-->

Sinopsis Drinking Solo Episode 10 Part 2

- Oktober 12, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN


Dong Young dan Ki Bum melihat Gong Myung makan siang dengan Chae Yeon padahal Gong Myung tadi bilang kalau ada janji makan siang, ternyata dengan Chae Yeon toh. Ki Bum kesal karenanya.

"Mungkin dia benar-benar berencana memutuskan hubungan denganmu karena diminta oleh Jung Chae Yeon. Yeah, terserahlah. Ayo makan di sini." Ajak Dong Young.

Ki Bum tak mau, ia mau makan dengan Gong Myung karena aku tidak mau berjarak dengan Gong Myung.



Jadilah Ki Bum duduk disebelah Gong Myung, padahal Dong Young sudah melarangnya. Ki Bum bilang pada Chae Yeon kalau ia hanya ingin makan dengan temannya (Gong Myung).

Ki Bum bertanya pada Gong Myung, apa belajarnya lancar. Chae Yeon melarang Ki Bum untuk mengajak Gong Myung bicara karena sedang fokus belajar.

"Apa? Aku bahkan tidak boleh bicara pada temanku sendiri? Siapa kau berusaha memisahkan kami? Siapa kau berani menyuruhnya memutuskan hubungan denganku?"

"Kau bilang bahwa kau sahabatnya. Jadi, kenapa tidak membantunya yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh?"

Chae Yeon pun mengajak Gong Myung oergi untuk belajar. Gong Myung menuruti Chae Yeon setelah adegan perebutan dirinya antara Ki Bum dan Chae Yeon.

"Maafkan aku, Ki Bum. Sampai nanti."


melihat reaksi Ki Bum, Dong Young semakin yakin kalau Ki Bum cemburu pada Gong Myung.

"Omong kosong macam apa itu? Aku hanya takut Gong Myung dan aku jadi berjarak. Itu saja! Aku benar-benar takut persahabatan kami akan renggang!"

Sejujurnya, Dong Young ingin sedikit mejaga jarak dari Ki Bum.


Jin Woong sedang mengajar, ia melihat murid-muridnya tidak bersemangat lalu ia memberi mereka waktu istirahat sebentar.

Tepat waktu itu perawat ibunya menelfon. mengabari kalau ibunya mencari-cari dirinya sejak tadi dan kondisi ibunya lebih buruk dari biasanya.

Jin Woong sebernya resah tapi ia mementingkan murid-muridnya, ia berjanji akan segera datang setelah kelasnya usai. Selanjutnya ia mulai mengajar lagi tapi baru beberapa menit, murid-muridnya sudah bosan kembali, akhirnya ia menggunakan keahlian cosplaynya untuk membuat murid-muridnya tertawa.

Telfon kembali masuk dari perawat ibunya namun ia memilih untuk mematikan ponselnya.


Saat kelas usai, Jin Woong menyalakan ponselnya dan banyak sekali panggilan tak terjawab lalu sebuah sms masuk.

"Ibu Anda sudah meninggal. Tolong hubungi rumah pemakaman."

Jin Woong lemas seketika.


Gong Myung sudah menyelesaikan semua soal dari Chae Yeon lalu menyerahkannyakembali pada Chae yeon untuk diperiksa. Tampaknya Gong Myung sudah banyak kemajuan.

Ki Bum yang melihatnya di luar kesal bukan main, ia sampai meremas botol cola setelah meminumnya. Dong Young yang barusan datang langsung tahu kalau Ki Bum kesal melihat Gong Myung dan Chae Yeon.


"Kau dibutakan rasa cemburu, Kim Ki Bum."

Ki Bum mengelak, ia meremas botol karena memang sudahhobinya kok."

"Ayolah, kurasa itu rasa cemburu. Jika tidak, kenapa kau mengintip ke dalam kelas?"

