoreksi kalau hari ini cukup dingin.

Hae Sung khawatir karena da Won merasa panas, apa Da Won baik-baik saja. Da Won langsung menjawab “iya.”

“Apa yang Go I Ra katakan padamu?”

“Tidak, dia tidak bilang apa-apa.”


Pelatih Son menjelaskan kalau kompetisi musim semi akan segera dimulai dan sebelum itu penting untuk meningkatkan kemampuan anggota tim. Meskipun waktunya tidak banyak tapi pelatih meminta mereka untuk tetap fokus dan ia meminta anak-anak untuk bersungguh-sungguh.


Hae Sung parkir di samping mobil I Ra. I Ra terpesona dengan mobil Hae Sung, tapi matanya tertuju pada plat nomor mobil Hae Sung, 6987. I Ra juga berkata kalau nomor itu bagus.

Hae Sung tidak menganggapi I Ra, ia malah mengingatkan kembali mengenai Da Won yang hanya belajar cinta lewat buku.  Ia berharap kalau I Ra tidak memaksa Da Won.


“Dong Hae Sung, Kau… menyukai Han Da Won, kan?”

“Apa?!”




>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search