"Apa maksudmu kenapa? Aku rasa Orang Paling Dibenci itu mengatakan sesuatu pada Gong Myung, seperti agar dia menjauhiku. Aku ingin tetap dekat dengan sahabatku."

"Dasar pembohong."

"Tidak. Aku sedang mengawasi mereka. Bagus kalau mereka tidak sedang membicarakanku. Aku tidak bisa belajar karena cemas akan terpisah dengan Gong Myung. Sekarang, karena aku sudah yakin tidak akan terjadi apa-apa, aku akan kembali belajar."

Ki Bum menuju arah yang salah dan Dong Young menunjukkan arah yang benar, kentara sekali deh kalau Ki Bum sedang cemburu.


Dong Young mengambil botol yang tadi dibuang Ki Bum di tampat sampah,

"Kenapa dia membuangnya padahal masih ada sisa?"


Jung Suk dan So Min makan setelah menonton film, So Min tahu pasti Jung Suk tidak menyukai film yang mereka tonton tadi, kelihatannya juga Jung Suk tidak bisa berkonsentrasi.

"Yeah... Filmnya memang bukan seleraku." Jawab Jung Suk.

Juk Suk memikirkan reaksi Ha Na saat Bos Kim menawarinya kencan buta dan ia mengiyakannya. Juga saat Bos Kim memarahi Ha Na karena datang terlambat akibat minum-minum.

So Min bahkan harus memanggil Jung SUk dua kali barulah Jung Suk menyahut. So Min khawatir, apa terjadi sesuatu sampai Jung Suk tak fokus begitu.

"Ah, tidak, tidak ada apa-apa." Jawab Jung Suk.

Lalu Jung Suk minum air dan berkata kalau wine itu sangat lezat. So Min mengingatkan kalau Jung Suk itu minum air putih bukan wine.

"Yeah, ini maksudku. Rasanya lezat." Jawab Jung Suk yang meletakkan gelas air putih lalu minum wine.


Jin Yi curhat pada Ha Na kalau pacarnya tidak menelfon sama sekali, mungkin ia harus berpisah dengannya. Ha Na menatap Jin Yi prihatin.


Bos Kim kemudian datang dengan gembira, ia mengajak mereka pergi minum. Bos Kim lalu melihat ruangan Jung Suk kosong, ia tak percaya kalau Jung SUk sudah pulang kemudian teringat kalau Jung Suk pergi menemui adik iparnya.

"Apa maksudmu adik ipar?" Tanya Jin Yi.

Bos Kim jujur kalau wanita yang ia jodohkan dengan Jung Suk adalah adik iparnya. Jika ia bilang dari awal kalau itu adik iparnya, ia takut Jung Suk akan merasa tertekan jadi ia sengaja merahasiakannya. Bos Kim harap hubungan mereka berjalan lancar.

"Sejak kapan adik ipar Direktur sesempurna itu? Apakah dia bisa bahagia dengan Profesor Jin?" Tanya Jin Yi.

Bos Kim yakin kalau mereka akan bahagia, sangat. Seperti yang Jin Yi tahu, mereka ditakdirkan untuk akademi ini. Agar akademi terus berjalan, harus mempertahankan Jung Suk. Agar itu dapat terjadi,  apakah ada jalan yang lebih baik selain menjadikan Jung Suk anggota keluarga?

"Itukah tujuan Direktur, huh?" Potong Jin Yi.

"Dan adik iparku memang sempurna. Tapi, dia memiliki satu masalah serius. Dia mungkin tidak bisa menikahi pria yang lebih baik dari Profesor Jin."

Jin Yi penasaran apa iyu.


So Min tak menyangka kalau Jung Suk suka minum sendirian, ia merasa iba mendengarnya. Pasti Jung Suk sangat kesepian. Jung Suk tak mengerti maksud So Min itu. 

"Bukankah orang-orang minum sendirian saat mereka tidak punya partner untuk diajak? Astaga, memikirkannya saja membuatku sedih. Mulai sekarang, jangan minum sendirian. Minumlah bersamaku. Mau, kan?"

Walaupun Jung Suk menerima ajakan So Min untuk minum bersama lain kali tapi ia masih saja memikirkan Ha Na yang memiliki kebiasaan sama dengan dirinya dan itu kembali membuatnya tidak fokus.

Jung Suk kemudian jujur pada So Min kalau hubungan mereka tidak bisa diteruskan lagi karena ia selalu memikirkan orang lain saat sedang bersama So Min.

"Karena dia, kita sebaiknya tidak bertemu lagi. Maafkan aku."

Tentu saja So Min merasa kesal.


Jin Yi masih penasaran, apa masalah yang dimiliki adik ipar Bos Kim itu.

"Saat dia kesal, dia kehilangan akal sehatnya. Dia jadi kalap."

Ha Na ikutan kepo, apa maksud Bos Kim, adiknya itu pemarah?

"Yeah, saat kau benar-benar menyaksikan sendiri, tidak cukup hanya mengatakan dia itu pemarah. Lebih tepatnya, dia jadi gila. Yeah, dia menjadi wanita gila. Karena sikapnya itu, tidak seorang pun pria tahan dengan dirinya. Mereka semua kabur. Aku benar-benar berharap Profesor Jin tidak membuatnya emosi."

Jin Yi yakin kalau itu tidak akan terjadi karena mereka kan baru dua kali berkencan. Bos Kim juga berharap demikian.


So Min sudah berdiri dan memakai tasnya. Jung SUk sekali lagi mengucapkan maaf. So Min lalu berbalik menatap Jung Suk lagi dan membanting tasnya.

Ia mengambil Lobster lalu memukulkannya ke kepala Jung Suk. Jung Suk berhasil memegang tangan So Min saat So Min akan memukulnya kedua kali. Tapi tangan So Min yang satunya dengan cekatan mengambil lobster lain dan berhasil memukulkannya ke kepala Jung Suk.

"Wanita ini benar-benar sinting. Kegilaan macam apa ini, huh? Betapa rendahan sikap seperti ini?"

So Min tak bersedia disebut rendahan. Lebih tepatnya kata itu ditujukan pada Jung Suk yang memikirkan wanita lain saat sedang bekencan dengannya.

"Beraninya kau mencampakkan aku?"

"Kapan aku melakukannya? Apa sih maksudmu?"

"Kau benar-benar tidak tahu? Aku lulusan Fakultas Kedokteran. Aku lebih baik darimu dalam hal pendidikan."

Jung Suk membelas diri, ia memilih Sejarah Korea karena ia menyukainya, ia mendapatkan skor 398 saat ujian masuk, hanya salah satu soal saja.

"Nilai ujian masuk ku sempurna."

"Apa bagusnya mendapat nilai sempurna? Aku menghasilkan lebih banyak uang dibanding dirimu. Aku Jin Jung Suk, Jin Jung Suk. Aku tutor nomor satu di Noryangjin."

So Min mengejek, Ah, tutor nomor satu itu? Tetap saja Jung Suk tidak lebih dari pekerja lepas. Jung Suk tak terima, meskipun pekerjaan itu hanya sementara, ia menghasilkan sangat banyak uang bukan seperti So Min yang meminta ayahnya untuk membangunkan klinik.

"Kenapa tidak sekalian datang kemari sambil menggandeng tangan ayahmu, huh?"

Kekesalan So Min sudah sampai ubun-ubun, ia akan memukul Jung Suk lagi tapi lobsternya sudah Jung SUk amankan lebih dahulu.

So Min tidak hilang akal, ia menyiram Jung Suk dengan air putih lalu meminum sisanya, ia tersenyum lalu pergi melenggang meninggalkan Jung Suk yang melotot marah.


Bos Kim mengatakan kalau mertunaya menunggu kabar baik. Jin Yi sepertinya tak yakin kalau mereka bakalan cocok,

"istri temperamental dan suami arogan. Mereka akan sangat bahagia bersama. Kenapa Direktur sarkatis sekali?"

Bos Kim mengira kalau Jin Yi cemburu karena Jin Suk akan segera mendahuluinya menikah.

"Astaga."

"Kalau begitu, lekaslah menikah, Profesor Hwang."

"Apa maksud Direktur?"

"Kau kecewa karena Profesor Jin akan segera menikah."

"Aku tidak kecewa."


Perdebatan mereka terhenti saat Jin Woong masuk. Bos Kim mengajak Jin Woong makan daging dan minum soju. Jin Woong menolak.

"Kenapa tidak? Karena istrimu lagi?"

Bos Kim tetap memaksa, ia berjanji akan membiarkan Jin Woong pulang saat alaram Jin Woong berbunyi. Jin Woong menjawab kalau ia benar-benar tidak bisa hari ini, ada sesuatu penting.

Bos Kim tak percaya, apa yang lebih penting dari minum soju dan makan daging bersama bosmu? Apa itu?

"Ibuku baru saja meninggal." Jawab Jin Woong yang mengagetkan semuanya tapi Jin Woong masih memasang senyum di wajahnya.


Ki Bum makan malam bersama Dong Young. Ki Bum bertanya, apa Gong Myung akan datang. Dong Young mengatakan kalau Gong Myung sedang belajar dengan Shabu-nya, jadi tidak akan datang.

Ki Bum kesal lalu menelfon Gong Myung tapi panggilannya malah dialihkan. Dong Young heran, padahal Gong Myung menjawab telfon darinya.

"Heol... Seperti yang Jung Chae Yeon suruh, dia mencoba memutuskan hubungan denganmu."

Ki Bum lalu minum soju langsung dari botolnya, membuat Dong Young harus turun tangan untuk menghentikannya. Ki Bum tidak memiliki pilihan lain, ia menyuruh Dong Young untuk menelfon Gong Myung.

Dong Young menyuruh Ki Bum untuk membiarkan saja Gong Myung belajar. Ki Bum beralasan kalau disana hampa tanpa adanya Gong Myung.

"Aku merasa ketidakhadirannya membuat hampa karena selama ini dia selalu bersama dengan kita. Telepon dia sekarang."

Dong Young masih belum mau. Ki Bum mengatakan kalau ia benar-benar membutuhkan Gong Myung sekarang. Dong Young bertanya lagi, memangnya kenapa Ki Bum membutuhkan Gong Myung saat ini.

Ki Bum menunjuk punggungnya yang gatal. Gong Myung sangat tahu cara mengatasinya.

"Jujur dan akui saja. Kau tidak suka Chae Yeon dan Gong Myung belajar bersama, kan? Karena kau cemburu."

"Tidak. Aku sudah bilang, aku hanya takut persahabatan kami jadi renggang."

"Kau membuatku takut. Sejak kapan kau begitu terikat dengan Gong Myung? Kau yakin kau hanya takut hubungan kalian jadi renggang? Bukan takut kalau Chae Yeon dan Gong Myung jadi lebih dekat?"

Ki Bum ngotot menjawab tidak, ia melakukan itu karena takut persahabatannya dengan Gong Myung jadi renggang.

"Gong Myung. Gong Myung-ku tersayang, di mana kau? Tolong bawa dia kemari. Tolong hubungi dia, kumohon." Rintih Ki Bum.

Dong Young masih belum mau. Ki Bum berkata kalau ia akan memeberi uang 10,000 won jika Dong Young menelfon Gong Myung. Dong Young pun cepat-cepat mengeluarkan ponselnya untuk menelfon Gong Myung.


Gong Myung belajar berdua dengan Chae Yeon. Saat itu Chae Yeon mimisan, Gong Myung panik dan meminta Chae Yeon istirahat dulu sebentar.

"Tidak apa-apa. Ini bukan apa-apa." Jawab Chae Yeon dengan menyumbat hidungnya menggunakan tisu.

Gong Myung penasaran, kenapa Chae Yeon begitu ingin menjadi PNS kan Chae Yeon lulusan universitas prestisius. Jika mau, Chae Yeon bisa mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar.

Chae Yeon menjawab kalau itu bukan hal mudah, ia lalu bertanya, apa Gong Myung pernah mendengar istilah "Moon Song"

"Maaf karena aku mempelajari seni?"

Chae Yeon membenarkan, itulah dirinya, sekalipun ia lulusan universitas prestisius, mustahil bagi sarjana seni sepertinya mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar. Ia melamar di lebih dari 30 perusahaan tapi semuanya menolak, iakhirnya ia ke Noryangjin.

"Ah, aku mengerti..."

"Itu sebabnya, aku benar-benar harus lulus ujian di sini."

Panggilan Dong Young masuk, Gong Myung akan keluar untuk mengangkatnya tapi Chae Yeon memerintahkannya untuk berhenti.

"Teman-temanku terus saja menelepon.. aku ingin tahu apakah terjadi sesuatu."

Chae Yeon menjelaskan kalau Gong Myung masih bisa bermain dengan mereka setelah lulus. Ia bahkan berhenti bicara dengan sahabat baiknya.

"Bagaimana kita berharap untuk lulus saat disibukkan bermain dengan teman-teman? Apa? Kau merasa aku terlalu kejam? Aku tahu aku terlalu kejam."

Tidak. Bukan itu asalan Gong Myung menatap Chae Yeon. Ia melihat kalau Chae Yeon sangat serius. Tidak semua orang bekerja begitu keras seperti Chae Yeon hanya karena mereka memiliki tujuan.

"Awalnya, aku ingin kau mengajariku hanya karena kau melakukan segalanya dengan baik. Kau pintar dan bersungguh-sungguh. Aku mendapat banyak pelajaran darimu. Kau layak menjadi Shabu ku. Terima kasih banyak sudah menjadi Shabu ku."


Dong Young kembali menelfon. Gong Myung akan mengangkatnya untuk memastikan kalau ia sedang belajar. Chae Yeon pun mengijinkan. Ia tersenyum saat Gong Myung keluar.


Ki Bum tak tahan melihat Dong Young bicara di telfon mengatakan kalau Gong Myung tak bisa datang. Ia merebut ponsel Dong Young untuk bicara sendiri pada Gong Myung.

"Gong Myung, kemarilah. Aku tidak ingin kita terpisah. Jangan bersama Orang Paling Dibenci itu dan datanglah padaku.

"Apa sih yang kau ocehkan? Kututup. Aku benar-benar harus belajar."

Ki Bum tak mengerti, kenapa Gong Myung tiba-tiba belajar sekeras itu. Gong Myung hanya menjawab kalau ia punya alasan tapi tak mengatakan apa alasannya.


Gong Myung menutup telfon lalu memutar kembali rekaman suara Ha Na.

"Jika Jin Gong Myung lulus ujian, aku, Park Ha Na akan benar-benar mempertimbangkan untuk berkencan dengannya."


Gong Myung yakin bisa melakukannya, pokoknya ia harus lulus ujian tahun ini.


Para tutor pergi melayat ibu Jin Woong. Bos Kim tak menyangka, kok bisa hal ini tiba-tiba terjadi.

"Ya, begitu saja." Jawan Jin Woong.


Saat makan, Jin Yi bertanya, tidakkah sebaiknya mereka menghubungi Jung Suk. Bos Kim mengatakan kalau ia sudah memerintahkan bagian resepsionis untuk menyebar sms pada seluruh staff mengenai kematian ibunda Jin Woong jadi Jung Suk pasti menerimanya juga.

Orang-orang disebelah mengatakan kalau Jin Woong itu anak tunggal dan sudah bercerai tahun lalu.

"Apa maksudnya? Dia selalu pulang ke rumah tepat pukul 10 malam untuk bertemu istrinya. Apa maksudnya bercerai?" Tanya Bos Kim.

Jin Yi juga tidak tahu. Lalu oarng disebelah berkata lagi kalau Jin Woong pasti kesulitan sekali yang harus mengurus ibunya sendirian.

"Dia putera yang baik. Sekalipun dia sibuk bekerja, dia datang setiap hari untuk menjenguk ibunya sebelum jam besuk habis. Astaga, malang sekali."

Bos Kim mendadak merasa bersalah, kalau saja Jin Woong mengatakan yang sebenarnya pasti ia akan membiarkan Jin Woong pulang tanpa mengomel.


Ha Na melihat Jin Woong keluar lalu ia mencarinya. Ha Na bertanya, kenapa Jin Woon tidak memberitahu mereka? Ia dengar ibunya Jin Woong sudah lama sakit.

"Kau tidak memiliki anggota keluarga lain. Aku tidak terpikir sama sekali. Kau selalu lucu dan enerjik. Itulah yang kulihat darimu."

Jin Woong merasa kalau tidak ada untungnya membagi kesediahan keluarganya. Sekalipun ia mengajar dengan antusias, jumlah muridnya terus saja berkurang. Jika kehidupan pribadinya yang sedih ini diketahui, siapa lagi yang mau mengambil kelasnya? Bukankah begitu?

"Apa kau baik-baik saja?"

"Yeah... Mana mungkin aku baik-baik saja?"

Jin Woong bercerita kalau ia sedang mengajar waktu itu. Rumah sakit mengabari bahwa Ibu mencarinya. Jika saja ia lekas menemuinya saat itu... Ibunya... tidak akan meninggal sendirian seperti itu. Tanpa ada yang menggenggam tangannya, dia tidak akan meninggal sendirian.

"Jika aku bisa memutar waktu, aku tetap tidak akan meninggalkan kelasku. Bukan karena aku berdedikasi atas pekerjaanku atau semacamnya. Aku... Aku tidak berbakat seperti Profesor Jin. Tapi murid-murid memercayai dan mengambil kelasku. Bagaimana mungkin aku akan meninggalkan mereka begitu saja? Aku merasa buruk. Aku... Aku merasa bersalah pada Ibuku karena menjadi anak yang tidak berbakat."


Bos Kim mendengar ucapan Jin Woong itu.

Ha Na cerita padaponselnya mengenai perkataan Jin Woong saat menunggu bis, ada seseorang seperti Jin Woongyang tidak bisa bersama mendiang ibunya demi mengajar kelas. Sementara kehilangan akal sehat hanya karena pria yang tidak menyukainya. Bahkan ia melakukan hal-hal yang bodoh.

" 'Shim Hae' (homonim untuk "sungguh" dan "laut dalam") diperuntukkan pada laut yang memiliki kedalaman 2,000 - 6,000 meter."

Ha Na kesal, apa maksud si ponsel ia harus menenggelamkan diri disana?


Ha Na mamatikan aplikasi itu dan ibunya menelfon. Ha Na langsung minta maaf pada ibunya karena membuat ibunya kecewa tadi pagi.

"Tidak, ibulah yang seharusnya minta maaf. Ibu hanya melakukan sedikit untukmu tapi menerima begitu banyak darimu."

"Itu tidak benar, Bu. Ibu terus menyemangatiku sekalipun keadaan menjadi sulit. Tolong tetaplah hidup selama mungkin. Aku akan bekerja keras dan menjadi sukses. Aku akan pastikan Ibu tidak perlu mencemaskan soal uang lagi. Aku sungguh-sungguh."

Ha Na mengatakannya dengan mata berkaca-kaca. Setelah menutup telfon ia menyadarkan diri, "Berhenti melakukan hal-hal tidak berguna."


Bos Kim menemani Jin Woong yang sendirian, di luar sama sekali tidak ada orang. Jin Woong yakin pasti Bos Kim sudah mendengar mengenai perceraiannya.

"Omong-omong, kenapa Direktur kembali? Direktur melupakan sesuatu?"

Bos Kim menggeleng, ia rasa ia lebih baik tetap disana. Jin Woong kan juga tahu kalau ia benci pulang ke rumah. Ia akan menikmati minuman di sana.

"Jangan seperti itu. Pulanglah, Direktur."

"Profesor Min, semangatlah. Aku akan tetap di sini malam ini."

Kemudian Bos Kim mulai beres-beres. Jin Woong terharu melihatnya.


Gong Myung dan Chae Yeon berpisah di depan gedung akademi. Chae Yeon menyuruh Gong Myung pulang dan belajar sejarah Korea. Gong Myung mengerti lalu melambai mengantar kepergian Chae Yeon.

Mendadak Ki Bum datang dari belakang lalu menendang pantatnya. Ki Bum mengaku kalau ia gila karena terpisah dari Gong Myung.

"Aku tidak bisa melakukan apa pun karenanya. Rasanya menyakitkan sekali, hatiku hancur berkeping-keping. Bagaimana bisa kau belajar saja seolah tidak terjadi apa-apa?"

Ki Bum siap menyerang Gong Myung lagi. Dong Young datang kemudian dan memegangi Ki Bum. Gong Myung benar-benar tak mengerti kenapa Ki Bum bersikap berlebihan begitu?

"Apa kau yakin tidak ingin terpisah? Kau berusaha terlalu keras untuk tidak terpisah darinya." Ucap Dong Young.


Gong Myung minta maaf pada Ki Bum lalu berlari kabur. Ki Bum berhasil melepaskan diri dari Dong Young. Ia melompat ke punggung Gong Myung lalu menjambak rambutnya.

"Katakan yang sebenarnya. Kau menyukai Jung Chae Yeon, kan?" Tuntut Ki Bum.

Gong Myung menjawab tidak. Ki Bum tak percaya dan semakin erat menjambak rambut Gong Myung.

"Itu tidak benar. Aku menyukai orang lain." Jawab Gong Myung pada akhirnya dan sukses membuat Ki Bum berhenti.


Akhirnya Gong Myung mengaku kalau ia menyukai Ha Na dan belajar keras demi Ha Na. Dong Young tak pernah menyangka hal itu.

Ki Bum yang sedang beriri di ayunan pun merasa hal yang sama. Dan ia tertawa terbahak karenanya.

"Astaga, berandal itu kelihatan senang sekali sekarang." Ujar Gong myung dan Ki Bum menyetujuinya.

Tapi Dong Young lebih penasaran pada Gong Myung, apa yang Gong Myung sukai dari Ha Na.

"Yeah, semuanya."

"Benar. Tidak memerlukan alasan untuk menyukai seseorang. Tidak memerlukan alasan untuk menyukai seseorang. Aku mengerti benar akan hal itu." jawab Ki Bum lalu kembali tertawa terbahak-bahak.

Kemudian Ki Bum menyuruh Gong Myung untuk kembali belajar seperti yang Chae Yeon perintahkan.

"Hey. Kau bilang tidak ingin hubungan kita renggang." Gong Myung mengingatkan.

"Tidak, patuhilah Master. Dia benar bahwa kau dan aku harus menjaga jarak. Teman, aku harap belajarmu lancar. Dan aku berdoa semoga kisah cintamu berakhir bahagia." Jawab Ki Bum.

Dong Young semakin yakin kalau tebakannya benar, bahwa Ki Bum menyukai Chae Yeon.

"Dia bukan hanya menyukai Chae Yeon. Tapi mencintainya." Koreksi Gong Myung.


Jung Suk kembali minum sendirian, ia heran, kenapa ia terus saja memikirkan Ha Na? Mungkinkah ia menyukai No Geu Rae?

"Tidak mungkin. Aku hanya merasa bersalah padanya. Ini tidak benar. Jangan pikirkan No Geu Rae lagi." Jawaban  pikirannya.

Kemudian Jung Suk kembali minum, ia memulai narasinya kalau ia suka minum sendirian. Tapi kembali teringat Ha Na yang mengatakan kalau minum sendirian juga menyenangkan tapi jika ada temannya akan lebih menyenangkan lagi.


Jung Suk mencoba fokus, lalu ia memulai narasinya lagi "Aku memiliki beberapa aturan saat minum sendirian. Pertama, aku harus minum di tempat dengan atmosfir bagus."

Tapi Ia kembali teringat Ha Na saat membantu Ha Na siapan web dan juga berfoto di festival kembang api.


Jung Suk kembali fokus dan menenggak minumannya lagi, ia melanjutkan narasinya "Kedua, harus ada pendamping minuman yang berkualitas."

lagi-lagi Jung Suk teringat Ha Na saat peralanan ke akademi lain, dimana Jung Suk membukakan atap mobil untuk Ha Na.

Jung Suk fokus lagi, memulai narasi lagi "Ketiga, aku mencoba menyebarkan budaya minum yang baik dan benar. Aku tidak pernah membiarkan kadar alkohol dalam darahku melebihi 0.080%".

Tapi saat ia meniup alat deteksi, kadar alkohol dalam darahnya 0.210%. Jung Suk tak percaya pada dirinya sendiri, kenapa ia minum sebanyak itu. 

"Apa yang sudah dilakukan No Geu Rae padaku? Mungkinkah aku... benar-benar menyukai No Geu Rae?"

memikirkan itu membuat Jung Suk minum lebih banyak lagi.


Jung Suk sangat mabuk, bahkan ia berhalusianasi kalau Ha Na duduk di sampingnya dan bertanya, apa dirinya menyukai Ha Na?

"Aku tidak menyukaimu, No Geu Rae. Aku tidak menyukaimu, No Geu Rae. Mustahil aku menyukai seseorang sepertimu. Aku tidak menyukaimu, No Geu Rae." Jawab Jung SUk keras-keras sampai membuat supir pengganti geleng-geleng heran.


Ha Na berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dari belakang. Orang itu adalah Jung Suk. Ha Na bertanya, apa yang dilakukan Jung Suk disana?

"Minta maaf padaku. Kubilang, minta maaf padaku."

Jelaslah Ha Na tak paham, minta maaf untuk apa"

"Aku Jin Jung Suk, Jin Jung Suk. Tapi... kau membuatku terus memikirkanmu, padahal kau tidak layak. Kau satu-satunya yang kupikirkan sekarang ini. Minta maaf padaku."

"Aku tidak mengerti maksudmu."


Ha Na berbalik ingin menuju rumahnya, tapi Jung Suk malah menariknya ke pelukannya.

"Kau sungguh tidak tahu? Aku menyukaimu, No Geu Rae. Aku terlanjur menyuikaimu."

>

6 komentar

avatar

Oh My God... akhirnya ji jung suk...
Numpang nanya.... itu yg jadi cameo pasangan kencan butanya jungsuk lawan mainnya di drama satunya lagi kan??
Semangat terus yg buat sinopnya,,,

avatar

Lanjut y unnie ep 11

avatar

Yeaahhh akhirnya jung suk ngaku juga , walaupun dalam keadaan mabuk sihh 😆😆😆,, lanjut terus yah mba nulis sinopsisnya, jujur aku suka banget sama drama ini, fighting ...:D

avatar

Iya lawan mainnya di dramanya yang baru.
Heran juga sih, bisa-bisanya main di dua drama yang dua-duanya sedang tayang...


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search